Hadis Nabi SAW. merupakan salah satu sumber ajaran agama Islam yang
kedudukannya dalam ajaran agama sebagai sumber kedua setelah Al-Qur’an, keduanya
saling melengkapi antara satu dengan yang lain, dan mentaatinya wajib bagi kaum
muslimin sebagaimana wajibnya mentaati Al-Qur’an.
يأيها الذين ءامنوا أطيعوا هللا وأطيعوا الرسول وأولى األمر منكم فإنتنزعتم فى شيئ فردوه إلى هللا
) 59 : والرسول إن كنتم تؤمنون باهلل واليوم األخر ذلك خير وأحسن تأويال ( النساء
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
.lebih baik akibatnya.(Qs.An-Nisa’ : 59)
Perintah untuk mengikuti segala apa yang diperintahkan oleh Rasulullah Saw dan
menjauhi segala apa yang dilarangya, Allah Swt berfirman:
Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(Q.s.An-Najm : 3-4).
Rasulullah dilahirkan di tanah Arab yang dalam kehidupan sehari-hari tentu saja
memakai bahasa Arab,tetapi tidak semua bahasa Arab itu adalah hadis .Salah satu kesalahan
persepsi sebagian masyarakat Islam saat ini adalah apa-apa yang disampaikan oleh seorang
da’i dalam bahasa Arab mereka anggap itu adalah hadis ,walaupun tidak memiliki sanad dan
rawi yang jelas.Untuk itu umat Islam harus memiliki pengetahuan mengetahui
pengklasifikasian hadis dari berbagai aspek.
Dalam makalah yang sangat sederhana ini Penulis akan memaparkan sedikit tentang
salah satu bahagian dari pengetahuan hadis yakni :“Klasifikasi Hadis ditinjau dari berbagai
Aspek”.Dalam hal ini penulis hanya membahas masalah klasifikasi hadis ditinjau dari segi
bentuk asalnya ,sifatnya,periwayatannya dan kualitas serta penyandarannya.
B. PEMBAHASAN.
1. Hadis dari segi bentuk asalnya.
Hadis ditinjau dari segi bentuk asalnya ada tiga yaitu : hadits yang berupa
perkataan(qauliyyah),berupa perbuatan(fi’liyyah) dan berupa ketetapan
(taqririyyah)[2]
قال رسوهلل صلى هللا عليه وسلم: وعن ابي جحيفة وهب بن عبد هللا رضي هللا عنه قال
)ال اكل متكىء (رواه البخارى
كان اذا: ان النبي صلى هللا عليه وسلم: عن عبدهلل بن ما لك بن بحينة رضي هللا عنه
((رواه بخاري.صلى فرج بين يديه حتى يبدو بياض ابطيه
Diriwayatkan dari Abdullah bin Malik bin Buhainah r.a. bahwa ketika Nabi
SAW.bersujud dalam shalat beliau merenggangkan kedua
tangganya sehingga ketiaknya yang putih tampak.(Hadis diriwayatkan oleh
Al-Bukhari,nomor hadits :390).[8]
A. Hadits Mutawatir.
Datangnya sesuatu secara berturut turut dan bergantian tanpa ada yang
menyela.[16]
Sedangkan menurut istilah ,hadits Mutawatir adalah kabar atau
berita tentang sebuah perkara yang konkrit (dapat terlihat dan
terdengar).Kabar itu besumber dari sekumpulan orang yang terpecaya yang
junlahnya banyak yang mustahil secara adat maupun akal mereka berkumpul
untuk sebuah kabar dusta.Tentang perkara yang dapat diterima oleh panca
indra ,atau dari sekumpulan orang yang seperti mereka,sehingga pada
akhirnya sampai kepada kesaksian atau pendengaran kabar tersebut ,maka
disini kabar tersebut berhulu kepada Rasulullh SAW. Baik kabar yang
didengar atau yang disaksikan atau tentang perbuatan dan pernyataan
dari beliau Rasulullah SAW.[17]
Dilihat dari cara periwayatannya hadis Mutawatir dapat dibagi menjadi dua
bagian ,yakni: mutawtir bi al lafdhi dan hadits mutawatir bil al-maknawi.[19]
من كذب علي متعمدا فليتبؤ مقعمده من النار: قال رسول هللا صلى هللا وسلم
2. Anas bin Malik- Abdul Aziz – Ismail- Zuhair bin Harb- Muhammad
bin Ubaid – Muslim.
