Anda di halaman 1dari 35

BAB III

DEMOKRASI YANG ADA DI INDONESIA

DOSEN MATA KULIAH : Dra. KATRINA SIWI , M.pd


PENYUSUN
NAMA : JUNIVER M. PESAK
NIM : 19105139
KELAS : 2C

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


PROGRAM STUDI
PGSD
BAB III DEMOKRASI YANG ADA DI INDONESIA

Demokrasi di Indonesia adalah suatu proses sejarah dan politik perkembangan


demokrasi di dunia secara umum, hingga khususnya di Indonesia, mulai dari
pengertian dan konsepsi demokrasi menurut para tokoh dan founding fathers
Kemerdekaan Indonesia, terutama Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soetan Sjahrir.
Selain itu juga proses ini menggambarkan perkembangan demokrasi di Indonesia,
dimulai saat Kemerdekaan Indonesia, berdirinya Republik Indonesia Serikat,
kemunculan fase kediktatoran Soekarno dalam Orde Lama dan Soeharto dalam Orde
Baru, hingga proses konsolidasi demokrasi pasca Reformasi 1998 hingga saat ini.

A. ARTI MAKNA DAN MANFAAT DEMOKRASI

Arti/Makna

Pada saat ini banyak dibahas tentang pemilihan langsung kepala daerah
(Pilkada) dan pemilihan presiden (pilpres), dimana rakyat dapat menyampaikan
aspirasi atau suaranya secara langsung dalam memilih pimpinan daerah yaitu
gubernur, bupati/walikota dan presiden. Pilihan terhadap pimpinan daerah dan negara
tersebut dilaksanakan dengan suasana LUBER (langsung, umum, bebas dan rahasia).
Fenomena, dimana rakyat memilih langsung pimpinan pemerintahan ini dikenal
dengan istilah ’demokrasi’. Demokrasi berasal dari kata Yunani yakni demos dan
kratos. Demos artinya rakyat,sedangkan kratos berarti pemerintahan. Jadi, demorasi
berarti pemerintahan rakyat, yaitupemerintahan dimana rakyatnya memeganga
peranan yang sangat menentukkan.Didalam The Advanced Learner’s Dictionary of
Current English (Hornby, dan kawan-kawan:261) dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan democracy adalah: “(1) country with principles of government in
wich all adult citizent share through their elected representatives; (2) country with
government which encourages and allows rights of citizentship such as freedom of
speech, religion, opinion, and association, the assertion of rule of law, majority rule,
accompanied by respect for the rights of minorities. (3) society in which there is
treatment of each other by citizens as equals.”

Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk


kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa
turut berpatisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu.
Pemerintah di negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakkan rule
of law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Manfaat Demokrasi

kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara berada di


tangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif
masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, Negara, dan
masyarakat. Manfaat demokrasi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kesetaraan sebagai Warga Negara

Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat.


Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus
diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut
perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan
setiapp warga Negara.

2. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum

Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis,


pemerintahan yang demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar
pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi
rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah
dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat
hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari
bawah.

3. Pluralisme dan Kompromi

Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan


demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan
pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga
menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus di kemukakan dan didengarkan.
Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga negara. Dan ketika
kebhinekaan seperti itu terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan
atau pameran kekuasaan.

4. Menjamin Hak-hak Dasar

Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai


metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbadaan dalam kehidupan
social tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam
konvensi tentang hak-hak sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekpresi,
hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatan diri. Negara-negara demokrasi dapat diandalkan untuk
melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu memungkinkan terwujudnya keputusan-
keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan Kehidupan Sosial

Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial.


Penghapusan kebijakan- kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian
para politisi dilakukan dengan cara yang santun dan damai, menjadikan sisim
demokratis mampu menjamin pembaruan kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan
proses alih generasi tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya
mengikui pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokratis.

B.Nilai-nilai demokrasi

Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik dibanding


dengan sistem lainnya.pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma/nilai-nilai
demokrasi yang diyakini masyarakat.nilai-nilai dari demokrasi membutuhkan hal-hal
berikut :

1. kesadaran akan pluralisme

Menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga negara.maka


kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat indonesia.

2.sikap yang jujur dan pikiran yang sehat

Keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, dan memerhatikan


kepentimgan masyarakat pada umumnya.

3.demokrasi membutuhkan kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap serta


itikad baik.

