Anda di halaman 1dari 13

Analisis Pembelajaran Luring Di Masa Pandemi

Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

BAB II

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran
Pada dunia pendidikan, aktifitas pembelajaran
merupakan hal penting yang dilakukan sebagai upaya
untuk dapat mencerdaskan generasi bangsa. Menurut
(Komara, 2014) “pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik”.
proses untuk membantu peserta didik dilakukan oleh
guru agar para siswa dapat memperoleh pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah dimiliki.
Pembelajaran merupakan penggabungan 2 kegiatan,
yakni kegiatan belajar yang dijalankan oleh siswa dan
kegiatan mengajar yang dijalankan oleh guru, atau yang
biasa juga dikenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar
atau KBM.

Pembelajaran adalah sebuah upaya yang


dilaksanakan oleh seseorang untuk dapat mencapai
tujuan yang telah dirancang dan ditentukan, kegiatan
pembelajaran dilaksanakan secara sengaja agar sebuah
individu dapat mengalami proses
belajar yang nantinya akan menimbulkan sebuah perubahan ke
arah yang lebih baik. (Siregar dan Hartini, 2014)

Pembelajaran adalah suatu usaha yang telah direncanakan


agar dapat menunjang suatu individu untuk menekuni keterampilan
khusus. Maka dari itu, pada proses pembelajaran seorang pendidik
perlu memahami setiap karakter yang dimiliki oleh peserta
didiknya, agar pada saat proses pembelajaran berlangsung
pendidik dapat merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh peserta didiknya, karena peserta
didik akan menimbulkan perhatiannya pada suatu pembelajaran
apabila ia merasa materi pada pembelajaran tersebut penting bagi
dirinya dan diperlukan olehnya dalam kehidupan sehari-hari.
(Karwono dan Mularsih, 2017)

Syaiful sagala dalam (Sumantri, 2016) menuturkan bahwa


pembelajaran ialah proses terjadinya komunikasi pada dua arah.
Dalam kegiatan terdapat proses belajar dan mengajar, yang mana
proses belajar dijalankan oleh peserta didik sedangkan proses
mengajar dijalankan oleh pendidik. Sehingga dalam pembelajaran
terdapat campur tangan dari faktor eksternal, yakni peran pendidik
ataupun sumber-sumber yang dapat membuat terjadinya kegiatan
pembelajaran.

Jika kegiatan belajar dapat berjalan dengan adanya peran


peserta didik saja, maka kegiatan pembelajaran baru dapat
dikatakan telah berjalan apabila adanya interaksi antara peserta
didik dengan pendidik, yang dapat membuat peserta didik turut
aktif dalam memaknai pembelajaran yang berlangsung. Proses
pembelajaran hendaknya dapat berjalan secara menyenangkan,
lancar, serta pendidik perlu memotivasi peserta didik untuk turut
aktif di dalamnya sehingga dapat tercapai tujuan yang akan
dicapai. (Maskun dan Valensy, 2018)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan


bahwa pembelajaran adalah sebuah usaha yang dilakukan
seorang pendidik agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
belajar dengan baik, peserta didik dapat memiliki pengetahuan
baru yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan, peserta didik
dapat menekuni keterampilan khusus yang dibutuhkan olehnya,
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung apabila adanya interaksi
antara pendidik dan peserta didik.

Kegiatan pembelajaran dengan pengajaran memiliki makna


yang berbeda, pengajaran dilaksanakan oleh seseorang yang
memiliki keahlian di bidang tersebut, sedangkan pembelajaran
dapat dilaksanakan oleh segala hal yang dapat memungkinkan
untuk terjadinya proses belajar pada seseorang, meskipun dengan
adanya sokongan dari media ataupun sumber belajar lainnya.

b. Prinsip-prinsip pembelajaran
Pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar atau sekolah
dasar perlu di rancang dengan baik agar para siswa merasakan
iklim belajar yang menyenangkan dan kondusif. Maka dari itu
seorang guru harus memperhatikan prinsipbelajar yang dapat
membuat iklim belajar menjadi tidak membosankan bagi siswa.
Susanto (2016) menjabarkan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai
berikut:

