PENDAHULUAN
mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup (Irwan, 2003). Ada
juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yangt mempelajari
mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu. Ekologi
berasal dari bahasa Yunani “oikos” (rumah atau tempat hidup) dan “logos” yang
mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan
percobaan.
kehidupan (biotik dan abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling
komponen abiotik (makhluk tak hidup. Komponen biotik terdiri dari makhluk
1
Pada praktikum ini, faktor yang diamati ialah pengukuran suhu dengan
menggunakan bola pimpong dan penggaris, pengukuran pasang surut air laut, dan
Tenggayun.
Tenggayun.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Riau. Pantai ini berbeda dengan pantai lainnya, pantai ini berada di daratan
Sumatera, tepatnya bagian pesisir timur Pulau Sumatra, wilayah Riau. Akses jalan
untuk mencapainya pun cukup mudah, karena keberadaannya tidak jauh dari jalan
ini memiliki nama Pantai Tenggayun sesuai dengan nama desa dimana pantai ini
berada. Lokasinya pun berada tidak jauh dari jalan lintas. Ketika memasuki desa
pemandangan kapal besar yang melintas di perairan Malaka tersebut. Pantai ini
Rumah-rumah ikan milik nelayan dapat ditempuh dengan jalan kaki jika
pantai tersebut dalam keadaan surut. Rumah-rumah ikan ini memiliki tinggi
hasil tangkapannya menjadi ikan asin. Jadi tidak heran disekitar pantai tersebut
sepenuhnya hidup di darat dengan biota yang sepenuhnya hidup di perairan laut,
3
tachypleus), yang semuanya sebagai hewan pemakan serasah. Beberapa jenis
burung merandai dan beberapa jenis yang hidup tergantung dari biji-bijian yang
terdapat dalam komunitas hutan bakau, dan beberapa jenis reptilia. Ciri khas yang
lain adalah adanya sejenis ikan yang bisa hidup di darat dan di air, yakni ikan
pengkajian-pengkajian. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja hanya untuk
mempelajari gejala-gejala fisika dalam laut tetapi juga dalam kaitannya dengan
Menurut Nybakken (1988) salah satu faktor yang sangat penting dalam
Keadaan suhu perairan yang diperoleh cenderung relatif sama antar stasiun
31°C (Nontji, 2005). Kisaran suhu hassil pengukuran tersebut juga masih dalam
kisaran nilai suhu permukaan laut bulanan di perairan laut yang berkisar antara 25
4
– 31°C dengan suhu dominan berkisar antara antara 27 – 29°C (Hamuna et al.,
2015).
menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH > 7 dan
konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada siang hari
fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi CO2 dalam proses fotosintesis yang
hari fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi O2 dalam proses respirasi yang
1998).
antara 7 sampai 8,5. Kondisi yang bersifat sangat asam maupun sangat basa
toksik bagi organisme. Nilai pH air yang normal yaitu antara 6 sampai 8.
5
2.3.3. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
laut, dimana salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, semakin
tinggi salinitas maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya (Gufran dan
Baso, 2007 dalam Widiadmoko, 2013). Perbedaan salinitas perairan dapat terjadi
menentukan penyebaran biota laut. Perairan dengan salinitas lebih rendah atau
lebih tinggi daripada pergoyangan normal air laut merupakan faktor penghambat
(limiting factor) untuk penyebaran biota laut tertentu. Pergoyangan air laut normal
secara global berkisar antara 33 ppt sampai dengan 37 ppt dengan nilai tengah
sekitar 35 ppt. Walaupun demikian terdapat kondisi ekstrim alami, seperti di Laut
Merah pada saat tertentu salinitas air laut dapat mencapai 40 ppt ataupun seperti
contoh di Laut Baltik, terutama di sekitar Teluk Bothnia salinitas air laut dapat
mencapai titik terendah yaitu sekitar 2 ppt. Perairan muara sungai dan estuaria
biasanya mempunyai salinitas lebih rendah dari air laut normal dan disebuut
sebagai perairan payau (brackish water). Batas pergoyangan airpayau ini berkisar
adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (%). Nilai salinitas untuk
perairan tawar biasanya berkisar antara 6 - 89 ppt dan perairan laut berkisar antara
6
2.3.4. Kecerahan dan Kekeruhan
disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah
satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh fitoplankton diperairan asli
bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam permukaan air
dan daya perambatan cahaya didalam air. Secara umum kecerahan perairan dalam
penetrasi cahaya ke dalam air laut. Pada perairan alami kecerahan sangat penting
Pada waktu musim penghujan kandungan lumpur relatif lebih tinggi karena
besaran laju erosi yang terjadi, sedangkan pada musim kemarau tingkat kekeruhan
air dipengaruhi oleh laju aliran air yang terbatas menoreh hasil-hasil endapan.