Mengambil keputusan yang disepakati semua pihak masyarakat yang


terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya.

4.demokrat membutuhkan sikap kedewasaan


Kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau
kekalahan dalam pengambilan keputusan.

5.demokrasi membutuhkan pertimbangan moral

Cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan


moral serta tidak menghalalkan segala cara.

C. JENIS-JENIS DEMOKRASI

Demokrasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai


aspek. Berikut jenis-jenis demokrasi yang ada di berbagai negara:

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan cara penyaluran aspirasi rakyat

1. Demokrasi Langsung: Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi yang


memberikan kesempatan kepada seluruh warga negaranya dalam
permusyawaratan saat menentukan arah kebijakan umum dari negara atau
undang-undang. Bisa dikatakan demokrasi langsung adalah demokrasi yang
bersih karena rakyat diberikan hak mutlak untuk memberikan aspirasinya.

2. Demokrasi Tidak Langsung: Demokrasi tidak langsung adalah sistem


demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem perwakilan.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian

1. Demokrasi Material

2. Demokrasi Formal

3. Demokrasi Campuran

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi


1. Demokrasi Rakyat: Demokrasi rakyat(proletar) adalah sistem demokrasi yang
tidak mengenal kelas sosial dalam kehidupan. Tidak ada pengakuan hak milik
pribadi tanpa ada paksaan atau penindasan tetapi untuk mencapai masyarakat
yang dicita-citakan tersebut dilakukan dengan cara kekerasan atau paksa atau
dengan kata lain negara adalah alat untuk mencapai cita-cita kepentingan
kolektif.    

2. Demokrasi Konstitusional: Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang


dilandaskan kebebasan setiap orang atau manusia sebagai makhluk sosial.
Hobbe, Lockdan Rousseaue mengemukakan pemikirannya tentang negara
demokrasi bahwa negara terbentuk disebabkan oleh benturan kepentingan
hidup orang yang hidup bermasyarakat. Ini mengakibatkan terjadinya
penindasan diantara mereka. Oleh sebab itu kumpulan orang tersebut
membentuk komunitas yang dinamakan negara atas dasar kepentingan
bersama. Akan tetapi fakta yang terjadi kemudian adalah munculnya
kekuasaan berlebih atau otoriterianisme.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan kewenangan dan hubungan antara alat


kelengkapan negara

1.      Demokrasi Sistem Parlementer

2.      Demokrasi Sistem Presidensial

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak masyarakat, terbagi


menjadi dua yaitu :

1. Demokrasi Langsung : Suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh


rakyat secara langsung dalam menentukan berbagai kebijakan umum, urusan
negara dan permusyawaratan dalam suatu negara.
2. Demokrasi Tidak langsung : Demokrasi tidak langsung ialah suatu sistem
demokrasi untuk menyalurkan keinginan warga atau rakyatnya melalui
perwakilan dari parlemen.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan hubungan antar alat negara 

1. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah satu


macam demokrasi dimana rakyat memilih perwakilannya untuk menjabat di
parlemen, akan tetapi tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat. 

2. Sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya


hubungan yang kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif. Ciri utama
sebuah negara yang menganut sistem parlementer ialah adanya parlemen
dalam sistem pemerintahannya. 

3. Sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan dimana


jabatan legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga keduanya tidak berkaitan
secara langsung seperti sistem demokrasi parlementer. 

4. Sistem referendum dan inisiatif rakyat yang dimaksud ialah gabungan antara


demokrasi perwakilan dengan demokrasi langsung.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi 

1. Demokrasi Liberal merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan


mengabaikan kepentingan umum 

2.  Demokrasi Rakyat merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham


sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau
negara. 

3.  Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang ada di Indonesia


bersumberkan pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan
musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat
atau warga negara. Demokrasi pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi
serta hati nurani rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi
pancasila yang bersumber pada falsafah pancasila.

D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Ada empat macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan


ketatanegaraan kita, yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan demokrasi
pancasila, dan demokrasi langsung pada era reformasi.

1. demokrasi parlementer (liberal)

Pada masa berlakunya UUD periode pertama (1945-1949) , kemudian


dilanjutkan pada masa berlakunya republik indonesia serikat 1949 dan UUD 1950.

2.demokrasi terpimpin

Memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi


masyarakat.pokok-pokok demokrasi.

