Proposal
Skripsi
Oleh:
ASWAN
60600111011
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman” (QS. Ali Imran :139)
Allah Subhanahuwata’ala Rabb yang tak ada sekutu bagiNya dan seluruh pujian hanya
UntukNya, yang cintaNya kepada hambaNya melebihi cinta seorang ibu kepada anaknya
Pemilik dua senyum terindah saat kembali ke rumah, kedua orang tua tercinta, yang setiap
untaian doanya mengharap kebaikan dan penuh cinta untuk anaknya
Empat orang kakak yang selalu menjadi tempat berbagi, teman berdiri serta berlari
mengejar mimpi
Semua yang telah mengajarkan ilmu dan kebaikan serta mengingatkan akan hakikat hidup
Semua yang telah memberikan bantuan, semangat dan juga doa yang memudahkan jalan
L1M1T
iv
KATA PENGANTAR
Allah Swt, Tuhan semesta alam atas segala nikmat iman dan nikmat kesehatan
SAW, beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa
istiqamah dijalan-Nya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Matematika (S.Mat) pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Untuk itu, penulis menyusun skripsi ini dengan
mengerahkan semua ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. Tidak
penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak terutama do’a dan
dukungan yang tiada hentinya dari kedua orang tua tercinta ayahanda Muhajar dan
Andar, S.Kom. yang selalu setia memberikan doa, bantuan serta semangat selama
v
Pembimbing Akademik, serta Bapak Muh. Irwan, S.Si., M.Si, Pembimbing II,
atas waktu yang selalu diluangkan untuk memberikan bimbingan dan sumbangsih
1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., Rektor Universitas Islam Negeri
2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag., Dekan Fakultas Sains dan
4. Tim Penguji Ibu Wahidah Alwi, S.Si., M.Si., Penguji I, Bapak Muhammad
Ridwan, S.Si., M.Si., Penguji II dan Ibu Dr. Rahmi Damis, M.Ag., Penguji III
skripsi ini.
vi
7. Kepada teman dan pihak-pihak yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi
ini sangat diharapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah swt. membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua dan terutama pengembangan
Penulis,
Aswan
NIM. 60600111011
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
E. Batasan Masalah............................................................................. 7
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
D. Pelinieran........................................................................................ 23
E. Stabilitas ........................................................................................ 24
D. Prosedur Penelitian........................................................................ 45
B. Pembahasan .................................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 67
B. Saran .............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.3 Laju perubahan populasi Dinamika Merokok dimana tidak ada
Tabel 4.4 Laju perubahan populasi Dinamika Merokok dimana ada interaksi
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.2 Grafik laju perubahan populasi Potensial perokok (P) tanpa
Gambar 4.3 Grafik laju perubahan populasi Perokok (S) tanpa interaksi
Gambar 4.4 Grafik laju perubahan populasi Perokok yang berhenti merokok
Gambar 4.5 Grafik laju perubahan populasi Potensial perokok (P) dengan
Gambar 4.6 Grafik laju perubahan populasi Perokok (S) dengan interaksi
Gambar 4.7 Grafik laju perubahan populasi Perokok yang berhenti merokok
xi
DAFTAR SIMBOL
n adalah laju kelahiran individu baru yang masuk ke dalam populasi perokok
potensial.
β adalah laju perubahan individu pada populasi perokok potensial yang masuk
γ adalah laju perubahan individu pada populasi perokok yang masuk ke dalam
xii
ABSTRAK
Nama : Aswan
NIM : 60600111011
Judul : Pembatasan Dinamika Merokok Dengan Menggunakan Pendekatan
Model Matematika
Dinamika merokok adalah sebuah permasalahan yang telah menyita perhatian
dunia baik dalam masalah kesehatan maupun kehidupan sosial. Dalam laju
perubahannya dinamika merokok memiliki tiga populasi yang saling memengaruhi,
yaitu populasi Potensial perokok (P), Perokok (S) dan juga Perokok yang telah
berhenti merokok (Q). Berdasarkan hasil anasilis dari populasi yang terdapat pada
permasalahan dinamika merokok maka diperoleh model matematika sebagai
berikut.
𝑑𝑃
= 𝑛 − (𝛽 + 𝜇)𝑃
𝑑𝑡
𝑑𝑆
= 𝛽𝑃 + 𝛼𝑄 − (𝛾 + 𝜇)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇)𝑄
𝑑𝑡
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik untuk diri sendiri, maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari segi
kesehatan, pengaruh bahan kimia yang dikandung oleh rokok seperti tar,
nikotin dan karbon monoksida akan memacu kerja sistem syaraf pusat dan
penyakit lain.
memiliki berbagai efek terhadap kehidupan manusia. Baik itu efek terhadap
gangguan kehamilan dan juga sampai pada kematian. Sedangkan efek terhadap
dilakukan ditempat umum yang disebabkan oleh asap yang dikeluarkan oleh
rokok.
١٩٥ ... ْ َو ََل ت ُ ۡلقُواْ بِأ َ ۡيدِي ُك ۡم ِإلَى ٱلتَّهۡ لُ َك ِة َوأ َ ۡح ِسنُ ٓو ْۚا...
1
2
Terjemahnya:
Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan
tangan sendiri dan berbuat baiklah.1
menyebabkan rusaknya tubuh atau jiwa dan juga perbuatan yang menyebabkan
manusia.
Allah SWT juga melarang hal-hal yang dapat mengganggu orang lain
سبُواْ فَقَ ِد ٱ ۡحت َ َملُواْ بُهۡ َٰت َ ٗنا ِ ََوٱلَّذِينَ يُ ۡؤذُونَ ٱ ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَ َوٱ ۡل ُم ۡؤ ِم َٰن
َ َ ت بِغ َۡي ِر َما ٱ ۡكت
1
Kementrian Agama RI, Bukhara Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Bandung: Syamil
Qur’an, 2010), h. 83.
