Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
kita rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta sholawat dan salam kepada nabi
besar Muhammad Saw. semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat, Amin.

Rasa terimakasih juga penulis haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah 'Pengantar
Studi Islam' yang telah mempercayakan pembuatan makalah ini kepada saya, serta ucapan
terimakasih kepada rekan - rekan yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah
ini.

Seperti kata pepatah 'tak ada gading yang tak retak', begitu juga dengan pembuatan
makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna, sehingga membutuhkan kritik, saran, serta
sanggahan yang membangun dari semua pihak sehingga makalah ini lebih baik nantinya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Jember, 12 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Pembahasan

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Al - Hadits

B. Pengertian As - Sunnah

C. Pengertian Al - Atsar

D. Pengertian Hadits Qudsi

E. Fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an

F. Sejarah Pembukuan Hadits

G. Model - Model Penelitian Hadits

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al - Qur'an adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. melalui
malaikat Jibril sebagai petunjuk umat Manusia. Sedangkan Hadits merupakan pelengkap dari
Al - Qur'an, karena Hadits adalah sumber hukum ajaran Islam yang kedua setelah Al - Qur'an,
yang diwariskan oleh Nabi Muhammad Saw. kepada umat Islam, kita sebagai umat Islam
wajib mempelajarinya.

Sebagai pelajar Muslim, kita harus mengetahui pengertian Al - Hadits, As - Sunnah, Al - Atsar,
Hadits Qudsi, Fungsi - fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an, kemudian Sejarah pembukuan
Hadits, serta model - model penelitian Hadits agar kita dapat mengamalkan ajaran hukum
Islam dengan baik dan benar secara mendasar.

Disini, Penulis akan membahas sedikit terkait Al - Hadits sebagaimana terangkum dalam
rumusan masalah sebagai berikut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Al - Hadits?

2. Apa yang dimaksud dengan As - Sunnah?

3. Apa yang dimaksud dengan Al - Atsar?

4. Apa yang dimaksud dengan Hadits Qudsi?

5. Apa saja fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an?

6. Bagaimana sejarah pembukuan Hadits?

7. Apa yang dimaksud dengan model - model penelitian Hadits?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian Al - Hadits

2. Mengetahui pengertian As - Sunnah

3. Mengetahui pengertian Al - Atsar

4. Mengetahui pengertian Hadits Qudsi

5. Mengetahui Fungsi - fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an

6. Mengetahui Sejarah pembukuan Hadits

4
7. Mengetahui Model - model penelitian Hadits

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al - Hadits

Kata Al - Hadits berasal dari bahasa Arab "‫"الحديث‬, yang berarti baru, berita1.

Ditinjau dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya :

a. "‫ "الجديد‬artinya yang baru, lawan dari "‫ "القديم‬berarti yang lama

b. "‫ "قريب‬artinya dekat, tidak lama lagi terjadi, lawan dari "‫ "البعيد‬artinya jauh

c. "‫ "الخبر‬artinya berita, sesuatu yang dipercayakan dan dipindahkan dari seseorang
kepada orang lain2.

Secara terminologis, hadits dirumuskan dalam pengertian yang berbeda-beda


diantara para muhadditsin dan ahlu ushul. Mereka berbeda-beda pendapatnya
dalam menta'rifkan Al - Hadits. Perbedaan tersebut disebabkan karena terpengaruh
oleh terbatas dan luasnya objek peninjauan mereka masing-masing, yang tentu saja
mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalamnya 3.

Menurut istilah ahli Ushul fiqih pengertian hadits ialah,

‫كل ما صدرعن النبى ص م غيرالقران الكريم من قول اوفعل اوتقريرممايصلح ان يكون دليال لحكم شرعى‬

"Hadits yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Saw. selain Alquran al-
karim, baik berupa perkataan perbuatan, maupun taqrir nabi Saw. yang bersangkut
paut dengan hukum syara."

Sedangkan ulama hadits mendefinisikan hadits sebagai berikut,

‫كل ما اثر عن النبى ص م من قول اوفعل اوتقريراوصفة خلقية او خلقية‬

"Segala sesuatu yang diberikan dari nabi Saw. baik berupa sabda, perbuatan, taqrir,
sifat-sifat, maupun hal ihwal nabi4."

Sedangkan menurut istilah fuqaha hadits adalah,

‫كل ماثبت عن النبى ص م ولم يكن من باب الفرض والالواجب‬

"Yaitu segala sesuatu yang ditetapkan nabi Saw. yang tidak bersangkut paut dengan
masalah masalah fardhu atau wajib."

1
Kamus besar bahasa Arab (Al - 'ashri)

2
Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2004), hlm. 11

3
Mudasir, Ilmu Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 1999), hlm.12

4
Endang Soetari, Ulumul Al - Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2010) hlm.60

6
Jadi, Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad Saw.
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat - sifat, keadaan dan himmahnya.

B. Pengertian As - Sunnah

Sunnah berasal dari bahasa Arab (‫ )السنة‬yang artinya arus yang lancar dan mudah.

Sunnah dalam kitab Ushul Al Hadits adalah sebagai berikut,

‫مااثرعن النبى ص م من قول اوفعل اوتقرير اوصفة خلقية اوسيرة سواء كان قبل البعثة اوبعدها‬

"Segala sesuatu yang dinukilkan dari nabi baik berupa perkataan perbuatan dan
taqrir pengajaran sifat kelakuan perjalanan hidup baik sebelum Nabi diangkat
menjadi rasul atau sesudahnya".

C. Pengertian Khobar

Khobar menurut bahasa arab (‫ )الخبر‬artinya berita.

Dari segi muhadditsin khobar identik dengan Hadits yaitu segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi baik berupa perkataan perbuatan persetujuan dan sifat.

D. Pengertian Al - Atsar

Atsar menurut bahasa artinya peninggalan atau bekas sesuatu.

Menurut istilah Atsar adalah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat
(Mawquf) dan tabi'in (maqthu') baik perkataan maupun perbuatan.

E. Pengertian Hadits Qudsi

Dalam beberapa kajian Ulumul Qur’an, tidak jarang dijumpai beberapa pembahasan
yang mengkhususkan sub judul tentang perbedaan hadits qudsi dan Al Qur’an
maupun hadits qudsi dengan nabawi mengapa demikian?

Dari beberapa realitas yang penulis lihat maka penulis berpendapat bahwa alasan
dari “pengkhususan” ini ialah karena hadits qudsi memiliki keistimewaan tersendiri
baik dari segi sifat matan dan sanadnya,ini berbeda dari sekian banyaknya istilah
hadits pada umumnya, kedudukannya suci seperti halnya Al-Qur’an namun sangat
berbeda dengan Al Qur’an.

Kata ‘qudsi’ dinisbatkan pada makna “‫ "القدوس‬yang berarti suci , dikatakan demikian
karena sumbernya langsung dari Allah SWT dan Rasulullah mendapatkannya dalam
tidur/ ilham kemudian beliau sampaikan dengan bahasa Rasulullah yang mudah
dipahami oleh manusia. Adapun pengertian secara istilah yakni,

7
ْ ‫از ِه َولَ ِكنَّهُ فِي ن‬
‫َظ ِم ِه َواُ ْسلُوبِ ِه‬ ِ ‫َظ ِم ِه َوإ ْع َج‬ ٓ ُ‫صا َم ع َْن َربِّ ِه تَبَارَكَ َوتَ َعلَى َعلَى َغي ِْر النسق ْألق‬
ْ ‫رأنى َون‬ َ ‫هُ َو َما َر َواهُ النَّبِ ُّي‬
ْ ‫َأ‬
ُ‫بوى شبَه‬ َّ
ِ ‫ث الَن‬ ْ
ِ ‫بِ َساِئ ِر ال َح ِد ْي‬

“Hadist diriwayatkan oleh Nabi Saw dengan lafadz dari nabi dan makna dari Allah
SWT.

Dengan kata lain Nabi Muhammad Saw meriwayatkan perkataan Allah SWT dan
karena ini berupa Wahyu dengan dari cara penyampaian yang berbeda, maka hadist
qudsi memiliki kedudukan yang tinggi disamping Al Qur’an dan kemudian posisinya
menjadi diantara Al-Qur’an dan hadits Nabawi yakni dibawah Al Qur’an dan diatas
hadist-hadist Nabi yang biasa. Dan perlu diketahui bahwa kata _qudsiyyah_
mengarah kepada sifat _atTaqdis_ _atTanzih_ _al kamal_ dan _al uluww_ yakni sifat
Allah, maka alangkah terhormat sehingga Allah jauh dari penyerupaan ataupun wakil.
Dengan kata lain, hadist qudsi berasal dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi matannya
bersifat dari Allah.

Sedangkan jumlah hadist qudsi ini sangatlah terbatas menurut K.H. Firdaus A.N
dalam bukunya yang berjudul hadist qudsi pilihan jumblanya tidak sampai 500
hadits.namun sebenarnya seperti yang dikatakan oleh syekh islamuddin dalam
bukunya shahih hadits qudsi itu tergantung pada batas kemampuan ulama’ untuk
mengumpulkan hadist qudsi5.