7. Abdullah bin Zubair – Amit Bin Abdillah bin Zubair-Jami’ bin Sadam
–Syubah – Abdul Walid.
Al-iIraqi menyatakan bahwa lafaz hadis ini diriwayatka oleh lebih dari 70
orang sahabat.Tetapi yang semakna dengan hadis ini telah diriwayatkan
oleh 200 orang sahabat,sebagaimana yang telah dijelaskan oleh An-
Nawawi.[21]
Hadis Mutawatir bil al- maknawi adalah hadits yang mutawatir maknaya
saja bukan lafalnya.Hadits mutawatir kategori ini disepakati penukilannya
secara makna tetapi redaksinya berbeda-beda.[22]
ما رفع صلى هللا عليه وسلم يديه حتى رؤى بياض ابطيه في شيىء من دعاءه اال في
)االستسقاء (متفق عليه
Artinya :
C. Hadits Ahad.
Dua definisi di atas menunjukkan dua hal :(1) dari segi kuantitas
hadis ahad berada di bawah hadis mutawatir;(2) dari segi isinya
hadis ahad berstatus zhanni bukan qath’i.kedua hal inilah yang membedakan
hadis dari segi kuantitasnya menjadi tiga ; mutawatir
masyhur,dan ahad,definisi hadis ahad adalah :”Hadis yang diriwayatkan oleh
satu orang atau dua orang atau lebih yang jumlahnya tidak memenuhi
persyaratan hadis masyhur atau mutawatir.[25]
a. Hadis Shahih.
Dari definisi di atas disepakati oleh para ulama ahli hadis dan dapat
dinyatakan bahwa syarat-syarat hadits shahih adalah :
1. Sanadnya bersambung.
2. Perawinya ‘adil.
3. Perawinya dhabit.
b. Hadis Hasan.
c. Hadis Da’if.
Kata shahih secara bahasa berarti yang lemah lawan dari ,yang
sakit ()المريض.[33]Maka secara bahasa hadis dha’if berarti hadis ang
lemah,sakit,dn tidak kuat.
1. Dituduh berbohong.
4. Pembohong.
a. Hadist Marfu’.
b. Hadis Mauquf.
Hadits mauquf adalah hadts yang disandarkan kepada sahabat Nabi atau hadis
yang diriwayatkan dari pada sahabat baik berupa perkataan .perbuatan atau
persetujuannya”.[39]Dilihat dari segi bahasa kata mauquf berasal dari kata –
يقفوقفartinya berhenti atau mewakafkan.[40]Maksudnya hadits jenis ini
dihentikan penyandarannya kepada sahabat dan tidak sampai kepada
Rasuullah SAW.
c. Hadits maqthu’.
a. Hadis Qudsy.
b. Hadis Nabawi.
3. Hadis ditinjau dari segi dari segi jumlah periwayat ada tiga ,yaitu :
a. Hadis Mutawatir.
b. Hadis Masyhur.
c. Hadis Ahad.
a. Hadts Shohih.
b. Hadis Hasan.
c. Hadis Dha’if.
a. Hadis Marfu’.
b. Hadis Mauquf.
c. Hadis maqthu’.
DAFTAR PUSTAKA
6. Idri,Studi Hadits,(Jakarta:Kencana,2010)
7. Imam Az-Zabidi,Ringkasan Hadis Shahih Al-Bukhari,(Jakarta:Pustaka mani,2002)
12. Muhammad Nasyiruddin Al-Albani, Al-Hadits Hujjatun binafsihi fil ‘akaidu wal
Ahkami,terjemahan,(Jakarta:Pustaka Azzam)