Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

EKOSISTEM

DISUSUN OLEH:

Nama:

 ALEXIUS A.J. POU (2113020055)


 AYU S. LENAMA (2113020023)
 BERNARDINO PODHI (2113020057)
 CHRISTIN MISSA (2113020027)
 THERESIA KUTAN (2113020049)
 VALENTINE N. BANUNAEK (2113020051)

Kelas: MSP A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul EKOSISTEM

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

Kupang,03 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..I

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG………………………………............


1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………… ..............
1.3 TUJUAN………………………………..................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI EKOSISTEM………………..............

2.2 SIFAT-SIFAT EKOSISTEM..........................................

2.3 KLASIFIKASI......................................................

2.4 CONTOH - CONTOH EKOSISTEM………............

2.5 APLIKASI EKOLOGI EKOSISTEM……............................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN………………………………………………

3.2 SARAN…………………………………………………...........

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara


makhluk hidup dengan lingkungan. Berasal dari kata Yunani oikos "habitat"
dan logos" ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya yaitu faktor abiotik dan biotik.
Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan. tumbuhan, dan mikrobu. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan
ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis yang
mempunyai komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan di habitat
perairan. Komponen biotik terdiri atas komponen flora dan fauna. Sedangkan
komponen atbiotik terdiri atas komponen tidak hidup misalnya air dan sifat
fisik dan kimianya. Ilmu yang mempelajari peranan laut terbuka tersebut
oceanografi, sedangkan ilmu yang mempelajari perairan tawar dan asin di
bawah pesisir disebut hymnologi.

Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti


ikan, buaya dan lainnya dengan makhluk tak hidup, misal batu, air, udara dan
lainnya. Ekosistem perairan meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air
laut.Ekosistem perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan
abiotiknya berada di air.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa definisi ekosistem ?
 Apa saja klasifikasi pada ekosistem ?
 Bagaimana sifat ekosistem ?
 Apa contoh ekosistem yang ada di NTT ?
 Bagaimana aplikasi ekologi pada ekosistem ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui definisi ekosistem

Untuk mengetahui klasifikasi ekosistem

Mengetahui sifat-sifat ekosistem

Mengetahui contoh ekosistem yang ada di NTT

Untuk mengetahui aplikasi ekologi pada ekosistem
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI EKOSISTEM

Ekosistem adalah suatu tingkatan organisasi lebih tinggi dari


komunitas dan suatu kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungan.
Ekosistem yaitu suatu lingkungan hidup yang terdapat suatu hubungan
yang sistematik antara makhluk (Susanto. 2000). Pengertian Ekosistem
menurut Woodbury adalah tatanan kesatuan secara kompleks yang di
dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan
sebagai kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian
mata rantai siklus materi dan aliran energy.Sedangkan menurut Odum
memberikan pendapat bahwa Ekosistem sendiri merupakan unit fungsional
dasar dalam ekologi yang mana di dalamnya tercakup organisme dan
lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) yang di antara keduanya
saling memengaruhi satu sama lain. Sedangkan Pengertian Ekosistem
menurut Undang – Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 adalah
tatatan atau kesatuan cara yang utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Dari beberapa definisi di atas menurut para ahli dapat di simpulkan
bahwa Ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang dibentuk dari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Dalam sebuah ekosistem terdapat tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh
yang terjadi antara unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbalbalik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan
terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.

2.2 SIFAT-SIFAT EKOSISTEM


Salah satu sifat dari ekosistem adalah sifat dinamis, dari sederhana
menjadi kompleks. Perubahan secara simultan saling mempengaruhi.
Perubahan yang terjadi mengikuti urutan tertentu yang bisa diduga. Proses
perubahan ekosistem ini disebut Suksesi ekologi.