Demokrasi terpimpin tidak bertentangan dengan pancasila dan Uud 1945 serta
budaya bangsa indonesia.

3.demokrasi pancasila pada era orde baru

Adanya berbagai penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa


indonesia pada masa berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin.

Demokrasi pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak


demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada tuhan yang maha esa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

4.demokrasi langsung pada era orde reformasi


Orde reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokrasi dalam
segala bidang kehidupan.orde reformasi ini dilakukan secra bertahap karena memang
reformasi berbeda dengan revolusi yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua
komponen.

E. Mengembangkan Sikap Demokrasi

Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai


generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu
mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi.
Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara
lain sebagai berikut :

a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang
berlaku.

b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.

c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.

d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan


atau anarkis.

e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.

f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.

g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada


Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.

h. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.

i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.

Perilaku Budaya Demokrasi dalam Lingkungan Keluarga


a. Lingkungan Keluarga

1) Membiasakan diri untuk menempatkan anggota keluarga sesuai dengan


kedudukannya.

2) Membiasakan mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan


musyawarah mufakat.

3) Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga.

4) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

b. Lingkungan Sekolah

1) Berusaha selalu berkomunikasi individual.

2) Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS,
ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.

3) Berani mengajukan petisi (saran/usul).

4) Berani menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding.

5) Selalu mengikuti jenis pertemuan yang diselenggarakan OSIS.

6) Berani mengadakan kegiatan yang merupakan realisasi dari program OSIS


dan sebagainya.

c. Lingkungan masyarakat

1) Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.

2) Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih.

3) Mengikuti kegiatan rembug desa.

4) Mengikuti kegiatan kerja bakti.


5) Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat.

Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mendukung tegaknya prinsip-


prinsip demokrasi, antara lain sebagai berikut :

a. Menghindarkan perbuatan otoriter.

b. Melaksanakan amanat rakyat.

c. Melaksanakan hak tanpa merugikan orang lain.

d. Mengembangkan toleransi antarumat beragama.

e. Menghormati pendapat orang lain.

f. Senang ikut serta dalam kegiatan organisasi misalnya OSIS, Pramuka, PMR
dan sebagainya.

g. Menentukan pemimpin dengan jalan damai melalui pemilihan.Menerima


perbedaan pendapat.

Sumber :

https://torreno.wordpress.com/2011/04/04/arti-makna-dan-manfaat-demokrasi/

https://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.com/2015/10/pengertian-demokrasi-
dan-jenis-jenis.html

https://husainnur.wordpress.com/2011/04/04/mengembangkan-sikap-demokrasi/

http://eticahyanih.blogspot.com/2012/04/pengantar-arti-makna-dan-manfaat.html
BAB V
HAK ASASI MANUSIA

DOSEN MATA KULIAH : Dra. KATRINA SIWI , M.pd


PENYUSUN
NAMA : JUNIVER M. PESAK

NIM : 19105139

KELAS : 2C

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


PROGRAM STUDI
PGSD
BAB V HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Hak asasi manusia (disingkat HAM, bahasa Inggris: human rights, bahasa
Prancis: droits de l'homme) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah
seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada
siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak
asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling
bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata
lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan
memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti
pelanggaran yang dilakukan oleh swasta. Dalam terminologi modern, hak asasi
manusia dapat digolongkan menjadi hak sipil dan politik yang berkenaan dengan
kebebasan sipil (misalnya hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan kebebasan
berpendapat), serta hak ekonomi, sosial, dan budaya yang berkaitan dengan akses ke
barang publik (seperti hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, hak atas
kesehatan, atau hak atas perumahan).

Secara konseptual, hak asasi manusia dapat dilandaskan pada keyakinan


bahwa hak tersebut "dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau
nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-
klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia
hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari
sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau
dikurangi dengan syarat-syarat tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh
hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat
demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat dilakukan dalam keadaan
darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum
mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional berlaku
sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan
maupun penyiksaan.

A. PENGERTIAN HAM

Secara harfiah hak asasi manusia (HAM) dapat dimaknakan sebagai hak-hak
yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai manusia. Hak-hak ini
bersumber dari pemikiran moral manusia dan diperlukan untuk menjaga harkat dan
martabat suatu individu sebagai seorang manusia. Dengan kata lain, HAM secara
umum dapat diartikan sebagai hak-hak yang melekat pada diri segenap manusia
sehingga mereka diakui keberadaannya tanpa membedakan seks, ras, warna kulit,
bahasa, agama, politik, kewarganegaraan, kekayaan, dan kelahiran.