1. Prinsip motivasi ialah sebuah usaha yang dilakukan oleh


guru untuk dapat menimbulkan hasrat ingin belajar pada
diri siswa, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa,
agar nantinya siswa mampu belajar secara optimal.
2. Prinsip latar belakang, ialah sebuah usaha yang
dilakukan oleh guru pada saat berjalannya kegiatan
belajar mengajar seperti memperhatikan pemahaman,
kecakapan, dan tingkah laku yang dimiliki oleh siswa.
3. Prinsip pemusatan perhatian, ialah upaya yang dilakukan
oleh guru untuk dapat memfokuskan perhatian siswa
melalui pengajuan sebuah permasalahan yang akan
diselesaikan secara teratur agar dapat mencapai tujuan
yang hendak diperoleh.
4. Prinsip keterpaduan, adalah suatu perkara yang penting
pada kegiatan belajar mengajar. Dimana seorang guru
perlu memadukan antara suatu pembahasan dengan
pembahasan lainnya, supaya siswa dapat lebih mudah
dalam memahami pembelajaran.
5. Prinsip pemecahan masalah, ialah sebuah kondisi
dimana siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang
dimaksudkan agar siswa memiliki rasa kepekaan pada
permasalahan yang ia temukan serta dapat merangsang
mereka untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang
ia temukan.
6. Prinsip menemukan, ialah upaya yang dilakukan oleh
guru untuk dapat menemukan potensi anak agar dapat
dikembangkan dan juga dapat menjadi acuan bagi guru
untuk merencanakan pembelajaran yang membuat siswa
merasa senang.
7. Prinsip belajar sambil bekerja, merupakan aktifitas yang
dijalankan agar siswa mendapatkan pengalaman baru.
kegiatan belajar yang dilakukan dengan memberikan
siswa kesempatan untuk turut aktif didalamnya tidak
mudah terlupakan begitu saja, sehingga pengetahuan
barunya pun akan melekat di dalam ingatannya.
8. Prinsip belajar sambil bermain, ialah suatu aktifitas belajar
yang dijalankan oleh siswa dengan perasaan senang,
karena pada prinsip ini siswa melaksanakan
pembelajaran berbarengan dengan aktifitas bermain
sehingga siswa dapat terdorong menjadi aktif pada
proses pembelajaran.
9. Prinsip perbedaan individu, ialah usaha yang dilakukan
oleh guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
dengan memperhatikan setiap perbedaan yang terdapat
pada setiap diri siswa, dan hendaknya seorang guru perlu
memperlakukan siswanya sesuai dengan kebutuhannya
masing-masing.
10. Prinsip hubungan sosial, merupakan upaya yang
dilakukan oleh guru untuk dapat menumbuhkan rasa
saling menghargai antar satu sama lain melalui kegiatan
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.

Menurut Gagne (1977) dalam (Siregar dan Hartini, 2014)


berpendapat atas sembilan prinsip yang dapat diterapkan oleh
pendidik saat melaksanakan pembelajaran, meliputi:

1. Menarik perhatian (gaining attention) : merupakan upaya


untuk dapat memicu hasrat peserta didik untuk belajar
dengan menyajikan sesuatu yang sebelumnya belum
pernah peserta didik dapatkan.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner
of the objectives): menyampaikan kecakapan yang perlu
dimiliki peserta didik selepas mengikuti proses
pembelajaran.
3. Meningatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari
(stimulating recail or prior learning): memacu peserta
didik untuk mengingat kembali segala pengetahuan yang
telah dipelajari dan menjadikannya sebagai ketentuan
untuk dapat melanjutkan pembelajaran kepada materi
selanjutnya.
4. Menyampaikan materi pelajaran(presenting the
stimulus): menyampaikan materi pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya.
5. Memberikan bimbingan belajar(providing learner
guidance): mengajukan pertanyaan yang dapat
menuntun peserta didik kepada pemahamannya yang
lebih baik.
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa(elicting
performance):mempersilahkan peserta didik untuk
memberitahukan segala pemahamannya pada materi
yang telah disampaikan.
7. Memberikan balikan (providing feedback):
menginformasikan kepada peserta didik atas ketepatan
kinerjanya dalam pembelajaran.
8. Menilai hasil belajar (assessing performance):
memberikan tugas ataupun ujian yang dapat
memperlihatkan penguasaan atas materi yang telah
dipelajari oleh peserta didik.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar(enhancing
retention and transfer): memacu daya ingat peserta didik
atas materi yang telah dipelajari melalui pengadaan
review ataupun mengaplikasikannya.

