Anda di halaman 1dari 19

SIFAT-SIFAT FISIK DAN MORFOLOGI TANAH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

NAMA : UMAIZA HANUM


NPM : 2002070006
PRODI : PENDIDIKAN GEOGRAFI
MK : Geografi Tanah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM-BIREUEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya, saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah

ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.

Makalah ini berjudul “Sifat-Sifat Fisik Dan Morfologi Tanah”. Makalah

ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan menghimpunnya menjadi

kesatuan yang sistematis. Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang

menjadi sumber referensi bagi saya.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Saya sebagai

penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Matangglumpangdua, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................ 1

C. Tujuan masalah.................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 4

A. Mengkasifikasi Horizon Tanah............................................................ 4

B. Batas-Batas Horizon Tanah.................................................................. 5

C. Pengelompokan Warna Tanah............................................................. 5

D. Faktor yang mempengaruhi perbedaan warna tanah............................ 6

E. Klasifikasi tanah (taksonoi tanah)........................................................ 7

F. Pengelompkan Tekstur Tanah.............................................................. 7

G. Perbedaan Struktur Tanah berdasarkan Bentuk Menjelaskan

Tingkat Perkembangan Struktur Menjelaskan Konsitensi Tanah.

H. Penetuan Konsistensi tanah ................................................................. 10

I. Pori – Pori tanah serta pengelompokannya.......................................... 11

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan........................................................................................... 15

B. Saran..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Tanah bersifat
dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya.
Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya.
Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah. Tanah terdiri
dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air
di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah).Untuk
mendukung pertumbuhan tanaman,ketiga komponen tersebut harus berada
dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hamper semua pori diisi
air),maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas.
Sebaliknya,bila tanah terlalu kering (kekurangan air),walaupun cukup udara,
dapat menyebabkan tanaman layu.

B. RUMUSAN MASALAh
1. Bagaimana cara mengklasifikasi horizonl tanah ?
2. Apa saja batas batas horizontal tanah ?
3. Apa sajakah pengelompokan warna tanah ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan warna tanah ?
5. Bagaimana cara klasifikasi tanah (taksonomi tanah) ?
6. Apa saja penggelompokan tekstur tanah ?
7. Apa saja perbedaan struktur tanah berdasarkan bentuk nyamenjelaskan
tingkat perkembangan struktur menjelaskan konsistensi tanah ?

1
8. Bagaimana penentuan konsistensi tanah ?
9. Apa aja pori pori tanah serta pengelompokannya ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengklasikasi horizon tanah
2. Untuk mengetahui apa saja batas batas horizontal tanah
3. Untuk mengetahui apa sajakah pengelompokan warna tanah
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan warna
tanah
5. Untuk mengetahui bagaimana cara klasifikasi tanah
6. Untuk mengetahui apa saja pengelompokan tekstur tanah
7. Untuk mengetahui perbedaan struktur tanah berdasarkan bentuk
menjelaskan tingkat perkembangan struktur mrnjelaskan konsistensi
tanah
8. Untuk mengetahui bagaimana penentuan konsistensi tanah
9. Untuk mengetahui apa saja pori tanah serta pengelompokannya

2
BAB II
KAJIAN TIORI
Sifat morfologi tanah adalah suatu sifat tanah yang dapat dipelajari dan
diamati di lapang yang menunjukkan profil tanah. Sebagian sifat morfologi
tanah adalah sifat fisik dari tanah tersebut. Morfologi tanah penting untuk
dipelajari dan diamati karena akar tanaman kehutanan berjangkar di tempat
tersebut.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Mengkasifikasi Horizon Tanah


 Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan-bahan tanah yang kurang
lebihnya sejajar dengan permukaan tanah serta memiliki lapisan yang berbeda.
Jenis Horizon Tanah
Setidaknya ada enam macam horizon tanah dengan penjelasannya sebagai
berikut:
1. Horizon O
Horizon O adalah jenis horizon tanah yang terdiri atas berbagai material
organik, seperti sisa dedaunan, bangkai hewan, maupun tumbuhan. Letak
horizon O biasanya di permukaan tanah paling atas namun juga dapat
terkubur pada lapisan dibawahnya.
2. Horizon A
Horizon A merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk pada
permukaan tanah. Pada horizon ini terjadi kehilangan pada sebagian besar
atau seluruh struktur batuan asli dalam tanah serta menunjukkan sifat
akumulasi bahan organik yang bercampur dengan fraksi mineral dengan
sangat intensif.
3. Horizon E
Jenis lapisan ini berada di bawah permukaan tanah yang telah kehilangan
kandungan mineralnya secara cukup besar. Horizon E kerap melekat pada
jenis Horizon A dengan tujuan untuk menggantikan lapisan tersebut.
Untuk membedakan dengan batas horizon di bawahnya, cirinya adalah
warna lebih terang daripada horizon B.