Sacara formal konsep mengenai Hak Asasi Manusia  lahir pada tanggal 10
Desember 1948, ketika PBB memproklamirkan Deklarasi Universal HAM. Yang
didalamnya memuat 30 pasal, yang kesemuanya memaparkan tentang hak dan
kewajiban  umat manusia.

Secara eksplisit, HAM adalah suatu yang melekat pada manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia, sifatnya tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi oleh siapapu

Adapun isi dalam mukadimah Deklarasi Unuversal tentang HAM oleh PBB adalah:

1. pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama bagi semua anggota
keluarga, kemanusiaan dan keadilan didunia.

2. mengabaikan dan memandang rendah hak asai manusia akan menimbulkan


perbuatan yang tidak sesuai dengan hati nurani umat manusia.
3. hak – hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum

4. persahabatan antara Negara-negara perlu dianjurkan

5. memberikan hak-hak yang sama baik laki-laki maupun perempuan

6. memberi penghargaan terhadap pelaksanaan hak-hak manusia dan kebebasan


asa umat manusia

7. melaksanakan hak-hak dan kebebasan secara tepat dan benar.

Menurut Para Ahli

 Haar Tilar
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah  hak-hak yang sudah ada atau melekat pada
tiap-tiap manusia dan juga tanpa mempunyai hak-hak itu maka pada tiap-tiap
manusia itu tidak dapat hidup selayaknya manusia. Hak ini didapatkan sejak
lahir ke dalam dunia.

 Prof. Koentjoro Poerbopranoto


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu hak yang sifatnya mendasar atau
juga asasi. Hak-hak yang dipunyai pada tiap-tiap manusia tersebut dengan
berdasarkan kodratnya yang pada hakikatnya tidak akan dapat dipisahkan
sehingga akan bersifat suci.

 John Locke
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang secara langsung diberikan
Tuhan YME pada tiap manusia ialah sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab
itu , tidak ada juga kekuatan pada dunia ini yang dapat mencabutnya. Hak
Asasi Manusia (HAM) tersebut sifatnya fundamental atau juga bersifat
mendasar bagi tiap kehidupan manusia dan juga pada hakikatnya sangat suci.
 Mahfudz M.D.
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah  hak yang sudah ada dan melekat pada
martabat tiap manusia , dimana hak ini sudah dibawa sejak lahir ke dalam
dunia sehingga pada dasarnya hak ini bersifat kodrati.

 UU No 39 Tahun 1999
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah seperangkat hak yang sudah ada pada diri
manusia ialah sebagai makhluk ciptaan Tuhan YHE. yang mana hak ini ialah
anugerah yang wajib untuk di hargai dan juga untuk dilindungi oleh pada tiap
orang untuk dapat melindungi harkat dan juga martabat manusia.

 Muladi
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan segala hak pokok atau juga hak dasar
yang sudah melekat pada diri manusia didalam kehidupannya.

 Peter R. Baehr
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak dasar yang bersifat mutlak dan juga
harus dipunyai pada tiap insan untuk perkembangan dirinya tersebut.

 Karel VasakMenjelaskan bahwa


Hak Asasi Manusia (HAM) ialah 3(tiga) generasi yang didapat ialah dari
revolusi Prancis. Karel tersebut mengistilahkan generasi disebabkan karena
yang merujuk kepada inti dan juga ruang lingkup dari hak yang mana hak
tersebut menjadi prioritas utama didalam waktu tertentu.

 Miriam Budiarjo
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak yang dimiliki pada tiap orang yang
dibawa sejak dia lahir ke dunia dan juga menurutnya hak
tersebut bersifat universal (Menyeluruh) dikarenakan dimiliki tidak
dengan adanya perbedaan ras, kelamin,  agama , suku, budaya, dan lain-lain.
 Prof. Dr. Dardji darmodiharjo, sh
Ham adalh hak-hak dasar / pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagi
anugrh tuhan yang maha esa

 Laboratorium pancasila IKIP Malang.


HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.

 Prof. Mr. Kuntjono Purbo pranoto.


