PENYAMPAINYA
Ulu>mul Hadi>st
Dosen Pengampu:
Fathul Haris, M. Ag
Disusun Oleh:
Yunifatul Hakimah
mahadalyalfithrah@gmail.com
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam telah sepakat bahwa hadis merupakan salah satu
sumber ajaran islam. Ia menempati kedudukannya setelah Al-Quran.
Keharusan mengikuti hadis bagi umat islam baik berupa perintah maupun
larangannya, sama halnya dengan kewajiban mengikuti Al-Qur’an. Hal ini
karena hadis merupakan mubayyin(penjelas) terhadap Al-Qu’an, yang
seharusnya siapapun tidak akan bisa memahami Al-Quran tanpa dengan
memahami dan menguasai hadis. Begitu pula halnya, menggunakan hadis
tanpa Al-Qu’an, karena Al-Quran merupakan dasar hukum pertama yang
didalamnya berisi garis besar syariat. Dengan demikian, antara hadis
dengan al-Quran memiliki kaitan sangat erat, yang untuk memahami dan
mengamalkannya tidak bisa dipisah-pisahkan atau berjalan sendiri-sendiri.
Pada zaman sekarang banyak orang yang selau berdalil dengan
menggunakan hadis tapi tidak mengetahui sumber dari hadis itu bahkan
tidak tahu hukum behujjah dengan hadis itu.
Maka dari itu penulis perlu untuk menjelaskan pembagian hadis
berdasarkan sumbernya beserta hukum dalam menjadikannya sebagai
hujjah, agar pembaca bisa mengatahui pembagian dari hadis berdasarkan
sumbernya beserta hukumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi dan penjelasan hadis berdasarkan segi sumber
penyampainya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mah}mud al-T}ah}an, Taysir Must}alah al-Hadis|, (Riyad}: Maktabah al-Ma’arif, 2004),96
2
Ibid.,
3
..وجل
ّ عزّ وسلم فيما يرويه عن ربّه
ّ قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه
1.
3...يقول اهلل.
1. النيب فيما
ّ ما رواه مسلم يف صحيحه عن ايب ذر رضي اهلل عنه عن
يا عبادي إيّن حرمت الظُْل َم على نفسي:يرويه عن اهلل وتعاىل انّه قال
3
Muslim bin al-Hajja<j al-Naisa<buri, S{ah{ih Muslim, (Beirut:Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi,tt)
4,1994
4
Secara bahasa kata marfu>’ merupakan isim maf’u>l dari
4
Muhammad Ibn Alawi Ibn Abbas Ibn Maliki Al-Maki Al-Hasani, Manhal Al Latif
(Madinah:Tp,2000),69-72.
5
او عن رسول اهلل صلّى....قال رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم كذا
ان يقول...إيّن رايت رسول اهلل صلّى اهلل عليه وسلّم فعل كذا
الصحايب
ّ :
ِ
هُن يناَ َع ْن كذا.....ُأمرناَ بكذا..
6
bahwa perbuatan itu dilaksanakan di zaman Rasulullah,
maka dihukumi sebagai mauquf. Seperti perkataan Jabir:
كنا نأكل حلوم اخليل على عهد رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم
قَ َال ابْ ُن الْ ُم َثىَّن ُسنَّةَ نَبِِّينَا- ُقَ َال الَ َتْلبِ ُسوا َعلَْينَا ُسنَّتَه- -
7
ت فَاَل َتْنتَ ِظ ِر ْ اح َوِإذَا
َ َأصبَ ْح َّ ت فَاَل َتْنتَ ِظ ِر
َ َالصب َ ول ِإذَا َْأم َسْي
ُ َو َكا َن ابْ ُن عُ َمَر َي ُق
ِ ِالْمساء وخ ْذ ِمن ِص َّحتِك لِمر ِضك و ِمن حيات6
َ ِك ل َم ْوت
ك َ ََ ْ َ َ ََ َ ْ ََُ ََ
Hadis diatas, sanadnya berhenti (mauqu>f) pada Abdullah bin
‘Umar yang merupakan sahabat, maka dari itu hadis diatas
dikatakan hadis mauqu>f.
