Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kita rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta sholawat dan salam kepada nabi
besar Muhammad Saw. semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat, Amin.
Rasa terimakasih juga penulis haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah 'Pengantar
Studi Islam' yang telah mempercayakan pembuatan makalah ini kepada saya, serta ucapan
terimakasih kepada rekan - rekan yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah
ini.
Seperti kata pepatah 'tak ada gading yang tak retak', begitu juga dengan pembuatan
makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna, sehingga membutuhkan kritik, saran, serta
sanggahan yang membangun dari semua pihak sehingga makalah ini lebih baik nantinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Al - Hadits
B. Pengertian As - Sunnah
C. Pengertian Al - Atsar
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al - Qur'an adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. melalui
malaikat Jibril sebagai petunjuk umat Manusia. Sedangkan Hadits merupakan pelengkap dari
Al - Qur'an, karena Hadits adalah sumber hukum ajaran Islam yang kedua setelah Al - Qur'an,
yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Saw. kepada umat Islam, kita sebagai umat Islam
wajib mempelajarinya.
Sebagai pelajar Muslim, kita harus mengetahui pengertian Al - Hadits, As - Sunnah, Al - Atsar,
Hadits Qudsi, Fungsi - fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an, kemudian Sejarah pembukuan
Hadits, serta model - model penelitian Hadits agar kita dapat mengamalkan ajaran hukum
Islam dengan baik dan benar secara mendasar.
Disini, Penulis akan membahas sedikit terkait Al - Hadits sebagaimana terangkum dalam
rumusan masalah sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
4
7. Mengetahui Model - model penelitian Hadits
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al - Hadits
Kata Al - Hadits berasal dari bahasa Arab ""الحديث, yang berarti baru, berita1.
Ditinjau dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya :
a. " "الجديدartinya yang baru, lawan dari " "القديمberarti yang lama
b. " "قريبartinya dekat, tidak lama lagi terjadi, lawan dari " "البعيدartinya jauh
c. " "الخبرartinya berita, sesuatu yang dipercayakan dan dipindahkan dari seseorang
kepada orang lain2.
كل ما صدرعن النبى ص م غيرالقران الكريم من قول اوفعل اوتقريرممايصلح ان يكون دليال لحكم شرعى
"Hadits yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Saw. selain Alquran al-
karim, baik berupa perkataan perbuatan, maupun taqrir nabi Saw. yang bersangkut
paut dengan hukum syara."
"Segala sesuatu yang diberikan dari nabi Saw. baik berupa sabda, perbuatan, taqrir,
sifat-sifat, maupun hal ihwal nabi4."
"Yaitu segala sesuatu yang ditetapkan nabi Saw. yang tidak bersangkut paut dengan
masalah masalah fardhu atau wajib."
1
Kamus besar bahasa Arab (Al - 'ashri)
2
Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2004), hlm. 11
3
Mudasir, Ilmu Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 1999), hlm.12
4
Endang Soetari, Ulumul Al - Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2010) hlm.60
6
Jadi, Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad Saw.
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat - sifat, keadaan dan himmahnya.
B. Pengertian As - Sunnah
Sunnah berasal dari bahasa Arab ( )السنةyang artinya arus yang lancar dan mudah.
مااثرعن النبى ص م من قول اوفعل اوتقرير اوصفة خلقية اوسيرة سواء كان قبل البعثة اوبعدها
"Segala sesuatu yang dinukilkan dari nabi baik berupa perkataan perbuatan dan
taqrir pengajaran sifat kelakuan perjalanan hidup baik sebelum Nabi diangkat
menjadi rasul atau sesudahnya".
C. Pengertian Khobar
Dari segi muhadditsin khobar identik dengan Hadits yaitu segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan perbuatan persetujuan dan sifat.
D. Pengertian Al - Atsar
Menurut istilah Atsar adalah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat
(Mawquf) dan tabi'in (maqthu') baik perkataan maupun perbuatan.
Dalam beberapa kajian Ulumul Qur’an, tidak jarang dijumpai beberapa pembahasan
yang mengkhususkan sub judul tentang perbedaan hadits qudsi dan Al Qur’an
maupun hadits qudsi dengan nabawi mengapa demikian?
Dari beberapa realitas yang penulis lihat maka penulis berpendapat bahwa alasan
dari “pengkhususan” ini ialah karena hadits qudsi memiliki keistimewaan tersendiri
baik dari segi sifat matan dan sanadnya,ini berbeda dari sekian banyaknya istilah
hadits pada umumnya, kedudukannya suci seperti halnya Al-Qur’an namun sangat
berbeda dengan Al Qur’an.
Kata ‘qudsi’ dinisbatkan pada makna “ "القدوسyang berarti suci , dikatakan demikian
karena sumbernya langsung dari Allah SWT dan Rasulullah mendapatkannya dalam
tidur/ ilham kemudian beliau sampaikan dengan bahasa Rasulullah yang mudah
dipahami oleh manusia. Adapun pengertian secara istilah yakni,
7
ْ از ِه َولَ ِكنَّهُ فِي ن
َظ ِم ِه َواُ ْسلُوبِ ِه ِ َظ ِم ِه َوإ ْع َج ٓ ُصا َم ع َْن َربِّ ِه تَبَارَكَ َوتَ َعلَى َعلَى َغي ِْر النسق ْألق
ْ رأنى َون َ هُ َو َما َر َواهُ النَّبِ ُّي
ْ َأ
ُبوى شبَه َّ
ِ ث الَن ْ
ِ بِ َساِئ ِر ال َح ِد ْي
“Hadist diriwayatkan oleh Nabi Saw dengan lafadz dari nabi dan makna dari Allah
SWT.
Dengan kata lain Nabi Muhammad Saw meriwayatkan perkataan Allah SWT dan
karena ini berupa Wahyu dengan dari cara penyampaian yang berbeda, maka hadist
qudsi memiliki kedudukan yang tinggi disamping Al Qur’an dan kemudian posisinya
menjadi diantara Al-Qur’an dan hadits Nabawi yakni dibawah Al Qur’an dan diatas
hadist-hadist Nabi yang biasa. Dan perlu diketahui bahwa kata _qudsiyyah_
mengarah kepada sifat _atTaqdis_ _atTanzih_ _al kamal_ dan _al uluww_ yakni sifat
Allah, maka alangkah terhormat sehingga Allah jauh dari penyerupaan ataupun wakil.
Dengan kata lain, hadist qudsi berasal dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi matannya
bersifat dari Allah.
Sedangkan jumlah hadist qudsi ini sangatlah terbatas menurut K.H. Firdaus A.N
dalam bukunya yang berjudul hadist qudsi pilihan jumblanya tidak sampai 500
hadits.namun sebenarnya seperti yang dikatakan oleh syekh islamuddin dalam
bukunya shahih hadits qudsi itu tergantung pada batas kemampuan ulama’ untuk
mengumpulkan hadist qudsi5.
1. Bayan taqrir
5
Kamil uwaidah, hadits qudsi, panduan literasi hadits qudsi,Islamuddin assababati, jami’ul hadits qudsiyyah,Al
qohiroh dar. Hadist 2004 hal. 12 K.H. firdaus A.N. 325 hadist qudsi pilihan
8
Bayan taqrir adalah Al hadist yang menetapkandan mengokohkan apa yang telah
ditetapkan oleh Al Qur’an sehingga maknanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Ayat
yang ditaqrir oleh al-Hadits tentu saja yang sudah jelas maknanya hanya memerlukan
penegasan supaya jangan sampai kaum muslimin salah Contoh: Firman Allah SWT
Barang siapa yang melihat bulan ramadhan maka hendaklah shaum QS.2:185
Shaumlah kalian karena melihat tanda bulan ramadhan dan berbukalah kalian karena
melihat tanda awal bulan Syawal
HR. Muslim
Hadist datas dikatakan sebagai bayan taqrir terhadap Al Qur’an Karena makanannya
sama dengan Al Qur’an, hanya lebih tegas ditinjau dari segi bahasanya maupun
hukumnya
2. Bayan tafsiri
Bayân tafsir berarti menjelaskan yang maknanya samar, merinci ayat yang maknanya
global atau mengkhususkan ayat yang maknanya tafsir tersebut terdiri dari Sunnah
yang berfungsi bayân tafsir tersebut terdiri dari (1) tafshîl al-mujmal, (2) tabyîn al-
musytarak,(3) takhshish al-’âm.
a tafsir al-Mujma
Seperti yang kita ketahui ada terdapat banyak sekali ayat Al Qur’an yang
memerintahkan sholat akan tetapi tidak dirinci bagaimana operasional nya seperti
berapa rokaatnya,apa yang harus dibaca pada setiap gerakannya,maka Rasulullah
Saw memperagakannya dengan beliau bersabda :
b. Tabyîn al-Musytarak
Tabyîn al-Musytarak ialah menjelas kan ayat al-Qur`ân yang mengandung kata
bermakna ganda
َّصنَ بِا َ ۡنفُ ِس ِه َّن ثَ ٰلثَةَ قُر ۡ ُٓو ٍء ُ َو ۡال ُمطَلَّ ٰق
ۡ ت يَت ََر ب
Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
quru’.
9
Lafad قُر ۡ ُٓو ٍءadalah bentuk jamak قَرْ ٍءsebagian besar mengatakan suci ataupun
kembali bersih. Kemudian dijelaskan kembali dalam sabda Rasulullah Saw.
