Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKOSISTEM ESTUARI

Dosen Pengampu

Eunike Louisje Mongi S.Pi, M.Si (197108082008122001)

Disusun Oleh :

Nama : Cenlie Fridolin Sualang


Nim : 210511040012

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah Ekologi, dengan judul: “Ekologi Estuari ”.

Penyusunan makalah ini juga memiliki tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kata
penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat berupa pengetahuan lebih
mendalam tentang ilmu Ekologi.

Manado, 21 November 2022

Cenlie Fridolin Sualang

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Pengertian Ekosistem Estuari................................................................................................2
2.2 Komponen Biotik Dalam Ekosistem Estuari.........................................................................2
2.3 Karakteristik Fisik Estuari.....................................................................................................3
2.5 Adaptasi Organisme pada Ekosistem Estuari........................................................................4
2.7 Tipe-tipe Estuari....................................................................................................................5
2.8 Fungsi Ekologis Estuari.........................................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu tatanan
kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling
mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya menuju
pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem, organisme pada komunitas
berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme kemudian
beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan
fisik untuk kelangsungan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Ekosistem Estuari?


 Apa Komponen Biotik Dalam Ekosistem Estuari?
 Bagaimana Karakteristik Fisik Estuari?
 Bagaimana Adaptasi Organisme Pada Ekosistem Estuari?
 Apa Saja Tipe-Tipe Estuari?
 Apa Fungsi Ekologis Estuari?

1.3 Tujuan Penulisan

 Mengetahui Apa Pengertian Ekosistem Estuari


 Mengetahui Apa Komponen Biotik Dalam Ekosistem Estuari
 Mengetahui Bagaimana Karakteristik Fisik Estuari
 Mengetahui Bagaimana Adaptasi Organisme Pada Ekosistem Estuari
 Mengetahui Apa Saja Tipe-Tipe Estuari
 Mengetahui Apa Fungsi Ekologis Estuari
 Mengetahui Bagaimana Terumbu Karang Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem Estuari

Ekologi estuaria adalah daerah atau lingkungan yang merupakan campuran antara air
sungai dan air laut, oleh karena itu komponen estuari dikenal sangat produktif dan paling mudah
terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia maupun proses-
proses alamiah.Lingkungan estuari umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka
ataupun terlindung oleh pulau-pulaukecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah
liat. Jenis perairanestuary memiliki variasi inggi, apabila ditinjau dari beberapa faktor yaitu
faktor kimia, fisika, dan biologi sehingga membentuk suatu ekosistem yang sangat kompleks.

Estuaria adalah ekosistem perairan semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut
dan masih mendapat pengaruh air tawar dari sungai schingga air laut dengan salinitas tinggi
dapat bercampur dengan air tawar. Perairan ini juga masih mendapat pengaruh dari pasang dan
surut. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas
yang khas, karena kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain: 1) tempat bertemunya arus
sungai dengan arus pasang dari laut, yang berlawanan menjadikan pola sedimentasi,
pencampuran air, dan ciri- ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya. 2).
Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan sifat fisika lingkungan khusus yang tidak
sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. 3). Perubahan yang terjadi akibat adanya
pasang surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan
lingkungan sekelilingnya. 4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasangsurut
air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah estuaria tersebut.

2.2 Komponen Biotik Dalam Ekosistem Estuari

Komponen biotik merupakan komponen-komponen yang terdiri atas makhluk hidup.


Komponen biotik yang terdapat pada Ekosistem Estuari dapat dikelompokan menjadi :

a) Organisme autotrop

Merupakan organisme yang dapat mengubah bahan organik menjadi anorganik (dapat
membuat makanan sendiri).

b) Organisme heterotrop

Adalah organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain.Contohnya


hewan, jamur, dan bakteri non autotrop dapat disebut sebagai konsumen.Estuari kaya akan
sumber makanan bagi konsumen primer dari rantai makanan. Sumbermakanan utama diperoleh
dari besarnya jumlah detritus yang melimpah di dalam kolamair dan di dasar estuari. (Nontji,
1993).

c) Organisme Pengurai atau dekomposer


2
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organikyang
berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapatdigunakan kembali oleh produsen.
Termasuk pengurai di daerah estuari adalahkepiting, kerang-kerangan, bakteri, cacing laut, dan
jamur.

2.3 Karakteristik Fisik Estuari

Menurut Efendi (2009), perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai
peranan yang penting terhadap kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah
sebagai berikut:

1. Keterlindungan

Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung dari
gelombang yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva
kerang-kerangan menetap di dasar perairan.

2. Kedalaman

Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari


mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar
perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan
cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan dangkal).

