Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RINA MULIA

NPM : 2002090075
UNIT : III C
JUDUL : TUGAS TEORI BELAJAR

TEORI BELAJAR GAGNE DAN AUSUBEL SERTA PENERAPANNYA


DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan teori belajar Gagne
dan Ausubel serta menerapkanya dalam pembelajaran IPA SD.

B. Deskripsi Materi
Penerapan Teori Belajar Gagne dalam Pembelajaran IPA
Dalam proses pembelajaran, terutama di sekolah, melibatkan siswa dan guru. Siswa
merupakan subjek yang akan belajar, sedangkan guru bertindak sebagai pemandu siswa dalam
proses belajarnya. Oleh karena itu, sangat perlu dipersiapkan suatu rancangan pembelajaran yang
akan menjadikan siswa belajar seperti yang seharusnya.
Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional yang ditujukan
pada guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa (Puspita, 2014) meliputi:
1) Mengaktifkan Motivasi
Langkah pertama dalam pembelajaran adalah memotivasi para siswa untuk belajar. Kerap
kali ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran, dan
mengemukakan kegunaannya. Expectancy dapat pula dianggap sebagai motivasi khusus dari
pelajar untuk mencapai tujuan belajar. Expectancy dapat dipengaruhi sehingga dapat
mengaktifkan motif-motif belajar siswa, misalnya motif untuk ingin tahu (curiosity) atau
motif untuk menyelidiki, dan motif untuk ingin mencapainya.
2) Memberitahu Pelajar Tentang Tujuan-Tujuan Belajar
Kejadian instruksi kedua ini sangat erat kaitannya dengan kejadian instruksi pertama.
Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberitahu mereka tentang
mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari.
Memberi tahu tujuan belajar juga menolong memusatkan perhatian para siswa terhadap
aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran. Agar seorang siswa secara komprehensif tahu
tentang tujuan instruksional khusus yang akan dicapainya setelah suatu pelajaran selesai
diajarkan/dipelajari atau dalam buku pelajaran sebaginya dicantumkan tujuan-tujuan khusus
yang akan dicapai oleh siswa setelah mempelajari buku tersebut.
3) Mengarahkan Perhatian
Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian, diantaranya:
a) Perhatikan yang pertama berfungsi untuk membuat siswa atau pelajar siap menerima
stimulus atau rangsangan belajar.
b) Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif.
Dengan cara ini siswa memilih informasi yang akan diteruskan ke memori jangka
pendek, cara ini dapat ditolong dengan cara mengeraskan suara pada suatu kata atau
menggaris bawah suatu kata atau beberapa kata dalam satu kalimat.
4) Merangsang Ingatan
Menurut Gagne bagian yang paling kritis dalam proses belajar adalah pemberian kode pada
informasi yang berasal dari memori jangka pendek yang disimpan dalam memori jangka
panjang. Guru dapat berusaha untuk menolong siswa- siswa dalam mengingat atau
mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang itu. Cara
menolong ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa, yang
merupakan suatu cara pengulangan. Adapun cara yang dilakukan guru untuk merangsang
ingatan siswa, yaitu:
a) Guru dapat berusaha menolong siswa dalam mengingat atau memanggil kembali
pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang. Cara ini dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan pada siswa.
b) Bila ternyata siswa tidak dapat juga ingat akan pengetahuan yang diinginkan guru,
karena sudah lama dipelajarannya, maka sebaiknya guru dapat menggunakan
teknik bertanya dengan jalan membimbing.
5) Menyediakan Bimbingan Belajar
Untuk memperlancar masuknya infomasi ke memori jangka panjang, diperlukan bimbingan
langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal,
bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengkaitkan informasi baru itu dengan
pengalaman siswa. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan
dengn cara mengaitkan informasi baru itu dengan pengalaman siswa. Bimbingan yang
diberikan guru dapat berupa pertanyaan, juga dapat berupa gambar-gambar atau ilustrasi.
6) Meningkatkan Retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari dapat diusahakan baik oleh guru atau pun
oleh siswa. Usaha yang dapat diusahakan agar materi yang diajarkan dapat bertahan lama
adalah dengan cara:
a) Mengulang pelajaran yang sama berulang kali.
b) Dengan memberi berbagai contoh atau ilustrasi yang sederhana dan dapat dicerna oleh
siswa, seperti menggunakan tabel-tabel grafik, dan gambar .
7) Membantu Transfer Belajar
Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi yang baru.
Untuk dapat melaksanakan ini para siswa tentu diharapkan telah menguasai fakta-fakta,
konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Melalui tugas pemecahan
masalah dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer balajar kepada para siswa.
8) Memperlihatkan/Perbuatan dan Memberikan Umpan Balik
Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu sendiri
mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu sebaiknya guru tidak menunggu
hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan kesempatan sedini mungkin
pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik,
sehingga pelajaran selanjutnya berjalan dengan lancar. Cara-cara yang dilakukan adalah
pemberian tes atau mengamati prilaku siswa umpan balik bila bersifa positif menjadi
pertanda bagi siswa bahwa ia telah mencapai tujuan belajar.

