Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FAKTOR EKOSISTEM AIR

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“BIOLOGI PERAIRAN”
Dosen pengampu: Nurma Aini Hanapi, M.Pd

Disusun oleh:
Dwi Widia Putri (1901081008)
Putri Nurmalia Zen (1901081024)
Shinta Teviningrum (1901082009)

TADRIS BIOLOGI/SEMESTER V (B)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “FAKTOR
EKOSISTEM AIR ” ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas akhir pada mata kuliah Biologi
Perairan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan, masukan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Ibu Nurma Aini Hanapi, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Biologi Perairan di Institut
Agama Islam Negeri Metro, yang telah memberi bantuan, masukan, dan dukungan
terkait penyusunan makalah ini,
2. Orang tua penyusun makalah yang telah memberi dorongan serta motivasi dalam
penyelesaian makalah ini,
3. Serta rekan-rekan yang telah mendukung penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada makalah
kami dimasa yang akan datang. Untuk itu, kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Metro, 25 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................................iii

Daftar Gambar..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem Air .............................................................................. 3

B. Faktor- Faktor Ekosistem Air ........................................................................ 4

C. Ciri-Ciri Ekosistem Air ................................................................................ 11

D. Jenis-Jenis Ekosistem Air ............................................................................. 12

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ekosistem perairan..............................................................................................3

Gambar 2. Faktor abiotik......................................................................................................4

Gambar 3. Faktor kimia..........................................................................................................6

Gambar 4. Turbidimeter (alat untuk menyatakan derajat kekeruhan air)..............................10

Gambar 5. Alat pengukur kecerahan air (Secchi disk).........................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu ekosistem teridiri dari semua organisme yang hidup dalam suatu
komunitas dan juga semua faktor-faktor abiotik yang berinteraksi dengan organisme
tersebut (Campbell, 2010, hlm 388). Faktor-faktor abiotik utama terdiri dari iklim,
tanah, dan status air (daratan, perairan tawar, dan perairan laut), faktor abiotik lainnya
juga terdiri dari geologi, topografi, dan kedalaman air laut atau ketinggian diatasnya
(Chapman & Reiss, 1993). Lingkungan pada setiap makhluk hidup sangatlah
beragam dan lingkungan yang beragam tersebut mengakibatkan setiap jenis makhluk
hidup yang menempatinya juga sangat beragam. Keanekaragaman yang seperti itu disebut
dengan keanekaragaman di tingkat ekosistem. Keanekaragaman ekosistem secara garis
besar dapat dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Berdasarkan
karakteristik ekologi secara mendasar, ekosistem perairan dibagi menjadi empat
bentuk, yaiu: air laut, air tawar, lahan basah, dan terumbu karang (Campbell, 2010).
Salah satunya adalah air tawar.
Perairan tawar secara umum dibagi menjadi dua, yaitu badan air yang tetap diam
(kolam dan danau) dan jenis badan air yang bergerak (sungai dan aliran). Badan air
yang diam berkisar mulai dari kolam kecil yang hanya beberapa meter persegi
luasnya hingga ke danau besar yang luasnya mencapai ribuan kilometer persegi
(Campbell, 2010). Diantara banyaknya jenis ekositem air tawar, salah satunya adalah
danau. Danau merupakan aliran air terbuka yang sangat lambat dalam depresi tanah
yang tidak bersentuhan dengan laut (Dodds, 2002). Danau seringkali
dikelompokkan berdasarkan produksi bahan organiknya. Danau oligotrofik merupakan
danau yang dalam dan tidak banyak mengandung nutrien, dan fitoplankton pada zona
limnetiknya tidak begitu produktif. Danau eutrofik, sebaliknya, umumnya lebih
dangkal dan kandungan nutrien pada airnya tinggi. Sebagai akibatnya, fitoplankton
sangat produktif dan air seringkali menjadi sangat keruh. Diantara danau oligotrofik dan
eutrofik terdapat danau dengan jumlah nutrient dan produktivitas fitoplankton yang
sedang, yang disebut mesotrofik (Campbell, 2010, hlm 279-280)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ekosistem air?
2. Apa saja faktor dari ekosistem air?
3. Apa saja ciri-ciri ekosistem air?
4. Apa saja jenis-jenis ekosistem?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem air
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor ekosistem air
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri ekosistem air
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis ekosistem air

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem Air

Gambar 1. Ekosistem perairan


Sumber: https://ilmugeografi.com/wp-content/uploads/2016/06/ekosistem-air.jpg

Indonesia memiliki keanekaragaman geologi, geomorfologi, dan geografi.


Letaknya di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan
perubahan suhu sepanjang tahunnya relatif kecil. Iklim yang stabil ini mendukung
proses berkembang biaknya berbagai organisme, tidak bergantung pada perubahan
cuaca maupun musim. Struktur geologi Indonesia dibentuk oleh barisan gunung
disepanjang dan antar pulau, dari Sumatra, Jawa, Bali, hingga Sulawesi. Sebagian
besar gunungnya bersifat aktif dan kesuburan tanahnya tinggi. Indonesia juga
memiliki struktur laut dalam dan dangkal, juga terdapat pertemuan arus laut panas
dan dingin. Keanekaragaman geologi dapat membentuk keanekaragaman ekosistem
kemudian menghasilkan biodiversitas organisme.
Ekosistem dibagi menjadi dua jenis, yaitu: terestrial (daratan) dan akuatik
(perairan). Ekosistem terestrial memiliki keberadaan air yang rendah, sebaliknya
ekosistem akuatik adalah yang berbasis air. Ekosistem akuatik kemudian dibagi
menjadi dua jenis, yaitu air tawar (freshwater) dan air laut (marine). Ekosistem air
tawar memiliki karakter yang berbeda dengan ekosistem air laut, karena komposisi
kimia dan fisikanya berbeda, meskipun jenis organisme yang terkandung di
dalamnya sama. Di samping itu, berdasarkan komponen penyusunnya, ekosistem
terdiri dari faktor biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup). Faktor biotik mencakup

3
predasi, kompetisi, herbivori, simbiosis, dan berbagai interaksi antara komponen
biotik maupun abiotik. Sementara, faktor abiotik mencakup air, suhu, salinitas
(kadar garam), sinar matahari, batuan dan tanah, dan iklim. Ekosistem air laut
memiliki salinitas lebih tinggi. Salinitas menentukan tingkat osmolaritas yang
mempengaruhi osmoregulasi pada suatu organisme, yang membantu organisme
dalam menyeimbangkan zat terlarut dan air yang hilang dalam proses ekskresi.
Faktor biotik dan abiotik memiliki pengaruh terhadap distribusi organisme dalam
lingkungan berair tersebut (bentos).
Komunitas bentos dipengaruhi oleh kedalaman, kadar nutrien, arus air, oksigen
terlarut, suhu, pH, keberadaan bahan beracun, dan kesadahan air (Hawk, 1979;
Fachrul, 2007). Ekosistem perairan tawar mencakup air permukaan (sungai dan
danau) dan air tanah.

B. Faktor-Faktor Ekosistem Air


1. Faktor Abiotik
Zonasi perairan umumnya mempengaruhi anatomi dan kondisi fisiologi hewan
maupun tumbuhan. Faktor yang mempengaruhi biasanya adalah cahaya, suhu, dan
kandungan unsur kimia. Cahaya mempengaruhi pola penglihatan hewan akuatik,
pigmen kulit atau cangkang (bagi hewan bercangkang), atau faktor fisiologis hewan.