2.3 KLASIFIKASI
Ekosistem di kelompokkan berdasarkan proses terjadinya, yaitu ekosistem
alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami dibagi lagi menjadi dua,
yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan. Pembahasan akan berfokus
pada klasifikasi alami pada ekosistem perairan.
Pengelompokkan ekosistem perairan, antara lain :

Ekosistem Air Tawar


Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak
menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokkan menjadi air tenang dan air
mengalir. Danau dan rawa termasuk ekosistem air tenang, sedangkan
sungai termasuk ekosistem air mengalir .
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang pada wilayah depresi
atau cekungan dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga
ratusan meter persegi. Kondisi danau berbeda dilihat dari kedalamannya.
Karena itu, terdapat perbedaan komunitas tumbuhan dan hewan
berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Danau dibagi menjadi 4
daerah yang berbeda yaitu:
1) Daerah litoral
Daerah litoral merupakan daerah dangkal, sehingga cahaya matahari
menembus sampai ke dasar danau secara optimal. Tumbuhan yang hidup di
daerah ini merupakan tumbuhan air yang berakar dan ada daun yang
mencuat ke atas permukaan air. Berbagai jenis ganggang, siput dan remis,
ikan, amfibi, itik, angsa, kura-kura, dapat ditemukan di wilayah ini.
2) Daerah limnetik
Lebih jauh dari daerah litoral, terdapat daerah limnetik yang masih dapat
ditembus oleh sinar matahari. Fitoplankton, termasuk ganggang dan
sianobakteri dapat ditemukan di daerah ini. Sementara itu, Rotifera dan
udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton tersebut
kemudian menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan kecil. Ikan tersebut
menjadi sumber makanan bagi ikan yang lebih besar dan kemudian ikan
yang lebih besar dimangsa oleh ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3) Daerah profundal
Daerah profundal merupakan daerah yang dalam dan merupakan daerah
afotik danau. Cacing dan mikroba menghuni daerah ini.
4) Daerah bentik
Daerah bentik merupakan daerah dasar danau. Di daerah ini dapat dijumpai
organisma mati dan bentos

Selain berdasarkan jarak dan kedalaman, danau juga dapat dibedakan berdasarkan
produksi materi organiknya, yaitu:

1) Danau Oligotropik

Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan memiliki fitoplankton yang
tidak produktif, sehingga kekurangan makanan. Airnya yang jernih sekali, dihuni
oleh sedikit organisma, dan terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau
merupakan ciri danau ini.

2) Danau Eutropik

Lain halnya dengan oligotropik, danau eutropik merupakan danau yang dangkal
memiliki fitoplankton yang produktif, sehingga kaya akan kandungan makanan.
Airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisma, dan oksigen terdapat di
daerah profundal merupakan ciri dari danau eutropik.

b. Sungai

Ekosistem sungai dapat merupakan sebuah bioma dari sebuah ekosistem


daratan yang besar. Tidak seperti danau yang relatif diam, air sungai
mengalir, sehingga tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk
berdiam diri. Namun demikian, terjadi pula fotosintesis dari ganggang yang
melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Ekosistem sungai banyak mengalami gangguan karena pembangunan
waduk atau bendungan. Waduk dapat memutus jalan bagi sejumlah ikan
yang biasa bergerak dari hilir ke hulu untuk bertelur. Akibatnya, sejumlah
spesies ikan hilang dari aliran sungai tersebut. Contoh, di daerah tropis
seperti Indonesia adalah ikan pelus dan ikan sidat. Ikan pelus hidup di
dekat hulu sungai, tetapi bertelur di laut. Karena jalannya terputus, maka
aktivitas perkembangbiakannya terganggu. Di daerah subtropis, terdapat
ikan salmon yang hidup di laut. Pada saat musim bertelur, ikan-ikan
tersebut bergerak ke hulu untuk bertelur di sana.Setelah telur menetas, ikan
salmon yang masih kecil hidup di sungai dan pada saat sudh besar kembali
ke laut.
Gambar 3.8: Ikan salmon dan
sidat Sumber:
http://wildernessclassroom.com

Ekosistem air laut dan Ekosistem Pesisir

Sebagaimana ekosistem daratan, ekosistem air laut juga dapat dibedakan


menjadi lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang,mangrove, padang lamun

a. Laut

Sebagian besar permukaan bumi merupakan lautan. Air laut memiliki kadar
garam yang tinggi dengan suhu air laut bervariasi. Di daerah tropik, suhu air laut
dapat mencapai 250 C dan antara suhu bagian permukaan dengan bagian bawah
laut berbeda cukup besar. Batas antara lapisan air yang hangat di bagian atas dan
yang dingin di bagian bawah dinamakan termoklin.

Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan menjadi:

1) Wilayah pasang (littoral)

Wilayah pasang berupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi
surut. Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang
dapat dijumpai pada wilayah ini.

2) Wilayah laut dangkal (neritic)

Sesuai dengan namanya, wilayah ini relatif dangkal sehingga masih


dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dasar laut. Indonesia memiliki
wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti landas kontinen sunda (Laut Jawa,
Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas kontinen sahul (Laut
Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya menyimpan kekayaan berupa flora
dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah:

paling dalam mencapai 150 meter.

sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut

paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut

3) Wilayah Lautan Dalam (bathyal)

Wilayah ini berada pada kedalaman antara 150 – 800 meter. Sinar matahari tidak
mampu menembus sampai ke dasar laut seperti pada wilayah laut dangkal. Dengan
demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini lebih sedikit
dibanding wilayah laut dangkal.

4) Wilayah Lautan Sangat Dalam (abyssal)

Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter. Dengan kedalaman
tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena tidak ada sinar matahari.
Karena itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang telah
beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Gambar 3.9: Pembagian wilayah laut berdasarkan kedalamannya

b. Pant
ai

Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang letaknya berada diantara ekosistem


darat dan laut. Karena letaknya tersebut, ekosistem pantai letaknya
berbatasan dengan

ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Karena letaknya pula ekosistem
pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut..

Organisma dominan yang hidup di pantai berbeda dilihat dari lokasinya.


Ganggang, moluska, dan remis banyak dijumpai di bagian paling atas pantai
yang hanya terendam saat pasang naik tinggi. Organisme tersebut menjadi
makanan bagi kepiting dan burung pantai. Bagian tengah pantai banyak
dijumpai ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora
dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah
tersebut terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Semenetara itu,
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut banyak ditemui di daerah pantai
terdalam yang terendam saat air pasang maupun surut.
c. Estuari

Estuari atau lebih dikenal dengan istilah muara merupakan tempat pertemuan
antara sungai dengan laut. Karena itu, nutrien sungai yang dibawa melalui
proses erosi oleh sungai dari daratan dapat memperkaya estuari.

Salinitas di estuari dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya.
Pada saat pasang, air laut masuk ke badan sungai dan meningkatkan
salinitasnya. Sebaliknya, pada saat surut atau pada saat air sungai mengalir
dengan volume yang besar, salinitasnya berubah menjadi rendah sampai
menjorok ke arah laut.

Estuari menjadi habitat bagi sejumlah organisme seperti rumput rawa garam,
ganggang, fitoplankton, cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Estuari juga menjadi
tempat kawin bagi sejumlah invertebrata laut dan ikan laut serta menjadi tempat
makan bagi unggas air.

Gambar 3.10: Estuari


Sumber:
http://www.arpa.veneto.it
d. Terumbu karang

Terumbu karang adalah sebuah tipe ekosistem yang khas tropis. Ekosistem ini
dapat dijumpai pada laut di daerah tropis yang airnya jernih, sehingga cahaya
matahari dapat menembus air dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.
Komunitas ini didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria. Terumbu karang juga sangat dikenal akan keragaman jenisnya,
termasuk ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi. Karena itulah, terumbu karang
sangat rawan akan kerusakan.

Karang atau koral mensekresikan kalsioum karbonat dan rangka dari kalsium
karbonat memiliki bentuk yang unik dan bermacam-macam.Karang juga
menjadi organisma lainnya, termasuk ganggang. Berbagai jenis invertebrata,
mikroorganisma, ikan, siput, landak laut, gurita, bintang laut dan lain-lain
banyak dijumpai di terumbu karang.

Selain menjadi habitat bagi banyak organisma, terumbu karang memiliki banyak
fungsi lainnya. Kekuatan ombak menjadi berkurang dengan adanya terumbu
karang, sehingga pantai relatif aman dari kerusakan.

Saat ini kerusakan terumbu karang terus terjadi, baik sebagai bahan bangunan
maupun sebagai barang-barang hiasan. Pengambilan ikan hias juga cenderung
berlebihan (overfishing) dan menggunakan bahan peledak, sehingga
menghancurkan terumbu karang secara keseluruhan.
Gambar 3.11: Terumbu Karang
Sumber:
http://www.reefnutrition.com

e. Mangrove
Ekosistem Mangrove/hutan mangrove merupakan
komunitas vegetasi pantai tropis dan sub tropis,
yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang
pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Formasi mangrove merupakan perpaduan antara
daratan dan lautan. Mangrove tergantung pada air
laut(pasang) dan air tawar sebagai sumber
makanannya serta endapan debu(silt) dari erosi
daerah hulu sebagai bahan pendukung
substratnya.Mangrove pada umumnya tumbuh di
daerah intertidal yang memiliki jenis tanah
berlumpur, berlempung atau berpasir. Tergenang
oleh air laut secara berkala, dapat setiap hari
maupun hanya tergenang pada saat surut
purnama, frekuensi genangan ini menentukan
komposisi vegetasi hutan mangrove. Selain itu,
mangrove juga membutuhkan suplai air tawar
dari daratan, dan biasanya hidup baik pada daerah
yang cukup terlindung dari gelombang besar dan
pasang surut yang kuat. Salinitas yang baik untuk
mangrove tumbuh adalah pada salinitas 2-22 per-
mil atau sampai asin pada salinitas 38 per-mil.
Fungsi Mangrove antara lain: sebagai peredam
gelombang dan badai, pelindung abrasi, penahan
lumpur serta penangkap sedimen; penghasil
sejumlah besar detritus dari daun dan dahannya;
daerah asuhan(nursery ground), daerah pencari
makan(feeding ground), daerah
pemijahan(spawning ground) berbagai jenis ikan,
udang dan biota laut lain; penghasil kayu untuk
berbagai macam tujuan; pemasok larva ikan,
udang dll.; serta sebagai daerah tujuan wisata
alam.

f. Padang Lamun
Lamun merupakan istilah untuk rumput laut(sea
grass), harus dibedakan dengan rumput laut(sea
weed) yang merupakan anggota dari kelompok
vegetasi yang dikenal sebagai alga(ganggang).
Sea weed ini biasanya dapat ditemui di perairan
yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem
terumbu karang. Sedangkan lamun merupakan
tumbuhan berbunga(angiospermae) yang hidup di
perairan pesisir/pantai laut, membentuk ekosistem
penting sebagai produsen primer di perairan laut
tropis selain fitoplankton. Tumbuhan ini terdiri
dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma merupakan
batang yang merayap di substrat dan berbuku-
buku, yang biasanya pada buku yang tumbuh ke
atas akan berdaun dan berbunga. Pada buku
tersebut tumbuh akar/rhizoma, yang dengan akar
ini lamun dapat menancapkan diri dengan kokoh
di dasar laut sehingga tahan terhadap hempasan
gelombang laut.
Fungsi padang lamun: sebagai produsen makanan
berlimpah bahan organik, daunnya yang tinggi
dan banyak sebagai tempat hidup organisme
efifit, peredam arus, pengurang erosi dan
pengumpul substrat serta sedimen oleh akarnya
serta tempat mencari makan dugong serta
sejumlah kecil ikan.
2.4 CONTOH- CONTOH EKOSISTEM
Berdasarkan klasifikasi ekosistem perairan maka di temukan beberapa contoh ekosistem
yang ada di NTT beserta ciri khasnya. Diantaranya :
 Terumbu karang di Taman Nasional Perairan Laut Sawu,NTT
Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu merupakan kawasan konservasi
perairan yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, meliputi perairan Pulau
Flores, Kabupaten Manggarai Barat ke arah timur sejauh 600 kilometer hingga
pulau Batek di utara Kabupaten Kupang dan perairan ke arah selatan sepanjang
250 kilometer hingga pulau Ndana Kabupaten Rote Ndao. Habitat terumbu
karang di wilayah pesisir ini sejak lama mengalami ancaman dari praktek
perikanan yang destruktif, tangkapan berlebih, polusi serta dampak perubahan
iklim seperti kenaikan suhu permukaan air laut.
Sebaran terumbu karang di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu cukup
besar hampir di seluruh wilayah pesisir. Dari hasil survey BKKPN Kupang dari
tahun 2011 – 2015 didapatkan sebaran terumbu karang seluas 71.046,27 ha.
Dimana Lokasi sebaran terumbu karang terbanyak di Kabupaten Rote Ndao
seluas 29.490,41 ha.

2.5 APLIKASI EKOLOGI EKOSISTEM

GAMBAR
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai