NIM : RSA1C417022
KELOMPOK : 4(EMPAT)
UNIVERSITAS JAMBI
2019
RSA1C417022
Abstrak
PENDAHULUAN
Ekologi adalah kajian ilmiah mengenai interaksi antara organisme dan lingkungannya.
Lingkungan meliputi komponen abiotik (factor-faktor kimiawi dan fisiktak hidup) seperti suhu,
cahaya, air, dan nutrient. Yang juga penting pengaruhnya pada organisme adalah komponen
biotic (hidup), semua organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu
( Campbell, 2004 : 271)
Ekosistem adalah sistem ekologi yang ada dialam terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan dan begitu sebaliknya. Ekosistem merupakan unit
fungsional didalam ekologi yang tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan
abiotik) dan diantara keduanya saling mempengaruhi. Suatu ekosistem meliputi
populasi,komunitas,habitat dan lingkungan serta khusus menunjukkan pada interaksi dinamis
dari semua bagian dari lingkungan terutama terfokus pada interaksi dinamis di semua bagian
lingkungan.
METODE
Prosedur kerja dari praktikum ini yaitu praktikan dibiarkan memilih ekosistem perairan
yang akan diamati,tentukan kelengkapan komponen ekosistem peranan dari individu-individu
yang teramati dalam ekosistem tersebut. Kemudian diukur faktor-faktor fisik lingkungan
ekosistem perairan dengan menggunakan alat yang sesuai seperti termometer untuk mengukur
temperatur air,sechi dish untuk mengukur turbinitas air serta pH universal untuk mengukur
tingkat keasaman suatu perairan. Mengukur pH air, mencelupkan indicator tersebut kedalam air
lalu diangkat dan lihatlah perubahan warna dan sesuaikan denan standar pH dilakukan
pengulangan sebnyak 3 kali agar hasilnya akurat, kedua mengukur suhu air. Dengan
dicelupkannya thermometer air kedalam air selama 3 menit, lihat perubahan suhu pada suhu
thermometer tersebut dan dilakukan pengulangan sebnyak 3 kali, selanjtnya turbinitas, sechi dish
yang telah diberi tanda talinya per satu meter dicelupkan kedalam air sampai sechi dish itu tidak
dapat di lihat lagi. Setelah itu angkat sechi dish, ukur kedalaman tali yang terendam, lakukan
pengulngan sebnyak 3 kali, dan yang terakhir plankton net dengan cara mencelupkan air,
selanjutnya air masuk kedalam botol diujung net. Langkah terakhir, hasil pengamatan dicatat
dalam table pengamatan.
1. Tabel pengukuran
Pengulangan
No Parameter 1 2 3
1. Temperature (°C) 32°C 33°C 33°C
2. Turbinitas (cm) 110 cm 110 cm 100 cm
3. pH 5 6 6
2. Komponen biotik
No Jenis Peran Gambar
1. Lumut Produsen
2. Anggang-anggang Konsumen 1
No Jenis Peran Gambar
Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai ekosistem perairan dan pengukuran faktor lingkungan.
Ekosistem perairan merupakan unit ekologis yang mempunyai komponen biotik dan abiotik
yang saling berinteraksi di dalam habitat perairan. Menurut Ewusie (1990:186), ekosistem
perairan dibedakan dalam tiga kategori utama yaitu ekositem air tawar, ekosistem estuarin, dan
ekosistem laut. Habitat air tawar dibedakan menjadi dua kategori umum, yaitu sistem lentik
(kolam, danau, situ, rawa, telaga, waduk) dan sistem lotik (sungai). Sistem lentik adalah suatu
perairan yang dicirikan air yang mengenang atau tidak ada aliran air, sedangkan sistem lotik
adalah suatu perairan yang dicirikan oleh adanya aliran air yang cukup kuat, sehingga
digolongkan ke dalam perairan mengalir.
Perairan lentik (menggenang) disebut dengan perairan tenang yang merupakan perairan
yang memiliki aliran air lambat atau bahkan tidak ada serta massa air yang terakumulasi dalam
periode waktu yang lama. Arus air tidak menjadi faktor pembatas utama bagi biota yang hidup
didalamnya. Perairan lentik dibedakan menjadi perairan alamiah dan buatan. Berdasarkan
proses pembentukkannya perairan alami dibedakan menjadi perairan yang terbentuk karena
aktifitas tektonik dan aktifitas vulkanik. Beberapa contoh perairan lentik yang alamiah antara
lain: danau, rawa, situ, dan telaga, sedangkan perairan buatan antara lain adalah waduk dan
kolam (Barus, 2004:173).
Menurut Wibowo (2014:209) Perairan lotik (mengalir) mempunyai corak tertentu yang
secara jelas membedakannya dari air menggenang walaupun keduanya merupakan habitat air
tawar. Ekosistem lotik adalah airnya selalu mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari kadar
oksigen terlarut relatif tinggi. Disertai perpindahan massa air yang berlangsung dengan cepat,
Tipe ekosistem yang diamati dan dilakukan pengukuran terhadap faktor lingkungannya
adalah tipe ekosistem lentik (menggenang) yang berupa kolam. Hal ini bisa dilihat bahwa pada
gambar 1 di bawah ini menunjukkan ciri-ciri yang mengarah pada tipe ekosistem lentik yakni
aliran air tidak ada atau airnya menggenang.
Pengamatan yang dilakukan untuk pengukuran faktor lingkungan ekosistem pada kolam
yaitu faktor fisika,kimia dan biologi. Parameter fisika yang diamati meliputi temperature/suhu air
dan turbiditas (kekeruhan air). Parameter kimia yang diamati yakni derajad keasaman (pH) air
kolam. Sedangkan parameter biologi yang diamati yaitu komponen biotik yang terdapat di
sekitaran kolam.
Pengamatan faktor fisika untuk temperatur didapatkan rata-rata yaitu 32,6 °C. Faktor-
faktor yang mempengaruhi suhu antara lain: letak ketinggian dari permukaan laut, letak tempat
terhadap garis edar matahari, musim, cuaca, waktu pengukuran, kedalaman air dan kegiatan
manusia di sekitar perairan, misalnya kegiatan industri dan pemukiman (Sobur dalam Yumame,
dkk, 2013:58). Temperatur yang stabil dalam perairan adalah 25°C sampai 30°C . Sementara
temperatur optimal yang layak untuk kehidulan organisne yaitu 25°C sampai 28°C. Kisaran suhu
perairan yang ideal bagi kehidupan ikan adalah tidak lebih besar dari 5ºC. (sugianto.1994: 241).
Berdasarkan hasil pengamatan turbiditas air kolam diperoleh rata-rata sebesar 106,6 cm.
Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada
kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan- lapisan manakah yang tidak keruh, yang
agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan yang tidak pula
terlampau keruh , baik untuk kehidupan biota budidaya. Cahaya matahari adalah sumber energi
yang utama bagi kehidupan jasad termasuk kehidupan di perairan karena ikut menentukan
produktivitas perairan. Intensitas cahaya matahari ialah faktor abiotik utama yang sangat
menentukan laju produktivitas primer perairan, sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis
(Boyd dalam Yumame, dkk, 2013:58).
Berdasarkan pengamatan diperoleh rata-rata pH air kolam sebesar 5,6. Semakin tinggi
nilai pH maka semakin tinggi pula alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondiosida
bebasnya. Nilai pH dalam perairan dapat menggambarkan tingkat produktivitas lerairan yaitu 5,5
sampai 6,5 dikatakan tidak produktif,pH 6,5 sampai 7 dikatakan produktif sementara 7 hingga
8,5 sangat produktif. (Effendi,2003:154). Menurut Lingga dalam Yumame, dkk, (2013:60), pH
ideal untuk pemeliharaan ikan adalah 7,5-8,5. Namun begitu pH 6,5-9 masih dikategorikan baik
untuk pemeliharaan ikan. Tetapi pH 4-11 akan mengakibatkan kematian bagi ikan.
Proses makan dan dimakan di antara organisme dengan urutan satu arah yang
menyebabkan terjadinya perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lainnya disebut
rantai makanan. Menurut Resosoedarmo (1992), rantai makanan merupakan pengalihan enzim
dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan di makan.
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU
Press.
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima jilid 3. Jakarta :Erlangga.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta
: Kanisius.
Ewusie, J. Y. 1990. Ekologi Tropika. Penerjemah: Usman Tanuwidjaja. Bandung. Penerbit ITB.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Resosoedarmo, S, Kuswara K dan Aprilani S. 1992. Pengantar Ekologi. Bandung: PT
Remaja rosda karya.
Sugianto. 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya: Airlangga
University Press.
Wibowo.
Yumame, dkk. 2013. Kelayakan kualitas air kolam di lokasi pariwisata Embung Klamalu
Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Jurnal Budidaya Perairan. 1(3): 56-62.
LAMPIRAN
Refleksi
2. Kendala atau kesulitan apa saja yang ditemui pada saat praktikum ?
Jawab: Kendala yang ditemukan yaitu ada beberapa alat yang jumlahnya terbatas seperti sechi
disk, jadi harus bergantian dengan kelompok lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk pengamatan. Serta kesalahan dalam pembuatan alat plankton net, sehingga
pengamatan harus ditunda.
Jawab: Saran untuk praktikum kedepannya yaitu sebaiknya dilengkapi lagi alat-alat yang akan
digunakan untuk praktikum.