F. Fungsi - fungsi Hadits terhadap Al - Qur'an

Fungsi Hadits terhadap Al Qur’an adalah sebagai Al bayan yang berartisebagai


penjelas sebagaimana ditandaskan dalam ayat

Keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab kitab kami turunkan kepada mu Al


Qur’an, agar kamu menyampaikan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka memikirkan ( QS. 16:44)

Adapun bayan disini dibagi 3 macam

1. Bayan taqrir

5
Kamil uwaidah, hadits qudsi, panduan literasi hadits qudsi,Islamuddin assababati, jami’ul hadits qudsiyyah,Al
qohiroh dar. Hadist 2004 hal. 12 K.H. firdaus A.N. 325 hadist qudsi pilihan

8
Bayan taqrir adalah Al hadist yang menetapkandan mengokohkan apa yang telah
ditetapkan oleh Al Qur’an sehingga maknanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Ayat
yang ditaqrir oleh al-Hadits tentu saja yang sudah jelas maknanya hanya memerlukan
penegasan supaya jangan sampai kaum muslimin salah Contoh: Firman Allah SWT

ُ َ‫فَ َم ٰن َش ِه َد ِم ْن ُك ْم ْال َّش ْه ُر فَ ْلت‬


ُ‫ص ْمه‬

Barang siapa yang melihat bulan ramadhan maka hendaklah shaum QS.2:185

Ditegaskan oleh Rasulullah Saw

‫ص ُموا لِ ُرْؤ يَتِ ِه َوأ ْف ِط ُر لِ ُرْؤ يَتِ ِه‬


ُ

Shaumlah kalian karena melihat tanda bulan ramadhan dan berbukalah kalian karena
melihat tanda awal bulan Syawal

HR. Muslim

Hadist datas dikatakan sebagai bayan taqrir terhadap Al Qur’an Karena makanannya
sama dengan Al Qur’an, hanya lebih tegas ditinjau dari segi bahasanya maupun
hukumnya

2. Bayan tafsiri

Bayân tafsir berarti menjelaskan yang maknanya samar, merinci ayat yang maknanya
global atau mengkhususkan ayat yang maknanya tafsir tersebut terdiri dari Sunnah
yang berfungsi bayân tafsir tersebut terdiri dari (1) tafshîl al-mujmal, (2) tabyîn al-
musytarak,(3) takhshish al-’âm.

a tafsir al-Mujma

Merinci ayat Alquran yang maknanya masih global

Seperti yang kita ketahui ada terdapat banyak sekali ayat Al Qur’an yang
memerintahkan sholat akan tetapi tidak dirinci bagaimana operasional nya seperti
berapa rokaatnya,apa yang harus dibaca pada setiap gerakannya,maka Rasulullah
Saw memperagakannya dengan beliau bersabda :

‫ رواه الحماعه‬.‫صلوا كما رايتموني اصلي‬

b. Tabyîn al-Musytarak

Tabyîn al-Musytarak ialah menjelas kan ayat al-Qur`ân yang mengandung kata
bermakna ganda

‫َّصنَ بِا َ ۡنفُ ِس ِه َّن ثَ ٰلثَةَ قُر ۡ ُٓو ٍء‬ ُ ‫  َو ۡال ُمطَلَّ ٰق‬
ۡ ‫ت يَت ََر ب‬

Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
quru’.

9
Lafad ‫ قُر ۡ ُٓو ٍء‬adalah bentuk jamak ‫ قَرْ ٍء‬sebagian besar mengatakan suci ataupun
kembali bersih. Kemudian dijelaskan kembali dalam sabda Rasulullah Saw.

‫طالق األمة تطللقتان وعظمتها حيضتان‬

Thalaq hamba sahaya ada dua dan iddahnya dua kali haidl. HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi dan al-Daruqtuni

c. Takhshish Al-’am

Takhshîsh al-’âm ialah sunnah yang mengkhususkan atau mengecualikan ayat yang
bermakna umum

Contoh :

‫ير‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ‬


ِ ‫نز‬ ْ ‫حُرِّ َم‬

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi

Dalam ayat ini tidak ada kecuali, semua bangkai dan darah diharamkan untuk
dimakan. SunnahRasulullah SAW mentakhshish atau mengecualikan darah dan
bangkai

Rasulullah bersabda

“Telah dihalalkan kepada kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Yang
dimaksud dua macam bangkai adalah bangkai ikan dan bangkai belalang, sedangkan
yang dimaksud dua macam darah adalah ati dan limpa”. HR Ahmad, Ibnu Majah dan
Al Bayhaqi.

3 Bayan Tabdila

Bayan Tabdila adalah mengganti hukum yang telah lewat keberlakuannya,Dalam


istilah lain dikenal dengan nama nâsih wa al- mansûh

Contoh sunnah yang dianggap Bayân Tabdîl oleh pen dapat yang mengakuinya ialah
dalam bab zakat pertanian dalam ayat Al Qur’an tidak diterangkan batas nisab zakat
melainkan wajib setiap hasilnya yang sedang mencapai nisab wajib untuk dikeluarkan
kemudian ditegaskan oleh sabda Rasulullah

“Tidak ada kewajiban zakat dari hasil pertanian yang kurang dari lima wasak” .Hr. al-
Bukhari dan Muslim6.

G. Sejarah pembukuan Hadits

H. Model - model penelitian Hadits

Metode penelitian hadits dibagi menjadi 3 yaitu

6
Perhatikan hadits-hadits, fiy ma yu`kal minal-hayawan, at-Taj, (Maktabahal-Husna, Beirut: 1998), 95-96.

10
1. Ontologi hadist

2. Epistemologi hadist

3. Aksiologi penelitian Hadits

Ontologi Hadits

Pengertian hadits

Untuk mengetahui pengertian penelitian Hadis, terlebih dahulu dikemukakan pengertian


sanad dan matan Hadis, demikian karena penelitian itu mencakup kritik sanad dan matan
Hadis, Sanad adalah jalan periwayatan yang dapatmenghubungkan matan Hadis pada Nabi,
dan matan adalah sesuatu (sabda Nabi) yang mengakhiri rangkaian sanad.

Wilayah kajian objek penelitian

Bagian-bagian Hadis yang menjadi objek penelitian, seperti diungkap diatas ada dua macam
yaitu rangakaian para periwayat yang menyampaikan riwayat Hadis (sanad), dan materi atau
matan Hadis itu sendiri. Ada bebrapa halyang penting berkenaan dengan sanad dan matan
Hadis tersebut yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam penelitian ini

Sanad hadits

Begitu pentingnya sanad dalam hadits dikarenakan menghubungkan antara perawi dan Nabi

Matan Hadits

Seluruh matan Hadis berkait erat dengan sanadnya, keduanya merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan,keduanya memiliki hubungan organis dalam periwayatan Hadis.

Epistemologi hadist

Setiap Hadis mempunyai dua buah bagian, yakni isnad dan matan.14 Isnad adalah
penumpuan kita kepada para parawi untuk ilmu pengetahuan Hadis, matan adalah
ungkapan atau informasi yang dinisbatkan pada Nabi.15 Untuk menetapkan validitas Hadis,
epistemologi penelitian bertumpu pada kaidah-kaidah dan langkah-langkah penelitian
Hadist.

Aksiologi hadits

Nilai aksiologis penelitian Hadis meliputi dua aspek capaian, yakni tujuandan nilai kegunaan
penelitian. Tujuan pokok penelitian Hadis baik dari segi sanadmaupun matan adalah untuk
mengetahui kulitas Hadis yang diteliti. KualitasHadis sangat perlu diketahui dalam
hubungannya yangbersangkutan.Hadis yang kualitasnya tidak memenuhi syarat tidak
dapatdigunakan sebagai hujjah7.

7
Ismail,7-20. Lihat juga Syuhudi Ismai,Keshahihah Sanad Hadits, 2nd edn (Jakarta: Bulan,7Mahmud Abu Rayah,
274.,10Al-Naisaburiy,32Muhammad Mustafa Azhami, 28.,30Fathurohman, 131-135.,Syuhudi Ismail, 77-
80.;Fathurohman, 273.

11
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2004)

Mudasir, Ilmu Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 1999)

Endang Soetari, Ulumul Al - Hadits, (Bandung : Pustaka Setia, 2010)

Kamil uwaidah, hadits qudsi, panduan literasi hadits qudsi,Islamuddin assababati, jami’ul
hadits qudsiyyah,Al qohiroh dar. Hadist 2004 hal. 12 K.H. firdaus A.N. 325 hadist qudsi
pilihan

Perhatikan hadits-hadits, fiy ma yu`kal minal-hayawan, at-Taj, (Maktabahal-Husna, Beirut:


1998), 95-96

Ismail,7-20. Lihat juga Syuhudi Ismai,Keshahihah Sanad Hadits, 2nd edn (Jakarta:
Bulan,7Mahmud Abu Rayah, 274.,10Al-Naisaburiy,32Muhammad Mustafa Azhami,
28.,30Fathurohman, 131-135.,Syuhudi Ismail, 77-80.;Fathurohman, 273.

https://www.academia.edu/41462866/MAKALAH_HADITS_KHOBAR_SUNNAH_ATSAR

https://www.google.com/amp/s/duyiapril.wordpress.com/2015/05/31/pengertian-hadits/
amp/

https://www.academia.edu/42171708/MAKALAH_HADITS_NABAWI_DAN_HADITS_QUDSI

14

Anda mungkin juga menyukai