Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENGETAHUAN

LINGKUNGAN EKOSISTEM AKUATIK

Oleh Kelompok 2

Rizky Ananda
Prasetyo Khairy

Fadiyah Safiqah
M. Ramah
Syahrani Anaffiah

MATA PELAJARAN BIOLOGI

SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN

2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Ekosistem Akuatik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Medan, 18 Januari 2023

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii


Daftar Isi ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................... 2
Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Ekosistem Air Tawar .............................................................................. 3
Danau ....................................................................................................... 5
Ekosistem Lotik ...................................................................................... 8
Ekosistem Air Laut ................................................................................ 10
Laut ......................................................................................................... 14
Ekosistem Pantai .................................................................................. 15
Estuari ..................................................................................................... 19
Terumbu Karang .................................................................................... 20

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara


makhluk hidup dengan lingkungan. Berasal dari kata Yunani
dan " ilmu ". Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya yaitu faktor abiotik
dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan
topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat
dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk olehhubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis yang
mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan dihabitat
perairan. Komponen biotik terdiri atas komponen flora dan fauna.
Sedangkan komponen atbiotik terdiri atas komponen tidak hidup misalnya

tersebut oceanografi, sedangkan ilmu yang mempelajari perairan tawar dan


asin di bawah pesisir disebut hymnologi.

ikan, buaya dan lainnya dengan makhluk tak hidup, misal batu, air, udara dan
lainnya. Ekosistem perairan meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem

1
air laut . Ekosistem perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan
abiotiknya berada di air.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mengetahui ekosistem akuatik yang meliputi pengertian dan apa saja yang

ketahui tentang ekosistem akuatik agar siswa/i SMA NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN

hancur.

1.3 Manfaat
Dari setiap penulisan suatu makalah pasti adanya manfaat yang bisa
didapatkan seperti halnya penulisan makalah ini, antara lain:
Sebagai bahan referensi bagi siswa/i Kelas X-D
Sebagai pengetahuan bagi siswa/i kelas X-D akanp
ekosistem akuatik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem Air Tawar

Ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan


yang ada di dalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk hidupdi
dalam air tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri. Ekosistem air tawar
sering dikatakan juga sebagai perairan darat (Kimball, 1991).

sebagai berikut :
Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan
dengan sitoplasma
Adanya aliran air (arus), hal ini amat menentukan distribusi gas yang
vital, garam mineral dan organisme kecil.

Ekosistem air tawar tetap dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, meskipun
pengaruh tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan
ekosistem darat.
Perubahan ketinggian air terlihat nyata sekali , misalnya pada waktu
musim hujan air sungainya tinggi (berlimpah) dan musim kemarau
terlihat sedikit (kekeringan).

Intensitas cahaya yang diterima pada ekosistem air tawar cukup tinggi,
walaupun karena berbagai faktor penetrasi cahaya matahari ke
dalam air agak berkurang.
Secara fisik dan biologis ekosistem ait tawar merupakan perantaraan
ekosistem darat dan laut, yang sering disebut sebagai air payau
(lingkungan estuari), estuarin merupakan lingkungan

3
lingkungan perairan setengah tertutup di pinggiran daratan yang
terpengaruh oleh pasang surut air laut.
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya adalah tumbuhan biji.
Penggolongan Ekosistem Air Tawar Berdasarkan Bentuknya

Kolam
Kolam merupakan ekosistem buatan dan sebuahperairan yang
cukup dangkal sehingga cahaya dapat menembus sampai ke
dasarnya. Tumbuhan yang hidup dihabitat kolam antara lain teratai
dan enceng gondok. Organisme lain yang berada di dalam kolam
adalah berbagai jenis plankton, crustacea kecil, molusca, beberapa
jenis ikan, serta insecta.
Danau
Danau adalah perairan darat yang ukurannya lebih besar daripada
kolam. Akan tetapi batas-batas ukuran danau tidak jelas. Para ahli
menyebutkan danau adalah perairan darat yang mempunyai
kedalaman air sedemikian rupa, sehingga dasar perairannya selalu
gelap karena tidak dapat tercapai oleh cahaya matahari.
Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air
sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan
makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan
oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.
Rawa

adalah variasi temperatur atau suhu rendah, kadar garam rendah,


penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar,
danmemiliki tumbuhan-tumbuhan tingkat tinggi (dikotil dan
monokotil), tumbuhan tingkat rendah (alga, jamur, gulma, ganggang

4
hijau) yang berfungsi sebagai produsen, serta memiliki ikan air

2.2 Danau
Danau adalah ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang
berisi air. Jadi ekosistem danau adalah hubungan beberapa populasi yang
hidup disuatu ceruk atau cekungan pada permukaan bumi yang berisi air
yang mengadakan interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan lingkungan abiotik dan hubungannya adalah timbal balik.

