Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN BENTUK BENTUK HADIST

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Ulumul Hadist
Dosen pengampu:
Syauqi Mubarok Husni,M.H.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Tomi saputra 2321020117


HafidzpratamaL.S 2321020198
LaniRiansyahRamadhan 2321020212

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG 2024 / 1445 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala limpahan rahmat
serta karunia-Nya sehingga saya dan teman-teman dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini atas pemenuhan tugas makalah mata kuliah Ulumulhadist
dalam bentuk dan isinya sederhana semoga tugas ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan petunjuk teman-teman.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambahkan pengetahuan dan
pengalaman bagi teman-teman dan khususnya kelompok kami sebagai mahasiswa
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik dan dapat belajar dalam mengerjakan tugas makalah
dengan baik.
Tugas ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada teman-teman untuk
memberikan masukan yangbersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini
sehingga tugas-tugas makalah kami lebih baik dari sebelumnya.

Bandar Lampung,1 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTA….........................................................................................i

DAFTARISI…....................................................................................................ii

BAB1 PENDAHULUAN…..............................................................................1
A. Latarbelakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah…..............................................................................1
C. Tujuan…...............................................................................................2

BABIIPEMBAHASAN…................................................................................3
A. Pengertianhadist......................................................................................5
B. As-sunnah…..........................................................................................8
C. Pengertiankhabar...................................................................................11
D. Pengertianatsar......................................................................................13
E. Perbedaanhadistdengan sunnah,khabar,atsar...................13
BABIIIPENUTUP....................................................................................14
A. Kesimpulan….................................................................................14
B. Saran.................................................................................................15
DAFTARPUSTAKA…...............................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pada hakekatnya umat Islam di dunia ini sama dengan umat agama lain.
Kesamaan yang dimaksud dalam hal ini adalah sama-sama memiliki kitab
sebagai pedomannya. Jika umat kristen memiliki kitab Injil sebagai
pedomannya, umat Hindu memiliki kitab Trimurti, dan umat Budha yang
memiliki kitab Weda sebagai pegangan hidupnya maka umat islam
memilki Kitab Al-Qur‟an Al-Karim sebagai pedoman hidupnya. Kitab Al-
Qur‟an ini adalah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebenaran,
ketetapan yang mutlak mengenai agama islam.
Oleh karena hal itu kami akan coba memaparkan dan memberikan
penjelasan tentang apa itu yang dimaksud dengan Al-Hadist, As-Sunnah,
Khabar, Atsar.
B. RumusanMasalah
1. Apa Pengertian Hadist?
2. Bagaimana yang dimaksud Khobar,Sunnah?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Atsar?

C. TujuanPembahasan
1. Untuk mengetehui Pengertian Hadist.
2. Untuk Mengetahui Khobar,Sunnah.
3. Untuk mengetehui Atsar.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianHadist

Dalam kamus besar bahasa Arab [al-„ashri], Kata Al-Hadits berasal dari
bahasa Arab “al-hadist” yang berarti baru, berita. Ditinjau darisegi bahasa,
kata ini memiliki banyak arti, dintaranya:
a. al-jadid(yangbaru),lawandari al-Qadim (yanglama)
b. Dekat(Qarib),tidaklamalagiterjadi,lawandarijauh(ba‟id)
c. Warta berita (khabar), sesuatu yang dipercayakan dan dipindahkan
dari sesorang kepada orang lain.1
Allah juga menggunakan kata hadits dengan arti khabar sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya :

Artinya: “Maka hendaklah mereka mendatangkan suatu kabar (kalimat)


yang semisal Al-Qur’an itu, jika mereka orang-orang yang
benar” (QS. At-Thur: 34).

Secara terminologis, hadits ini dirumuskan dalam pengertian yang


berbeda-beda diantara para muhadditsin dan ahli ushul.mereka berbeda-
beda pendapatnya dalam menta‟rifkan Al-hadits.