3. Salinitas air (kadar garam)

Estuari memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung pada masukan air
tawar dari sungai dan air laut melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang
menekan bagi organisme, tapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal
predator dari laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas rendah.

4. Pasang

Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting, antara
lain mengangkut zat hara dan plankston serta mengencerkan dan meggelontorkan limbah.

5. Penyimpanan zat hara

Peranan estuari sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon mangrove dan ganggang
dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik yang akan digunakan
oleh organisme hewan.

6. Substrat

3
Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimen
yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar partikel lumpur estuaria
bersifat organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi
cadangan makanan yang penting bagi organisme estuaria.

2.5 Adaptasi Organisme pada Ekosistem Estuari

Berdasarkan adaptasinya organisme di lingkungan estuaria mempunyai 3 (tiga ) tipe


adaptasi (Kennish, 1990). yaitu :

1. Adaptasi morfologis

Organisme yang mendiami substrat berlumpur sering kali beradaptasi dengan membentuk
rumbai-rumbai halus atau rambut atau setae yang menjaga jalan masuk ke ruang pernapasan agar
permukaan ruang pernapasan tidak tersumbat oleh partikel Lumpur. Organisme yang memiliki
kemampuan adaptasi seperti ini adalah kepiting estuaria, dan beberapa anggauta dari Gastropoda.
Adaptasi yang lain adalah ukuran tubuh. Organisme estuaria umumnya mempunyai ukuran tubuh
lebih kecil dibandingkan dengan kerabatnya yang hidup di laut. Contohnya adalah kepiting
(Ucha) yang memiliki ukuran kecil, hal ini terjadi karena sebagian besar energi yang dimilikinya
dipergunakan untuk beradaptasi menyesuaikan dengan kadar garam lingkungan.

2. Adaptasi fisiologis

Adaptasi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme estuaria adalah


berhubungan dengan keseimbangan ion cairan tubuh menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
Kemampuan osmoregulasi sangat diperlukan untuk dapat bertahan hidup. Organisme yang
memiliki kemampuan osmoregulasi dengan baik disebut osmoregulator contohnya Copepoda,
Cacing Polychaeta dan Mollusca. Organisme yang memiliki kemampuan osmoregulasi rendah
disebut osmokonformer. Kemampuan mengatur osmosis menurut beberapa ahli sangat
dipengaruhi oleh suhu. Di daerah tropic dengan suhu air lebih tinggi dan perbedaan suhu antara
air tawar dan air laut kecil, biasanya dihuni oleh species estuaria lebih banyak, dan species lautan
yang stenohalin dapat masuk lebih jauh ke hulu.

3. Adaptasi tingkah laku

Salah satu bentuk adaptasi tingkah laku yang dilakukan oleh organisme estuaria adalah
membuat lubang ke dalam Lumpur. Ada dua keuntungan yang didapatkan dari organisme yang
beradaptasi seperti ini. Pertama, adalah dalam pengaturan osmosis. Keberadaan di dalam lubang
berarti mempunyai kesempatan untuk berhubungan dengan air interstitial yang mempunyai
variasi salinitas dan suhu lebih kecil dari pada air di atasnya. Kedua, membenamkan diri ke
dalam substrat berarti lebih kecil kemungkinan organisme ini dimakan oleh pemangsa yang
hidup di permukaan substrat atau di kolam air. Adaptasi tingkahlaku lainnya adalah dengan cara
bergerak ke hulu atau ke hilir. Tingkahlaku ini akan menjaga organisme tetap berada pada daerah

4
dengan kisaran toleransinya. Contohnya beberapa species kepiting seperti Rajungan (Calinectes
sapidus), ikan belanak (Mugil mugil), Ikan baung, Ikan bandeng dan lain-lain (Kramer, 1994)

2.7 Tipe-tipe Estuari

Perbedaan salinitas di wilayah estuari mengakibatkan terjadinya proses pergerakan massa


air. Air asin yang memiliki massa jenis lebih besar dibandingkan dengan air tawar menyebabkan
air asin di muara yang berada di lapisan dasar dan mendorong air tawar ke permukaan menuju
laut. Sistem sirkulasi seperti inilah yang menyebabkan terjadinya proses up-welling. Yaitu proses
pergerakan antar massa air laut dan tawar yang menyebabkan terjadinya stratifikasi atau
tingkatan-tingkatan salinitas. Sehingga terbentuklah beberapa tipe estuari, yaitu:

1.    Estuari positif (baji garam)

Estuari tipe ini memiliki ciri khas yaitu gradien salinitas di permukaan lebih rendah
dibandingkan dengan salinitas pada bagian dalam atau dasar perairan. Rendahnya salinitas di
permukaan perairan disebabkan karena air tawar yang memiliki berat jenis lebih ringan
dibanding air laut akan bergerak ke atas dan terjadi percampuran setelah beberapa saat
kemudian. Kondisi ini, juga dapat disebabkan pula oleh rendahnya proses penguapan akibat
sedikitnya intensitas matahari yang masuk pada wilayah estuari. Tipe estuari ini dapat ditemukan
di wilayah sub tropis yang mana terjadinya penguapan rendah dan volume air tawar yang relatif
banyak. Sedangkan untuk wilayah tropis sendiri, dapat pula ditemukan tipe ini apabila terjadi
musim penghujan. Yang mana intensitas cahaya matahari pada musim tersebut sedikit dan massa
air tawar yang masuk lebih besar(Knox, 1986).

2.    Estuari negatif

Estuaria tipe ini biasanya ditemukan di daerah dengan sumber air tawar yang sangat
sedikit dan penguapan sangat tinggi seperti di daerah iklim gurun pasir. Keadaan dari estuari tipe
ini dikarenakan oleh air laut yang masuk ke daerah muara sungai melewati permukaan sehingga
mengalami sedikit pengenceran karena bercampur dengan air tawar yang terbatas jumlahnya.
Lalu tingginya intensitas cahaya matahari menyebabkan penguapan sangat cepat sehingga air
permukaan hipersalin (banyak mengandung garam) (Knox, 1986).

3.    Estuari sempurna

Percampuran sempurna menghasilkan salinitas yang sama secara vertical dari permukaan
sampai ke dasar perairan pada setiap titik. Estuaria seperti ini kondisinya sangat tergantung dari
beberapa faktor antara lain: volume percampuran masa air, pasang surut, musim, tipe mulut
muara dan berbagai kondisi khusus lainnya. Estuaria percampuran sempurna kadang terjadi atau
ditemukan di daerah tropis khususnya ketika volume dan kecepatan aliran air tawar yang masuk
ke daerah muara seimbang dengan pasang air laut serta ditunjang dengan mulut muara yang lebar
dan dalam (Knox, 1986).

5
2.8 Fungsi Ekologis Estuari

Secara umum estuaria mempunyai peranan ekologis penting diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang
surut (tidal circulation);
2. Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai
tempat berlindung dan tempat mencari makan;
3. Sebagai tempat untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh besar (nursery ground)
terutama bagi sejumlah spesies udang dan ikan.

Sedangkan secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:

a. Sebagai tempat pemukiman;


b. Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
c. Sebagai jalur transportasi;
d. Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.

Estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air tawar
dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut. Ekosistem
estuari memiliki karakteristik fisik diantaranya : keterlindungan yang semi tertutup, kedalaman
yang relatif dangkal, salinitas air yang bervariasi, pasang air sebagai transportasi, penyimpanan
zat hara pada dasar tanah yang berlumpur menyimpan banyak bahan organik, dan substrat yang
berlumpur. Organisme didalam ekosistem estuari memiliki adaptasi morfologi, fisiologi, dan
tingkah laku yang sesuai dengan substrat lumpur. Organisme yang terdapat pada ekosistem
estuari adalah siput kecil hydrobia, beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea, Scrobicularia),
udang Palaemonetes, dan cacing nereis (Polikaeta). Estuari dibedakan menjadi tiga tipe
berdasarkan tipe salinitas nya yaitu estuari positif, estuari negatif, dan estuari sempurna.
Estuari mempunyai peranan ekologis penting diantaranya: Sebagai sumber zat hara dan bahan
organik, penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan, dan sebagai tempat untuk bereproduksi

3.2 Saran

Semoga apa yang saya paparkan diatas dapat bermanfaat bagi kita semua. Tentunya
penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gramedia. 2021. Ekosistem: Pengertian, Komponen dan Macam.


https://www.gramedia.com/literasi/ekosistem/, diakses pada 21 November 2022 pukul
15.00.

Risal M. F. 2018. Ekologi Estuari. https://www.academia.edu/36698271/Makalah_estuari,


diakses pada 21 November 2022 pukul 15.00.

Iskadewi S. 2017. Ekosistem Estuari (Muara).


https://www.academia.edu/36607219/MAKALAH_EKOLOGI_LINGKUNGAN_EKOSIS
TEM_ESTUARI_MUARA_DOSEN_PENGAMPU, diakses pada 21 November 2022
pukul 15.00.

Nursakila. 2018. Makalah Ekosistem Estuari.


http://biologylearning16.blogspot.com/2018/12/makalah-ekosistem-estuari.html, diakses
pada 21 November 2022 pukul 15.00.

Anda mungkin juga menyukai