Gambar 2. Faktor abiotik


Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/03

4
Unsur abiotik yang memengaruhi kehidupan di muka bumi yakni air, tanah, udara,
iklim, topografi, garam-garam mineral, atau kelembaban.
a) Air
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air. Dapatkan informasi,
inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Dilansir Encyclopaedia
Britannica (2015), air merupakan suatu zat yang tersusun dari unsur-unsur kimia
hidrogen dan oksigen. Unsur-unsur tersebut ada dalam bentuk gas, cair, dan
padat. Itu adalah salah satu senyawa yang paling banyak dan esensial atau
mendasar. Air muncul sebagai cairan di permukaan bumi dalam kondisi normal
yang membuatnya sangat penting untuk transportasi, rekreasi, dan sebagai habitat
bagi tanaman dan hewan.
b) Iklim
Iklim merupakan komponen yang terbentuk dari hasil interaksi berbagai
komponen abiotik lainnya. Seperti kelembaban udara, suhu dan curah hujan.
c) Tanah
Dalam komponen abiotik tanah bertindak sebagai tempat organisme utama di
Bumi. Tanah juga menyediakan kebutuhan makhluk hidup seperti unsur hara dan
mineral. Berfungsi sebagai reservoir air dan nutrisi sebagai media untuk
penyaringan dan pemecahan limbah berbahaya. tanah juga merupakan hasil
pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim dan pembusukan bahan organik.
Tanah mempunyai sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu. Tanah
merupakan media berpori yang aktif secara biologis yang telah berkembang di
lapisan paling atas kerak Bumi.
d) Udara
Udara merupakan campuran gas yang terdiri dar atmosfer Bumi. Semua makhluk
hidup membutuhkan nitrogen untuk membentuk protein. Oksigen digunakan
untuk bernapas bagi makhluk hidup. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk
fotosintesis.
e) Topografi
Topografi memiliki pengaruh besar bagi penyebaran makhluk hidup. Namun,
yang tampak jelas ada pada penyebaran tumbuhan. Karena adanya topografi yang
mengakibatkan intensitas cahaya, suhu, dan curah huhan yang berbeda-beda
disetiap tempat. Pada topografi ada beberapa faktor, yakni altitude dan latitude.

5
Altitude adalah ketinggian suatu tempat yang diukur dari permukaan lain.
Sementara, latitude adalah letak lintang yang diukur dari garis khatulistiwa.
f) Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik yang berada di udara dan
tanah. Kelembaban adalah kandungan uap air di udara, sedangkan kelembaban di
tanah berati kandungan air dalam tanah. Garam mineral Garam mineral adalah
ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium, dan natrium yang ada di dalam tanah dan
lingkungan. Komponen garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air.
Itu semua dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk melakukan pertumbuhan dan
proses metabolisme tubuh.
Abiotik memiliki fungsi penting dalam mendukung proses ekosistem.
Abiotik dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung bagi kehidupan
makhluk hidup. Abiotik dan biotik tidak dapat dipisahkan. Karena keduanya akan
saling berhubungan dan memengaruhi. Keberadaan abiotik dapat memengaruhi
ketersediaan makanan bagi hewan. Itu yang membuat ketidakseimbangan
ekosistem. Bahkan bisa membentuk banyak variasi yang bisa dilihat di antara
berbagai ekosistem.

2. Faktor Kimia Air

Gambar 3. Faktor kimia


Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2020/03

6
a) Tingkat Keasaman/pH
Derajat keasaman (pH) merupakan logaritma negative dari konsentrasi ion-ion
hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan dan merupakan indicator baik
buruknya suatu perairan.pH suatu perairan merupakan salah satu parameter kimia
yang cukup penting dalam memantau kestabilan perairan.Variasi nilai pH
perairan sangat mempengaruhi biota di suatu perairan.Selain itu, tingginya nilai
pH sangat menentukan dominasi fitoplankton yang mempengaruhi tingkat
produktivitas primer suatu perairan dimana keberadaan fitoplankton didukung
oleh ketersediaanya nutrien diperairan laut (Hamuna et al., 2018).
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion Hidrogen dalam suatu
larutan.Organisme air hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai dengan basah lemah.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya 7 sampai 8,5.
Kondisi perairan dengan pH tertentu mempengaruhi metabolisma dan respirasi
bagi kelangsungan hidup organisme.
b) Dissolved Oxygen (DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut di dalam air. DO sangat penting bagi hewan-
hewan non-mamalia. Hal tersebut sangat penting karena mengasuh anaknya
sampai tumbuh dewasa. Alat yang digunakan untuk megukur DO adalah dengan
menggunakan DO meter, Secchi Disc dan tali. Menurut Effendi (2003),
menyatakan bahwa oksigen terlarut (DO) adalah konsentrasi gas oksigen yang
terlarut dalam air yang berasal dari hasil fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan
air serta hasil difusi dari udara. Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor
penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan
berkembang biak. Selain pengukuran konsentrasi oksigen juga perlu dilakukan
pengukuran terhadap tingkat kejenuhan oksigen dalam air.Nilai oksigen terlarut
di perairan sebaiknya berkisar antara 6 – 8 mg/L.
c) Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD adalah kadar oksigen terlarut di dalam air yang digunakan untuk
menguraikan zat-zat organik dengan bantuan bakteri aerob. BOD yang tinggi
mengakibatkan daerah perkotaan menjadi terendam dan kotor. Alat yang
digunakan untuk megukur DO adalah dengan menggunakan DO meter, Secchi
Disc, tali, dan pengaris. Alat yang digunakan adalah Vitamin, mineral, dan air
putih.