Komponen ekosistem danau tersusun atas komponen hidup (biotik)


dan komponen tak hidup (abiotik) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Komponen Biotik
Komponen biotik dalam ekosistem danau meliputi semua jenis
makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme.
Komponen abiotik
Komponen abiotik dalam ekosistem danau meliputi suhu, air, cahaya

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,

tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya


tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding
selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke
dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan
tingkat tinggi, seperti teratai ( ) mempunyai akar
jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di

5
habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis
lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan
yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan
tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam
mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.

Danau air tawar yaitu danau yang berair tawar, danau jenis ini
memiliki ciri yaitu memiliki pelepasan berupa sungai, contoh
danau toba
Danau air asin yaitu danau yang berair asin dimana danau

sungai dan pelepasan hanya merupakan penguapan saja.


Contoh : Danau sentani (Papua).

dan memiliki ciri : biasanya merupakan kawah gunung berapi


yang berisi air hujan dan airnya berwarna hijau
kekuning-kuningan. Contoh Danau Tangkuban perahu.

Danau berdasarkan kapasitas airnya , terbagi menjadi


Danau permanen yaitu danau yang kapasitas airnya tidak
dipengaruhi oleh musim
Danau temporer yaitu dana yang kapasitas airnya bersifat
fluktuaktif (meluap ketika musim hujan dan surut ketika
musim kemarau).

6
Danau berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai
berikut.
Danau oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik
tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen
sepanjang tahun.
Danau eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan
kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat
produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah
profundal.

Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan atas


beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
Danau Tektonik, yaitu danau yang terbntuk oleh tenaga
endogen yang bersumber dari gerakan tektonik seperti
cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya

Danau Vulkanik, yaitu danau bekas gunung api. Air danau


berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang
kepundan atau kaldera. Contohnya Danau Kawah Gunung
Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.
Danau Vulkano-Tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena
gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi
pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma
yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi
pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut

7
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari
menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan
tepi.Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas
organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang
melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura
dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
mencari makan di danau.

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan
masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan
tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang
sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil

Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik


danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk
respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya


bentos dan sisa-sisa organisme mati

2.3 Ekosistem Lotik

8
Berdasarkan keadaan airnya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi
dua macam, yaitu ekosistem air tawar lentik (tenang) dan ekosistem air
tawar lotik (mengalir).
Perairan Mengalir (lotik)
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas
membedakannya dari air menggenang walaupun keduanya merupakan
habitat air tawar. Semua perbedaan itu tentu saja mempengaruhi bentuk
serta kehidupan tumbuhan dan hewan yang menghuninya. Satu perbedaan
mendasar antara danau dan sungai adalah bahwa danau terbentuk karena
cekungannya sudah ada dan air yang mengisi cekungan itu, tetapi danau
setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga menjadi tanah kering.
Sebaliknya, sungai terjadi karena airnya sudah ada sehingga air itulah yang
membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih terdapat
air yang mengisinya.

Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan factor pembatas bagi


organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat
melakukan adaptasi terhadapadanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini
juga dapatmenjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotikdalam
ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi,besarnya sungai dan debit
air yang mengalir. Misalnya, jenisorganisme di pinggir sungai berbeda

Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada


musim. Di Pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim
hujan sedangkan di musimkemarau airnya kecil dan bahkan mengering.
Keadaan ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat

Perairan Menggenang (Lentik)


Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan alamiah dan
perairan buatan. Berdasarkan proses terbentuknya perairan alamiah
dibedakan menjadi perairan yang terbentuk karena aktivitas tektonik dan
aktivitas vulkanik. Beberapa contoh perairan lentik yang alamiah antara lain

9
adalah danau, rawa, situ dan telaga, sedangkan perairan buatan antara lain
adalah waduk.

2.4 Ekosistem Air Laut


Menurut Pillay (2003) Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistemdi
dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di mana ada di dalamnya terdapat
proses dan komponen-kompenen kehidupan yang serupa dengan proses
yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya lebih dari
2/3 permukaan bumi (+ 70 %), karena luasnya dan potensinya yang
sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem
laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem
pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Habitat laut (oceanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang
tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena
suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°
C.Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.Di daerah dingin, suhu air
laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut
tetap subur dan banyak plankton serta ikan.Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung
balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah
permukaannya secara horizontal.

Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah


dingin cukup rendah.

Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan


temperatur dan perputaran bumi.
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut
mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian

10
bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur
dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut
dinamakan batas termoklin.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki
karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah
memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan tekanan osmosisair
laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel
banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara
melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air
dilakukan secara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan
secara aktif melalui insang. Ekosistem air laut dibedakan

Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman. Laut merupakan


wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi.
Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya
Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas,
sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut
yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik,
daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya
terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah
disfotik.Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut
dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik.
epipelagik,
mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.

Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum


banyak diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya
perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan dalam,
tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang
ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi

11
ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan
pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari

laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang


hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang
indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi
karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas.
Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena

Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah


batas pasang surut disebut zona litoral, sedangkan daerah dengan
kedalaman lebih dari 200 meter dari daerah pasang surut disebut
zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah ini ialah produsen,
plankton, konsumen dan pengurai.Komunitas ekosistem pantai pasir
dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas
wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai
besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam.
Komunitas di dalamnya umumnya didominasi oleh

Jenis ekosistem pantai pasir dangkal ada tiga, yaitu sebagai


berikut.

Zona pelagic
Zona pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang
kedalamannya tidak dapat ditembus cahaya Matahari sampai ke
dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air
dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena

12
ada perbedaan suhu. Batas dari` kedua lapisan air itu disebut daerah
Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
Zona pelagik terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik,
batiopelagik, abisal pelagik (abisopelagik) dan hadal pelagik.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan
kedalaman air sekitar 200 m.
Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan
kedalaman 200-1000 m. Hewan yang hidup di daerah
misalnya adalah ikan hiu.
Batiopelagik merupakan daerah dengan kedalaman
gurita.
Abisalpelagik (Abisopelagik) merupakan daerah dengan
kedalaman mencapai 4.000 m, di daerah ini tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak
mampu menembus daerah ini.
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar).
Kedalaman lebih dari 6.000 m.
4
zona yaitu sebagai berikut.
1)
2) Neritik, merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar yang dalamnya ± 300meter.
3)
2.500 m.
4) Abisal, merupakan daerah yang lebih dalam, yaitu antara1.500 -
10.000 m.
Agar tidak terjadi kekeliruan tentang zona (wilayah) laut

13
Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem
laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat
ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik, sedangkan daerah laut
yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat

Pembagian zona ekosistem air laut dimulai dari pantai hingga ke


tengah laut yaitu sebagai berikut :
Zona litoral (pasang surut), merupakan daerah yang terendam
saat terjadi pasang dan seperti daratan saat air laut surut.
Zona ini berbatasan dengan daratan dan banyak dihuni
kelompok hewan, seperti bintang laut, bulu babi, udang,
kepiting, dan cacing laut.
Zona neritik, merupakan daerah laut dangkal, kurang dan 200
m. Zona ini dapat ditembus cahaya matahari dan banyak
dihuni ganggang laut dan ikan.
Zona batial, memiliki kedalaman air 200 m - 2.000 m dan
keadaannya remang-remang. Di zona ini tidak ada produsen,
melainkan dihuni oleh nekton (organisme yang aktif berenang),
misalnya ikan.
Zona abisal, merupakan daerah palung laut yang keadaannya
gelap. Kedalaman air di zona abisal lebih dan 2.000 m. Zona
ini dihuni oleh hewan predator, detritivor (pemakan sisa
organisme), dan pengurai.
2.5 Laut
Menurut Lucas (201I), laut adalah kumpulan air asin yang sangat
luas yang memisahkan benua yang satu dengan benua yang lainnya, dan
juga memisahkan pulau yang satu dengan yang lainnya Laut adalah
kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi
dan membagi daratan atas benua atau pulau. Lautan yang merupakan
wilayah air pada dasarnya dapat dibagi dalam 3 bagian:

