TINJAUAN PUSTAKA
lingkungannya. Karakteristik perairan pantai yang jauh dari muara akan berbeda
merupakan salah satu wilayah yang memiliki kesensitifan yang cukup besar.
perairan air asin di laut dengan air tawar dari sungai. Menurut Supriyadi (2002),
dan tipe pasang surut. Oleh karena itu, muara menjadi filter material yang dibawa
terendam dan terakumulasi di dasar perairan, namun pada wilayah estuari terjadi
kekeruhan yang cukup tidak stabil. Perairan estuari juga terdapat fluktasi
musiman yang merupakan kombinasi dan pengaruh dari fenomena pasang surut,
arus pantai dan aliran sungai. Perairan estuari yang cenderung berlumpur
terdapat padatan tersuspensi yang cukup tinggi akibat sedimentasi yang terbawa
dari sungai dan mengalir mengikuti badan air yang bergerak ke arah perairan laut
(Rifardi, 2012). Hal ini juga sangat berpengaruh pada parameter fisika kimia yang
ada di perairan.
5
Beberapa proses di laut seperti absorpsi, konveksi, konduksi,
parameter fisika maupun kimia pada wilayah perairan. Beberapa hal yang telah
fenomena maupun proses yang disebabkan oleh alam, selain itu beberapa
yang dapat ditemukan yang mengakibatkan perubahan sifat fisika maupun kimia
untuk menyatakan karakteristik suatu perairan, dalam hal ini dapat ditinjau baik
laut dan daratan yang terdapat faktor fisika, kimia maupun biologi di dalamnya.
Perairan pesisir merupakan ekosistem yang sensitif, hal ini disebabkan karena
ekosistem ini mendapatkan tekanan yang tinggi dari banyaknya aktivitas yang
pada sistem perairan, baik pada parameter fisika, kimia maupun biologi
(Supriyadi, 2002).
interaksi atau saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini satu parameter
dengan yang lain saling memiliki hubungan yang cukup kompleks, diantaranya
adalah yang menggambarkan sifat lingkungan laut dan berkaitan erat dengan
kondisi biologi atau kesuburan perairan yang mencakup sifat fisika kimia air
6
lautnya, seperti suhu, salinitas, densitas, kadar hara, serta kadar kimia lainnya,
hewan dan mikroorganisme hidup lainnya. Biota laut menghuni hampir semua
bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut maupun pada
daerah teluk. Keberadaan biota laut ini sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia maupun untuk ekosistemnya sendiri, karena biota laut merupakan salah
satu faktor biologi di laut yang penting dan besar pengaruhnya pada ekoosistem
dan proses yang terjadi dilaut baik komponen fisika maupun kimia.
yang perlu diperhatikan, hal ini disebabkan karena kondisi perairan suatu wadah
2.3.1 Suhu
Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan
1985). Air mempunyai daya muat panas yang lebih tinggi dari daratan, maka
untuk menaikkan satu derajat suhu air memerlukan panas lebih banyak di
bandingkan dalam daratan. Dengan kata lain, dengan jumlah pemanasan yang
sama daratan akan lebih cepat panas dari pada lautan. Sinar matahari
7
kebanyakan diserap oleh lapisan permukaaon laut maka lapisan ini cenderung
mempengaruhi masa air itu sendiri. Bahkan perubahan suhu yang terjadi dapat
menyebabkan perubahan ciri-ciri marestik, jumlah jari-jari sirip naik jika terjadi
penurunan pada suhu lingkungan. Selain itu suhu mempengaruh pola tingkah
laku ikan dalam mencari makan, oleh karena itu ikan tidak menyukai suhu
permukaan laut yang terlalu ekstrim. Ikan menyukai suhu yang optimum
untuknya dimana pada perairan yang terdapat gerakan vertikal, dan gerakan
Secara umum yang dimaksud dengan arus laut adalah gerakan massa
air laut kearah horizontal dalam skala besar. Walaupun ada unsur vertikal,
namun alasan ini hanya membahas arus horizontal saja. Tidak seperti pada arus
sungai yang searah dengan aliran sungai menuju ke arah hilir, dimana kecepatan
arus sungai dapat di ukur secara sederhana. Arus di laut di pengaruhi oleh
banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya arus, seperti tiupan angin musim.
Selain itu juga faktor suhu permukaan laut yang selalu berubah-ubah.di
Indonesia, seperti adanya dua musim yakni musim barat dan musim timur
dimana siklus perubahan tiap musim ditandai dengan adanya perubahan tekanan
udara sehingga menimbulkan arah tiupan angin yang berbeda pula (Wibisono,
2011).
air ke arah tertentu. Arus terjadi disebabkan oleh tiga hal yaitu tiupan angin,
8
Brotowidjoyo, et al (1999), menyebutkan bahwa arus menimbulkan sebuah
medan geoelektris ysng dipergunakan ikan untuk perjalanan panjang. Selain itu
arus laut mentransport telur ikan, larva ikan dan ikan-ikan kecil dari suatu tempat
terjadinya variasi dalam jumlah ikan yang hidup dalam tahun dan dalam kawasan
tertentu.