HAM adalah hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak
dipisahkan hakikatnya

 John Locke.
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Peencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.

 HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).

 Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia,
yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.

 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM


disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
B. TUJUAN HAM

Tujuan HAM yaitu Melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-


wenangan,Mengembangkan rasa saling menghargai antar manusia,Mendorong
tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-
hak orang lain tidak dilanggar.fungsi HAM sendiri yaitu melaksanakan kajian,
perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap
persoalan-persoalan hak asasi manusia.

C. HAM PADA TATANAN GLOBAL DAN DI INDONESIA

* HAM pada tatanan global

Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep


utama mengenai HAM, yaitu:

a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat

- Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.

- Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, Negara sebagai coordinator

dan pengawas.

- Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

- Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

b. HAM menurut konsep Sosialis

- Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.

- Hak asasi manusia tidak ada sebelum Negara ada.


- Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika

- Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya.

- Masyarakat sebagai keluarga besar artinya penghormatan utama untuk

kepala keluarga.

- Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban.

d. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika

- Tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya.

- Masyarakat sebagai keluarga besar dengan penghormatan utama terhadap

kepala keluarga.

- Individu tunduk kepada kepala adat yang merupakan tugas dan kewajiban

anggota masyarakat. ‘

a. HAM menurut konsep PBB

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh
Elenor Roosevelt (10 Desember 1948) dan secara resmi disebut “Universal
Declaration of Human Rights”. Di dalamnya menjelaskan tentang hak-hak sipil,
politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang
mendorong penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Sejak tahun 1957, konsep
HAM tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu: (1) Hak Ekonomi Sosial dan
Budaya, (2) Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik, (3) Protokol
opsional bagi Perjanjian hak sipil dan politik internasional.

Pada Sidang Umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga dokumen tersebut
diterima dan diratifikasi. Universal Declaration of Human Rights menyatakan bahwa
setiap orang mempunyai:

-Hak untuk hidup.

- kemerdekaan dan keamanan badan.

- hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum.

- hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut

hukum.

- hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana seperti diperiksa

di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah.

- hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara.

- hak untuk mendapat hak milik atas benda.

- hak untuk bebas untuk mengutarakan pikiran dan perasaan.

- hak untuk bebas memeluk agama serta mempunyai dan mengeluarkan

pendapat.

- hak untuk berapat dan berkumpul.

- hak untuk mendapatkan jaminan sosial.

- hak untuk mendapatkan pekerjaan.

- hak untuk berdagang.

- hak untuk mendapatkan pendidikan.

- hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat.


- hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

*HAM di Indonesia

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan


dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya
(Wirayuda, 2005). Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55 dan 56 Piagam PBB upaya
pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerjasama
internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan
hubungan antarnegara serta hukum internasional yang berlaku.

HAM di Indonesia didasarkan pada Konstitusi NKRI, yaitu: Pembukaan UUD


1945 (alinea I), Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29 dan 30),
UU no. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. HAM
di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas
rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita,
dan hak anak.

Program penegakan hukum dan HAM (PP No. 7 tahun 2005) meliputi
pemberantasan korupsi, antiterorisme dan pembasmian penyalahgunaan narkotika
dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan
secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok meliputi:

a. penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan


Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004-2009.

b. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari

2004-2009 sebagai gerakan nasional.


c. peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana

terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya.

d. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun

lembaga yang fungsi dan tugasnya mencegah dan memberntas korupsi.

e. peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun

lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia.

f. peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warganegara


di depan hukum melalui keteladanan Kepala Negara dan pimpinan lainnya untuk

mematuhi dan mentaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten dan

konsekuen.

g. penyelenggaraan audit reguler atas seluruh kekayaan pejabat pemerintah


dan pejabat Negara.

h. peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka


mewujudkan proses hukum yang lebih sederhana, cepat, tepat dan dengan biaya yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

i. peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi


manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat
dapat berjalan sewajarnya.

j. pembenahan sistem manajemen penanganan perkara yang menjamin akses


public, pengembangan sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel.

k. pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan.


l. penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen/arsip
lembaga Negara dan badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan
HAM.

m. peningkatan koordinasi dan kerjasama yang menjamin efektivitas


penegakan hukum dan HAM.

n. pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi.

o. peningkatan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang melakukan


perjalanan baik ke luar maupun masuk ke wilayah Indonesia.

p. peningkatan fungsi intelejen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada


tahap yang sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan dan
ketertiban; serta

q. peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan


narkotika dan obat berbahaya melalui identifikasi dan memutus jaringan
peredarannya, meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan serta menghukum
para pengedarnya secara maksimal.

