Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“PENGERTIAN HADIS”

Mata Kuliah: Al - Hadis

Disusun oleh:
Widya Yulita Saffitri 0403202097

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hadis merupakan salah satu dasar pengambilan hukum Islam setelah
Al-Qur’an. Sebab hadis mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap
makna yang dikandung oleh Al-Qur’an. Apalagi, banyak terdapat ayat-
ayat yang masih global dan tidak jelas maknanya sehingga sering kali
seorang mufassir memakai hadis untuk mempermudah pemahamannya.

2. Tujuan Makalah
 Untuk mengetahui apa itu Hadis.
 Untuk mengetahui bentuk-bentuk Hadis.
 Untuk mengetahui unsur-unsur Hadis.

3. Rumusan Masalah
 Apa definisi hadis secara bahasa?
 Apa definisi hadis menurut istilah ahli hadis?
 Apa definisi hadis menurut ahli ushul fikih?
 Apa saja bentuk-bentuk hadis?
 Apa saja unsur-unsur hadis?
PEMBAHASAN

A. Definisi Hadis
Hadis menurut bahasa artinya baru. Hadis juga secara bahasa berarti “sesuatu
yang dibicarakan dan dinukil”, juga “sesuatu yang sedikit dan banyak”. Bentuk
jamaknya adalah ahadits. Adapun firman Allah Ta’ala,

َ َّ‫ث أَ َسفًا فَلَ َعل‬


َ ‫ك ٰبَ ِخ ٌع نَّ ْف َس‬
‫ك َعلَ ٰ ٓى َء‬ ۟ ُ‫ا ٰثَر ِه ْم إن لَّ ْم ي ُْؤ ِمن‬
ِ ‫وا بِ ٰهَ َذا ْٱل َح ِدي‬ ِ ِ
“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih
hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada hadis
ini” (QS. Al-Kahfi : 6). Maksud hadis dalam ayat ini adalah Al-Qur’an.
Juga firman Allah,

ْ ‫َوأَ َّما ِبنِ ْع َم ِة َرب َِّك فَ َحد‬


‫ِّث‬
“ Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan”. (QS. Adh-
Dhuha : 11)
Maksudnya : sampaikanlah risalahmu, wahai Muhammad.
Hadis menurut istilah ahli hadis adalah apa yang disandarkan kepada Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, sifat,
atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya.
Sedangkan menurut ahli ushul fikih, hadis adalah perkataan, perbuatan, dan
penetapan yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian tidak dianggap sebagai hadis, karena
yang dimaksud dengan hadis adalah mengerjakan apa yang menjadi
konsekuensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi
setelah kenabian.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah berkata, “ Buku-buku yang didalamnya berisi
tentang khabar Rasulullah, antara lain adalah Tafsir, Sirah dan Maghazi
(peperangan Nabi- edt), dan Hadis. Buku-buku hadis adalah lebih khusus berisi
tentang hal-hal sesudah kenabian, meskipun berita tersebut terjadi sebelum
kenabian. Namun ini tidak disebutkan untuk dijadikan landasan amal dan syariat.
Bahkan ijma’ kaum muslimin menetapkan bahwa yang diwajibkan kepada hamba
Allah untuk diimani dan diamalkan adalah apa yang dibawa Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam setelah kenabian”.

B. Bentuk-bentuk Hadis
Berdasarkan pengertiannya secara terminologis, hadis demikian juga sunnah,
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Hadis Qauli
Hadis Qauli adalah:
“ Seluruh Hadis yang diucapkan Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam
untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai kesempatan.”
Contoh hadis Qauli adalah seperti sabda Rasul mengenai status air laut.
Beliau bersabda:

ُ‫ ْال ِحلُّ َم ْيتَتُه‬،ُ‫هُ َو الطَّه ُْو ُر َما ُؤه‬


Artinya : “Air laut itu suci, (dan) halal bangkainya”. [HR Abu
Dawud, Tirmidzi, an-Nasâ-i, Ibnu Mâjah, dan Ibnu Abi Syaibah
 Hadis Fi’li
Hadis Fi’li adalah:
“ Yaitu seluruh perbuatan yang dilaksanakan oleh Rasul Shallallahu
Alaihi Wasallam”.
Perbuatan Rasul tersebut adalah yang sifatnya dapat dijadikan contoh
tauladan, dalil untuk penetapan hukum syara’, atau pelaksanaan suatu
ibadah.
Contoh hadis Fi’li adalah tentang cara pelaksanaan sholat, Rasul bersabda:

َ ُ‫صلُّوا َك َما َرأَيتُ ُمنِي أ‬


‫صلِي‬ َ
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-
Bukhari no. 628, 7246 dan Muslim no. 1533)

 Hadis Taqriri
Hadis Taqriri adalah:
“ Hadis Taqriri adalah diamnya Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dari
mengingkari perkataan atau perbuatan yang dilakukan dihadapan beliau
atau pada masa beliau dan hal tersebut diketahuinya. Hal tersebut
adakalanya dengan pernyataan persetujuan beliau atau penilaian baik
dari beliau, atau tidak adanya pengingkaran beliau dan pengakuan
beliau”.
Contoh hadis Taqriri adalah:

َ ‫ص َر اِالّ فِي بَنِي قُ َر‬


َ‫يضه‬ ْ ‫اح ٌد ا ْل َع‬
َ َّ‫صلِّيَّن‬
َ ُ‫الَ ي‬
Artinya: Janganlah seorangpun shalat ashar kecuali nanti di bani
Quraidhah.(H.R Bukhari)

C. Unsur-unsur Hadis
Setiap hadis memiliki tiga unsur pokok yang merupakan syarat suatu hadis,
yakni:

 Sanad
Sanad ialah rantai penutur/perawi (periwayat) hadis. Sanad terdiri atas
seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadistersebut dalam
bukunya (kitab hadis) hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan
gambaran keaslian suatu riwayat. Sanad mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam menentukan sebuah hadis, apakah ia dapat dijadikan
hijjah atau tidak. Apabila sanadnya lemah, maka hadisnya dianggap
mardud. Sedangkan sanad yang kuat akan menghasilkan sebuah hadis
yang maqbul (diterima).
 Matan
Matan hadis adalah redaksi (isi) dari pembicaraan dalam sebuah hadis.
Matan selalu terletak setelah sanad. Matan hadis dapat berupa ungkapan
yang asli dari Nabi (riwayat bil al-Lafzi) dan kadang kala berupa riwayat
secara makna (bil-ma’na). Hadis yang diriwayatkan dengan lafaz
daribperawi (sahabat) biasanya hadis-hadis tentang tata cara beribadah
yang di praktekkan oleh Nabi yang disaksikan oleh sahabat. Sedangkan
riwayat langsung (bil-lafzi) adalah ungkapan-ungkapan atau perintah-
perintah yang diucapkan oleh Nabi sendiri, lalu dicatat atau dihafal oleh
para sahabat kemudian disampaikan kepada orang lain, kemudian ditulis
oleh para ulama yang datang kemudian dalam kitab-kitab mereka.

 Rawi
Rawi adalah orang yang terlibat dalam periwayatan hadis, selain dari
Nabi sendiri dan ulama yang menulisnya dalam kitab mereka. Jadi, yang
disebut rawi adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis dari Nabi, yaitu
sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in, dan seterusnya.

contoh sanad,matan,rawi .

:‫ص„ َّل هللا َعلَ ْي„ ِه َو َس„لَّ َم قَ„ َل‬


َ ‫ي‬َّ ِ‫ان النَّب‬َّ َ‫َع ْن ُم َح َّم ٍد َع ْن اَبِ ْي َسلَ َمةَ َع ْن ابِ ْي هُري َْرة‬
‫ِّواك َع ْن َد ُكا ِّل صال ِة‬ ِ ‫ق َعلَى ا َّمتِى اَل َ َمرْ تُهُ ْم بِالس‬َّ ‫لَ ْوال اَن أَ ُش‬
(‫)رواه الترمذى‬
“Sanad” hadis diatas adalah :

‫ص َّل هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَ َل‬ َّ ِ‫ان النَّب‬


َ ‫ي‬ َّ َ‫َع ْن ُم َح َّم ٍد َع ْن اَبِ ْي َسلَ َمةَ َع ْن ابِ ْي هُري َْرة‬
“Matan” hadis diatas adalah :
‫ِّواك َع ْن َد ُكا ِّل صال ِة‬ َّ ‫لَ ْوال اَن أَ ُش‬
ِ ‫ق َعلَى ا َّمتِى اَل َ َمرْ تُهُ ْم بِالس‬
“Rawi” hadis diatas adalah :

(‫)رواه الترمذى‬

PENUTUP

Hadis menurut bahasa artinya baru. Hadis juga secara bahasa berarti “sesuatu
yang dibicarakan dan dinukil”, juga “sesuatu yang sedikit dan banyak”. Bentuk
jamaknya adalah ahadits. Hadis menurut istilah ahli hadis adalah apa yang
disandarkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, baik berupa ucapan,
perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau
sesudahnya. Sedangkan menurut ahli ushul fikih, hadis adalah perkataan,
perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam setelah kenabian. Berdasarkan pengertiannya secara terminologis,
hadis demikian juga sunnah, dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Hadis Qauli, Hadis
Fi’li, dan Hadis Taqriri. Setiap hadis memiliki tiga unsur pokok yang merupakan
syarat suatu hadis, yakni: sanad, matan dan rawi.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Manna Al-Qhaththan, 2012. “ Pengantar Ilmu Studi Hadits”.
Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar
Dr. Nawir Yuslem, MA, 2001. “Ulumul Hadis”. Jakarta: PT. Mutiara
Sumber Widya
https://brainly.co.id/tugas/12440254
Dr. Shabri Shaleh Anwar, M.Pd.I, Dr. Ade Jamaruddin, SS.,MA,
2018. “ Takhrij Hadis Jalan Manual dan Digital”. Riau: PT. Indragiri.com
http://winterfervent.blogspot.com/2015/11/struktur-hadist-konsep-
sanad-matan-rawi.html

Anda mungkin juga menyukai