Thalaq hamba sahaya ada dua dan iddahnya dua kali haidl. HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi dan al-Daruqtuni
c. Takhshish Al-’am
Takhshîsh al-’âm ialah sunnah yang mengkhususkan atau mengecualikan ayat yang
bermakna umum
Contoh :
Dalam ayat ini tidak ada kecuali, semua bangkai dan darah diharamkan untuk
dimakan. SunnahRasulullah SAW mentakhshish atau mengecualikan darah dan
bangkai
Rasulullah bersabda
“Telah dihalalkan kepada kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Yang
dimaksud dua macam bangkai adalah bangkai ikan dan bangkai belalang, sedangkan
yang dimaksud dua macam darah adalah ati dan limpa”. HR Ahmad, Ibnu Majah dan
Al Bayhaqi.
3 Bayan Tabdila
Contoh sunnah yang dianggap Bayân Tabdîl oleh pen dapat yang mengakuinya ialah
dalam bab zakat pertanian dalam ayat Al Qur’an tidak diterangkan batas nisab zakat
melainkan wajib setiap hasilnya yang sedang mencapai nisab wajib untuk dikeluarkan
kemudian ditegaskan oleh sabda Rasulullah
“Tidak ada kewajiban zakat dari hasil pertanian yang kurang dari lima wasak” .Hr. al-
Bukhari dan Muslim6.
6
Perhatikan hadits-hadits, fiy ma yu`kal minal-hayawan, at-Taj, (Maktabahal-Husna, Beirut: 1998), 95-96.
10
1. Ontologi hadist
2. Epistemologi hadist
Ontologi Hadits
Pengertian hadits
Bagian-bagian Hadis yang menjadi objek penelitian, seperti diungkap diatas ada dua macam
yaitu rangakaian para periwayat yang menyampaikan riwayat Hadis (sanad), dan materi atau
matan Hadis itu sendiri. Ada bebrapa halyang penting berkenaan dengan sanad dan matan
Hadis tersebut yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam penelitian ini
Sanad hadits
Begitu pentingnya sanad dalam hadits dikarenakan menghubungkan antara perawi dan Nabi
Matan Hadits
Seluruh matan Hadis berkait erat dengan sanadnya, keduanya merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan,keduanya memiliki hubungan organis dalam periwayatan Hadis.
Epistemologi hadist
Setiap Hadis mempunyai dua buah bagian, yakni isnad dan matan.14 Isnad adalah
penumpuan kita kepada para parawi untuk ilmu pengetahuan Hadis, matan adalah
ungkapan atau informasi yang dinisbatkan pada Nabi.15 Untuk menetapkan validitas Hadis,
epistemologi penelitian bertumpu pada kaidah-kaidah dan langkah-langkah penelitian
Hadist.
Aksiologi hadits
Nilai aksiologis penelitian Hadis meliputi dua aspek capaian, yakni tujuandan nilai kegunaan
penelitian. Tujuan pokok penelitian Hadis baik dari segi sanadmaupun matan adalah untuk
mengetahui kulitas Hadis yang diteliti. KualitasHadis sangat perlu diketahui dalam
hubungannya yangbersangkutan.Hadis yang kualitasnya tidak memenuhi syarat tidak
dapatdigunakan sebagai hujjah7.
7
Ismail,7-20. Lihat juga Syuhudi Ismai,Keshahihah Sanad Hadits, 2nd edn (Jakarta: Bulan,7Mahmud Abu Rayah,
274.,10Al-Naisaburiy,32Muhammad Mustafa Azhami, 28.,30Fathurohman, 131-135.,Syuhudi Ismail, 77-
80.;Fathurohman, 273.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2004)
Kamil uwaidah, hadits qudsi, panduan literasi hadits qudsi,Islamuddin assababati, jami’ul
hadits qudsiyyah,Al qohiroh dar. Hadist 2004 hal. 12 K.H. firdaus A.N. 325 hadist qudsi
pilihan
Ismail,7-20. Lihat juga Syuhudi Ismai,Keshahihah Sanad Hadits, 2nd edn (Jakarta:
Bulan,7Mahmud Abu Rayah, 274.,10Al-Naisaburiy,32Muhammad Mustafa Azhami,
28.,30Fathurohman, 131-135.,Syuhudi Ismail, 77-80.;Fathurohman, 273.
https://www.academia.edu/41462866/MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR
https://www.google.com/amp/s/duyiapril.wordpress.com/2015/05/31/pengertian-hadits/
amp/
https://www.academia.edu/42171708/MAKALAH_HADITS_NABAWI_DAN_HADITS_QUDSI
14