D. HAM DI INDONESIA (permasalahannya dan penegakkannya)

Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan


dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak
dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam
pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya
pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama
internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan
hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,
antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh
sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak
diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal


berikut:

1.  Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari
2004-2009 sebagai gerakan nasional

2.  Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun


lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

3.  Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara


di depan hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk
memetuhi/ menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen

4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi


manusia dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat
dapat berjalan sewajarnya.

5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan


Rencana, Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi.

6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana


terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.

7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga


Negara serta badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.

8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas


penegakan hukum dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka


mewujudkan proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya
yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih


pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu
mata kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada
setiap mahasiswa.

3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM


terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan
di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu
jurusan tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap
anak, sehingga seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan
minat dan bakatnya.

5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun,
yang artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang

6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya
jika masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal
proses hukum nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas
melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum nya sangatlah lama
7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat
penganiayaan dari majikannya

8. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang
kawin diluar nikah

E. LEMBAGA PENEGAKKAN HAM

Dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM telah dibentuk lembaga–


lembaga resmi oleh pemerintah seperti Komnas HAM, Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan, Peradilan HAM dan lembaga–lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat terutama dalam bentuk LSM pro-demokrasi dan HAM.
Uraian masing-masing sebagai berikut.

1. Komnas HAM

Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres


Nomor 50 Tahun 1993. Pembentukan komisi ini merupakan jawaban terhadap
tuntutan masyarakat maupun tekanan dunia internasional tentang perlunya penegakan
hak asasi manusia di Indonesia. Kemudian dengan lahirnya UU RI Nomor 39 Tahun
1999 tentang hak asasi manusia, yang didalamnya mengatur tentang Komnas HAM
( Bab VIII, pasal 75 s/d. 99) maka Komnas HAM yang terbentuk dengan Kepres
tersebut harus menyesuaikan dengan UU RI Nomor 39 Tahun 1999. Komnas HAM
bertujuan:

a. Membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak


asasi manusia.

b. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna


berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi
dalam berbagai bidang kehidupan.

Untuk melaksanakan tujuan tersebut, Komnas HAM melaksanakan fungsi :


1)  Fungsi pengkajian dan penelitian. Untuk melaksanakan fungsi ini, Komnas
HAM berwenang antara lain:

a. Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional


dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau
ratifikasi.

b. Melakukan pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-


undangan untuk memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan dan
pencabutan peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan hak asasi
manusia.

2)  Fungsi penyuluhan. Dalam rangka pelaksanaan fungsi ini, Komnas HAM


berwenang:

a. Menyebarluaskan wawasan mengenai hak asasi manusia kepada masyarakat


Indonesia.

b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia melalui


lembaga pendidikan formal dan non formal serta berbagai kalangan lainnya.

c. Kerjasama dengan organisasi, lembaga atau pihak lain baik tingkat


nasional, regional, maupun internasional dalam bidang hak asasi manusia.

3) Fungsi pemantauan. Fungsi ini mencakup kewenangan antara lain:

a. Pengamatan pelaksanaan hak asasi manusia dan penyusunan laporan hasil


pengamatan tersebut.

b. Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam


masyarakat yang patut diduga terdapat pelanggaran hak asasi manusia.

c. Pemanggilan kepada pihak pengadu atau korban maupun pihak yang


diadukan untuk dimintai atau didengar keterangannya.
d. Pemanggilan saksi untuk dimintai dan didengar kesaksiannya, dan kepada
saksi pengadu diminta menyerahkan bukti yang diperlukan.

e. Peninjauan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang dianggap perlu.

f. Pemanggilan terhadap pihak terkait untuk memberikan keterangan secara


tertulis ataumenyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya dengan
persetujuan Ketua Pengadilan.

g. Pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan dan tempat


lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu dengan persetujuan Ketua
Pengadilan.

h. Pemberian pendapat berdasarkan persetujuan Ketua Pengadilan terhadap


perkara tertentu yang sedang dalam proses peradilan, bilamana dalam perkara
tersebut terdapat pelanggaran hak asasi manusia dalam masalah publik dan acara
pemeriksaan oleh pengadilan yang kemudian pendapat Komnas HAM tersebut wajib
diberitahukan oleh hakim kepada para pihak.

