Anda di halaman 1dari 6

WUDHU

Menurut bahasa, pengertian wudhu berasal dari kata wadha’ah yang berarti kebersihan dan baik.
Sederhananya pengertian wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air.
Hal ini berkaitan dengan seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan salat.
Berwudu bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wudhu adalah menyucikan diri
(sebelum salat) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Sementara itu, dilansir dari
Wikimuslim, pengertian wudhu secara istilah adalah menggunakan air yang dapat mensucikan
pada empat anggota tubuh (Wajah, tangan, kepala, kaki) dengan sifat yang khusus menurut
syariat.

Pengertian wudhu merupakan tindakan yang wajib dilakukan oleh umat Muslim, terumata ketika
hendak melakukan ibadah salat, thawaf di kakbah dan menyentuh Al-Qur’an. Berikut ayat Al-
Qur’an yang mewajibkan seorang Muslim untuk berwudu sebelum hendak melakukan salat.
Allah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman jika kalian berdiri untuk (mendirikan) salat maka cucilah
wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian hingga ke siku-siku dan basuhlah kepala-kepala
kalian den (cucilah) kaki-kaki kalian hingga kedua mata kaki..." (QS. Al-Maidah [5]:6)

Rukun wudhu

1. niat,
2. membasuh wajah,
3. membasuh tangan hingga siku,
4. mengusap sebagian kepala,
5. membasuh kaki hingga mata kaki, dan
6. tertib

Berikut beberapa sunah berwudhu yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW:

 Membasuh kedua telapak tangan.


 Menggosok gigi dengan siwak dan berkumur.
 Memasukkan air ke dalam hidung.
 Menyapu air ke seluruh kepala.
 Membasuh kedua telinga (bagian dan luar).
 Mendahulukan yang kanan.
 Menggosok celah-celah jari tangan, kaki, dan janggut jika panjang.
 Melakukan sebanyak 3 kali.
 Berturut-turut, yaitu bersambung dari awal sampai akhir tanpa jeda
tata cara wudhu berikut ini:

1. Memulainya dengan Niat

Niat wudhu artinya sengaja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu karena
melaksanakan perintah Allah SWT dan mengikuti anjuran Rasul-Nya.

“Rasulullah SAW menerangkan bahwa segala perbuatan tergantung kepada niatnya, dan
seseorang akan mendapatkan balasan menururt apa yang diniatkannya…” (HR. Bukhari dalam
Fathul Baary, 1:9; Muslim, 6:48).

Niat Wudhu

"Nawaitul wudhuu-a liraf'll hadatsil ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa"

Artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardu karena Allah."

2. Membaca Basmallah Kemudian Berkumur

Setelah melakukan niat dengan kesungguhan hati, kemudian bacalah basmallah. Membaca
basmallah ini dilakukan sambil mencuci kedua telapak tangan sebanyak 3 kali hingga ke sela-
sela jari. Namun bila lupa untuk membaca basmallah, maka wudhu yang kamu lakukan tetap sah.

Selanjutnya, berkumur sebanyak tiga kali dan membersihkan gigi hingga bersih agar tidak ada
bekas makanan yang ada di gigi. Disunahkan juga untuk membersihkan hidung dengan
menghirup air dengan sekali hirup dan mengeluarkannya dengan cara memencet hidung dengan
tangan kiri, juga sebanyak tiga kali.

3. Mencuci Muka Tiga Kali

Tata cara wudhu selanjutnya adalah dengan mencuci muka sebanyak tiga kali. Mulai dari tempat
tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan hingga telinga kiri.

4. Mencuci Kedua Belah Tangan Hingga Siku

Berikutnya siram air pada tangan sampai membasahi kedua siku. Hal ini telah sesuai dengan
perintah Allah SWT dalam Al-Maidah ayat 6 yang memiliki arti, “Dan basuhlah tangan-
tanganmu sampai siku.”
Rasulullah membasuh tangannya yang kanan sampai melewati sikunya, dilakukan sebanyak tiga
kali. (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56).

5. Mengusap Kepala

Tata cara wudhu berikutnya adalah dengan mengusap kepala hingga ke belakang. Mengusap
kepala ini perlu dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagaian kepala. Hal ini sesuai dengan
perintah Allah SWT dalam Al-Maaidah ayat 6, yang memiliki arti, “…dan usaplah kepala
kalian…”

Rasulullah SAW mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak
tangannya yang telah dibasahi dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari
bagian depan kepala sampai ke belakang tengkuknya. (HSR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan
Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251).

6. Membersihkan Kedua Telinga

Setelah mengusap kepala dilanjutkan dengan membersihkan kedua telinga tanpa perlu
mengambil air baru. Membersihkan telinga dalam tata cara wudhu dan bacaannya ini dilakukan
dengan memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusapkan kedua daun
telinga. Hal ini dilakukan secara bersamaan antar telinga kanan dan telinga kiri.