c. Penjelasan tentang hadis mauqu>f
Dalam hadis mauqu>f terdapat hadis yang pada hakikatnya
merupakan hadis marfu>’, itulah yang diistilahkan oleh ulama’
sebagai
6
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukha<ri, S{hah{ih al-Bukha<ri,(Damaskus:Dar Tuq
al-Najah,2001)8,89
8
Kalau disandarkan pada zaman nabi maka menurut
pendapat yang sahih hukumnya marfu>’(hukmi), seperti
perkataan Jabir:
9
Contoh hadis maqtu>’ adalah perkataan Hasan Bashri
mengenai salat dibelakang pembuat bid’ah
ِ
ُص ِّل َو َعلَْيه بِ ْد َعتُه
9
َ
c. Penjelasan hadis maqtu>’
Hadis maqtu>’ merupakan hadis yang disandarkan kepada
tabi’in atau orang yang derajatnya ada dibawah mereka, baik
sanadnya sahih, hasan ataupun daif10. Hadis maqtu>’ terkadang
diungkapkan sebagai hadis Munqat}i’, sebagaimana ungkapan
Imam Syafi’i dan Imam Tabrani dalam kitabnya. Akan tetapi,
terlepas dari itu hadis maqtu>’ berbeda dengan hadis Munqat}i’,
karena hadis maqtu>’ merupakan pembagian hadis yang ditinjau
dari matannya(disandarkan kepada tabi’in), sedangkan hadis
Munqat}i’ merupakan pembagian hadis yang ditinjau dari
sanadnya(sanadnya tidak bersambung).
Imam Syafi’i ketika mengistlahkan hadis maqtu>’ sebagai
hadis Munqat}i’ bisa dimaklumi karena pada zamannya imam
Syafi’i belum ada perumusan istilah, imam Tabrani ketika
mengistlahkan hadis maqtu>’ sebagai hadis Munqat}i’ dianggap
sebagai sekedar penggunaan istilah(term) saja, sedangkan makna
yang dikehendaki tetaplah hadis maqtu>’11.
9
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukha<ri, S{hah{ih al-Bukha<ri,(Damaskus:Dar Tuq
al-Najah,2001)1,141.
10
Abdul Hakim Bin Amir Abdat, Pengantar Ilmu Mushthalahul Hadis, (Surabaya: Darul Qolam,
tt), 217.
11
Mah}mud al-T}ah}an, Taysir Must}alah al-Hadis|, (Riyad}: Maktabah al-Ma’arif, 2004), 102
12
Ibid.,101.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hadis qudsi ialah hadis yang disampaikan Nabi kepada nabi Muhammad,
dengan sanad dari beliau sendiri kepada Rabb Azza wa Jalla. Atau dalam
sebuah definisi lain, bahwa hadis qudsi ialah sesuatu yang dikhabarkan
oleh Allah Swt. kepada NabiNya dengan melalui ilham atau impian, yang
kemudian, Nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut
dengan redaksi atau ungkapan beliau sendiri. Hadis ini bisa juga dikatakan
hadis ilahi, karena dibangsakan pada ketuhanan dan hadis robbani, sebab
dinisbatkan kepada Rabb Azza Wa Jalla.
Hadis qudsi walaupun sumbernya dari Allah bukanlah al-Quran,
dikarenakan terdapat perbedaan yang begitu tampak diantara keduanya
sebagaimana penjelsan diatas
2. Hadis marfu>’ adalah hadis yang disandarkan kepada Nabi Saw. baik
berupa ucapan, perbuatan, maupun penetapan. Baik yang menyandarkan
dari kalangan sahabat atau lainya, baik sanadnya sambung ataupun putus.
Hadis marfu>’ dapat diklasifikasikan menjadi marfu>’ qauli, marfu >’
fi’li, marfu>’ taqriri. Dari ketiga macam hadis marfu’ adakalanya jelas
kerafa’anya ( s{arih) yang di sebut dengan marfu>’ haqiqi.
Tidak semua hadis marfu>' bisa dijadikan hujjah. Itu tergantung pada
kualitas rawi dan bersambung atau tidaknya sanad, sehingga dengan
demikian memungkinkan suatu hadis marfu>' itu berstatus sahih, hasan
atau daif.
3. Hadis mauqu>f ialah hadis yang disandarkan kepada sahabat baik berupa
ucapan, perbuatan, maupun ketetapan, sama saja sanadnya sambung
(muttasil) atau terputus (munqat{i’).
Dalam hadis mauqu>f terdapat hadis yang pada hakikatnya merupakan
hadis marfu>’, itulah yang diistilahkan oleh ulama’ sebagai
12
()موقوف لفظا مرفوع حكما
Yakni secara lafadz mauqu>f dan secara hukum marfu>’,
4. Hadis maqtu>’ yakni hadis yang disandarkan kepada tabi’in atau selain
mereka yang berada dibawah mereka yakni tabi’ tabi’in, baik berupa
perkataan ataupun perbuatan. Hadis maqtu>’ terkadang diungkapkan
sebagai hadis Munqat}i’ sebagaimana ungkapan Imam Syafi’i dan Imam
Tabrani.
Hadis maqtu>’ tidak bisa dijadikan hujjah dalam permasalahan apapun di
dalam syari’at, walaupun sahih sanad yang dinisbatkan kepada
pengucapnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdat Abdul Hakim Bin Amir, Pengantar Ilmu Mushthalahul Hadis, Surabaya:
Darul Qolam, tt
Hasani(al), Muhammad Ibn Aawi Ibn Abbas Ibn Maliki Al-Maki, Manhal Al-
Latif
14