4)  Fungsi mediasi. Dalam melaksanakan fungsi mediasi Komnas HAM


berwenang untuk melakukan :

a. Perdamaian kedua belah pihak.

b. Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi, dan


penilaian ahli.

c. Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui


pengadilan.

d. Penyampaian rekomendasi atas sesuatu kasus pelanggaran hak asasi


manusia kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya.
e.  Penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada DPR RI untuk ditindaklanjuti.

Bagi setiap orang dan atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa hak
asasinya telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan pengaduan lisan atau tertulis
pada Komnas HAM. Pengaduan hanya akan dilayani apabila disertai dengan identitas
pengadu yang benar dan keterangan atau bukti awal yang jelas tentang materi yang
diadukan.

2. Pengadilan HAM

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan


peradilan umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM
merupakan pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang meliputi
kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan (UU RI Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan HAM) Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompk bangsa, ras, kelompok, etnis, dan agama. Cara yang dilakukan
dalam kejahatan genosida, misalnya ; membunuh, tindakan yang mengakibatkan
penderitaan fisik atau mental, menciptakan kondisi yang berakibat kemusnahan fisik,
memaksa tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran, memindahkan secara paksa
anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

Sedangkan yang dimaksud kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu


perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil. Kejahatan terhadap kemanusiaan misalnya:

1. Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, penyiksaan

2. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa


3. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kemerdekaan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar ketentuan pokok hukum internasional

4. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan


kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan
seksual lain yang setara

5. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang


didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin, atau alasan lain yang diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional

6. Penghilangan orang secara paksa (penangkapan, penahanan, atau


penculikan disertai penolakan pengakuan melakukan tindakan tersebut dan pemberian
informasi tentang nasib dan keberadaan korban dengan maksud melepaskan dari
perlindungan hukum dalam waktu yang panjang)

7. Kejahatan apartheid (penindasan dan dominasi oleh suatu kelompok ras


atas kelompok ras atau kelompok lain dan dilakukan dengan maskud untuk
mempertahan peraturan pemerintah yang sedang berkuasa atau rezim). Pengadilan
HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM
yang berat. Pengadilan HAM juga berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan di luar batas territorial wilayah negara
RI oleh Warga Negara Indonesia (WNI). Disamping itu juga dikenal Pengadilan
HAM Ad Hoc, yang diberi kewenangan untuk mengadili pelanggaran HAM berat
yang terjadi sebelum di undangkannya UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM. Oleh karena itu pelanggaran HAM berat tidak mengenal
kadaluwarsa. Dengan kata lain adanya Pengadilan HAM Ad Hoc merupakan
pemberlakuan asas retroactive (berlaku surut) terhadap pelanggaran HAM berat.
3. Komisi Nasional Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia

Komisi National Perlindungan Anak (KNPA) ini lahir berawal dari gerakan
nasional perlindungan anak yang sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1997.
Kemudian pada era reformasi, tanggung jawab untuk memberikan perlindungan anak
diserahkan kepada masyarakat. Tugas KNPA melakukan perlindungan anak dari
perlakuan, misalnya: diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual,
penelantaraan, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan
salah yang lain. KNPA juga yang mendorong lahirnya UURI Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak. Disamping KNPA juga dikenal KPAI (Komisi
Perlindungan Anak Indonesia). KPAI dibentuk berdasarkan amanat pasal 76 UU RI
Nomor 23 Tahun 2002. Komisi Perlindungan Anak Indonesia bertugas :

1. Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan


yang berkaitan dengan perlindungan anak

2. Mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyarakat,


melakukan penelaahan, pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.

3. Memberikan laporan, saran, masukan, dan pertimbangan kepada Presiden


dalam rangka perlindungan anak. Misalnya untuk tugas memberikan masukan kepada
Presiden/pemerintah KPAI meminta pemerintah segera membuat undang–undang
larangan merokok bagi anak atau setidak-tidaknya memasukan pasal larangan
merokok bagi anak dalam UU.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk berdasarkan


Keppres Nomor 181 Tahun 1998. Dasar pertimbangan pembentukan Komisi Nasional
ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan. Komisi Nasional ini bersifat independen dan
bertujuan:

1. Menyebarluaskan pemahaman tentang bentuk kekerasan terhadap


perempuan.

2. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan bentuk


kekerasan terhadap perempuan.

3. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk


kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, Komisi Nasional ini memiliki


kegiatan sebagai berikut:

1. Penyebarluasan pemahaman, pencegahan, penanggulangan, penghapusan


segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

2.Pengkajian dan penelitian terhadap berbagai instrumen PBB mengenai


perlindungan hak asasi manusia terhadap perempuan.

3. Pemantauan dan penelitian segala bentukkekerasan terhadap perempuan


dan memberikan pendapat, saran dan pertimbangan kepada pemerintah.

4. Penyebarluasan hasil pemantauan dan penelitian atas terjadinya kekerasan


terhadap perempuan kepada masyarakat.

5. Pelaksanaan kerjasama regional dan internasional dalam upaya pencegahan


dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.

4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Komisi Kebenaran


Dibentuk berdasarkan UURI Nomor 27 Tahun 2004 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi. Keberadan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)
untuk :

1.Memberikan alternatif penyelesaian pelanggaran HAM berat di luar


Pengadilan HAM ketika penyelesaian pelanggaran HAM berat lewat pengadilan
HAM dan pengadilan HAM Ad Hoc mengalami kebuntuan.

2. Sarana mediasi antara pelaku dengan korban pelanggaran HAM berat untuk
menyelesaikan di luar pengadilan HAM.

Dengan demikian diharapkan masalah pelanggaran HAM berat dapat


diselesaikan, sebab kalau tidak dapat diselesaikan maka akan menjadi ganjalan bagi
upaya menciptakan rasa keadilan dan kebenaran dalam masyarakat. Apabila rasa
keadilan dan keinginan masyarakat untuk mengungkap kebenaran dapat diwujudkan,
maka akan dapat diwujudkan rekonsiliasi (perdamaian/perukunan kembali).
Rekonsiliasi ini penting agar kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dihindarkan
dari konflik dan dendam sejarah yang berkepanjangan antar sesama anak bangsa.
Perdamaian sesama anak bangsa merupakan modal utama untuk membangun bangsa
dan negara ini ke arah kemajuan dalam segala bidang.

5. LSM Pro-demokrasi dan HAM

Disamping lembaga penegakan hak asasi manusia yang dibentuk oleh


pemerintah, masyarakat juga mendirikan berbagai lembaga HAM. Lembaga HAM
bentukan masyarakat terutama dalam bentuk LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
atau NGO (Non Governmental Organization) yang programnya berfokus pada upaya
pengembangan kehidupan yang demokratis (demokratisasi) dan pengembangan
HAM. LSM ini sering disebut sebagai LSM Prodemokrasi dan HAM. Yang termasuk
LSM ini antara lain :

1. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)


2. Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)

3. Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)

4. PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Indonesia).

LSM yang menangani berbagai aspek HAM, sesuai dengan minat dan
kemampuannya sendiri pada umumnyaterbentuk sebelum didirikannya Komnas
HAM. Dalam pelaksanaan perlindungan dan penegakkanHAM, LSM tampak
merupakan mitra kerja Komnas HAM. Misalnya, LSM mendampingi para korban
pelanggaran HAM ke Komnas HAM. Di berbagai daerah-pun kini telah berkembang
pesat LSM dengan minat pada aspek HAM dan demokrasi maupun aspek kehidupan
yang lain. Misalnya di Yogyakarta terdapat kurang lebih 22 LSM. LSM di daerah
Yogyakarta ada yang merupakan cabang dari LSM Pusat (Nasional) juga ada yang
berdiri sendiri

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

https://www.gurupendidikan.co.id/hak-asasi-manusia/

https://www.kompasiana.com/bintangsetiadarma/5bffc494677ffb5301471d56/mengapa-ham-
harus-ada-di-indonesia

https://hsirait.files.wordpress.com/2014/04/modul-8-pkn1.pdf

https://www.kompasiana.com/alfiandy/56aa38d163afbdbe0af7501f/permasalahan-dan-
penegakkan-hak-asasi-manusia-diindonesia?page=all#

Anda mungkin juga menyukai