4
4. Horizon B
Proses terbentuknya horizon B berada di bawah horizon A, E, atau O yang
telah mengalami perkembangan horizon. Sebagian besar hingga seluruh
struktur batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan
memperlihatkan satu atau lebih sifat tanah.

5. Horizon C
Horizon C adalah lapisan bahan induk tanah. Pembentukkannya
dipengaruhi oleh sedikit proses pedogenik serta tidak memiliki
karakteristik seperti pada horizon O, A, E, maupun B. Letaknya berada di
lapisan tanah terbawah yang terdiri dari batuan dasar yang melapuk.

6. Horizon D atau R
Horizon D atau R memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang
terbentuk dari batuan yang sangat padat serta pejal. Pada area ini belum
mengalami pelapukan pada batuan-batuannya.

B. Batas Batas Horizon Tanah


Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara
visual dalam beberapa kategori, yaitu :
a) Batas horizon nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm, b
b) ) Batas horizon jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara
2,5 cm sampai 6,5 cm,
c) Batas horizon berangsur, apabila  peralihan terjadi dengan jarak berkisar
antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d) Batas horizon baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5
cm.

C. Pengelompokan Warna Tanah


Warna adalah salah satu karakteristik tanah yang paling nyata dan sering
digunakan untuk memeriksa kandungan bahan organik yang ada di tanah tersebut.
Berdasarkan warnanya, tanah dapat dibedakan menjadi:

5
 Tanah hitam, cokelat= tergolong jenis grumusol atau andisol, tanah
grumusol baik untuk bertanam padi. Sedangkan, tanah andisol cocok untuk
tanaman sayuran.
 Tanah merah = drainase dan aerasinya baik, tetapi kandungan bahan
organiknya rendah. Tingkat perkembangan tanah umumnya sudah lanjut
sehingga menyisakan mineral berat yang sulit atau tahan lapuk.
 Tanah kuning= sifatnya hampir sama dengan tanah merah. Bedanya,
jika warnanya cenderung kuning muda berarti lebih banyak
mengandung besi yang teroksidasi.
 Tanah kelabu= drainase dan aerasinya jelek, sehingga penguraian
bahan organik lambat. Partikel penyusunnya kebanyakan oleh kwarsa,
kaolin atau mineral liat. Kandungan unsur seperti mangan, aluminium, dan
magnesium cukup tinggi, sehingga bersifat racun bagi tanaman. Tanaman
sayuran  sangat peka terhadap kelebihan unsur-unsur ini.
 Tanah putih= antara kandungan kapurnya tinggi atau kandungan unsur
liatnya yang tinggi. Dapat dipastikan tanah ini miskin bahan organik.
Drainase dan aerasinya juga buruk. Kurang cocok pemakaian tanah yang
berwarna putih untuk budidaya tanaman.    

D. Faktor Yang \Mempengaruhi Perbedaan Warna Tanah


Faktor penyebab adanya perbedaan warna permukaan tanah pada
umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik.
Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka semakin gelap warna
tanah dan makin stabil (matang) humusnya warna tanah makin hitam.
Keberadaan mineral feldspar, kaolin, kapur, dan kwarsa menyebabkan
warna tanah putih. Kandungan besi (Fe) dalam bentuk hematit, magnetit, atau
limonit memberikan warna merah, cokelat, atau kuning.
Warna tanah diukur dengan menggunakan standar tertentu yang ada di
dalam daftar buku Munsell (Munsel Soil Color Charts).
Warna tanah diukur dengan menggunakan tiga parameter, yaitu Hue,
Value, dan Chroma.

6
Hue menggambarakan warna yang merajai atau warna dasar atau kualitas
yang membedakan antara merah dengan kuning.

E. Klasifikasi tanah (taksonoi tanah)


Klasifikasi tanah adalah ilmu yan berhubungan dengankategorirasi tanah
berdasarkan kerakteristik yang membedakan masing masing jenis tanah
.klasifikasi tanah merupakan sebuah subjek yang dinamis yang mempelajari
susunan dari sistem klasifikas tanah,definisi dari kelas-kelas yang dipakai untuk
penggolongan tanah ,kriteria yang menentukan penggolongan tanah ,sampai
penerapannya di lapangan .tanah sendiri dapat di pandang sebagai material
maupun sumber daya.

Klasifikasi tanah ada 2;


1. Klasifikasi Alami
Didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan dengan
tujuan penggunaan tanah
2. klasifikasi teknis
Didasarkan pada sifat sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah
untuk penggunaan penggunaan tertentu.

F. Pengelompokan Tekstur Tanah


Tekstur tanah adalah ukuran dari besar partikel tanah. Bagaimana cara
mengelompokkan tekstur tanah?
Ada tiga kelompok utama dari partikel tanah yaitu pasir, lumpur dan liat.
Ada banyak sistem klasifikasi tanah dan yang paling umum digunakan adalah
sistem USDA.
Tanah Pasir
Partikel pasir sangat besar dengan luas permukaan kecil. Oleh sebab itu:
- pasir mudah kering = kemampuan memertahankan kelembaban sangat
rendah
- aktifitas kimia sedikit = sulit mendapatkan ikan nutrient, jadi tandus

7
Tanah Lumpur
Partikel lumpur memiliki luas permukaan terbatas
- aktifitas kimia sedikit = memiliki kandungan nutrisi yang minim
- dapat kompak/melekat dalam jumlah banyak = sirkulasi udara buruk
dengan pergerakan air yang banyak

Tanah Liat
Partikel tanah liat sangat kecil = luas permukaan sangat besar. Oleh sebab itu:
- air melekat dengan baik pada tanah liat = kemampuan untuk
memertahankan kelembaban sangat tinggi, namun sulit untuk ditanami
vegetasi.
- ikatan kimia aktif = banyak mengandung nutrisi

G. Perbedaan Struktur Tanah Berdasarkan Bentuk Menjelaskan Tingkat


Perkembangan Struktur Menjelaskan Konsistensi Tanah
Struktur tanah sendiri dapat diartikan sebagai bagian dari pasir, tanah
liat, dan juga debu yang terbentuk secara alamiah, serta dibatasi oleh tingkatan
dan bidang yang berbeda pada setiap ukuran dan bentuknya.
Kendati begitu, setiap bagian pada struktur tanah saling terikat satu
dengan yang lain oleh bahan organik dan berbagai zat alami lainnya, hal ini
yang membuat bentuk, ukuran, dan sifat dari tiap bagian berbeda.
Sebagai contoh, jika suatu daerah memiliki curah yang tinggi, maka
tanah di daerah tersebut berstruktur remah, sedang di daerah yang panas
struktur tanah cenderung lebih prisma pada lapisan bawahnya.
Berbeda dengan struktur tanah, kondisi tekstur tanah dapat dilihat lebih
eksplisit atau kasat mata. Tekstur tanah sendiri merupakan bagian dari
klasifikasi kualitatif mengenai kondisi fisik suatu lahan.
Itu sebabnya, untuk mengetahui tekstur dari sebidang tanah kita bisa
melihatnya secara langsung di lapangan ataupun melalui uji laboratorium.

8
Tekstur tanah juga bisa dipakai mengukur kehalusan/kesuburan tanah.
Kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan komposisi antara kandungan di
dalam tanah, seperti pasir, debu, dan unsur tanah liat.

Jenis-Jenis Struktur dan Tekstur Tanah


Berdasarkan bentuknya, jenis-jenis struktur tanah dapat dibedakan menjadi
tujuh bagian, yaitu:
1. Lempeng (Platy) yakni struktur tanah yang memiliki bentuk, di mana
sumbu vertikal struktur tanah tersebut lebih pendek dari sumbu
horizontalnya;
2. Prismatik (Prismatic) adalah kondisi di mana struktur tanah memiliki
sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, dan sisi atas tanah
tersebut berbentuk tidak membulat;
3. Tiang (Columnar) yaitu struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih
panjang dari sumbu horizontal, namun sisi-sisi atasnya terlihat atau
berbentuk membulat;
4. Gumpal Bersudut (Angular Blocky) yakni kondisi sumbu vertikal dan
sumbu horizontal sama panjangnya dan sisi tanah tersebut membentuk
sudut yang tajam;
5. Gumpal Membulat (Subangular Blocky) memiliki kondisi sumbu
yang sama dengan gumpal bersudut, hanya saja pada jenis struktur tanah
ini, sisi-sisi tanah membentuk sudut membulat;
6. Butiran (Granular) merupakan jenis struktur tanah yang bentuknya
cenderung membulat atau terlihat memiliki banyak sisi. Masing-masing
ped (gumpal tanah) juga tidak berpori (porous); serta
7. Remah (Crumb) yakni kondisi struktur tanah membulat atau memiliki
banyak sisi, serta terlihat sangat berpori.
Berbeda dengan tekstur tanah yang hanya dibedakan ke dalam tiga bagian, di
antaranya:
1. Tanah Tekstur Halus atau Kasar Beliat, yang artinya tanah tersebut
memiliki minimal 37,5 persen kandungan liat di dalamnya, baik liat