2.3.3 Kedalaman
intensitas cahaya pada waktu siang hari. Sedangkan termoklin dan gelombang
pelagik, ikan dasar laut atau ikan benthik. Ikan pelagik merupakan ikan yang
daerah termoklin untuk bermigarasi pada malam hari, namun turun ke bawah
wilayah termoklin pada iang hari, sedangkan ikan benthik merupakan ikan yang
hidup didasar laut. Hal ini membeuktikan bahwa berbeda spesies berbeda pula
2.3.4 Kecerahan
oleh cahaya dan umumnya tampak secara kasatmata. Kecerahan air tegantung
pada warna dan kekeruhan. Kecerahan pada suatu perairan sangat erat
hanya dapat berlangsung bila intensitas cahaya yang sampai ke suatu sel alga
9
Penyinaran matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan makin
tingginya kedalaman laut. Perairan yang dalam dan jernih pada proses
fotosintesis hanya dapat sampai kedalaman sekitar 200 m saja (Hutabarat dan
perilaku diurnal ikan dengan siklus diurnal cahaya matahari. Intensitas cahaya
turunnya paras laut (sea level) secara berkala yang ditimbulkan oleh adanya
gaya tarik dari benda-benda angkasa, terutama matahari dan bulan, terhadap
massa air di bumi. Proses pasut dapat dilihat secara nyata di daerah pantai,
sepanjang pesisir. Menurut Kurniawan (2006), ada tiga tipe pasut yang dapat
diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang
2. Pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang
3. Pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan
melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika
10
2.3.6 Gelombang
Gelombang adalah gerakan dari setiap partikel air laut berupa gerak
transmisi energi serta waktu (momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui
berbagai ragam bentuk materi yang berbentuk partikel air laut, seperti tiupan
angin, gerak rotasi bumi atau gerakan lapis sedimen bawah laut, dan gempa
hembusan angin. Ada tiga faktor yang mempengaruhi besarnya gelombang yang
disebabkan oleh angin yakni kuatnya hembusan, lamanya hembusan dan jarak
tempuh angin (fetch). Setiap gelombang mempunyai tiga unsur yang penting
yakni panjang, tinggi, dan periode. Panjang gelombang ialah jarak mendatar
antara dua puncak yang berurutan, tinggi gelombang adalah jarak menegak
antara puncak dan lembah, sedangkan periode gelombang adalah waktu yang
diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk melalui suatu titik. Ukuran
penangkapannya.
akibat adanya reaksi kimia di perairan, seperti pertukaran ion-ion terlarut dalam
air. Selain parameter fisika, parameter kimia juga sangat berpengaruh dalam
2.4.1 pH
kebasahan suatu larutan. Nilai dari suatu pH bervariasi, antara 0-14 dengan
11
batas normal ada pada nilai 7. Perubahan nilai pH yang demikian berpengaruh
pH air laut umunya berkisar antara 7.6 – 8.3 dan berpengaruh terhadap
ikan. Nilai pH biasanya dipengaruhi oleh laju fotosintesa, buangan industri serta
limbah rumah tangga. Kisaran pH dalam perairan alami sangat dipengaruhi oleh
menurun pada malam hari. Tetapi menurunya pH oleh karbondioksida tidak lebih
2.4.2 Salinitas
Salinitas adalah kadar garam yang terlarut dalam air. Satuan salinitas
adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang
terkandung dalam 1000 gram air laut (Wibisono, 2011). Salinitas dipengaruhi
oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu
perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan
perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air
laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
Variasi salinitas pada perairan yang jauh dari pantai akan relatif kecil
ikan atau distribusi ikan tetapi pada perubahan sifat kimia air laut (Brotowidjoyo
12
2.4.3 Oksigen Terlarut (DO)
pernafasan makhluk hidup. Secara alami kelarutannya dalam air laut cukup untuk
membuat ikan dan biota hidup di dalamnya. Penurunan konsentrasi oksigen ini
oksigen rendah maka terjadi peningkatan stres pada ikan karena ikan tidak dapat
oksigen di antara tiap spesies tidak sama. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
struktur molekul sel darah ikan yang mempunyai hubungan antara tekanan
partial oksigen dalam air dengan keseluruhan oksigen dalam sel darah
untuk dilakukan.
2.4.4 Fosfat
Fosfat adalah salah satu senyawa nutrien. Fosfat dalam perairan di absorbsi oleh
fitoplankton dan menjadi bagian dari rantai makanan. Fosfat Juga merupakan
faktor penting dalam fotosentesis (Supriyadi, 2002). Kadar fosfat yang cukup
2.4.5 Nitrat
Nitrat terbentuk akibat dari reaksi antara amoniak dengan oksigen pada
13
kesuburan pada suatu perairan. Sebagai contohnya pada perairan oligotrofik
memiliki kadar nitrat 0-1 mg/l, perairan eutrofik dengan kadar nitrat 5-50 mg/l,
sedangkan kadar nitrat pada perairan mesotrofik yaitu1-5 mg/l (Piranti, 2016).