Perbedaan tersebut disebabkan karena terpengaruh oleh terbatas dan


luasnya objek peninjauan mereka masing-masing, yang tentu saja
mengandung kecenderungan pada aliran ilmu yang didalaminya.2

1
MuhammadAhmaddan M.Mudzakir,UlumulHadits,(Bandung:PustakaSetia,2004),hlm.
11.
2
Mudasir,IlmuHadits,(Bandung:PustakaSetia,1999),hlm.12.

5
Menurutistilahahliushulfiqih,pengertianhaditsialah:

‫كنهاصدرعواننبيهلٌسىيلعىاللىلصغيرانقرأىانكرينهوٌقًالفعنًاتقريرهوا يصيواىيٌكىدنيالنحكنشرع‬
“Hadits yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW selain
Al-Qur’an al-Karim, baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir
Nabi yang bersangkut paut dengan dengan hukum syara”.

SedangkanUlamaHaditsmendefinisikanHaditssebagai berikut:
‫كنماأثرعهاىنبيهلٌسىيلعىاللىلصهوًقًالفعنًاثقريرًاصفةخيقيتًا‬
‫خيقية‬
“Segala sesuatu yang diberikan dari Nabi SAW baik berupa sabda,
perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi”.3

Adapun menurut istilah, para ahli berbeda-beda dalam memberikan


definisi sesuai denga latar belakang disiplin keilmuan masing-masing,
sebagaimana perbedaan antara ahi ushul dan ahli hadits dalammemberikan
definisi al-hadits. Antaralain:
a) Ahli Hadits:
‫كلكالمالنبي)ملسوهيلعهلالىلص(وأفعالهوأشياء تعلقبه صللىهلال ا صلى‬-‫ففالى‬

Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan,


perbuatan, ketetapan (taqrir) maupun sifat beliau.

3
EndangSoetari,UlumulAl-Hadits,(Bandung:PustakaSetia,2010),hlm. 60.

6
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa hadits meliputi biografi
Nabi SAW, sifat-sifat yang melekat padanya, baik berupa fisik maupun
hal-hal yang terkait dengan masalah psikis dan akhlak keseharian Nabi,
baik sebelum maupun sesudah terutus sebagai Nabi.
b) Ahli Ushul:

‫كلكالمالنبي)ملسوهيلعهلالىلص(وأفعالهوأشياء تعلقبههلال ا صلى‬-‫ففالىص ل لى‬

Semua perkataan Nabi SAW, perbuatan dan taqrirnya yang berkaitan


dengan hukum-hukum syara' dan ketetapanya.
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa hadits adalah segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi SAW, baik ucapan, perbuatan, maupun
ketetapan-ketetapan Allah yang disyari‟atkan kepada manusia.
Lain halnya dengan ahli fiqih, hadits dipandang sebagai suatu perbuatan
yang harus dilakukan, tetapi tingkatanya tidak sampai wajib, atau fardlu,
sebab hadits masuk kedalam suatu pekerjaan yang setatus hukumnya lebih
utama dikerjakan, artinya suatu amalan apabila dikerjakan mendapatkan
pahala dan apabila ditinggalkan tidak dituntut apa-apa, akan tetapi apabila
ketentuan tersebut dilanggar mendapat dosa.
Dengan demikian, maka hadits memiliki kesamaan arti dengan kata
sunnah, khabar, dan atsar. Ahli hadits dan ahli ushul berbedapendapat dalam
memeberikan pengertian tentang hadits. Dikalangan umat hadits sendiri ada
beberapa pendapat dalam memberikan pengertian masing- masing.
Dalam kajian hadits ulama sering mengistilahkan hadits dengan
penisbatan sahabat yang meriwayatkan atau tema hadits atau tema hadits itu
sendiri atau tempat peristiwa dan lainya.
Misalnya penisbatan kepada perawi hadits Abu Hurairah itu lebih kuat
dari pada hadits Wail ibn Hujr, maksudnya adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Wail ibn Hujr.

7
Kemudian penisbatan kepada peristiwa hadits al-gharaniq, maksudnya
hadits yang menceritakan kisah al-gharaniq. Misalnya penisbatan kepada
tempat hadits Ghadir Khum maksudnya hadits yang menceritakan kisah
yang terjadi di Ghadir Khum.

c) ContohdarihaditsNabiMuhammadSAW:

‫األعوا تالٍناث‬ ‫إنوا‬


‫ل‬
“Segala amalperbuatandenganniat”.(H.R.Al-BukhoridanMuslim).