9
berdebu dan/atau liat berpasir. Sedikit penjelasan, bahwa tanah yang
didominasi oleh unsur liat biasanya akan memiliki porous yang kecil.
Sedang tanah yang didominasi unsur debu cenderung memiliki porous
yang sedang;
2. Tanah Tekstur Sedang atau Tanah Berlembung sendiri tersusun atas
beberapa hal, yaitu:
 Tanah bertekstur sedang, yakni jenis tanah dengan tekstur lempung
berdebu, lempung berpasir halus, lempung, atau debu;
 Tanah bertekstur namun agak kasar, yakni jenis tanah yang
bertekstur lempung berpasir halus atau lempung berpasir;
 Tanah bertekstur sedang dan agak halus, yakni lempung liat berdebu,
lempung liat berpasir, dan lempung liat saja; serta
3.Tanah Bertekstur Kasar atau Tanah Berpasir, yang artinya tanah
tersebut memiliki minimal 70 persen unsur pasir, dan/atau bertekstur
pasir, dan/atau memiliki tekstur pasir berlempung.

H. Penentuan konsistensi tanah


Konsistensi merupakan sifat sifat tanah yang mennjukkan derajat adhesi
dan kohesi partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan tanah.konsistens
suatu tanah harus diketahui secara tepat agar pengolahan tanah dapat dilakukan
dengan baik berdasarkan hakikatnya mengetahui tentang konsistensi suatu
tanah itu sangat penting karena apabila lahanpertanian diketahui konsistensi
tahah nya akan mudah diolah dan pelakuan terhadap tanah pertanian bisa
sesuai dan mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.
Untuk menentukan nilai konsistensi tanah dapat dikelompokkan
menjadi 2 yaitu:kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan angka angka
atteberg. penentuan konsistensi tanah ini mempunyaai hubungan antara kadar
lengas dan konsistensi tanah.dan dari selisih angka Atterberg dapat ditentukan
jangka olah,indeks plastisitas,persediaan air maksimun, dan surplus.
Tanah yang memiliki konsistensi baik biasanya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah.penentuan sifat tanah harus disesuaikan

10
dengan keadaan tanah tersebut karena tanah dapat ditemuan dalam keadaan
lembab,basah,kering,\.dalam keadaan basah ,tanah dibedakan ke dalam
konsistensi gembur (mudah di olah)sampai tengah (agak sulit dicangkul).
Dalam penentuan konsistensi tanah dapat terdapat 2cara yaitu
dilapangan dan laboratorium dengan pendekatan angka angka
Atterberg.konsistensi basah dapat di amati saat tanah beraada di atas kapasitas
lapangan atau dalam keadaan basah.pengamatan dilakukan dengan menentukan
kelekatan (kelekatan bahan tanah saat ditekan antara jari dan telunjuk)dan
plastisitas(bahan tanah diubah bentuknya seperti sosis atau cacing).konsistensi
lembab dan dapat diamati pada saat kondisi kandungan lengas kurang lebih
antara kering angin dan kapasitas lapangan.penentuan konsistensi lembab
dilakukan denga cara memecahkan agregat (bongksh)dalam keadaan kering
angina menggunakan ibu jari dan telunjuk atau menggunkan tangan.jenis tanah
tertentu mempunyai konsistensi yang tifdak sulit atau sesuia dengan kriteria
sehinnga pengamat harus mengamati konsistensi berbeda.

I. Pori pori tanah serta pengelompokannya


Pori-pori tanah merupakan bagian dari tanah yang tidak terisi bahan
padatan tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan menjadi :
a. Pori kasar (macro pore)
b. Pori halus (micro pore)
Pori kasar terisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya
gravitasi) Pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah pasir akan memiliki pori
kasar lebih banyak dari pada tanah liat, tanah dengan banyak pori kasarnya akan
sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, sedang tanah liat total
porinya lebih tinggi dari tanah pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh :
a. Kandungan bahan organik
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah.
Apabila tanah memiliki struktur granuler atau remah serta kandungan bahan