2
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsil al-Qur’an jilid 1 (Jakarta: Darul Haq,
2012), h. 335.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Darus Sunnah, 2007), h.
427.
3
mereka “kebohongan” karena mereka telah menyakiti tanpa sebab, “dan dosa
mendapatkan dampak negatif dari asap rokok, baik dari sisi penyakit ataupun
oleh interaksi sosial yang terjadi antara perokok dengan orang yang tidak
merokok. Banyak diantara orang yang tidak merokok berubah menjadi seorang
perokok akibat dari bergaul dengan perokok baik interaksi pergaulan dalam
masalah kesehatan masyarakat yang penting bagi seluruh dunia sejak satu
dekade yang lalu. Saat ini populasi perokok di dunia mencapai 1,1 miliar.
Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah ini akan meningkat menjadi 1,6 miliar,
hal ini disebabkan karena perdagangan rokok yang bebas. Indonesia merupakan
salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi
4
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsil al-Qur’an jilid 4 (Jakarta: Darul Haq,
2012), h. 698.
4
rokok yang tinggi. Menurut Bank dunia yang dikutip DEPKES RI (2002)
yang lainnya.
dari segi kesehatan, ekonomi dan juga sosial. Maka perlu untuk melakukan
merokok yang memiliki banyak sisi permasalahan baik dari sisi perilaku
5
Fitri Yessi Jami, dkk, Model Matematika Pencegahan Pertambahan Jumlah Perokok
dengan Penerapan Denda, h. 5.
5
Sehingga model matematika dibutuhkan untuk menjadi salah satu solusi dalam
Perokok dan juga laju perubahan Perokok menjadi populasi yang berhenti
merokok. Oleh karena itu laju perubahan ini perlu diteliti dan juga
diteliti oleh beberapa pihak, diantaranya adalah jurnal yang ditulis oleh Madya
Dengan Dinamika Akar Kuadrat” yang membuat dua model yaitu model
interaksi perokok potensial dengan perokok berat dan model interaksi perokok
jurnal yang ditulis oleh Fitri Yessi Jami yang membuat model matematika
sosial dan juga kesehatan. Melalui fakta yang ditemukan secara sosial dan juga
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis;
3. Bagi pembaca;
E. Batasan Masalah
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Berisi jenis penelitian, data dan sumber data, variabel dan definisi operasional,
BAB V Penutup
8
Daftar pustaka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Matematika
makroskopik. Dengan kata lain, model adalah jembatan antara dunia nyata
dalam proses interpretasi dunia nyata ke dalam dunia model. Ada model yang
pengambilan keputusan.7
berikut:
6
Usman Pagay, Mathematical Modelling (Malang: UIN-Malang Press, 2009), h.2-3.
7
Usman Pagay, Mathematical Modelling, h.3-4.
9
10
ini, sedangkan tujuan ini akan akan dipakai sebagai indikator yang
model utamanya.
dari isu kunci sebagaimana yang telah dikonstruksi dalam model?. Kedua
apakah model tersebut masuk akal?. Ketiga apakah data yang perlu untuk
terjadi atau hal yang akan dijelaskan pada penomena tersebut. Hal ini terkait
8
Kartono, Persamaan Diferensial Biasa (Yogyakarta: Graha Ilmu,2012),hal 10-12.
13
perubahan pada suatu kuantitas terhadap satu atau beberapa kuantitas yang
contoh, jika P menyataka jumlah manusia dalam suatu populasi yang besar
9
Syamsuddin Toaha, Pemodelan Matematika Dalam Dinamika Populasi,(Makassar: Dua
Saru Press, 2013), hal 2-3.
14
pada suatu waktu t, maka sangat beralasan untuk menyatakan bahwa laju
tersebut untuk memprediksi ukuran populasi pada masa yang akan datang.
ukuran populasi P pada waktu yang akan datang. Jika ukuran populasi pada
saat sekarang dinyatakan sebagai P(t) dan ukuran populasi pada saat t + ∆t
diberikan oleh
suatu wilayah, antara lain adalah faktor emigrasi, imigrasi, umur, gender,
proporsional kepada ukuran populasi dan interval waktu tertentu ∆t, yaitu
jumlah kelahiran adalah bP∆t dan jumlah kematian adalah dP∆t, dengan b
15
∆P = bP ∆t – dP ∆t = (b - d) P ∆t = kP∆t, (1.2)
diberikan oleh
∆𝑃
= 𝑘𝑃 (1.3)
𝑉𝑡
dengan demikian mengambil ∆t cukup kecil atau mendekati nol dan dengan
diferensial
∆𝑃 𝑑𝑃
lim = = 𝑘𝑃 (1.4)
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
bergantung kepada nilai konstanta k. Jika k < 0 maka populasi seluruh secara
eksponensial dan ukuran populasi akan menuju nol. Jika k = 0 maka ukuran
10
Syamsuddin Toaha, Pemodelan Matematika Dalam Dinamika Populasi, hal 7-9.
16
B. Persamaan Diferensial
1. Definisi
perubahan atas apa yang sedang terjadi. Jika diekspresikan dalam bahasa
dimana fungsi yang tak diketahui tergantung hanya pada satu variabel
bebas.
Contoh:
𝑑𝑦
=𝑥+5
𝑑𝑥
17
bebas. 11
Contoh:
𝜕𝑢(𝑥,𝑡) 𝜕2 𝑢
1) Persamaan panas: = 𝑘 𝜕𝑥2
𝜕𝑡
𝜕2 𝑢 𝜕2 𝑢
2) Persamaan gelombang: 𝑎2 𝜕𝑥2 = .