B. As-Sunnah
Menurutbahasasunnah berarti

‫ٌقت هحو‬
‫ٌدج كانج‬ ‫الطز‬
ٌ ‫ا‬
‫هذهنت‬ ً
“Jalanyangterpujiatau tercela”.6
Adapun menurut istilah, ta‟rif Sunnah antara lain sebagaimana
dikemukakan oleh Muhammad ajaj al-khathib:
Menurut istilah as-sunnah adalah pensarah Al-Qur‟an, karena
Rasulullah bertugas menyampaikan Al-Qur‟an dan menjelaskan
pengertiannya. Maka As-asunnah menerangkan ma‟na Al-Qur‟an, adalah
dengan cara:
a. Menerangkan apa yang dimaksud dari ayat-ayat mudjmal, seperti
menerangkan waktu-waktu sembayang, bilangan raka‟at, kaifiyat
ruku‟, kaifiyat sujud, kadar-kadar zakat, waktu-waktu memberikan
zakat, macam-macamnya dan cara-cara mengerjakan haji.
b. Menerangkan hukum-hukum yang tidak ada didalam Al-Qur‟an
seperti mengharamkan kita menikahi seseorang wanita bersamaan

8
denganmenikahisaudaranyaayahnya,atausaudaraibunya,
sepertimengharamkan kita makan binatang-binatang yang
bertaring.
c. Menerangkanma‟na lafad, seperti mentafsirkan al
maghdlubi
„alaihimdenganorangyahudidanmantafsirkanadldlallin, denganorang
nasrani.4

1. ContohSunnah
DandalamtataranhukumIslamsunnahmenempatiposisi
keduasetelahAl-Qur‟an.HaliniditerapkandalamsabdaNabi Muhammad
SAW sebagai berikut:

ٌ
‫ٌلها‬ ٌ ‫حزكجٍفكن‬
‫أهزنلنحض‬
ً ‫كخا‬
‫هٌلل‬ ‫تيو‬ ‫حواسكخن‬
‫ب‬ ‫ا‬ ‫سنت‬
‫نثو‬
ٍ
“Sesungguhnyatelahakutinggalkanuntukmuduaperkara;kamu
tidakakansesatselamakamuberpegangpadakeduanya,yaitu Kitab Allah
(Al- Qur’an) dan Sunnah Rasulnya” (HR.Malik).

9
‫سنتالخلفاءعٍلكن‬
ً ً
‫تسنخ‬
ٌ
ٍ
‫ًن‬
‫الويذ‬ ‫ٌن‬
‫الزاشذ‬
‫تعذي‬
“Berpegang tegulah kamu dengan sunnahku dan sunnah Al-
Khulafah Ar-
Rasyiddin sesudahku” (HR.Abu Daud dan Turmudzi dan Irbadh
binSariyah).

2. PerbedaanHaditsdanSunah

4
MunzierSuparta,IlmuHadits,(Jakarta:PTRajaGrafindoPersada,2003),hlm. 4.

1
Hadits dan Sunnah : Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, taqrir
yang bersumber dari Nabi SAW, sedangkan Sunnah segala yangbersumber
dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabiat, budi
pekerti, atau perjalan hidupnya, baik sebelum diangkat menjadi Rasul
maupun sesudahnya.
Hadits sering disebut juga Assunnah dan juga sebaliknya. Meski secara
istilahi makna hadits dan assunah adalah sama, namun ulama berbeda
pendapat tentang ruang lingkup hadits dan assunah.
Pendapat as suyuti, syaf‟i, madzahibul arba‟ah serta beberapa ulama
lainnya, seperti yang dikutip albani dalam kitab muqoddimah ulumul
hadits, bahwa hadits itu hakikatnya sama dengan assunah, dalam semua
arti.
Terjadinya perbedaan istilah, itu hanya menunjukan sifat cakupannya
dapat dikatakan perbedaan alhadits dan assunah hanya pada karakternya
semata, dimana bahwa hadits lebih luas dari Assunnah.
Hadits itu bisa shohih, do‟if atau maudhu‟, dan memungkinkan untuk
tertolak sedang Assunah adalah hadits yang istidlal (dijadikan rujukan
dalil) oleh ulama menjadi ketetapan atau hukum. Demikian dikatakan
alauza‟i, ibnu sirrin, dan albani sendiri. Tapi mereka sepakat, di antara
keduanya terdapat jalinan yang erat.

