Anda di halaman 1dari 7

BENTUK - BENTUK HADIS

HADIS QAULI, HADIS FI’LI, DAN HADIS TAQRIRI

Disusun oleh :
Devi Ryanda Aulika Bahri (200604021)
Gaga Gemasih (200604069)
Husna Irfanni (200604019)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas untuk mata kuliah Ulumul Hadist. Adapun judul
makalah ini adalah “ Bentuk-bentuk Hadist”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah yang bersangkutan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari Ulumul Hadist,
khususnya di dalam memahami Bentuk-bentuk Hadist, serta dapat dipergunakan sebagai mana
mestinya.

Banda Aceh, 08 April 2021

Penyusun

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata yang sering digunakan untuk menyebut sesuatu yang berasal dari Nabi adalah
hadist. Kata ini lebih sering digunakan baik di kalangan ulama maupun umat islam pada umunya
daripada kata sunnah. Bentuk hadist dilihat dari segi bentuknya, hadis dapat diklasifikasikan
menjadi lima, yaitu : hadist yang berupa ucapan (Hadis Qauli), hadis yang berupa perbuatan
(Hadis Fi’li), hadis yang berupa persetujuan (Hadis Taqriri).

B. Rumusan Masalah
 Jelaskan bentuk-bentuk hadis, uraikan maksud dan contohnya !

C. Tujuan Masalah
 Mengetahui bentuk-bentuk hadis, maksud, dan contohnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadis Qauli
Secara bahasa “qaul” berarti ucapan atau perkataan. Sedangkan menurut istilah, segala
yang disandarkan kepada Nabi saw, berupa perkataan atau ucapan yang berisi berbagai
tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa, kisah-kisah, baik yang berkaitan dengan akidah,
syari’ah, akhlak maupun yang lainnya disebut hadil qauli.1

Contoh dari hadis qauli, yaitu :

ٍ‫ يٍ زار عا ن ًًا فقذ زارٍَ وي‬: ‫اٌ رسى ل هللا صهًّ هللا عهُّ و سهّى قم‬
ّ ‫عٍ اَس ابٍ يا نك‬
2
‫زارٍَ و جبت نّ شفا عتٍ و كا ٌ بك ّم خطىة اجر شهُذ‬

“Dari Sahabat Anas bin Malik, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang
mengunjungi orang yang alim, maka dia benar-benar telah mengunjungiku, maka wajib
baginya syafa’atku dan baginya setiap langkah adalah pahala orang yang mati syahid”.

ِ‫ سبحاٌ هللا وبحًذ‬: ًٍ‫كهًُتاٌ خفُفتاٌ عهً انهساٌ ثقُهتاٌ فٍ انًُساٌ حبُبتاٌ انً انرح‬
3
‫سبحاٌ هللا انعظُى‬

Dua kata yang ringan diucapkan tetapi berat dalam timbangan (kebajikannya), serta dicintai
oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu (ucapan) “Subhanallaj wa bi hamdihi subhanallah al-
Azim”

B. Hadis Fi’li
Secara bahasa “fi’il” berarti perbuatan dan tindakan, sedangakan hadis fi’li maksudnya
adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi seperti cara Nabi melaksanakan
wudhu’, shalat, haji, dan lain-lain. Hadis fi’li ini tidak diketahui langsung dari Nabi, tetapi

1
Ahmad zuhri, ulumul hadis (Jakarta : CV. Manhaji, 2014), halaman : 9
2
Pelangiblog (2013)
3
Muhyiddin Yahya ibn Syaraf an-Nawawi, Riyad as-Salihin (Beirut : Dar al-Fikr, 1994), halaman : 257
melalui informasi yang disampaikan oleh sahabat. Ketika Nabi melakukan sesuatu, sahabat
menyaksikan perbuatan tersebut kemudian menyampaikannya kepada sahabat yang lain atau
kepada tabi’in.
Jika dilihat dari proses periwayatannya, hadis fi’li ini termasuk dalam kategori hadis yang
disampaikan sahabat. Artinya, para sahabat para generasi sesama sahabat atau generasi
berikutnya. Karena yang menyampaikan hadis fi’li ini adalah sahabat, karena sahabat yang
menjadi sumber berita. Sementara hadis fi’li, sumber beritanya adalah Nabi, karena bersifat
marfu’.