7. Membasuh Kedua Kaki Sampai Mata Kaki

Tata cara wudhu sesuai sunah selanjutnya adalah dengan membasuh kedua kaki sampai mata
kaki hingga tiga kali. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 6,
yang artinya: “…basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki”.

Untuk membasuh kaki hingga mata kaki ini, Rasulullah SAW mendahulukan kaki kanan hingga
tiga kali, kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-
gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan
Muslim, I/149, 3/128).

Rasulullah menyuruh umatnya agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak
sempurna cara membasuhnya akan terkena ancaman neraka. Gosok celah-celah jari dan pastikan
tumit yang terlipat kulitnya mengenai air wudhu.

8. Membaca Doa Setelah Wudhu


Setelah bersuci dengan tata cara wudhu yang benar, kamu disunahkan untuk membaca doa
wudhu. Saat membaca doa wudhu ini sebaiknya menghadap kiblat sambil mengangkat kedua
tangan. Berikut ini doa setelah wudhu beserta artinya:

"Asyhadu Alla Ila Haillallaah Wahdahu Laa Syariika Lahu Wa Asyhadu Anna Muhammadan
Abduhu Wa Rasuuluhu, Alloohummaj'alni Minattawwaabiina' Waj'alni Minal Mu Tathahhiriina
Waj'alni Min Ibadi Kash Shaalihiin"

Artinya: "Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-
Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku
orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang shaleh"

Hal-hal yang membatalkan wudhu

 Keluarnya Sesuatu dari Kemaluan


Segala sesuatu yang keluar dari salah satu kemaluan, seperti kencing, buang air besar,
madzi, wadi, mani, maupun kentut.

Dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak akan menerima
sholat salah seorang dari kamu jika dia berhadats sehingga dia berwudhu."

 Melahirkan tanpa keluarnya darah


Menurut pendapat Ash-Shahibain (Abu Yusuf dan Muhammad Hassan Asy-Syaibani)
tidak ditetapkan hukum bernifas bagi perempuan tersebut. Dia (perempuan bersalin)
hanya diwajibkan berwudhu karena lembab yang berlaku ada farjinya.

 Darah dan Nanah


Sesuatu yang keluar tidak melalui dua kemaluan, seperti darah, nanah, dan nanah yang
bercampur dengan darah bisa membatalkan wudhu dengan syarat (menurut madzhab)
mengalir ke tempat yang wajib disucikan. Bila setetes, dua tetes tidak diwajibkan
berwudhu.

Hal ini sesuai dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, "Wudhu hendaklah dilakukan
bagi setiap darah yang mengalir."
 Muntah
Mengeluarkan makanan dari mulut atau muntah bisa membatalkan wudhu. Namun,
terdapat dua pendapat mengenai hal ini, madzhab Hanafi dan Hambali berpendapat
muntah dapat membatalkan wudhu jika yang keluar seukuran kadar satu mulut penuh.

Kedua, bagi madzhab Maliki dan Syafi'i berpendapat wudhu tidak batal karena muntah.
Hal ini sesuai dengan contoh Rasulullah pernah muntah dan tidak mengambil air wudhu.

 Hilangnya Kesadaran
Hilang akal, baik karena gila, pingsan, mabuk, atau disebabkan oleh obat-obatan, baik
sedikit maupun banyak. Selain itu, tidur juga menjadi hal yang membatalkan wudhu
sesuai hadits riwayat Abu Dawud.

"Mata adalah pengawal dubur. Oleh karena itu, barangsiapa tidur, maka dia wajib
berwudhu."

 Menyentuh kemaluan
Menyentuh kemaluan tanpa ada batas, baik itu kemaluan sendiri atau kemaluan orang
lain. Dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa yang membawa tangannya ke kemaluannya, tanpa ada yang membatasi, maka
wajib berwudhu."

 Makan Daging Unta


Menurut madzhab Hambali, memakan daging unta, baik matang maupun mentah dapat
membatalkan wudhu. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah bersabda,

"Berwudhu karena makan daging unta dan kamu tidak diminta untuk berwudhu karna
makan daging kambing."

 Memandikan Mayat
Dalam hadits riwayat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, Abu Hurairah berkata, "Sekurang-
kurangnya dia hendak lah berwudhu, karena biasanya tangan mereka tidak terselamat dari
menyentuh kemaluan mayat."

 Ragu dengan adanya Wudhu


Dalam madzhab Maliki, barang siapa yang merasa yakin bahwa dirinya suci kemudian
dia ragu tentang terjadinya hadats, maka dia wajib berwudhu. Hal ini juga berlaku ketika
dia yakin berhadas dan ragu masih suci.

Anda mungkin juga menyukai