Al Hadits
Hadits yang jamaknya ahadits memiliki padanan kata yang ukup beragam. Dari
sisi bahasa, hadits dapat diartikan baru sebagai lawan dari kata qadim (yang berarti lama,
abadi dan kekal ). Pengistilahan hadits sebagai ucapan, perbuatan, taqrier dan hal ihwal
tentang Nabi Muhammad dimaksudkan untuk membedakan hadits dengan al-qur’an
yang diyakini oleh ahlus sunnah waljama’ah sebagai firman allah yang qadim.
Sebagaimana yang diketahui bahwa al-hadits merupakan sumber hokum islam
yang kedua. Sehingga dalam kajian ilmu keagamaan pun al-hadits tetap menjadi rujukan
setelah al-qur’an. Berikut akan diuraikan hadits-hadits mengenai tasawuf, mengingat
dalam tasawuf hadits juga tergolong sumber kedua.
a. Taubat
Sahabat anas bin malik r.a berkata, saya pernah dengar rasulullah SAW bersabda :
Artinya : seorang yang tobat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa, dan jika
allah mencintai seorang hamba, pasti dosa tidak akan membahayakannya. (hadits
diriwayatkan ibnu mas’ud dan dikeluaran ibnu majah sebagaimana tersebut dalam al-
jami’ush-shaghir juz 1, halaman 3385.
b. Ikhlas
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang makna ikhlas, lalu dijawab :
ماهو؟ قال سرمن, سألت رب العزة عن االخالص: ما هو؟ قال,َسألت جبريل عليه السالم عن االخالص
سري استودعته قلب من أحببته من عبادي
Artinya : saya bertanya kepada jibril a.s tentang ikhlas, apa itu ? kemudian dia
berkata, saya bertanya kepada tuhan tentang ikhlas, apa itu? Dan tuhan pun
menjawab, “yaitu rahasia dari rahasia-ku yang aku titipkan pada hati orang yang aku
cintai diantara hamba-hamba-Ku. (hadits dikeluarkan oleh al-qazwaini dalam
mulsalsalatnya dari khudzaifah ).
Atau dalam hadits lain menerangkan bahwa rasulullah SAW bersabda :
ان هللا ال ينظر الى أجسامكم وال الى صوركم ولكن: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن أبى هريرة رضي هللا عنه قال
Artinya: dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya
Allah SWT tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi melihat ( memperhatikan
niat dan keikhlasan hatimu ). (H.R Muslim).
c. Sabar
Dari Aisyah r.a diceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : sabar yang sempurna adalah pada pukulan ( saat menghadapii cobaan ) yang
pertama. ( Hadits Riwayat Anas Bin Malik dan dikeluarkan Imam Bukhari didalam”
al-jana’iz”. Bab 33/138, sedangkan imam Muslim juga mengelompokannya dalam
“Al-jana ‘iz” bab sabar nomor 626, Abu Dawud dinomor 3124, At-Turmudzi di
nomor 987, dan An-Nasa’I
Mencantumkan di 4/22.
d. Zuhud
Nabi SAW bersabda :
اذا رايتم الرجل قداوتي زهدا في الدنيا ومن تقا فاقتربوا منه فانه يلقن الحكمة
Artinya : Jika diantara kamu sekalian melihat orang laki-laki yang selalu zuhud dan
berbicara benar, maka dekatilah dia. Sesungguhnya dia adalah orang yang
mengajarkan kebijaksanaan. ( hadits disebutkan dalam Al-Kanz jilid 3 halaman 183
nomor 6069, diriwayatkan oleh abu khalad dan abu Na’im bersama Al-Baihaqi
meriwayatkannya juga darinya, sementara As-Suyuthi menganggapnya lemah
didalam Al-jami’ush-Shaghir jilid 1 halaman 84 nomor 63).
e. Wara’
Abu Dzar Al-Ghifari berkata, bersabda Rasulullah SAW.
Artinya : orang yang ridho Allah sebagai Tuhannya, akan merasakan nikmatnya
iman. (Hadits Riwayat Muslim dalam bab “iman” nomor 3, Turmudzi nomor
2758, dan ahmad dalam musnadnya 1/208).
h. Mahabbah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a yang berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ومن لم يحب لقاء هللا لم يحب هللا تعالى لقائه,من أحب لقاء هللا أحب هللا لقائه
Artinya : barang siapa yang senang bertemu kepada Allah, maka Allah senang
bertemu deengannya. Barang siapa yang tidak senang bertemu Allah maka Allah pun
juga tidak senang bertemu dengannya. (Hadits Riwayat Ubadah bin Shamit, dikeluarkan
oleh Bukhori 11/308 dalam”Ar-Raqaq” bab “orang-orang yang senang bertemu Allah”).
i. Istiqamah
Dari Tsauban dari Nabi SAW diceritaan bahwa beliau bersabda:
Artinya: istiqamahlah kamu dan jangan sekali-kali menghitung hitung “amal” mu.
Ketahuilah bahwa sebaik-baik (amalan) agamamu adalah shalat. Tidak ada yang
mampu menjaga wudhu selain orang mu’min. (hadits riwayat Tsauban dan
dikeluarkan darinya oleh Imam Ahmad didalam Musnad-nya 5/227 dan 282. As-
Suyuthi menyebutkannya didalam Al-Jami’ush Shaghir. Ibnu Majah, Al-Hakim
dan Al-Baihaqi mengeluarkannya dalam As-Sunnah dari Tsauban , sedangkan
Ibnu Majah dan At-Thatbani dalam Al-Kabirmeriwayatkannya dari Ibnu Umar,
juga diriwayatkan oleh Thabrani dari salamah bin Al-Akwa, lihat dari Al-
Jami’ush Shaghir 1/129 nomor 994 ).
j. Khusyu’
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melihat seorang laki-laki yang
mempermainkan janggutnya ketika shalat. Kemudian, beliau bersabda:
Artinya : seandainya hati seorang ini khusyu’ niscaya akan khusyu pula anggota
tubuhnya. (hadits dikeluarkan oleh At-Turmudzii dalam “An-Nawadir”. Hadits
diambil dari Abu Hurairah dengan sanad yang lemah).
3. Ijtihad Para Sufi