Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riadlul Jannah (202212126121)

Dosen Pengampu : Ustadz Ahmad Syatori, M.Fil.I


Matkul : Dasar-Dasar Tasawuf

Adab Mandi Wajib

Jikalau seseorang terkena jinaba yang disebabkan oleh mimpi atau persetubuhan,
maka ambilah bejana ke tempat mandi dan letakkan di sisi kanan jika akan menciduk, dan
di sisi kiri jika akan menuangkan. Menyebut nama Allah sambil membasuh kedua tangan
terlebih dahulu tiga kali, kemudian beristinja dan menghilangkan kotoran yang melekat di
anggota tubuh seperti mani atau lendir serta najis jika ada. Selajutnya berwudhu
sebagaimana untuk sholat dan sunah-sunahnya . maka basuhlah kedua telapak kakiatau
kedua kaki supaya airnya tidak sia-sia.

Apabila seseorang selesai berwudu, lebih utama sesudah itu membersihkan sela-
sela anggota tubuh, merenggangkan rambut kepalamu sekalipun dalam keadaan ihram dan
lakukan dengan perlahan jika ada rambut di atasnya dengan memasukkan sepuluh jarimu
di dalamnya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hajar. Lalu menggosoknya tiga kali
sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam dalam At-Tahrir, kemudian tuangkan air di
atas kepala tiga kali sambil berniat menghilangkan hadast, karena janaba atau semacamnya.
Kemudian tuangkan air di atas sisi yang kanan tiga kali dan di atas sisi yang kiri tiga kali.

Dengan cara tersebut tercapailah semua sunah sebagaimana dikatakan oleh Al-
Bujairami. Cara lainnya ialah dengan membasuh kepala tiga kali, selanjutnya sisi kanan
dari depan tiga kali dan belakang tiga kali. Menggosok badan bagian depan dan belakang
masing-masing tiga kali dan dilakukankan secara tertib. Kemudian renggangkan sela-sela
rambut dan jenggotmu, baik lebat maupun tipis, namun bagi orang perempuan tidak wajib
menguraikan jalinan-jalinan rambut kecuali bila ia mengetahui bahwa air tidak sampai
pada lekuk-lekuk tubuh seperti kelopak mata, ujung mata, ketiak, telinga, bagian dalam
pusar dan di bawah hidung, karena biasanya hal tersebut bisa dilupakan.

Sesungguh tercapainya sunnah-sunah hendaknya sangat memperhatikan telinga,


terutama pada orang yang puasa dengan mengambil segenggam air dan memasukkannya
ke dalam telinga dengan perlahan supaya mengenai lekuk-lekuknya tetapi tidak sampai
mengenai gendang telinga karena bisa membahayakan. Dan sampaikan juga air ke tempat-
tempat tumbuh rambut yang tipis maupun lebat. Ketahuilah bahwa berkumur dan istinsyaq
(menghirup air ke hidung) adalah sunah tersendiri diwaktu mandi karena sebagaimana
keduanya adalah sunah tersendiri di waktu mandi sebagaimana yang disebutkan dalam
Fathul Jawad.

Tidaklah meninggalkan keduanya seperti meniggalkan whudu dan sunnah-


sunahnya walaupun sehabis mandi karena tidak disyaratkan tertib (berurutan) dalam
perbuatan-perbuatannya. Menurut Imam Malik keduanya adalah sunah di waktu mandi dan
wudu sebagaimana mazhabnya, wajib dalam mandi dan wudu menurut Imam Ahmad serta
fardu dalam mandi, sunah dalam wudu menurut Imam Abi Hanifah.

Jagalah tanganmu jangan sampai engkau menyentuh kemaluan sesudah wudu,


yakni sebelum mandi, sebagaimana disebutkan dalam Al-Ihya’. Jika tanganmu menyentuh,
maka ulangilah wudu. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dan ini jelas
supaya keluar dari khilaf. Al-Bujairami berkata: “Andaikata setelah wudu dan sebelum
mandi engkau berhadas, maka tidaklah disunahkan mengulangi wudu, ini menurut
pendapat yang mu’tamad dari Ar-Ramli, karena wudu tidak dibatalkan oleh hadas, tetapi
dibatalkan oleh jimak.”

Ada tatacara wudhu yang mana tidak dibatalkan oleh hadast. Dalam bait-bait
syairnya As-Suyuthi berkata: Katakanlah kepada ahli fikih dan para para ulama ataupun
gurumu. Mengenai orang yang berwudu, yang telah melakukan perbuatan yang tepat.
Mereka tidak membatalkan wudunya meskipun tidak buang air besar atau lebih dan
wudunya tidak batal kecuali dengan persetubuhan baru.

Fardu wudu adalah membasuh muka dan kedua tangan sampai dengan kedua siku,
mengusap sebagian kepala dan membasuh kedua kaki sampai tumit disertai niat dan tertib.
Selain itu adalah sunah muakkadah. Keutamannya dan pahalanya banyak sedangkan yang
meremehkannya akan rugi.Adapun wudu yang akan menghapus dosa-dosa kecil. Jika ia
tidak mempunyai dosa kecil, maka diambillah dari dosa besar. Kemudian, fardu-fardu di
sini terhadap wudu adalah menjauhi maksiat. Yaitu apabila yang dimaksud dengan nawafil
adalah sunah-sunah wudu, maka arti perkataan: Nawafil mengganti kekurangan faraidh
yaitu pengamalan sunah-sunah wudu menggantikan faraidh yang berarti meninggalkan
dosa-dosa besar yang berkaitan dengan hak-hak Allah, yakni menghapus dosa-dosa itu di
samping penghapusan dosa oleh wudu tanpa sunah-sunahnya.

Anda mungkin juga menyukai