𝜕𝑡 2
3. Order
Contoh:
𝑑𝑦
1) + 𝑦 = 0, 𝑦 ′ − 𝑥𝑦 = 0 merupakan PD berorde 1
𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
2) + 𝑦 + 𝑥 2 + 5 = 0, 𝑦 ′′ − 𝑥𝑦 ′ + 𝑒 2 = 0 merupakan PD
𝑑𝑥 2
berorde 2
𝑑3 𝑦
3) 𝑥 𝑑𝑥3 + 𝑥 2 + 5 = 𝑥𝑦, 𝑦 ′′′ − 𝑥 (𝑦 ′)2 + ln(𝑥 ) = 0 merupakan PD
berorde 3.
11
Sri Sulasteri, Pesramaan Diferensial Biasa (Makassar: Alauddin Univercity Press,
2014), h 1-4.
12
Darmawijoyo, Persamaan Diferensial Biasa, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h 1-2.
18
bentuk polynomial). 13
Contoh:
bentuk
𝑑𝑛 𝑦 𝑑𝑛−1 𝑦 𝑑𝑦
𝑎0 (𝑥) + 𝑎1 (𝑥 ) 𝑑𝑥𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 (𝑥 ) 𝑑𝑥 + 𝑎𝑛 (𝑥 )𝑦 = 𝑏(𝑥)
𝑑𝑥 𝑛
13
Sri Sulasteri, Pesramaan Diferensial Biasa, h 5.
19
hal ini f(x) disebut integral atau primitive dari persamaan differensial
yang memuat n konstanta sebarang yang bebas liniear. Jika dari solusi
diberi nilai tertentu, maka akan diperoleh solusi yang disebut solusi
terdiri lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Sistem dari dua
terbentuk :
Di mana koefisien 𝑎11 , 𝑎12 , 𝑎21 , 𝑎22 𝑑𝑎𝑛 𝑓1, 𝑓2 merupakan fungsi t
diketahui.
terdiri atas lebih dari satu persamaan yang saling terkait. Sistem dari
dua persamaan diferensial tak linier dengan dua fungsi yang tak
diketahui berbentuk:
𝑥 = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝐹 (𝑥, 𝑦) 𝑦 = 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝐺 (𝑥, 𝑦)
Dimana ad – bc≠ 0.
dua fungsi yang tak diketahui dan dengan koefisien konstan) dan
14
Aliyah, Sistem Persamaan Diferensial linier dan Sistem Persamaan tak
Linier.(Malang-uin 2007),hlm 10.
21
C. Titik Kesetimbangan
Definisi 2.3
𝑑𝑥
= 𝑔(𝑥, 𝑦) (2.21)
𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑦
Persamaan (2.21) yang bernilai konstan sebab = 0 dan = 0. Keadaan
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑦
yang menyebabkan 𝑑𝑡 = 0 dan 𝑑𝑡 = 0 disebut dengan keadaan setimbangn dan
Contoh 2.6.
𝑓1 = 𝜇 + 𝛽𝐼 − 𝛼𝑆𝐼 − 𝜇𝑆
𝑓2 = 𝛼𝑆𝐼 − 𝛽𝐼 − 𝜇𝐼
15
Sarah Lutfiah Yulinar, “Titik Kesetimbangan Model Matematika Pada Pertumbuhan Sel
T yang Mensekresi Interleukin-2”, Skripsi (Malang:Fak.Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik
Ibrahim, 2009),h.10
22
Menurut definisi (2.3) titik kesetimbangan (𝑆̂, 𝐼̂) dari sistem (2.20) dapat
Dengan
𝑇
Untuk 𝑓1 (𝑆̂, 𝐼̂) = 0,
𝐼̂(𝛼𝑆̂ − 𝛽 − 𝜇) = 0
𝛽+𝜇
𝐼̂ = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆̂ =
𝛼
𝑇
a. Jika 𝐼̂ = 0 disubtitusikan ke persamaan 𝑓1 (𝑆̂, 𝐼̂) = 0, maka diperoleh
𝜇 + 𝛽0 − 𝛼𝑆̂0 − 𝜇𝑆̂ = 0
𝑆̂ = 1
𝛽+𝜇 𝑇
b. Jika 𝑆̂ = disubtitusikan ke persmaan 𝑓1 (𝑆̂, 𝐼̂) = 0, maka diperoleh
𝛼
𝛽+𝜇 𝛽+𝜇
𝜇 + 𝛽𝐼̂ − 𝛼 ( 𝛼 ) 𝐼̂ − 𝜇 ( 𝛼 ) = 0
𝛽+𝜇
𝜇 + 𝛽𝐼̂ − 𝛽𝐼̂ − 𝜇𝐼̂ − 𝜇 ( 𝛼 ) = 0
23
𝛽+𝜇
𝜇 − 𝜇𝐼̂ − 𝜇 ( 𝛼 ) = 0
𝛽+𝜇
𝜇−𝜇( ) = 𝜇𝐼̂
𝛼
𝛽+𝜇
𝜇(1 − ( ) = 𝜇𝐼̂
𝛼
𝛽+𝜇
𝐼̂ = 1 − 𝛼
𝑇
𝛽+𝜇 𝛽+𝜇
Jadi, titik kesetimbangan kedua diperoleh (( ) , (1 − ))
𝛼 𝛼
𝛽+𝜇
(2.20) memiliki dua titik kesetimbangan yaitu (0,1)𝑇 dan (( ) , (1 −
𝛼
𝑇
𝛽+𝜇
)) .