11
organiknya tinggi maka akan memiliki porositas yang tinggi, serta tanah yang
massive atau pejal porositasnya rendah. Sedangkan tanah pasir akan memiliki pori
makro yang banyak sehingga sulit menahan air.
Padas merupakan bagian dari tanah yang mengeras dan padat sehingga
tidak dapat ditembus akar tanaman ataupun air. Karena itu dalam penyifatan tanah
di lapang dalamnya padas dan kekerasannya perlu diteliti.
Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus
akar tanaman, yang dapat diamati dengan melihat penyebaran akar
tanamanBagaimana dengan ukuran >2,0 mm? Ini disebut kerikil dan tidak
tergolong tekstur tanah Untuk menentukan tekstur tanah dapat dilakukan dengan
cara manual, yaitu memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk,
sambil dirasakan halus kasarnya.
 Pasir: terasa kasar, tidak licin dan tidak melekat.
 Debu: terasa licin dan kurang melekat.
 Liat: terasa melekat dan tidak licin.
Butiran penyusun tanah ini pada dasarnya masih bisa terurai lagi, artinya
pasir seiring waktu (beratus atau beribu tahun  )bisa berubah menjadi debu, dan
debu pun bisa berubah menjadi liat.
Tekstur tanah ini dapat merekat satu sama lainnya membentuk agregat
tanah.
Agregat tanah memiliki pola tertentu yang disebut struktur tanah. Ada
agregat berpola kubus bersudut (angular blocky), berpola granular (butir), berpola
prisma dan lainnya.
Bahan perekat dari agregat tanah dari yang terkuat sampai terlemah adalah
getah/ lendir mikroba > Fe dan Mn Oksida > Bahan Organik > Kation. Oleh sebab
itu pentingnya menjaga keberadaan aktivitas mikroba didalam tanah agar
agregat tanah tetap baik.
Agregat tanah membentuk pori – pori didalam tanah, baik pori makro
maupun pori mikro.
 Pori makro = ruang untuk udara dan air

12
 Pori mikro = celah sempit antar tekstur tanah. Jika kation sempat masuk ke
pori mikro, maka akan sulit untuk dilepaskan kecuali melalui proses
biologis (perlu bantuan mikroba tanah).

Pentingnya menjaga agregat tanah adalah


 Aerasi (pori udara dalam tanah)
 Permeabilitas (kemampuan tanah dilalui atau melewatkan air) dan
mencegah run-off.
 Derajat ketahanan tanah terhadap erosi (mudah tidaknya permukaan tanah
terkikis oleh air)
 Media tumbuh tanaman (mudah tidaknya akar tanaman berkembang).
Kita bisa bayangkan, ada 3 buah toples yang berisi:
 bola tennis ibarat pasir
 bola pingpong ibarat debu
 kelereng ibarat liat
Dari ilustrasi ini kita bisa melihat pori yang terbentuk (bola tennis > bola
pingpong > kelereng atau pasir > debu > liat).
Hal kedua yang bisa dilihat adalah luas permukaan yang terbentuk, bisa dinilai
dari jumlah benda didalam toples (kelereng > bola pingpong > bola tennis atau liat
> debu > pasir).
Luas permukaan ini berpengaruh terhadap kemampuan tekstur tanah mengikat air
dan mengikat kation (hara yang larut dalam larutan tanah atau liquid chemical).

13
Spon ini ibarat bahan organic matang didalam tanah. Spon kemampuan
mengikat air dan mengikat kation lebih baik dibandingkan liat.
Jika di tekstur liat, kation yang masuk ke pori mikro tidak bisa dilepas
lagi, maka pada spon ini kation dapat dilepas atau dapat ditukar.
Jika di tekstur liat, air menempel dipermukaan, maka di spon air bisa
masuk kedalamnya (mampu mengikat air 13x berat keringnya, Jika berat
keringnya = 10 gram, maka spon ini mampu mengikat air setara berat 130 gram).

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat sifat dan kimia hampir sama
pada semua profil. Tekstur tanah lempung dengan pasir dan debu lebih dominan,
struktur dan konsistensi pada umumnya sedang.reaksi tanah dari netral sampai
masam dan kandungan bahan organik pada umumnya dari lapisan atas yang
rendah sampai sangat rendah kelapisan dibawahnya ,kapasitas tukar kation dan
kejenuhan basa sedang sampai tinggi.

B. SARAN
Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan untuk mendapatkan lahan yang cocok
bagi pertanian melalui evaluasi kesesuaian lahan. sehingga petani dapat
memanfaatkan sumber daya lahan tersebut scoptimal mungkin dan memberikan
hasil yang memuaskan bagi petani.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Amalia, Lia. 2006. Penerapan Agropolitan dan Agribisnis dalam Pembangunan


Ekonomi Daerah. Jurnal Inovisi. Vol 5 No. 2, Oktober 2006.

https://bloghamdy.wordpress.com/ilmu-tanah/fisika-tanah/

Rismunandar. 1993.Tanah dan Seluk Beluknya. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sutanto, Rahmat.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius

16

Anda mungkin juga menyukai