Contoh dari hadis fi’li, yaitu :

‫كاٌ رسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص َصهً عهً راحهتّ حُث تى جهت بّ فإرا أراد انفر َضت َسل فا ستقبم‬
4
)‫انبهت (انبخاري‬

“Konon Rasulullah saw. Salat di atas tunggangannya menurut tunggangan itu menghadap.
Apabila beliau hendak salat fardu, beliau turun terus menghadap qiblat”

C. Hadis Taqriri
Secara bahasa “taqrir” berarti ketetapan, sedangkan hadis taqriri adalah hadis yang
disandarkan dari ketetetapan Nabi Muhammad saw. Maksud ketetapan Nabi disini adalah
ketika beliau melihat perbuatan sahabat, namun Beliau tidak memerintahkan dan tidak pula
melarang. Ketetapan Rasulullah saw tersebut menunjukkan bolehnya perbuatan itu.5
Perkataan atau perbuatan sahabat digolongkan hadis taqriri manakala perkataan atau
perbuatan sahabat tersebut tidak mendapat sanggahan dari Nabi dan disandarkan sewaktu
Rasulullah masih hidup, serta dilakukan oleh orang yang taat kepada agama Islam. Sebab
diamnya Nabi terhadap apa yang dilakukan atau diucapkan oleh orang kafir atau munafiq
bukan berarti memberi persetujuan. Sering kali Nabi mendiamkan apa-apa yang dilakukan
orang munafiq, lantaran beliau tahu bahwa banyak benar petunjuk-petunjuk yang tidak
memberi manfaat padanya.6

Contoh dari hadis taqriri dalam hal jual beli, yaitu :


4
Ahmad zuhri, ulumul hadis (Jakarta : CV. Manhaji, 2014), halaman : 10
5
Pelangiblog (2013)
6
Ahmad zuhri, ulumul hadis (Jakarta : CV. Manhaji, 2014), halaman : 11
‫انركباٌ جسافًا فُها َا رسىل هللا‬ ّ ‫ كُّا َشترٌ ا‬: ‫عٍ بٍ عًر ضٍ هللا عُهًا قال‬
ّ ٍ‫طعاو ي‬
7
َّ‫صهًّ هللا عهُّ وسهّى اٌ َبُعّ حتًّ َُقهّ يٍ يكا‬

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, “Dahulu kami (para sahabat) membeli makanan secara
taksiran, maka Rasulullah saw. melarang kami menjual lagi sampai kami memindahkannya

dari tempat belinya “. (HR Muslim 1526)

D. Perbedaan Hadis Qauli, Fi’li, dan Taqriri


Kalau diperhatikan dengan cermat apa yang dikemukakan diatas, akan dapat dilihat
bahwa hadits Qauli berkaitan dengan perkataan Nabi, hadits Fi'li berkaitan dengan perbuatan
Nabi, hadits Taqriri berkaitan dengan persetujuan Nabi, sedang hadits Qudsi berkaitan
dengan ucapan Rasulullah yang menyampaikan Firman Allah.

Adapun dari segi teks, hadits dapat diketahui misalnya untuk hadits Qauli biasanya ada kata
" ‫قال‬ " seperti : Lafadz hadits tersebut diatas adalah ucapan nabi saw.

Sedangkan hadits Fi'li biasanya ada kata " ٌ‫ " كا‬seperti : Ungkapan tersebut menggambarkan
keadaan Rasulullah atau apa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah Saw.

Adapun hadits taqrir yaitu persetujuan Nabi. Persetujuan Nabi bisa lihat dari sikap Nabi yang
tidak memberi komentar.8

7
Umma (2020)
8
Ilmu saudara (2016)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Bentuk-bentuk hadis terbagi 3, yaitu: Hadis qauli, hadis fi’li, hadis taqriri.
- Hadis qauli adalah segala yang disandarkan kepada Nabi saw, berupa perkataan atau
ucapan yang berisi berbagai tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa, kisah-kisah, baik
yang berkaitan dengan akidah, syari’ah, akhlak maupun yang lainnya disebut hadil
qauli.
- Hadis fi’li adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi seperti cara Nabi
melaksanakan wudhu’, shalat, haji, dan lain-lain.
- Hadis taqriri adalah hadis yang disandarkan dari ketetetapan Nabi Muhammad saw.
Maksud ketetapan Nabi disini adalah ketika beliau melihat perbuatan sahabat, namun
Beliau tidak memerintahkan dan tidak pula melarang. Ketetapan Rasulullah saw
tersebut menunjukkan bolehnya perbuatan itu

Anda mungkin juga menyukai