7
d) Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan konsentrasi oksigen di dalam suatu perairan. COD yang
dan kk Orang yang menderita hemofimilia dapat mati sampai dengan 500 tahun.
COD yang tinggi mengakibatkan daerah perkotaan menjadi terendam dan kotor.
Alat yang digunakan untuk megukur DO adalah dengan menggunakan DO meter.
e) Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut dari suatu perairan dapat diketahui dengan
menggunakan spektrofotometri.Zat terlarut tersebut dipengaruhi oleh batuan
penyusun lanskap perairan tersebut.
f) Salinitas
Salah satu besaran dasar dalam bidang ilmu kelautan adalah salinitas air
laut. Salinitas seringkali diartikan sebagai kadar garam dari air laut, walaupun hal
tersebut tidak tepat karena sebenarnya ada perbeda-an antara keduanya. Salinitas
didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang terlarut dalam
1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan yodium digan-tikan dengan khlor
dalam jumlah yang setara; semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua
zat organik dioksida-sikan. Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya
dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand.salinitas air
laut kira-kira 0,14 ‰ lebih kecil dibandingkan dengan kadar garam sesungguhnya
yang ada diair laut. Yang dimaksud dengan garam di sini ialah istilah garam
dalam pengertian kimia, yaitu semua senyawa-an yang terbentuk akibat reaksi
asam dan basa. Jadi bukannya garam dalam arti garam dapur saja (Arief, 1984).
Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut
dalam 1 Liter air, biasanya dalam satuan permil (‰).umumnya salinitas
disebabkan oleh tujuh ion utama yaitu natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3). Salinitas di
perairan penting untuk mempertahankan tekanan osmotik antara tubuh organisme
dengan perairan, karena itu salinitas dapat mempengaruhi kelimpahan dan
distribusi fitoplankton.
g) N-total
Kandungan posfat dan N-total secara alamiah berasal dari perairan itu
sendiri yaitu melalui proses-proses penguraian pelapukan ataupun dekomposisi
tumbuh-tumbuhan dan sisasisa organisme mati. Selain itu juga tergantung pada
keadaan sekeliling diantaranya sumbangan dari daratan melalui sungai yang

8
bermuara keperairan, seperti buangan limbah ataupun pakan yang dengan adanya
bakteri terurai menjadi zat hara dan dalam proses penguraiannya banyak
membutuhkan oksigen. Sumber utama oksigen dalam air laut adalah dari udara
melalui proses difusi dari hasil proses fotosintesis fitoplankton. Posfat dan N-total
dibutuhkan dalam proses dan perkembangan hidup organisme seperti
fitoplankton, sedangkan oksigen terlarut digunakan oleh organisme perairan
dalam proses respirasi (Patty, 2014).
Konsentrasi N-total di lapisan permukaan yang lebih rendah dibandingkan
di lapisan dekat dasar disebabkan karena N-total di lapisan permukaan lebih
banyak dimanfaatkan atau dikomsumsi oleh fitoplankton.Selain itu konsentrasi
N-total yang sedikit leboh tinggi di dekat dasar perairan juga dipengaruhi oleh
sedimen. Didalam sedimen N-total diproduksi oleh biodegradasi bahan-bahan
organik menjadiamonia yang selanjutnya menjadi dioksidasi menjadi N-total.
Menurut KEPMEN-LH No.51 (2004) disebutkan bahwa baku mutu konsentrasi
Ntotal air laut yanglayak untuk kehidupan biota air laut adalah 0,008 mg/l.
h) Posfat
Zat hara merupakan zat-zat yang diperlukan dan mempunyai pengaruh
terhadap proses dan perkembangan hidup organisme. Zat hara yang umum
menjadi fokus perhatian di lingkungan perairan adalah N-total dan posfat.Kedua
unsur inimemiliki peran vital bagi pertumbuhanfitoplankton atau alga yang biasa
digunakansebagai indikator kualitas air dan tingkatkesuburan suatu perairan
(Utami et al., 2016). Menurut KEPMEN-LH No 51 (2004), dapat dilihat bahwa
baku mutu kandungan posfat dalam air laut untuk kebutuhan biota laut adalah
0,015 mg/l.
i) Klorofil-α
Klorofil-α adalah suatu pigmen aktif dalam sel tumbuhan yang mempunyai
peranan penting dalam berlangsungnya proses fotosintesis di perairan yang dapat
digunakan sebagai indikator banyak atau tidaknya ikan di suatu wilayah dari
gambaran siklus rantai makanan yang terjadi di lautan. Konsentrasi Klorofil-α
pada suatu perairan sangat tergantung pada ketersediaan nutrien dan intensitass
cahaya matahari. Bila nutrien dan intensitas matahari cukup tersedia, maka
konsentrasi Klorofil-α akan tinggi dan sebaliknya (Effendi et al., 2012)

9
3. Faktor Fisika Air
a) Temperatur/Suhu
Temperatur dapat mempengaruhi kondisi fisiologi suatu makhluk hidup. Kondisi
fisiologi tersebut berkaitan erat dengan kerja enzim. Enzim-enzim hanya dapat
bekerja optimal pada rentang suhu yang sempit. Temperatur juga mempengaruhi
kadar gas-gas yang terlarut. Suhu di permukaan air dipegaruhi oleh kondisi
meteorologi seperti curah hujan, kelembapan udara, suhu udara, penguapan
kecepatan angin, dan intesitas radiasi matahari. Alat yang digunakan untuk
pengukuran suhu yaitu termometer raksa dan termometer alkohol.
b) Turbiditas

Gambar 4. Turbidimeter (alat untuk menyatakan derajat kekeruhan air)


Sumber:https://i2.wp.com/pelitadwiasa.com/w content/uploads/2020/08/Turbidity-
Meter-INFRA-RED-TN_100_IR_EUTECH-Thermo-Scientific.jpg

Turbiditas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan


di dalam air yang disebabkan oleh bahan yang melayang bak oganik maupun
onargonik. Turbiditas atau kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air dari
suatu perairan. Turbiditas tersebut ditentukan berdasarkan banyak sinar yang
dipancarkan dan diserap oleh partikel-partikel yang ada dalam air. Intesitas cahaya
sangat menentukan penggunaan energi untuk fotosintesis. Hal tersebut disebabkan
intesitas cahaya sangat menentukan dalam penggunaan energi untuk fotosintesis.
Penetrasi cahaya dapat menurunkan produktivitas primer tumbuhan fotosintesis di

10
dasar danau sehingga danau menjadi sepi. Alat yang digunakan adalah
Turbidimeter dengan satuan JTU, NTU, dan FTU.
c) Kecerahan Air

Gambar 5. Alat pengukur kecerahan air (Secchi disk)


Sumber: https://img.waimaoniu.net/807/807-201908020901287425.jpg

Kecerahan air memiliki nilai yang sangat berharga bagi perairan lentik. Hal
tersebut dapat mempengaruhi fotosintesis tumbuhan lentik yang terendam air.
Penggunaan cahaya juga sangat menentukan penggunaan energi untuk fotosintesis
sehingga produktivitas primer dapat bertambah atau pun berkurang. Alat yang
digunakan adalah Secchi Disc.
d) Kecepatan Aliran Air
Kecepatan aliran air dipengaruhi oleh sudut kemiringan sungai. Sudut yang besar
mengakibatkan air menjadi lebih cepat mengalir dari hulu ke hilir. Aliran air yang
lambat mengakibatkan sedimentasi sungai menjadi lebih cepat dangkal. Alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan aliran air adalah hidrometer.r.

C. Ciri-Ciri Ekosistem Air


1) Lingkungannya di dominasi oleh perairan
Ekosistem air adalah ekosistem yang habitatnya di dominasi oleh air, karena itu
dinamakan ekosistem air Walaupun begitu, ada bagian dari ekosistem ini yang
bukan perairan, tapi biasanya jumlah presentasenya sangat kecil.
2) Dihuni oleh makhluk yang hidup di air atau amfibi
Ekosistem air dihuni oleh beragam makhluk yang hidupnya di air ataupun di dua
alam (air dan darat). Makhluk hidup ini bisa berupa binatang dan tumbuhan.
3) Cahaya matahari terbatas

11
Ekosistem darat mendapatkan terpaan cahaya matahari yang banyak. Sedangkan di
ekosistem air cahaya matahari terbatas atau lebih sedikit. Hal itu karena cahaya
matahari hanya bisa menembus beberapa meter saja di air, maka itu ekosistem air
mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit
4) Perubahan suhu tidak terlalu ekstrim
Ekosistem air tidak memiliki perbedaan yang ekstrim saat siang dan malam.
Tentunya berbeda dengan ekositem di darat yang perubahan suhunya terasa.
Perubahas suhu ekstrim pada ekosistem darat dipengaruhi oleh banyak cahaya
matahari di siang hari dan diterpa banyak angin saat malam hari. Sedangkan
ekosistem air ini hanya mendapatkan sinar matahari yang terbatas dan tidak terlalu
banyak diterpa angin, sehingga perbedaan suhunya ditak terlalu ekstrim.
5) Ada konsumen dan ada produsen
Ekosistem air juga memiliki makhluk yang berperan sebagai konsumen dan juga
produsen. Pada ekosistem air yang bertindak sebagai produsen adalah fitoplankton.
Sedangkan yang bertindak sebagai konsumen adalah hewan dan juga predator air.

D. Jenis-Jenis Ekosistem
1) Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar atau biasa disebut ekosistem sungai adalah ekosistem yang
berada di lingkungan sungai. Disebut sebagai ekosistem air tawar karena air yang
berada di sekitar ekosistem ini mempunyai rasa yang tawar dan tidak asin seperti
air laut
2) Ekosistem Laut
Ekosistem laut merupakan jenis ekosistem yang berada di wilayah perairan laut.

12
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi diatas dapat di simpulkan:
1. Ekosistem air adalah ekosistem yang mana faktor lingkungan eksternalnya sebagian
besar adalah air. Air ini berperan sebagai habitat dari berbagai macam organisme air.
Jadi ekosistem air adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
dan didominasi oleh air sebagai habitat dari komponennya.
2. Ekosistem Air terdiri dari beberapa faktor yaitu:
a) Faktor abiotik terdiri dari air, iklim, udara, topografi, kelembaban
b) Faktor kimia terdiri dari Tingkat keasaman, Dissolved Oxygen (DO), Biological
Oxygen Demand (BOD), kosentrasi zat terlarut saliniitas Chemical Oxygen
Demand (COD), posfat, N-Total, Klorofil-α
c) Faktor fisika terdiri dari temperatur/suhu, turbiditas, kecerahan air, kecepatan
aliran air
3. Ciri-ciri ekosistem air terdiri dari lingkungannya di dominasi oleh perairan, dihuni
oleh makhluk yang hidup di air atau amfibi, cahaya matahari terbatas, perubahan
suhu tidak terlalu ekstrim, ada konsumen ada produsen, perubahan suhu tidak terlalu
ekstrim
4. Jenis-jenis ekosistem terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut

13
DAFTAR PUSTAKA

Barus, T.A., 2004. Pengantar L.imnologi. Studi Tentang Ekosistern Air Daratan. Penerbit
USU Press, Medan.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan


Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga

Nybakken, James. 2001. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama

Verlag, Heidelberg - Wiesbaden. Ginting, 8., 2002. Pengaruh Aktivitas Manusia


Terhadap KualitasAir Di Perairan Parapat Darrau Toba. Tesis Prograrn Studi PSL,
Pascasarjana USU, Medan.

14

Anda mungkin juga menyukai