Teori Belajar Ausubel dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD


David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal dengan teori
belajar bermakna (meaningfull). Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan belajar
menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya,
tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu
saja.
Menurut Ausubel (Burhanuddin, 1996; 112) pembelajaran bermakna merupakan suatu
proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-
generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan
pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Pembelajaran bermakna
terjadi apabila seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka. Dalam proses belajar seseorang mengkonstruksi apa yang telah ia pelajari
dan mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam struktur
pengetahuan mereka.
Ada beberapa tipe belajar menurut Ausubel, yaitu:
1) Belajar dengan penemuan yang bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya, siswa terlebih
dahulu menemukan pengetahuannya dari apa yang ia pelajari kemudian pengetahuan baru
tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan
sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia
hafalkan.
3) Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun
secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang
baru ia peroleh itu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki.
Menurut Ausubel dan Novak (Burhanuddin, 1996: 115) ada tiga kebaikan belajar bermakna,
yaitu :
1) Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat.
2) Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat
meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses
belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang mirip.
3) Informasi yang pernah dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih
meninggalkan bekas sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi
pelajaran yang mirip walaupun telah lupa.
Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu:
1) Belajar menerima yang bermakna hanya akan terjadi apabila siswa memiliki strategi
belajar bermakna.
2) Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa.
3) Tugas-tugas belajar yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan
intelektual siswa.
David P. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih efisien dari
segi waktu yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menyajikan bahwa pembelajar dapat
mempelajari materi pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh
siswadalam mengaitkan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif dikumukakan 2
prinsip oleh Ausubel yaitu:
1) Prinsip Diferensiasi Progresif (progressive differentiation)
Dalam diferensiasi progresif, konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep
yang umum menuju konsep-konsep yang lebih khusus.
2) Prinsip Rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation)
Dalam rekonsiliasi integratif, konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan
disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya

Langkah-langkah Belajar Bermakna Menurut Ausubel:


1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar,
dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam
bentuk konsep-konsep inti.
4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk advance organizer yang akan
dipelajari siswa.
5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk
nyata/konkret.
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

C. Pertanyaan /TUGAS
1) Jelaskan tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget!
2) Deskripsikanlah langkah-langkah pembelajaran menurut Gagne!
3) Jelakan tahapan intelektual menurut Bruner!
4) Deskripsikanlah langkah-langkah belajar bermakna menurut Ausubel!

D. Referensi
Burhanuddin; Nur Wahyuni, Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Penerbit Ar-Ruzz Media.

Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA MTS dan MA,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

2. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : VI/ 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahun Alam
Materi Pokok : Konduktor dan Isolator
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara suru, sifat hantaran, dan kegunaan benda.
B. Kompetensi Dasar
Membandinngkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda.
C. Indikator
Siswa dapat menjelaskan pengetian konduktor dan isolator
Siswa dapat mengklasifikasikan jenis benda yang bersifat konduktor dan isolator
Siswa dapat menjelaskan peristiwa perambatan panas.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan metode ceramah, siswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian konduktor dan
isolator
Dengan metode tanya jawab dan eksperimen, siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan jenis
benda yang bersifat konduktor dan isolator
Dengan metode eksperimen, siswa diharapkan dapat menjelaskan peristiwa perambatan panas
E. Materi Pokok
Konduktor dan isolator
Konduksi dan konveksi
F. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Contectual Learning
Metode : ceramah, tanya jawab, dan eksperimen
Materi Pelajaran
KONDUKTOR DAN ISOLATOR
Pengertian Panas
Peristiwa yang melibatkan panas sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya api
unggun pada kegiatan persami untuk menghangatkan badan anggota pramuka serta sebagai
penerang kegelapan malam untuk mengadakan kegiatan. Malam yang pada mulanya terasa sangat
dingin menjadi terasa panas. Dari mana panas itu? Panas itu berasal dari bahan bakar dalam hal ini
terjadi perubahan kimia dari kayu bakar menjadi energi panas.
Energi panas atau disebut panas saja, sebenarnya merupakan suatu bentuk energi yang dapat
berpindah. Panas dapat mengakibatkan benda-benda menjadi panas atau dingin. Suatu benda
menjadi lebih panas jika panya ditambahkan panas. Sebaliknya, suatu benda menjadi lebih dingin
jika kehilangan panas.
Perpindahan Panas
Kamu tentu pernah melihat sayur sedang dimasak. Pada peristiwa itu, sayur dapat masak karena
mendapatkan panas api melalui proses berurutan. Pertama, api kompor menghantarkan panasnya ke
panci sehingga panci menjadi panas. Kedua, panas dari air dihantarkan ke sayuran yang dimasak.
Peristiwa itu menunjukkan bahwa panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lain.
Perpindahan panas dari suatu benda ke benda lain terjadi apabila terdapat perbedaan suhu di antara
kedua benda. Panas mengalir atau berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang
suhunya rendah. Proses ini berlangsung secara terus menerus sampai suhu kedua benda menjadi
seimbang. Ada 3 cara perpindahan panas:
Konduksi (hantaran)
Pada saat kamu memasukkan sendok ke dalam segelas air panas. Apa yang kamu rasakan? Lama-
lama sendok terasa panas. Hal ini terjadi karena perpindahan panas pada benda padat akibat dari
perbedaan suhu sepanjang benda padat. Pada saat terjadi konduksi bagian-bagian benda tidak
berpindah.
Konveksi (aliran)
Coba perhatikan saat kacang hijau direbus untuk dijadikan bubur. Kacang hijau bergerak naik turun
dalam gerak membulat. Gerakan berputar kacang hijau karena adanya konveksi panas dalam air
yang direbus. Konveksi adalah proses perpindahan panas yang terjadi pada benda yang dapatr
mengalir, yaitu benda cair dan gas. Pada proses ini perpindahan disertai perpindahan bagian-bagian
benda.
Saat air direbus dalam panci dengan memanaskan bagian bawah panci, air didasar panci akan
menjadi panas. Air ini bergerak naik. Air yang lebih dingin di bagian atas akan turun menggantikan
tempat air panas yang naik. Kejadian ini berlangsung terus menerus dan mengakibatka kacang hijau
bergerak naik turun.
Dengan cara demikian panas dipindahkan dari satu bagian ke bagian yang lain dalam air.
Radiasi (pancaran)
Perpindahan panas secara radiasi dapat dikatakan istimewa. Tidak seperti konduksi dan konveksi,
radiasi berlangsung tanpa melalui benda (zat perantara). Dengan proses radiasi panas dapat
berpindah menembus ruang vakum (tanpa udara). Contohny perpindahan panas matahari ke bumi.
Contoh lain adalah perpindahan panas api unggun ke tubuh kita dan perpindahan panas lampu
listrik yang menyala ke tubuh kita.
Konduktor dan Isolator
Sifat-sifat panas di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam memanfaatkan benda-benda yang
berpengaruh panas. Apakah semua benda dapat menghantarkan panas?
Kamu tentu pernah memperhatikan alat-alat masak yang biasa digunakan ibu di dapur. Alat-alat
tersebut biasanya dibuat dari logam, misalnya aluminium atau besi baja. Pada bagian pegangan alat
biasanya dibuat dari plastik. Mengapa digunakan logam untuk membuat alat masak dan
plastik/kayu untuk pegangannya?
Logam pada umumnya dapat menghantarkan panas dengan baik. Bahan ini memungkinkan panas
bergerak dengan mudah dan cepat melaluinya. Dengan demikian, panas dari api cepat mengalir ke
masakan.. Bahan seperti ini dikatakan sebagai konduktor (penghantar).
Sebaliknya plastik atau kayu sulit menghantarkan panas. Di dalam bahan ini panas tidak dapat
bergerak melaluinya dengan cepat. Dengan demikian saat alat digunakan kita dapat memegang
bagian pegangan tanpa merasa panas. Plastik dan kayu dikatakan sebagai isolator panas
(penghambat). Contoh-contoh lain isolator panas adalah kertas, kain dan gabus.
Benda yang bersifat konduktor jika disentuh terasa dingin. Rasa dingin timbul karena benda
mengalirkan panas ke luar badan dengan cepat. Sebaliknya, benda yang bersifat isolator tidak terasa
dingin kalau disentuh. Kejadian ini karena bahan isolator tidak mengalirkan panas ke luar badan.
Selain logam, di alam terdapat bahan-bahan lain yang juga dapat menghantarkan panas(konduktor).
Namun, kemampuannya dalam menghantarkan panas tidak sebaik logam. Baha-bahan itu misalnya
kaca, air dan udara.Bahan konduktor dan isolator sangat berguna dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berikut kegunaan-kegunaan bahan konduktor dan isolator adalah:
Kegunaan Bahan Konduktor
Manusia menggunakan bahan konduktor untuk memindahkan panas dengan cepat. Selain itu juga
untuk mendinginkan benda dengan lebih cepat.
Alat-alat memasak seperti panci dan penggorengan dibuat dari aluminium, baja atau teflon. Dengan
demikian, panas dapat dialirkan dengan cepat dari api ke masakan.
Kumparan atua lilitan radiator di bagian belakang lemari esdibuat dari tembaga. Alasannya, agar
panas dapat cepat dialirkan dari lemari es ke udara sekelilingnya
Kegunaan Bahan Isolator
Bahan isolator digunakan untuk memperlambat kehilangan dan penambahan panas pada suatu
benda. Berikut beberapa pemanfaatan bahan isolator dalam kehidupan manusia.
Pegangan panci, penggorengan dan setrika dibuat atau dilapisi plastik atau kayu. Jadi saat
digunakan alat-alat itu tidak panas pada pegangannya.
Masakan panas dalam wadah diberi alas kain sewaktu diletakkan di meja agar meja tidak rusak
karena panas.
Pipa uap panas di pabrik-pabrik dibalut dengan asbes untuk mengurangi keluarnya panas dari uap
ke udara sekeliling.
Termos
Termos adalah wadah yang dapat mempertahankan suhu benda didalamnya. Artinya, termos
mempertahankan benda panas tetap panas dan benda dingin tetap dingin.

Anda mungkin juga menyukai