C.Khabar
Secaraetimologiskhabarberasaldarikata:khabar,yangberarti
„berita‟.Adapun secara terminologis, para ulama Hadits tidak sepakat
dalam menyikapi lafadz tersebut.sebagaimana mereka berpendapat adalah
sinonim dari kata hadits dan sebagian lagi tidak demikian. Karena Khabar
adalah berita, baik berita dari Nabi SAW, maupun dari sahabat atau berita
dari tabi‟in. 5

5
HasbiAshShiddieqy,Ilmu-ilmuAl-Qur’an,(Jakarta:BulanBintang,1972),hlm.221-222.

11
al-khabar(‫شيوأهعالوأف‬ -‫(ىلصهلالهيلعملسو)بينااللمكلكاءهبلقعتت‬
‫ لىصااللهلىلصىالفف‬dalambahasaartinyawarta atauberita, maksudnya sesuatu yang
diberitakandan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu
yang disandarkan kepada nabidan para sahabat,dilihat dari sudut
pendekatan bahasa ini kata khabarsama artinya dengan hadits. Jadi setiap
hadits termasuk khabar, tetapi tidak setiap khabar adalah hadits.
Menurut pengertian istilah, para ahli berbeda-beda dalam memberikan
definisi sesuai dengan latar belakang dan disiplin keilmuan masing-
masing, diantaranya adalah:
a) sebagianulamamengatakanbahwakhabarialahsesuatu yangdatangnya
selain dari nabi SAW, sedangkan yang dari nabi SAW disebut hadits.
b) ulama lain mengatakan bahwa hadits lebih luas dari pada khabar, sebab
setiap hadits dikatakan khabar dan tidak dikatakan bahwa setiap khabar
adalah hadits.
c) ahli hadits memberikan definisi sama antara hadits dengan khabar, yaitu
segala sesuatuyang datangnya dari nabi SAW, sahabat, dan tabi‟in, baik
perkataan, perbuatan maupun ketetapanya.
Ulama lain berpendapat bahwa khabar hanya dimaksudkan sebagai
berita yang diterima dari selain Nabi Muhammad SAW. Orang yang
meriwayatkan sejarahdisebut khabary atau disebut muhaddisy.
Disamping itu pula yang berpendapat bahwa khabary itu sama dengan
hadits, keduanya dari Nabi SAW. Sedangkan atsar dari sahabat.Karenanya,
maka timbul hadits marfu‟, mauquf atau maqtu‟.

‫النة صلى هٌلل‬


ً ‫هااٍضف الى‬
‫ًٍغزه‬
‫عٍلو ًسلن ا‬
“SegalasesuatuyangdisandarkanatauberasaldariNabiatauyang selain dari
Nabi”.

ContohAlibinAbiThalibra. Berkata:

12
‫السنًتضعالكفححجهن‬
‫ًالصلغاج‬
‫ف‬ ‫السزج‬
“Sunnahialahmeletakkantangandi bawah pusar”.

D.Atsar
Al-atsar dalam bahasa artinya adalah sisa( ª cًً
ٍ‫بق‬-ً
‫ ت‬,
‫ئ‬-cً
‫)الش‬,sedangkan menurut pengertian istilah, para ahli berbeda-
beda sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu mereka masing-masing,
diantaranya adalah:
a) Jumhur berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi SAW, sahabat, dan tabi‟in.
b) menurut ulama lain, seperti ulama Kharasan atsar untuk hadits mauquf
dan khabar untuk hadits marfu.
c) ahli hadits lain mengatakan tidak sama, yaitu khabar, berasal dari nabi,
sedangkan atsar sesuatu yang di sandarkan hanya kepada sahabat dan
tabi‟in, baik perbuatan maupun perkataan.
Empat pengertian tentang hadits, sunnah, khabar, dan atsar
sebagaimana diuraikan di atas, menurut Jumhur ulama hadits juga
dapat dipergunakan untuk maksud yng sama, yaitu bahwa hadits
disebut juga dengan sunnah, khabar atau atsar.Begitu juga sunnah bisa
disebut dengan hadits, khabar, atsar. Maka hadits mutawatir disebut
juga sunnah mutawatir, begitu juga hadits shahih dapat juga disebut
dengan sunnah shahih, khabar shahih dan atsar shahih.

E.PerbedaanHaditsdenganSunnah,KhabardanAtsar
Dari keempat tema tersebut dapat ditarik bahwa tema tersebut sangat
berguna sebagai ilmu tambahan bagi masyarakat Islam untuk
mengembangkanilmupengetahuandanmenentukankulitasdan

13
kuwantitas Hadits, sunnah, Khabar dan Atsar. Para ulama juga
membedakan antara hadits, sunnah, khabar dan atsar sebagai berikut:

a) Haditsdansunnah:
Hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang bersumber
pada Nabi SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau
perjalanan hidupnya, baik sebelum di angkat menjadi rasulmaupun
sesudahnya.

b) Haditsdankhabar:
Sebagianulamahaditsberpendapatbahwakhabarsebagaisuatu yang
berasal atau disandarkan kepada selain nabi SAW., hadits sebagai
sesuatu yang berasal atau disandarkan pada Nabi SAW.

c) Haditsdanatsar:
Jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan khabar
dan hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsarsama dengan
khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat dan
tabiin.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kata "Hadits" atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu


yangbaru),lawankatadarial-qadim(sesuatu yanglama).Katahaditsjuga
berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain

14
Sunnah menurut bahasa berarti : "Jalan dan kebiasaan yang baik atau
yang jelak". Menurut M.T.Hasbi Ash Shiddieqy, pengertian sunnah
ditinjau dari sudut bahasa (lughat) bermakna jalan yang dijalani, terpuji,
atau tidak. Sesuai tradisi yang sudah dibiasakan, dinamai sunnah,
walaupun tidak baik.
Khabar Menurut bahasa berarti an-Naba‟ (berita-berita), sedang jama‟nya
adalah AkhbarKhabar adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi
dan para sahabat, jadi setiap hadits termasuk khabar tetapitidaksetiap
khabar adalah hadits.
Atsar menurut lughat/etimologi ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu,
atau berarti sisa reruntuhan rumah dan sebagainya. dan berarti nukilan
(yang dinukilkan).

B. Saran
Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para pembaca,
karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari parapembaca yang
dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

15
DAFTARPUSTAKA

https://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Anida/article/download/12499/6202

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49434/1/Ira%20
Nur%20Azizah.pdf

https://www.researchgate.net/publication/
326623762_T.M_HASBI_ASH_SHIDDIEQY_Tokoh_Perintis_Kajian_Hasbi
Ash-Shiddieqy adalah seorang tokoh perintis kajian Hadis di Indonesia. Berikut
adalah daftar pustaka dari Hasbi Ash-Shiddieqy tentang ilmu ilmu Jakarta bulan
bintang 1972:

SejarahdanPengantarIlmuHadis,Jakarta:BulanBintang,1980

Pokok-pokokIlmuDirayahHadis,2jilid,Jakarta:BulanBintang,1958

Problematika Hadis Sebagai Dasar Pembinaan Hukum Islam, Jakarta:


BulanBintang,1964

KoleksiHadis-hadisHukum,Ahkamal-Nabawiyah,11jilid,Bandung:al-
Ma'arif, 1954-1980

SejarahdanPengantarIlmuAl-Qur'an/Tafsir,Jakarta:BulanBintang,1954

TafsirAl-Qur'anal-Madjiedan-Nur30Juz,Jakarta:BulanBintang,1956- 1973

Tafsir al-Bayan, Bandung: al-Ma'arif, 1966

Mu'djizatAl-Qur'an,Jakarta:BulanBintang,1966

16

Anda mungkin juga menyukai