𝛼
nol atau saat penyakit tidak menyebar dalam populasi. Titik kesetimbangan
endemik penyakit adalah titik saat kelas terinfeksi tidak nol atau saat penyakit
D. Pelinieran
16
Sri Rejeki Retno Yuliani, “Analisis Penyebaran Penyakit Diare Sebagai Salah Satu
Penyebab Kematian Pada Balita Menggunakan Model Matematika Sis (Susceptible Infected-
Susceptible), Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016), h. 17-21
24
Definisi 2.4
1,2, … , 𝑛. Matriks
Definisi 2.5. Sistem linear 𝑥̇ = 𝐽(𝑓 (𝑥̅ ̇))(𝑥 − 𝑥̅ ) disebut linearisasi sistem
E. Stabilitas
Titik equilibrium dikatakan stabil jika untuk sebarang syarat awal yang
cukup dekat dengan titik equilibrium maka trayektori (kurva yang memotong
Sistem linear
𝑥1 + 3𝑥2 = 𝜆𝑥1
17
Intan Juliah, “Analisis Kestabilan Titik Kesetimbangan Model Matematika Proses
Transmisi Virus Dengue Di Dalam Tubuh Manusia Dengan Terapi Obat Herbal”, Skripsi
(Semarang: Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang, 2015), h. 15-20.
25
1 3 𝑥1 𝑥1
[ ] [𝑥 ] = 𝜆 [𝑥 ]
4 2 2 2
1 3 𝑥1 𝜆−1 3
Didapat 𝐴 = [ ], dan 𝑥 = [𝑥 ]. Sehingga 𝜆𝐼 − 𝐴 = [ ]
4 2 2 4 𝜆−2
𝜆−1 3
Maka |𝜆𝐼 − 𝐴| = [ ]=0
4 𝜆−2
= (𝜆 − 1)(𝜆 − 2) − (4)(3)
= 𝜆2 − 3𝜆 − 10 = 0
(𝜆 + 2)(𝜆 − 5) = 0
1. Stabil
Titik seimbang dikatakan stabil jika dan hanya jika akar karakteristiknya
(nilai eigen ) adalah real negatif atau mempunyai bagian real tak positif
2. Stabil Asimtotik
karakteristik (nilai eigen ) adalah real dan negatif atau mempunyai bagian
real negatif. Asimtotik terbagi menjadi dua yaitu asimtotik lokal dan
sistem linear atau kestabilan dari linearisasi sistem tak linear. Kestabilan
lokal pada titik equilibrium ditentukan oleh tanda bagian real dari akarakar
26
jika sebaarang nilai awal yang diberikan, maka setiap solusi pada sistem
equilibrium.
3. Tidak stabil
Titik setimbang dikatakan stabil jika hanya jika (nilai eigen ) adalah real
dan positif atau mempunyai paling sedikit satu nilai eigen dengan bagian
real positif.
keperluan mencari turunan yang lebih tinggi dengan jalan mengevaluasi fungsi
𝑓(𝑥, 𝑦) pada titik terpilih dalam setiap langkah. Metode Runge-Kutta adalah
𝑦𝑟+1 = 𝑦𝑟 + 𝑎1 𝑘1 + 𝑎2 𝑘2 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑘𝑛 (2.24)
𝑘1 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 )
𝑘2 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + 𝑝1 ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑞11 𝑘1 )
27
langkah, dan Persmaan (2.21) akan sama dengan metode deret taylor dari orde
setinggi mungkin.
Orde metode = 𝑛
𝑘1 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 , 𝑦𝑟 )
𝑘4 = ℎ𝑓 (𝑥𝑟 + ℎ, 𝑦𝑟 + 𝑘3 )
Contoh 2.7:
18
Rinaldi Munir, “Metode Numerik revisi kedua”, (Bandung: Informatika, 2008), h.390
28
𝑦 ′ = 𝑦, 𝑦(0) = 1 ℎ = 0.01
Penyelesaian:
𝑑𝑦
=𝑦
𝑑𝑥
𝑦 = 𝐶𝑒 𝑥
𝑦 (𝑥 ) = 𝑒 𝑥
1. Untuk ℎ = 0.01
𝑘1 = ℎ𝑦(0)
= 0.01
ℎ𝑘1
𝑘2 = ℎ𝑦(0) + 3
= 1.00003
ℎ
𝑘3 = 𝑦(0) + ℎ (3 + 𝑘2 )
= 1.01003
𝑘4 = 𝑦(0) + ℎℎ(𝑘1 − 𝑘2 + 𝑘3 )
= 1.00020
29
ℎ
𝑦(1) = 𝑦(0) + 8 (𝑘1 + 3𝑘2 + 3𝑘3 + 𝑘4
= 1.00880
2. Untuk ℎ = 0.02
𝑘1 = ℎ𝑦(0)
= 0.02
ℎ𝑘1
𝑘2 = ℎ𝑦(0) + 3
= 1.00013
𝑘
𝑘3 = 𝑦(0) + ℎ ( 32 + 𝑘2 )
= 1.00013
𝑘4 = 𝑦(0) + ℎ(𝑘1 − 𝑘2 + 𝑘3 )
= 1.00080
ℎ
𝑦(1) = 𝑦(0) + 8 (𝑘1 + 3𝑘2 + 3𝑘3 + 𝑘4
= 1.01770
3. Untuk ℎ = 0.03
𝑘1 = ℎ𝑦(0)
= 0.03
ℎ𝑘1
𝑘2 = ℎ𝑦(0) + 3
= 1.00030
𝑘
𝑘3 = 𝑦(0) + ℎ ( 32 + 𝑘2 )
= 1.03030
𝑘4 = 𝑦(0) + ℎ(𝑘1 − 𝑘2 + 𝑘3 )
30
= 1.00180
ℎ
𝑦(1) = 𝑦(0) + 8 (𝑘1 + 3𝑘2 + 3𝑘3 + 𝑘4
= 1.02671
G. Metode Numerik
calculation).
jumlah banyak dan melewati proses perhitungan matematika yang cukup rumit.