c. Ciri-Ciri Pembelajaran
Sutikno (2014) megutarakan pendapatnya mengenai ciri-ciri
pada pembelajaran, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan, untuk dapat membentuk peserta didik
kepada suatu perubahan yang baru.
2. Terdapat mekanisme, langkah-langkah, metode serta
teknik yang telah dirancang untuk dapat mencapai tujuan
yang telah disesuaikan dengan keadaan.
3. Materi yang akan diberikan memiliki inti yang jelas, serta
terstruktur. Sehingga dapat dengan mudah dipahami
oleh peserta didik.
4. Adanya keterlibatan peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berjalan.
5. Respons pendidik yang baik terhadap segala hal yang
terdapat pada kegiatan pembelajaran.
6. Adanya aturan yang dijalankan oleh pendidik dan
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran, untuk
menunjang berjalan lancarnya kegiatan pembelajaran.
7. Terdapat ketentuan waktu yang dapat diperhatikan untuk
mengetahui pencapaian tujuan kegiatan pembelajaran.
8. Adanya evaluasi atas proses dari berjalannya kegiatan
pembelajaran ataupun evaluasi atas hasil dari
pembelajaran.

Siregar dan Nara (2014) mengemukakan pendapatnya


mengenai ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut:

1. Pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh


individu secara sadar dan sengaja untuk dapat mencapai
perubahan baik pada perilaku maupun pengetahuan menjadi
lebih baik.
2. Kegiatan pembelajaran tidak hanya berjalan mengikuti
rencana yang telah dirancang, akan tetapi pembelajaran
juga diharuskan untuk membuat para peserta didik
merasakan proses belajar.
3. Pada kegiatan pembelajaran sebuah tujuan harus sudah
dirancang dan ditetapkan sebelum dilaksanakan proses
pembelajarannya, jadi pada pembelajaran sudah ada tujuan
yang jelas dan terencana untuk dicapai selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Dalam menjalankan kegiatan pembelajaran segala
sesuatunya sudah direncanakan dengan baik, sehingga
dapat berjalan secara terorganisir, meliputi materi
pembelajaran, waktu pembelajaran, proses pembelajaran,
serta hasil dari pembelajaran.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal ini
juga dikemukakan oleh (Suryabrata, 2004) dalam (Karwono dan
Mularsih, 2017) bahwa faktor yang mempengaruhi proses belajar
adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri


seseorang yang menjalankan proses belajar, pada faktor
internal terdapat dua faktor di dalamnya, yakni faktor fisiologis
dan faktor psikologis.