14
Permukaan lautan

Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang berada pada


satu pengawasan, berdasarkan kedaulatan suatu negara atau hukum
internasional. Bagi wilayah perairan teritorial suatu negara, berarti segala
pengelolaan kepentingan pemeliharaan dan pengawasan pada prinsipnya
tanggung jawab ada pada negara tersebut dalam pelaksanaannya tetap
memperhatikan hukum kebiasaan maupun konvensi internasional yang
berlaku (Muthalib, 2007)
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya karena didalam dan diatas laut
terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan
diantaranya yaitu :

Tempat barang tambang berada,

Sebagai jalur transportasi air,

2.6 Ekosistem Pantai


Ekosistem pantai letaknya berbatsan dengan ekosistem darat, laut
dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian
pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi

15
struktural sehingga dapat melekat erat pada substrat yang keras (leksono,
2007).
Istilah pantai sering rancu dalam pemakainya antara pesisir ( ) dan
pantai ( ). Definisi pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih
mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan
air laut. Sedang pantai adalah daerah di tepi perairan yang
adalah daerah yang
terletak diatas dan dibawah permukaan daratan dimulai dari batas garis
pantai. Daerah lautan adalah daerah diatas dan dibawah permukaan laut
dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan
bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah garis batas pertemuan
antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat
berpindah sesuai pasang surut air laut dan erosi yang terjadi.

darat dibedakan sebagai berikut :


Formasi
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan
pasir adalah tumbuhan yang tahan terhadap
hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun
tebal. Tumbuhan lainnya adalah (rumput angin), ,
, dan . Lebih ke arah darat lagi
ditumbuhi (bakung), (pandan), dan
(babakoan).

Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya


dan . Bila tanah di
daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau
yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di
daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk

16
mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari
pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain dan . Jika tanah pasang
surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah:
(Leksono, 2007)
Secara ekologis, wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan
antara ekosistem darat dan laut, dimana batas ke arah daratan mencakup
daerah-daerah yang tergenang air dan maupun tidak tergenang air yang
masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti : pasang surut, percikan
gelombang, angin laut dan interusi garam, sedangkan batas ke laut adalah

manusia di daratan seperti : aliran air tawar ( ),


sedimentasi, pencemaran dan lainnya (Dahuri, 2003).
Menurut Nybakken (2001) di lihat dari struktur tanah dan bahan
penyusunnya, pantai intertidal dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

Pantai berbatu merupakan salah satu jenis pantai yang tersusun oleh
batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras atau
secara umum tersusun oleh bebatuan. Keadaan ini berlawanan dengan
penampilan pantai berpasir dan pantai berlumpur yang hampir tandus. Dari
semua pantai, pantai ini memiliki berbagai organisme dengan keragaman
terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan.

17
Pantai berbatu menyediakan habitat untuk tumbuhan dan hewan.
Habitat ini berperan sebagai substrat, tempat mencari makan, tempat
persembunyian serta tempat berinteraksinya berbagai macam organisme
khususnya yang memiliki hubungan rantai makanan. Daerah intertidal
khususnya pantai berbatu meruapakan zona yang penting untuk manusia
dan organisme lain. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, molusca,
crustaceae dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan
alga merah.

Pantai berpasir merupakan lingkungan yang sangat dinamis, dimana


struktur fisik habitatnya digambarkan dengan adanya interaksi antara pasir,
gelombang, dan pasang surut air laut. Pantai berpasir merupakan salah satu
jenis pantai yang dinamis karena kemampuannya untuk menyerap energy
gelombang. Energy gelombang ini dikeluarkan melalui pergerakan airnya
yang membawa pasir pantai ke luar wilayah pantai pada saat gelombang
besar dan membawanya kembali ke wilayah pantai pada saat gelombang
dalam keadaan tenang.

Pantai berpasir merupakan tempat yang dipilih untuk melakukan


berbagai aktivitas rekreasi. Pantai pasir kelihatan tidak dihuni oleh

18
kehidupan makroskopik. Organisme tentu saja tidak tampak karena
faktor-faktor lingkungan yang beraksi di pantai ini membentuk kondisi
dimana seluruh organisme mengubur dirinya dalam substrat. Adapun
kelompok makhluk hidup yang mendiami habitat ekosistem pantai berpasir
terdiri dari kelompok invertebrate dan makrofauna bentik.

Pantai berlumpur ini merupakan pantai yang lebih terlindung dari


gerakan ombak, keduanya cenderung mempunyai butiran yang lebih halus
dan mengakumulasi lebih banyak bahan organik sehingga menjadi
“berlumpur”. Pantai berlumpur memiliki substrat yang sangat halus dengan
diameter kurang dari 0.002 mm. Pantai berlumpur tidak dapat berkembang
dengan hadirnya gerakan gelombang. Karena itu, pantai berlumpur hanya
terbatas pada daerah intertidal yang benar-benar terlindungi dari aktivitas
gelombang laut terbuka.