Secchi disk yang transparansi pada dasarnya adalah fungsi dari pantulan
cahaya dari permukaan disk dan karena itu dipengaruhi oleh karakteristik
penyerapan air dan bahan terlarut dan partikel yang terkandung di dalam air.
7
cara nonlinier yang diukur dengan secchi disk, penurunan transmisi cahaya
sebagai dievaluasi oleh disk dipengaruhi oleh peningkatan hambiran cahaya oleh
cahaya permukaan, tetapi tidak menentu menjelang fajar atau senja. Penentuan
angin dan bentuk topografi dari kolam. Kecepatan arus pada permukaan kolam
disebabkan oleh tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan. Kecepatan
kolam ikan sehingga faktor angin tidak berpengaruh sama sekali terhadap suatu
perbedaan tekanan air dan perbedaan densitas (Hutabarat dan Evans, 2000).
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh
lautan didunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam
menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh
para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini
Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. Ia
membuat sebuah gambar dari sistem arus-arus dunia berdasarkan atas pengamatan
pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya dikehendaki dari suatu
pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama (Hutabarat, 2008).
8
Kecepatan arus dari suatu badan perairan sangat berpengaruh terhadap
bahan pencemar untuk mencapai suatu lokasi tertentu apabila bagi hulu suatu
2.4. Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air
fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam
merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton
merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dalam
suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari
ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat
relatif tidak memiliki daya gerak, sehingga eksistensinya sangat dipengaruhi oleh
9
2.5. Pasang Surut
pergerakan naik turunnya air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi
gaya gravitasi daan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
Menurut Yogi (2010) pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu :
pasang surut atmosfer (atmospheric tide), pasang surut laut (Oseanic tide) dan
pasang surut bumi padat (tide of the solid earth). Pasang surut laut merupakan
surut dapat dijumpai disekitar kita setiap harinya. Banyak ilmuwan yang meneliti
tentang pasang surut ini. Dengan melakukan pengamatan pasang surut kita dapat
memeperoleh data sifat dan fenomena perairan yang berbeda-beda di tiap tempat,
10
III. METODE PRAKTIKUM
dengan mikroskop pada hari Rabu tanggal 27 Maret 2019. Di Laboratorium Balai
3.2.1. Alat
3.2.2. Bahan
11
Tabel 3.2. Bahan Yang Digunakan Saat Praktikum
beranggotakan 3 orang.
2. Persiapkan alat dan bahan sebelum berangkat ke pantai Tenggayun dan semua
a. Mencari dan mengumpulkan biota yang ada disekitar pantai tersebut dan
mengambil dokumentasikannya.
mengambil dokumentasinya.
12
k. Mengukur suhuair laut tersebut.
6. Masukkan semua peralatan ke box pendingin dan dibawa ke labor Balai Benih
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Pengukuran Parameter Kualitas Air di Pantai Tenggayun Tahun 2019.
Tabel 4.2. Pengukuran Parameter Kualitas Air di Pantai Tenggayun Tahun 2018.
4.1.1.1. Suhu
termometer air yangtelah dikasih tali diujungnya agar suhu pada termometer
murni dari air laut tersebut. Pada tabel 4.1. pengkuran suhu air di Pantai
Tenggayun berkisar antara 30-32 °C. Suhu paling rendah pada stasiun 3 yaitu 30
°C, disebabkan oleh pengukuran suhu tersebut terlindung oleh cahaya matahari.
Pada pengukuran suhu di stasiun 3 ini sangat dekat dengan rumah ikan para
14
nelayan, cahaya matahari terhalang oleh rumah tersebut, sehingga air laut tidak
Suhu paling tinggi yaitu pada stasiun 1 dan 2 yaitu sebesar 32 °C,
disebabkan oleh saat pengukuran disini cahaya matahari langsung ke arah pantai
dan tidak ada terlindung oleh apapun. Rata-rata suhu di lima stasiun pada perairan
pantai ini ialah 31,2 °C. Suhu pada perairan pantai tersebut tergolong ke dalam
suhu normal di suatu perairan, karena jika suhu perairan melebihi 35 °C akan
perairan yang baik dan menunjang untuk budidaya sesuai peraturan pemerintah
no.82 tahun 2001 yaitu 28 °C – 32 °C. Bila dibandingkan dengan hasil semua
sedangkan stasiun lainnya 29°C. Rata-rata suhu pada tahun 2018 ini ialah 29,3°C
yang berarti suhu pada tahun ini lebih rendah dibanding suhu pada tahun
sekarang.
Menurut Effendi (2000), Apabila suhu air mencapai kisaran 35° - 40° C
peningkatan kosumsi oksigen biota perairan sekitar 2-3 kali lipat, peningkatan
mikroba.
Pada tabel 4.1 juga terlihat pengukuran derajat keasaman (pH) di Pantai
15
derajat keasaman ini sama pada kelima titik stasiun yaitu dengan pH 7. Sehingga
terblang tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh suhu perairan yang juga
tinggi juga.
Sedangkan pada tabel 4.4. pH yang diukur pada perairan Pantai Tenggayun
ini rata-ratanya adalah 4,3. Hal ini disebabkan karena pengukuran pH ini
dilakukan pada perairan payau yang mengalir ke pantai, sehingga pH tersebut jauh
suhu meningkat. Sebagai peningkatan suhu, proporsi yang lebih besar molekul air
4.1.1.3. Salinitas
sama semuanya dengan salinitas 30 ppt. Sehingga dapat diambil rata-rata salinitas
perairan ini adalah 30 ppt. Salinitas perairan diukur dengan menggunakan alat
yang disebut refraktometer. Air laut tersebut diambil satu tetes dan diletakkan
pada refraktometer, sehingga kadar salinitas akan tampak dilihat dengan mata.
16
Dibandingkan dengan tahun 2018 (tabel 4.4.) salinitas pantai ini berbeda di
salinitasnya adalah 26 ppt, dan pada stasiun 3 salinitasnya adalah 30 ppt. Sehingga
jika diambil rata-ratanya, salinitas perairan di pantai ini 28 ppt dan salinitas tahun
2018 ini pun lebih rendah dibanding salinitas pada tahun 2019.
mempunyai hasil yang berbeda. Pada tabel 4.1. kecerahan yang tertinggi terdapat
pada stasiun 2 dengan kecerahan putih 25 cm, sedangkan kecerahan putih yang
stasiun 2 yaitu 28 cm, dan dan yang paling rendah terdapat pada stasiun 4 yaitu 8
cm.
Pantai Tenggayun ini memiliki kecerahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pantai tersebut masih sangat baik. Sehingga biota dapat hidup dan berkembang
putih perairan tertinggi yaitu 15 cm pada stasiun 2, sedangkan yang paling rendah
17
stasiun 2 yaitu 14,5 cm, sedangkan yang paling rendah ialah pada stasiun 3 yaitu 9
cm.
Rata-rata kecerahan putih pada tahun 2019 ialah 15,4 cm dan kecerahan
hitamnya memiliki rata-rata 14,2 cm. Sedangkan pada tahun 2018 silam rata-rata
kecerahan putihnya ialan 12,6 cm, dan kecerahan hitamnya ialah 11,8 cm.
sepanjang 60 cm, stopwatch, dan bola pimpong. Pada tabel 4.1. kecepatan arus
yang paling tinggi ialah pada stasiun 3 dengan kecepatan 60 cm/3 detik, hal ini
dikarenakan gelombang air laut yang tinggi dari stasiun lainnya dan dipengaruhi
juga oleh angin. Selain itu, ada kecepatan arus yang paling rendah pada stasiun 5
yaitu dengan kecepatan 60 cm/ 12 detik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
dari kelima stasiun. Rata-rata kecepatan arus di perairan Pantai Tenggayun pada
tahun 2019 ini ialah 60 cm/6,4 detik. Sedangkan rata-rata kecepatan arus tahun
18
Rata-rata 6
Pada tabel 4.3. pengukuran pasang surut air laut tidak ada perbedaan setiap
stasiunnya. Hasil pengukuran pasang surut air laut di perairan Pantai Tenggayun
ialah sepanjang 6 meter. Sehingga dapat diambil rata-rata pasang surut di perairan
turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari,gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat dari pada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air lautke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang
dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi
4.1.3. Plankton
19
8. Pleurosigma angulatum 2
9. Thalassiothrix sp 2
10. Rhizosolenia clevei 5
11. Anguillula sp (nematoda) 7 Mero-plankton
12. Gyrosigma kuetzingii 2
13. Mastogloia lanceolata 1 Diatomae air tawar
14. Nitzschia vermicularis 2
15. Euglena spirogya 1 Englenophyta
16. Ceratium extensum 3
Phyrophyta
17. Peridinium inconspicum 1
Sklotonerma costatum
Nitzschia vermicularis
Synedra acus
S1 Pinnullaria iegumen 7 spesies
Pleurosigma dolicatum
Stephanopyxis palmeriana
Rhizosolenia elevel
Syenedra ulna
Ceratium extensum
Macrotthrix hirsuticornis
Cestum sp
Synura unvella
Bacilla paradoxa
Cosmarium cucurbitimun
S2 Synopita ultramarine 15 spesies
Vorticella sp
Geotrichuri
Reabdonella lohmauni
Anguila sp
Synedra acus
Cypris pertaus
Cyclops fombriatus
Rhizosolenia cleveri
Nitzschia closterum
Oscillatoria sanota
10 spesies
S3 Lyngbya sprulinoides
Dictosphaerium plchellum
Tolypothrix
Characium longipes
20
Synedra ulna
Calontrix
Tebellaria fenostrata
Jumlah 32 spesies
Selain mengukur parameter kualitas air dan pasang surut di perairan Pantai
dengan menggunakan alat yang disebut dengan plankton net, ember kecil, dan
botol sampel yang digunakan untuk meletakkan sampel plankton yang telah di
ambil. Kemudian sampel yang telah dimasukkan ke dalam botol sampel diberi
laboratorium.
Pada tabel 4.3. merupakan hasil dari mengidentifikasi sampel plankton yang
dilihat dengan menggunakan alat mikroskop. Jenis plankton yang nampak ada 17
Jenis plankton yang banyak ditemukan ialah dari kelompok diatomae laut
Jennis plankton yang paling sedikit ditemukan ialah pada kelompok englenophyta
21
dengan jenis Euglena spirogya sebanyak 1 sel dan pada kelompok phyrophyta
Berbeda halnya dengan tahun 2018, pada tabel 4.5. plankton yang
diidentifikasi hanya jenisnya saja, sedangkan jumlah plankton yang terlihat tidak
dihitung. Tetapi, jenis plankton yang ditemukan di mikroskop pada tahun 2018
Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan dalam 2 tahun terakhir ini,
ada perubahan data yang dapat terlihat. Jika praktikum tahun 2018 lalu
pengukuran parameter kualitas air dan pengambilan sampel plankton ada 3 titik
stasiun, pada tahun 2019 ini pengukuran dan pengambilan sampel plankton ini
22
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tenggayun hanya terdapat beberapa jenis plankton saja, ini menandakan bahwa
tingkat kesuburan di perairan ini masih kurang bagus. Suhu perairan pada tahun
2019 di pantai ini yang tertinggi ialah 32 °C dan yang paling rendah ialah 30 °C
dan jika di rata-ratakan untuk suhu ini ialah 31,2 °C. Pada tahun 2018, suhu rata-
rata yang diperoleh ialah 29,3°C. Suhu pada tahun 2019 lebih tinggi di
bandingkan suhu tahun 2018. Hal ini masih dianggap suhu perairan ini normal
untuk perairan laut. Selanjutnya pada tahun 2019, pH rata-rata perairan Pantai
Tenggayun ialah 7, sedangkan pH rata-rata pada tahun 2018 yaitu 4,3. Hal ini
tahun 2019. kecepatan arus rata-rata pada tahun 2019 di perairan ini adalah 60
cm/6,4 detik. Sedangkan pada tahun 2018, kecepatan arus rata-ratanya yaitu
40cm/11,22 detik. Hal ini disebabkan kemungkinan pada tahun 2019 gelombang
laut lebih besar dibandingkan tahun 2018. Pasang surut pada tahun 2019 di
pantai ini ialah 6 meter dan salinitas rata-rata di perairan Pantai Tenggayun ini
5.2. Saran
mahasiswi diharapkan serius dan tetap fokus dalam praktikumnya agar data yang
didapat lebihakurat dan meyakinkan. Dan alat praktikum harus diperiksa terlebih
23
DAFTAR PUSTAKA
Arie, U. 1998. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Penebar Swadaya, Jakarta.
128 hlm.
Aziz. 2014. Rantai Makanan Di Laut. www.anneahira.com/rantai-makanan-di-
laut-1052.htm. Diakses pada tanggal 03 Mei 2014
Dephut. 1997. www.Departemenkehutanan.com. Diakses padatanggal 20 Mei
2013.
Donkers, J.J. 1964. Tidal Computations in revers and coastal water. North-
Holland Publishing company. Amsterdam.
Effendi, 2000. Limnologi. PT Gramedia : Jakarta.
______,2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Hamuna, B., Paulangan, Y.P., dan Dimara, L. 2015. Kajian suhu permukaan laut
mengunakan data satelit AquaMODIS di perairan Jayapura, Papua. Depik,
4(3), 160- 167.
Hutabarat, Sahala. 2008. Pengantar Oceanografi. Jakarta : Universitas Indonesia.
http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/10/19/pantai-tenggayun-destinasi-wisata-
unggulan-baru-bengkalis. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2019.
Irwan, Z.D. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komonitas
dan Lingkungan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kamlasi, Yusuf. 2008. Parameter KimiaPerairan Lautan.
Linkens, Gene E. 1979. Limnologi Analyses.W.B. Saunders Company :
Philadelpia London Toronto.
Luci. 2012. Definisi Ekosistem dan Definisi Jaringan.
http:www.definisi.ekosistem.pelajaransekolah.html. diakses pada tanggal 04
Mei 2014.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara.PT Grafindo. Jakarta.
________. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama,Jakarta.
_____________. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis (diterjemahkan
oleh H.M. Edidmar, Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo dan D.
Sukardjo). Gramedia, Jakarta
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of ecology. W.B. Sounders Company, Tooronto.
_________. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Gadjah Mada University. Press:
Yogyakarta.
24
Sandy, IM, 1985. DAS-Ekosistem Penggunaan Tanah. Publikasi Direktorat
Taguna Tanah Departemen Dalam Negeri (Publikasi 437).
Suardi, 2011. Gelombang. http://organiisasi.org?arti-definisi-pengertian-
gelombang-dan-jenis-macam-gelombang-transversal-longitudinal.
http://riyn.multyply.com/journal/item/47 Diakses pada tanggal 16
November 2011 pukul 18.18 WIB.
Tatangindatu F, Ockstan K & Robert R. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air
pada Areal Budidaya Ikan di Danau tondano Desa Paleloan, Kabupaten
Minahasa, Budidaya Perairan. Vol. 1 No.2 :8-10.
Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT Grasindo anggota IKAPI.
Jakarta.
Wibowo, Henky. 2007. Oseanografi Fisika. From
http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/408-faktor-
penyebab-terjadinya-arus. Diakses tanggal 06 Desember 2013 pukul 16.45
WIB.
http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/402-pasang-
surut. Diakses pada tanggal 06 Desember 2013 pukul 21.15 WIB.
25
LAMPIRAN
26
Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan
27
Bola pimpong Rol besi
28
Pengukuran kecepatan arus Pengukuran kecerahan
29
Hemidiscus sp Nitzschia seriata
Stephanopyxis palmeriana
30
Stephanopyxis palmeriana
31
Peridinium insconspicum Gyrosigma kuetzingii
32