a) Faktor fisiologis ialah faktor yang berhubungan dengan


kondisi fisik, yakni meliputi keadaan jasmani seseorang.
Apabila kondisi fisik seseorang mengalami kecacatan,
maka hal tersebut akan berpengaruh pada proses
pembelajaran, sebagai contoh: seseorang yang
mengalami kecacatan panca indra akan mengalami
perbedaan dengan seseorang memiliki kondisi tubuh
normal dalam menangkan materi pembelajaran. Lalu
terdapat faktor kelelahan, seseorang yang sedang
dalam kondisi tubuh yang lelah tidak akan maksimal
dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan
seseorang dengan kondisi tubuh yang fit.
b) Faktor psikologis ialah faktor yang berhubungan dengan
kondisi internal seseorang, setiap orang memiliki
karakteristik psikologi yang berbeda-beda. Faktor
psikologis meliputi kecerdasan, emosi, bakat, motivasi
dan juga perhatian.
(1). kecerdasan, merupakan sebuah kemampuan
yang dapat diwarisi sejak lahir, menurut (Santrock,
1991) kecerdasan dapat dibentuk melalui tiga hal,
yakni kemampuan verbal, kemampuan dalam
pemecahan masalah, serta kemampuan belajar dari
pengalaman yang dimiliki. Kecerdasan bukanlah
satu-satunya penentu dalam hasil pembelajaran.
(2). Emosi, emosi merupakan faktor yang turut
mempengaruhi proses pembelajaran. Apabila
seseorang menjalankan sebuah kegiatan dengan
keadaan emosional yang positif, maka hal tersebut
akan turut memberikan hasil yang baik. demikian
pun jika seseorang tengah menjalankan kegiatan
yang menyenangkan akan tetapi sedang dalam
keadaan emosional yang negatif, maka kegiatan
tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu yang
baik.
(3). Bakat, bakat merupakan kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang sebagai penunjang
pembelajaran. Bakat dapat diasah secara terus
menerus agar dapat menjadi kecakapan yang dapat
berkembang bagi peserta didik.
(4). Motivasi, motivasi merupakan sebuah dorongan
kepada sebuah individu untuk dapat mengikuti
proses pembelajaran. Motivasi merupakan faktor
yang amat mempengaruhi dalam kegiatan
pembelajaran, apabila seseorang memiliki motivasi
yang kuat untuk mengikuti pembelajaran akan
membuatnya bersungguh-sungguh dalam
menjalankannya. Manusia memiliki dua dorongan,
yakni dorongan dari dalam dirinya dan jugadorongan
dari luar dirinya.
(5). Perhatian, perhatian juga merupakan faktor
penting yang mempengaruhi proses pembelajaran.
Untuk dapat mengundang perhatian peserta didik
pada pembelajaran, pendidik perlu mempersiapkan
objek baru yang sekiranya belum pernah peserta
didik temukan.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan segala faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran diluar diri seseorang
yang melakukan, faktor ini berasal dari lingkungan sekitar.
Lingkungan ini dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk,
meliputi:
(1) Lingkungan fisik, diantaranya adalah: tempat
bermain, lokasi tempat tinggal, sekolah.
(2) Lingkungan Psikis, diantaranya ialah:
permasalahan yang dimiliki, cita-cita, ambisi.
(3) Lingkungan personal, diantaranya seperti: teman
bermain, anggota keluarga, para pendidik di
sekolah, masyarakat sekitar.
(4) Lingkungan nonpersonal, meliputi segala hal
yang berada di sekitar individu yang melakukan
pembelajaran.
(5) Lingkungan sekitar tempat tinggal, lingkungan
tempat menuntut ilmu, dan lingkungan keluarga.

Sutino (2014) berpendapat atas faktor yang mempengaruhi


proses pembelajaran, menurutnya faktor faktor tersebut terbagi
menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal, ialah faktor yang dapat berasal dari individu


pendidik. Maka seorang pendidik perlu mempersiapkan
kesiapannya dalam melaksanakan pembelajaran, meliputi
kesiapan mentalnya, menguasai materi yang akan dipelajari,
keadaan fisik yang stabil serta memiliki semangat yang tinggi
dalam pembelajaran.
2) Faktor eksternal, ialah faktor yang berasal dari luar
kepribadian pendidik. Meliputi faktor lingkungan keluarga
pendidik serta lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal
pendidik.

2. Hakikat pembelajaran luring

a. Pengertian pembelajaran luring


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), LURING
adalah akronim dari luar jaringan yang berarti terputus dari jejaring
komputer, internet, dan sebagainya. Pengertian lainnya dari
LURING adalah antonim dari DARING. Online learning harus
didesain untuk menarik movitasi siswa dalam belajar (Malik, A.R,
2019; Malik 2020; Kusmaharti, 2020).LURING memiliki arti
dalam kelas adjektiva atau kata sifat) sehingga LURING dapat
mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan
menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. LURING
termasuk juga ke dalam akronim sehingga LURING adalah
kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar
(nuralan : 2020)
Pembelajaran luring ialah kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan secara offline, yang mana pendidik dan peserta didik
dapat bertemu secara langsung atau konvensional yang biasa
digunakan tenaga pendidik sebelum adanya pandemic Covid19.

b. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Pembelajaran Luring


Pada pembelajaran luring terdapat kelebihan dan juga
kekurangan. Kelebihannya yaitu dalam proses belajar mengajar
tidak membutuhkan jaringan internet maupun internet, tidak
membebani orang tua untuk mnyediakan HP android atau laptop,
tanpa harus mengluarkan biaya yang banyak, peserta didik dapat
menyerap materi yang disampaikan guru dengan baik dan mampu
memahami materi pelajaran.