Pantai berlumpur dapat berkembang dengan baik jika ada suatu


sumber partikel sedimen yang butirannya halus. Pantai berlumpur berada di
berbagai tempat, sebagian di teluk yang tertutup, gobah, pelabuhan, dan
terutama estuaria. Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasikan
bahan organik, yang berarti bahwa tersedia cukup banyak makanan yang
potensial untuk organisme penghuni pantai, tetapi berlimpahnya partikel

19
organik yang halus yang mengendap di daratan lumpur juga mempunyai

2.7 Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur interdial yang luas atau

garam (salinitas). Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah
air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
psang surutnya air. Nutrient dari sungai memperkaya estuari. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa, ganggang, dan
fitoplankton terutama diatom. Komunitas hewannya antara lain berbagai
cacing, kerang, kepiting dan ikan, bahkan ada beberapa invertebrate laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi
vertebrata semi air, yaitu unggas (Leksono, 2007).
Estuaria dapat diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristik,
diantaranya:

menggenangi sungai bagian pantai yang landai

pasang.

20
2.8 Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan masyarakat organisme
yang hidup didasar perairan laut dangkal terutama di daerah tropis.
Terumbu karang terutama disusun oleh karang-karang jenis anthozoa dari
klas Scleractinia, yang mana termasuk
karang yang mampu membuat bangunan atau kerangka dari kalsium
karbonat. Struktur bangunan batuan kapur tersebut (CaCO3) cukup kuat
sehingga koloni karang mampu menahan gaya gelombang air laut
(Supriharyono, 2000).

Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral)


merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu
karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem
terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang

perubahan lingkungan.
Terumbu karang lunak (seperti dan ) tidak
membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu
shelf
yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yangtumbuh
sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh
sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu
karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut
coral atoll.

yaitu :
Terumbu karang tepi ( )

21
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di
mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar.
Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan
pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam
proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan
karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam,
pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh:
Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
Terumbu karang penghalang ( )

sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan


berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon
(kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau
sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang
yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan
Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai
(Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin ( )
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas
dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat
perbatasan dengan daratan.
Terumbu karang datar/Gosong terumbu ( )
Gosong terumbu ( ), terkadang disebut juga sebagai
pulau datar ( ). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas
sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis,
membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan
berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman
relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta),
Kepulauan Ujung Batu.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekosistem air tawar adalah suatu bentuk menyeluruh atau tatanan
yang ada di dalam air tawar dan sekitarnya yang terdiri dari makhluk
hidup di dalam air tersebut dan lingkungan air tawar itu sendiri.
Ekosistem air tawar sering dikatakan juga sebagai perairan darat.
Pada ekosistem air tawar juga mencakup tentang ekosistem danau,
daerah lotik dan lentik, dan ekosistem perairan lainnya.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur interdial yang luas
atau rawan garam. Faktor abiotic yang penting dalam ekosistem ini
adalah kadar garam (salinitas). Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga

Terumbu karang merupakan masyarakat organisme


yang hidup didasar perairan laut dangkal terutama di daerah tropis.
Terumbu karang terutama disusun oleh karang-karang jenis
anthozoa dari klas Scleractinia, yang mana termasuk
atau jenis-jenis karang yang mampu membuat bangunan atau
kerangka dari kalsium karbonat

23
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat luas yang memisahkan
benua yang satu dengan benua yang lainnya, dan juga memisahkan
pulau yang satu dengan yang lainnya Laut adalah kumpulan air asin
dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan
membagi daratan atas benua atau pulau

DAFTAR PUSTAKA

R 200
. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Kimball, John W. Utama

Leksono, A., S. 2007. Malang:


Bayumedia.

Lucas, J. S. And Southgate, P. C. 2011.

Muthalib, Abdul Tahar.2007.


. Fakultas Hukum
Internasional Bagian Hukum Internasional

Nybakken, James. 2001. . Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama
Pillay, T. V. R. 2003. : Second Edition. Italy:
Blackwell.

. Pusat Penelitian
Pengembangan
daerah Pantai.

Jakarta:
Djambatan.

24
25

Anda mungkin juga menyukai