Siklus nitrat (N) pada perairan dipengaruhi oleh sikus fosfat (P). Zooplankton
anorganis yang larut dalam air. Fitoplankton dapat mengambil NH3 dan ion nitrit
(NO2-) serta ion nitrat (NO3-) pada Nitrosomonas sp dan Nitrobacter yang ada
molukuler yang dapat merubah N-organik yang larut yang dihasilkan fito dan
(Nutrien). Zat-zat hara ini dibutuhkan untuk fitoplankton maupun tanaman untuk
dapat bertahan hidup di perairan. Oleh karena itu Nitrat yang mempengaruhi
suburnya suatu perairan. Apabila suatu perairan memiliki fitoplankton yang baik,
maka ikan dapat mengkomsumsinya dengan baik (Edward dan Tarigan, 2003).
Daerah muara sungai pada umumnya memiliki luas yang lebih lebar, bertebing
curam dan landai, seain itu memiliki ciri badan air dalam, turbulensi yang tinngi
memiliki jenis yang kurang bervariasi (Kordi dan Andi, 2010). Menurut Fischer
dan Bianchi (1984), terdapat beberapa jenis ikan yang mampu hidup di wilayah
estuari (payau), seperti jenis ikan dari spesies suku Ariida, Mugil, Lanjanus.
terhadap ikan, sedangkan ikan memiliki sifat-sifat fisika kimia pada lingkungan
14
hidupnya. Keduanya saling berinteraksi dan memberikan pengaruh terhadap
distribusi dan kelimpahan ikan dalam suatu kawasan (Brotowidjoyo, et al., 1999).
Oleh karena itu perlu adanya upaya studi mengenai parameter fisika dan kimia
Setiap biota laut memiliki habitat kesesuaian pada lingkungan hidup mereka
lingkungannya. Baku mutu merupakan batas atau kadar makhluk hidup, zat atau
energi atau komponen lain yang ada unsur pencemar namun memiliki batas
sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini dapat dikaitkan oleh kondisi
lingkungan yang ditinjau dari parameter fisika dan kimia. Berikut adalah baku
Parameter Kimia
Ph 7.6 – 8.3 Apridayanti (2008)
0
Salinitas /00 5-35‰ Nybakken (1992)
Oksigen Terlarut mg/l 5-6 KepMen LH No.51 Tahun 2004
Fosfat mg/l 0.015 KepMen LH No.51 Tahun 2004
Nitrat mg/l 0.008 KepMen LH No.51 Tahun 2004
15
2.7 Penelitian Terdahulu
penelitian yang akan dilakukan. Merupakan bagian dari data sekunder dalam
16
Tabel 1. Penelitian terdahulu
No. Nama Pengarang Judul Latar Belakang Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan
1. Supriyadi (2002) Kondisi Perairan Muara Sungai Bengawan Metode diskriptif Muara Sungai Bengawan Solo
Muara Solo merupakan wilayah memiliki karakter fisika kimia
Berdasarkan perairan estuari yang yang menunjukkan adanya
Parameter Fisika memiliki banyak aktivitas fluktuasi dari waktu ke waktu
Kimia Di Muara yang dapat mempengaruhi dan terdapat perbedaan dari
Bengawan Solo parameter pada perairan wilayah satu ke yang lainnya.
Ujung Pangkah Hal ini disebabkan oleh
Kabupaten Gresik, percampuran massa air tawar
Jawa Timur dan air laut.
2. Sri Mulyani, Ambo Hubungan Dalam penolahan rumput laut Penelitian ini Parameter fisiska kimia air
Tuwo, Rajuddin Parameter Fisika hal yang menentukan menggunakan laut memiliki korelasi yang
Syamsuddin dan Kimia Air Laut kualitas adalah kekuatan gel, metode observasi kuat (89,4%) terhadap
(2015) Denfan Kekuatan oleh karena itu penelitian ini langsung yang kekuatan gel pada rumput laut
Gel Rumput Laut bertujuan untuk mengetahui kemudian analisis jenis Kappaphycus Alvarezii di
Kappaphycus hubungan antara parameter data menggunakan perairan teluk Laikang
Alvarezii Di fisika dan kimia air laut analisis regresi Kabupaten Jeneponto.
Perairan Teluk dengan kekuatan gel rumput linier berganda
Laikang Kabupaten laut Kappaphycus Alvarezii metode backward.
Jeneponto
3. Halida Nuriya, Analisis Parameter Perairan Sumenep Pengukuran Dari parameter yang diuji,
Zainul Hidayah, Fisika Kimia di merupakan perairan yang parameter fisiska parameter klorofil-a
Achmad Fachrudin Perairan Sumenep memiliki aktifitas pelayaran kimia dengan citra mempunyai tingkat
Syah (2010) Bagian dengan yang cukup tinggi, oleh Landsat 5 lalu keakuratan yang paling baik
Menggunakan Citra karena dibutuhkan penelitian dibandingkan dibandingkan kecerahan dan
Landsat TM5 kondisi perairan berdasarkan tingkat error data padatan tersuspensi
parameter fisika kimia untuk dengan hasil
mengetahui kondisi perairan pengukuran lapang
17
24