Perhitungan secara manual akan memakan waktu yang panjang dan lama
19
Supinah, “Modifikasi Metode Runge Kutta Orde Empat (Kutta) Berdasarkan Rata-Rata
Kontra Harmonik”Skripsi (Pekanbaru: Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011), h.29-31.
20
Agus Setiawan, Pengantar Metode Numerik,(Yogyakarta : Penerbit Andi, 2006), h. 1.
31
H. Dinamika Merokok
Rokok sudah dikenal sejak lama oleh suku asli yang mendiami daerah
Meksiko. Pada saat itu merokok sudah menjadi hal yang lazim dilakukan oleh
mendiami daerah di sekitar Meksiko, yaitu suku Indian. Pada abad ke-15,
sebuah dataran yang saat ini dikenal dengan benua Amerika. Colombus
kemudian bertemu dengan suku Indian yang merupakan suku asli dataran
penyakit.
Sigaret dan Cerutu. Berdasarkan bahan baku ataua isi rokok, rokok dibedakan
21
Francis Scheid, Analisis Numerik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992), h. 1.
32
kandungan yang tidak dimiliki oleh daun lainnya yaitu nikotin dan eugenol
yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selain itu, tembakau yang merupakan
tanaman perkebunan juga tidak terlepas dari zat kimia yaitu pestisida. Dalam
satu batang rokok, terdapat sekitar 4.800 bahan kimia diantaranya Karbon
berikut:
a. Tembakau
b. Cengkeh
22
Win Darmanto, dkk, Analisis Model Matematika Jumlah Perokok Dengan Dinamika
Akar Kuadrat, (Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Agustus – Desember 2013, ISNN: 1412 – 72818),
h. 11.
33
c. Saus Rahasia
buahan untuk menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini
2. Kandungan Rokok
bagi kesehatan. Racun yang paling utama, antara lain tar, gas CO dan
nikotin :
a. Nikotin
darah hanya 25% dan akan sampai ke otak dalam waktu 15 detik saja.
untuk merokok lagi. Ketika berhenti merokok maka terjadi putus zat
b. Tar
3-6%, gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok
merah (eritrosit) lebih kuat dibanding O2, sehingga setiap ada asap
sel darah merah akan semakin kekurangan O2, oleh karena yang
jantung, paru, ginjal, kaki, saluran peranakan, dan ari-ari pada wanita
3. Perokok
perokok yaitu :
stream smoke).
stream smoke).
4. Dinamika merokok
23
Bimma Adi Putra, Hubungan Antarai Intensitas Perilaku Merokok Dengan Tingkat
Insomnia, Skripsi. (Semarang: Jurusan Fsikologi Universitas Negeri Semarang, 2013), h 36-38
24
Bimma Adi Putra, Hubungan Antarai Intensitas Perilaku Merokok Dengan Tingkat
Insomnia, h 31-32
36
merokok.
5. Perilaku Merokok
serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri
sekitarnya.25
25
Bimma Adi Putra, Hubungan Antarai Intensitas Perilaku Merokok Dengan Tingkat
Insomnia, h 31
37
a. Tahap persiapan
b. Tahap inisiasi
rokok.
yaitu efek dan level dari nikotin yang dibutuhkan dalam aliran
darah.
perilaku meroko pada remaja, yaitu: (1) kepuasan psikologis; (2) sikap
adalah:
b. Pengaruh teman
perokok.
c. Faktor kepribadian
d. Pengaruh iklan
8. Bahaya Rokok
26
Ade Maya Azkiyati, Hubungan Perilaku Merokok Dengan Harga Diri Remaja Laki-
Laki Yang Merokok Di SMK Putra Bangsa, (Depok: Jurusan Keperawatan Universitas Indonesia,
2012), h 16-19.
40
a. Jangaka pendek
b. Jangka panjang
koroner)
di atas.
kardiovaskular.
41
pada perokok.
tulang.
ke alat kelamin.
42
lahir mati (still birth), bayi lahir dengan berat badan rendah
27
Sentra Informasi Keracunan Nasional, Pusat InformasiObat dan Makanan Badan POM,
Remaja, Tembakau dan Rokok, (Jakarta Pusat), h 4-5
43
(gejala putus zat). Adapun gejala yang timbul yaitu sakit kepala,
28
Henni Barus, Hubungan Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Rokok Dengan Motivasi
Berhenti Merokok Pada Mahasiswa FKM Dan FISIP Universitas Indonesia, Skripsi. (Depok:
Jurusan Keperawatan Universitas Indonesia, 2012), h 13-14.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini adalah
dinamika merekok.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan November 2016 - Mei 2018.
perokok (P), Perokok (S), dan Perokok yang berhenti merokok (Q). adapun
sebagai berikut:
44
45
D. Prosedur Penelitian
sebagai berikut:
matematika.
A. Hasil Penelitian
populasi.
2. Membuat Asumsi
perokok (P), populasi Perokok (S), dan populasi Perokok yang berhenti
merokok (Q).
46
47
sebagai berikut:
n P μ
S μ
γ α
Q μ
4. Model Matematika
𝑑𝑆
= 𝛽𝑃 + 𝛼𝑄 − (𝛾 + 𝜇)𝑆 (4.1b)
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇)𝑄 (4.1c)
𝑑𝑡
𝑘𝑆
Selanjutnya diberikan 𝛽 = (4.2)
𝑃
48
Keterangan:
Potensial perokok.
salah satunya adalah dengan membuat ruas kiri sistem Persamaan (4.1)
𝑛 − ( 𝛽 + 𝜇 )𝑃 = 0 (4.3a)
𝛽𝑃 + 𝛼𝑄 − (𝛾 + 𝜇 )𝑆 = 0 (4.3b)
𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇 )𝑄 = 0 (4.3c)
▪ 𝑛 − (𝛽 + 𝜇 ) 𝑃 = 0
𝑛 = ( 𝛽 + 𝜇 )𝑃
𝑛
𝑃 = (𝛽+𝜇) Subtitusi nilai 𝛽
𝑛
𝑃= 𝑘𝑐𝑆
( +𝜇)
𝑃
𝑛
𝑃= 𝑘(0)
( +𝜇)
𝑃
𝑛
𝑃∗ = 𝜇 (4.4)
▪ 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇 )𝑄 = 0
𝛾𝑆 = (𝛼 + 𝜇)𝑄
𝑦(0)
𝑄=
(𝛼 + 𝜇)
𝑄∗ = 0 (4.5)
50
▪ 𝑛 − (𝛽 + 𝜇 ) 𝑃 = 0
𝑛 = (𝛽 + 𝜇)𝑃
𝑛
𝑃 ∗ = 𝛽+𝜇 (4.6)
▪ 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇 )𝑄 = 0
𝛾𝑆 = (𝛼 + 𝜇)𝑄
𝛾𝑆
𝑄 = 𝛼+𝜇 (4.7)
Persamaan (4.2b)
𝑛 𝛾𝑆
𝛽 (𝛽+𝜇) + 𝛼 (𝛼+𝜇) − (𝛾 + 𝜇 )𝑆 = 0
𝛾 𝑛
𝛼𝑆 ( ) − (𝛾 + 𝜇 )𝑆 = −𝛽( )
𝛼+𝜇 𝛽+𝜇
51
𝛾 𝑛
𝑆((𝛼 ( ) − (𝛾 + 𝜇 )) = −𝛽( )
𝛼+𝜇 𝛽+𝜇
𝑛
−𝛽( )
𝛽+𝜇
𝑆= 𝛾
𝛼(𝛼 + 𝜇 ) − (𝛾 + 𝜇)
𝑛
−𝛽( )
𝛽+𝜇
=
𝛼𝛾 − (𝛼𝛾 + 𝛾𝜇 + 𝜇𝛼 + 𝜇 2 )
𝛼+𝜇
𝑛 𝛼+𝜇
= −𝛽 ( )( )
𝛽 + 𝜇 −𝛾𝜇 − 𝜇𝛼 − 𝜇 2
(−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇)
𝑆 ∗ = (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) (4.8)
▪ 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇 )𝑄 = 0 subtitusi nilai S
(−𝛽𝑛)(𝛼 + 𝜇 )
𝛾( ) − ( 𝛼 + 𝜇 )𝑄 = 0
(𝛽 + 𝜇 )(−𝛾𝜇 − 𝜇𝛼 − 𝜇 2 )
(−𝛽𝑛)(𝛼 + 𝜇 )
𝛾( ) = (𝛼 + 𝜇)𝑄
(𝛽 + 𝜇 )(−𝛾𝜇 − 𝜇𝛼 − 𝜇 2 )
(−𝛽𝑛)(𝛼 + 𝜇 )
𝛾( )
(𝛽 + 𝜇 )(−𝛾𝜇 − 𝜇𝛼 − 𝜇 2 )
𝑄 =
(𝛼 + 𝜇)
(−𝛽𝑛)(𝛼 + 𝜇 ) 1
𝑄 = 𝛾( 2
))( )
(𝛽 + 𝜇 )(−𝛾𝜇 − 𝜇𝛼 − 𝜇 ) (𝛼 + 𝜇 )
𝛾(−𝛽𝑛)
𝑄 ∗ = (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) (4.9)
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
( , , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) )
𝛽+𝜇 (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 )
52
𝑑𝑃
= 𝑛 − (𝛽 + 𝜇)𝑃 = 𝑓1 (𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑆
= 𝛽𝑃 + 𝛼𝑄 − (𝛾 + 𝜇)𝑆 = 𝑓2 (𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= 𝛾𝑆 − (𝛼 + 𝜇)𝑄 = 𝑓3 (𝑡)
𝑑𝑡
𝑑𝑓1 𝑛−(𝛽+𝜇)𝑃
▪ 𝑗11 = = = −𝛽 − 𝜇
𝑑𝑃 𝑑𝑃
𝑑𝑓1 𝑛−(𝛽+𝜇)𝑃
▪ 𝑗12 = 𝑑𝑆
= 𝑑𝑆
=0
𝑑𝑓1 𝑛−(𝛽+𝜇)𝑃
▪ 𝑗13 = = =0
𝑑𝑄 𝑑𝑄
𝑑𝑓2 𝛽𝑃+𝛼𝑄−(𝛾+𝜇)𝑆
▪ 𝑗21 = = =𝛽
𝑑𝑃 𝑑𝑃
𝑑𝑓2 𝛽𝑃+𝛼𝑄−(𝛾+𝜇)𝑆
▪ 𝑗22 = = = −𝛾 − 𝜇
𝑑𝑆 𝑑𝑆
𝑑𝑓2 𝛽𝑃+𝛼𝑄−(𝛾+𝜇)𝑆
▪ 𝑗23 = = =𝛼
𝑑𝑄 𝑑𝑄
𝑑𝑓3 𝛾𝑆−(𝛼+𝜇)𝑄
▪ 𝑗31 = = =0
𝑑𝑃 𝑑𝑃
𝑑𝑓3 𝛾𝑆−(𝛼+𝜇)𝑄
▪ 𝑗32 = = =𝛾
𝑑𝑆 𝑑𝑆
53
𝑑𝑓3 𝛾𝑆−(𝛼+𝜇)𝑄
▪ 𝑗33 = = = −𝛼 − 𝜇
𝑑𝑄 𝑑𝑄
−𝛽 − 𝜇 0 0
∗ ∗ ∗)
𝐽 (𝑃 , 𝑆 , 𝑄 =[ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ] (4.10)
0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
−𝛽 − 𝜇 0 0
𝐽1∗ =[ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
𝑘𝑆
− −𝜇 0 0
𝑃
= 𝑘𝑆
−𝛾 − 𝜇 𝛼
𝑃
[ 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇]
𝑘(0)
− −𝜇 0 0
𝑃
= 𝑘(0)
−𝛾 − 𝜇 𝛼
𝑃
[ 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇]
−𝜇 0 0
𝐽1∗ =[ 0 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
1 0 0 −𝜇 0 0
det(𝜆𝐼 − 𝐽1∗ ) = 𝜆 [0 1 0] − [ 0 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 0 1 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
54
𝜆 0 0 −𝜇 0 0
= [0 𝜆 0] − [ 0 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 0 𝜆 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
𝜆+𝜇 0 0
=| 0 𝜆+𝛾−𝜇 −𝛼 | = 0
0 −𝛾 𝜆+𝛼−𝜇
= 𝜆 + 𝛼 − 𝜇[(𝜆 + 𝜇 )( 𝜆 + 𝛾 − 𝜇 ) − 0)] = 0
➢ 𝜆1 = −𝛼 + 𝜇
𝜆2 = −𝜇 (4.11)
𝜆3 = −𝛾 + 𝜇
Kestabilan dari sistem terlinierisasi dapat dikaji melalui nilai eigen dari
(𝑃∗ , 𝑃∗ , 𝑄 ∗ ) =
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
(𝛽+𝜇 , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) ) adalah:
−𝛽 − 𝜇 0 0
𝐽1∗ =[ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
1 0 0 −𝛽 − 𝜇 0 0
det(𝜆𝐼 − 𝐽1∗ ) = 𝜆 [0 1 0] − [ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 0 1 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
𝜆 0 0 −𝛽 − 𝜇 0 0
= [0 𝜆 0] − [ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ]
0 0 𝜆 0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
𝜆+𝛽−𝜇 0 0
= | −𝛽 𝜆+𝛾−𝜇 −𝛼 | = 0
0 −𝛾 𝜆+𝛼−𝜇
55
= 𝜆 + 𝛼 − 𝜇[(𝜆 + 𝛽 − 𝜇 )( 𝜆 + 𝛾 − 𝜇 ) − 0)] = 0
➢ 𝜆1 = −𝛼 + 𝜇
𝜆2 = −𝛽 − 𝜇 (4.12)
𝜆3 = −𝛾 + 𝜇
Perokok (S) 29
n 2 Hanisar (2016)
Berikut ini adalah simulasi model kestabilan titik tetap pada saat
tidak ada interaksi antara Potensial perokok dan Perokok. Dengan nilai
𝑘𝑆 (0)29
parameter n = 2, 𝑘 = 0, 𝛾 = 0,3, 𝛼 = 3, 𝜇 = 0,02 dan 𝛽 = = =
𝑃 68
𝑑𝑆
= (0)𝑃 + (3)𝑄 − (0,3 + 0,02)𝑆 (4.13)
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= (0,3)𝑆 − (3 + 0,02)𝑄
𝑑𝑡
eigen dari matriks jacobiannya yang diperoleh dari Sistem (4.11) yaitu
𝑛
(𝑃 ∗ , 𝑆 ∗ , 𝑄 ∗) = ( , 0, 0) = (100, 0, 0) stabil.
𝜇
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
( , , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) ) = (100, 0, 0). Kestabilan
𝛽+𝜇 (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 )
57
dari system bergantung pada nilai eigen dari matriks jacobiannya yang
(100, 0, 0) stabil.
P S Q
1 68 29 3
2 73 24 2
3 78 20 2
4 82 16 2
5 85 13 1
6 87 10 1
7 90 9 1
8 92 7 1
9 93 6 1
10 94 5 1
58
…
39 100 0 0
40 100 0 0
perokok (P), Perokok (S) dan Perokok yang telah berhenti merokok (Q)
perokok (S) dengan Perokok (S). Selain pada tabel perubahan populasi
tidak ada interaksi antara populasi Potensial perokok (P) dan populasi
Perokok (S).
59
(S).
pada kondisi tidak ada interaksi antara populasi Potensial perokok (P)
saat tidak ada interaksi antara Potensial perokok dan Perokok. Dengan
𝑘𝑆
nilai parameter n = 2, 𝑘 = 0,3, 𝛾 = 0,3, 𝛼 = 3, 𝜇 = 0,02 dan 𝛽 = =
𝑃
(0,3)29
= 0,128 sehingga jika disubtitusikan ke dalam system
68
𝑑𝑆
= (0,128)𝑃 + (3)𝑄 − (0,3 + 0,02)𝑆 (4.13)
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= (0,3)𝑆 − (3 + 0,02)𝑄
𝑑𝑡
eigen dari matriks jacobiannya yang diperoleh dari Sistem (4.11) yaitu
𝑛
(𝑃 ∗ , 𝑆 ∗ , 𝑄 ∗) = ( , 0, 0) = (100, 0, 0) stabil.
𝜇
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
(𝛽+𝜇 , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) ) = 15,384, 89,564,
8,897). Kestabilan dari system bergantung pada nilai eigen dari matriks
P S Q
1 68 32 3
2 60 36 3
3 54 42 4
4 48 47 5
5 44 51 5
6 40 55 5
7 36 58 6
8 33 61 6
9 30 64 6
62
10 29 66 6
…
39 14 78 8
40 14 79 8
perokok (P), Perokok (S) dan Perokok yang telah berhenti merokok (Q)
perokok (S) dengan Perokok (S). Selain pada tabel perubahan populasi
(S).
63
pada kondisi ada interaksi antara populasi Potensial perokok (P) dan
B. Pembahasan
ditemukan ada tiga populasi umum pada dinamika tersebut. Tiga populasi itu
adalah Potensial perokok (P), Perokok (S) dan Perokok yang berhenti merokok
membuat skema model dari asumsi yang telah dibuat. Dari skema model yang
telah dibuat pada Gambar 4.1 maka diperoleh model matematika pada
Persamaan 4.1.
dinamika merokok. Dalam pemodelan ini titik kesetimbangan ada dua, yaitu
titik kesetimbangan bebas perokok dan juga titik kesetimbangan tidak bebas
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
(𝛽+𝜇 , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) ).
maka perlu melakukan pelinieran pada titik tetap dengan menggunakan matriks
65
−𝛽 − 𝜇 0 0
[ 𝛽 −𝛾 − 𝜇 𝛼 ].
0 𝛾 −𝛼 − 𝜇
𝑛 (−𝛽𝑛)(𝛼+𝜇) 𝛾(−𝛽𝑛)
(𝑃∗ , 𝑆 ∗ , 𝑄 ∗) = (𝛽+𝜇, , (𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 ) ) yaitu 𝜆1 = −𝛼 +
(𝛽+𝜇)(−𝛾𝜇−𝜇𝛼−𝜇2 )
𝜇, 𝜆2 = −𝛽 + 𝜇 dan 𝜆3 = −𝛾 + 𝜇.
titik kesetimbangan dan juga laju perubahan populasi pada dinamika merokok.
Dengan menggunakan data pada Tabel 4.1 dan nilai parameter pada Tabel 4.2
maka dapat diketahui bahwa nilai eigen pada titik kesetimbangan bebas
perokok dan titik kesetimbangan tidak bebas porokok keduanya stabil. Hal
tersebut ditunjukkan oleh nilai eigen pada kedua titik kesetimbangan semuanya
bernilai negatif.
maka dapat diketahui laju perubahan jumlah populasi pada dinamika merokok.
Hal ini ditunjukkan pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 serta Grafik hasil simulasi
numerik pada model. Laju perubahan jumlah populasi pada kondisi dimana
66
tidak ada interaksi antara populasi Potensial perokok (P) dengan populasi
Perokok (S) ditunjukkan pada Tabel 4.3. Pada kondisi ini terlihat pada tabel
mengalami penurunan. Hal tersebut juga bisa dilihat pada Gambar 4.2 untuk
setiap tahun, Gambar 4.3 untuk laju perubahan populasi Perokok (S)
mengalami penurunan pada setiap tahun dan Gambar 4.4 untuk laju perubahan
setiap tahun.
interaksi antara populasi Potensial perokok (P) dengan populasi Perokok (S)
ditunjukkan pada Tabel 4.4. Pada kondisi ini terlihat pada tabel populasi
peningkatan. Hal tersebut juga bisa dilihat pada Gambar 4.5 untuk laju
tahun, Gambar 4.6 untuk laju perubahan populasi Perokok (S) mengalami
peningkatan pada setiap tahun dan Gambar 4.7 untuk laju perubahan populasi
Perokok yang berhenti merokok (Q) mengalami peningkatan pada setiap tahun.
BAB V
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
𝑑𝑆
= (0)𝑃 + (3)𝑄 − (0,3 + 0,02)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= (0,3)𝑆 − (3 + 0,02)𝑄
𝑑𝑡
𝑑𝑆
= (0,128)𝑃 + (3)𝑄 − (0,3 + 0,02)𝑆
𝑑𝑡
𝑑𝑄
= (0,3)𝑆 − (3 + 0,02)𝑄
𝑑𝑡
jumlah populasi Perokok (S) menurun pada kondisi tidak adanya interaksi
antara populasi Potensial perokok (P) dengan populasi Perokok (S) dan
67
68
B. Saran
dan juga populasi Perokok yang berhenti merokok. Maka untuk pengembangan
function fv=DM(t,x)
fv=zeros(3,1);
fv(1)=2-(0+0.02)*x(1);
fv(2)=0*x(1)+(3)*x(3)-(0.3+0.02)*x(2);
fv(3)= 0.3*x(2)-(3+0.02)*x(3);
t=
1
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
260
270
280
290
300
310
320
330
340
350
360
370
380
390
400
x=
fv=zeros(3,1);
fv(1)=2-(0.128+0.02)*x(1);
fv(2)=0.128*x(1)+(3)*x(3)-(0.3+0.02)*x(2);
fv(3)=0.3*x(2)-(3+0.02)*x(3);
t=
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
x=
Tamboke, kecamatan Sukamaju, kabupaten Luwu Utara pada tahun 1998 dan tamat
pada tahun 2004. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan
dan tamat pada tahun 2007. Kemudian pada tahun itu juga penulis melanjutkan
penulis pindah ke SMKN 1 Masamba kabupaten Luwu Utara dan tamat pada tahun
2010. Pada tahun 2011 penulis lulus dan menjadi mahasiswa aktif pada jurusan
Jurusan (HMJ) Matematika Fakultas Sains dan Teknologi dan juga Badan Eksekutif