Untuk kekurangan dari pembelajaran secara luring yaitu dalam


hal penyusunan materi dan menggandakan materi agar kebutuhan
peserta didik terpenuhi, bahan ajaryang digunakan dalam
pembelajaran secara luring yang akan dipelajari siswa sangat
terbatas.

3. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


a. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah sebuah
sistem / kesatuan dari beberapa Persamaan Linear Dua Variabel
yang sejenis. Jadi, sebelum mempelajari Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel (SPLDV) lebih jauh kita pelajari terlebih dahulu
mengenai hal – hal yang berhubungan dengan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV). (Siska, 2014).
Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) adalah sebuah bentuk
relasi sama dengan pada bentuk aljabar yang memiliki dua variabel
dan keduanya berpangkat satu. Dikatakan Persamaan Linear
karena pada bentuk persamaan ini jika digambarkan dalam bentuk
grafik, maka akan terbentuk sebuah grafik garis lurus (linear).
b. Cara menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
1. Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi ini untuk menentukan himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel,
caranya ialah dengan cara menghilangkan (mengeliminasi)
salah satu variabel dari sistem persamaan tersebut. (Arifin,
2020) Apabila variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel x
kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, atau
sebaliknya. Coba perhatikan bahwa apabila koefisien dari salah
satu variabel sama maka kita dapat mengeliminasi atau
menghilangkan salah satu variabel tersebut.
2. Metode Substitusi
Metode Substitusi adalah suatu metede untuk menyelesaikan
sebuah sistem persamaan linear dua variabel dengan metode
substitusi, terlebih dahulu kita nyatakan variabel yang satu ke
dalam variabel yang lain dari suatu persamaan, selanjutnya
menyubstitusikan (menggantikan) variabel itu dalam persamaan
yang lainnya.
3. Metode Gabungan
Adalah suatu untuk menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel dengan metode gabungan, kita menggabungkan
metode eliminasi dan substitusi.
B. Kerangka Berpikir

Peneliti ingin mengungkapkan bahwa masalah di pembahasan


sebelumnya menyatakan bahwa pembelajaran daring yang dilakukan oleh
guru masih kurang efektif, kurangnya interaksi yang terjadi antara peserta
didik dan pendidik, tidak stabilnya internet pada suatu tempat yang
memungkinkan untuk terkendalanya pelaksanaan pembelajaran, kurang
mampunya dalam mengoprasikan komputer ataupun handphone, peserta
didik cenderung kurang memperhatikan aspek sosialnya. Dari masalah
yang sudah dipaparkan sebelumnya, solusinya adalah dengan
pembelajaran luring, misalnya belajar melalui buku pegangan siswa atau
pertemuan langsung. Adapun jenis kegiatan Luring yakni menonton TVRI
sebagai pembelajaran, siswa mengumpulkan karyanya berupa dokumen,
karena kegiatan luring tidak menggunakan jaringan internet dan komputer,
melainkan media lainnya.
Pembelajara daring yang saat ini
terjadi kurang efektif dikarenakan
Gejala atau kurangnya interaksi antara pendidik
penemuan masalah dan peserta didik yang disebabkan
oleh gangguan kestabian internet
maupun ketidak mampuan
mengoperasikan komputer ataupun
handphone

Untuk mengatasinya dengan


pembelajaran luring misal belajar
Tindakan untuk melalui buku pegangan peserta
mengatasinya didik dengan pertemuan langsung
atau dengan kegiatan lain yakni
membuat karya berupa dokumen

Dengan pembelajaran luring


Hasil yang diharapkan mampu mempermudah
diharapkan kegiatan pembelajaran dan mampu
mencapai tujuan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai