Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AIK 2

WUDHU

KELOMPOK 1 :

RIO DWINANDA SUDIQ 20181440011


LINDA MEILANI DJUWIAH PUTRI 20181440029
RINDI APRILIANTI 20181440057
RAHMADANY JIYAN PUSPITASARI 20181440089
DEVI SHALSABILA ATIKA DJATMIKO 20181440010
IDA NURIYA FATMAWATI 20181440019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA


FALKUTAS ILMU HUKUM
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan ibadah umat Islam pasti melakukan membersihkan (thaharah)


terlebih dahulu mulai dari wuhdu. Wudhu adalah sebuah syariat kesucian yang Alloh
‘azza Wa Jalla tetapkan kepada kaum muslimin. Sebagai pendahuluan bagi shalat dan
ibadah lainnya. Di dalamnya terkandung sebuah hikmah yang mengisyaratkan kepada
kita bahwa hendaknya seorang muslim memulai ibadah dan kehidupannya dengan
kesucian lahir batin. Sebab kata ini sendiri berasal dari kata yang mengandung makna
“kebersihan dan keindahan”.
Wudhu disyariatkan bukan hanya ketika kita hendak beribadah, bahkan juga
disyariatkan pada seluruh kondisi. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar
selalu dalam kondisi bersuci (wudhu) sebagaimana yang dahulu yang dilazimi oleh
Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia. Mereka senantiasa berwudhu,
baik dalam keadaan senang ataupun susah dan kurang menyenangkan (seperti saat
muslim hujan dan dingin).
Ibadah adalah sesuatu pekerjaan yang dicintai Allah Swt dan diridhaoi-Nya,
perkataan, perbuatanlahir dan bathin. Untuk melaksanakan sebagian ibadah dan
amalan-amalan tertentu haruslah bersuci sebagai mana yang telah di jelaskan dalam
Al-quran surat Al-Ma’idah ayat : 6, surat An-Nisa ayat : 43 dan beberapa Sabda
Rasulullah SAW. (Rasid, S. 1964) dalam hukum islam, soal bersuci dan segala seluk-
beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan yang penting, terutama syarat-syarat sah
Shalat telah ditetapkan bahwa seseorang yang akan mengerjakan abadah shalat
diwajibkan suci dari hadas dan suci pula badan pakaiyan dan tempatnya dari najis.
Firman Allah Swt dalam Al-quran Surat -Baqoroh ayat 222 yang artinya
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri”Thaharah atau bersuci ialah mengangkat atau menghilangkan
hadats dan najis dari tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian wudhu dan dasar hukumnya?
2. Apa saja rukun-rukun wudhu beserta syarat-syarat wudhu?
3. Apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu?
4. Apa saja sunnah-sunnah wudhu?

A. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian wudhu.
2. Agar menambah wawasan pengetahuan dalam tata cara berwudhu.
3. Agar memudahkan pembaca dalam memahami aturan tentang berwudhu.
4. Mengetahui apa saja dasar hukum wudhu.
5. Memahami dan dapat membedakan syarat sah dan rukun-rukun wudhu.
6. Mengetahui apa saja sunah-sunah dalam wudhu.
7. Mengetahui apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Wudhu

1. Pengertian Secara Bahasa


Al Imam Ibnu Atsir Al-Jazary rohimahumullah (seorang ahli bahasa)
menjelaskan bahwa jika dikatakan wadhu (ْ‫)ا َ ْل َوضُو ْء‬, maka yang dimaksud adalah air
yang digunakan berwudhu. Bila dikatakan wudhu (ْ‫)الُوضُو ْء‬, maka yang diinginkan di
situ adalah perbuatannya. Jadi, wudhu adalah perbuatan sedang wadhu adalah air
wudhu.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’iy rohimahulloh, kata wudhu terambil dari
kata al-wadho’ah / kesucian (ْ‫)اَ ْل َوضُو ْء‬. Wudhu disebut demikian, karena orang yang
sholat membersihkan diri dengannya. Akhirnya, ia menjadi orang yang suci.

2. Pengertian Secara Syari’at


Sedangkan menurut Syaikh Sholih Ibnu Ghonim As-Sadlan Hafishohulloh:
َّ ‫صةٍْفِىْال‬ ِ َ‫اءْاْالَ ْربَعَ ِةْ َعل‬
ُ ‫ىْصفَةٍْ َم ْخ‬ َ ‫ط ُه ْو ٍرْفِىْاْأل َ ْع‬ ْ ‫َم ْعن‬
َ ْ ٍ‫ْا َ ْست َ ْع ِملُْ َماء‬:ْ‫َىْال ُوض ُْو ِء‬
ِ‫ع‬
ْ ‫ش ْر‬ َ ‫ص ْو‬ ِ ‫ض‬
Artinya: maka wudhu adalah menggunakan air yang suci lagi menyucikan pada
anggota-anggota badan yang empat (wajah, tangan, kepala dan kaki) berdasarkan tata
cara yang khusus menurut syariat”.
Jadi definisi wudhu bila ditinjau dari sisi syariat adalah suatu bentuk peribadatan
kepada Alloh Ta’ala dengan mencuci anggota tubuh tertentu dengan tata cara yang
khusus.

 Disyari’atkan wudhu ditegaskan berdasarkan 3 macam alasan:


a. Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 6
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”.
b. Sabda Rosululloh
َ َ‫صالَة َْاَ َحد ُ ُك ْمْإِذَاْأَحْ د‬
ْ‫ثْ َحتَّىْيَت ََوضَّا َء‬ َ َْ‫الَيَ ْقبَلُْهللا‬
Artinya: Alloh tidak menerima shalat salah seorang dia nataramu bila ia berhadats,
sehingga ia berwudhu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
c. Ijma’
Telah terjalin kesepakatan kaum muslim atas disyari’atkannya wudhu
semenjak zaman Rosululloh hingga sekarang ini, sehingga tidak dapat disangkal lagi
bahwa ia adalah ketentuan yang berasal dari agama.

B. Rukun Wudhu
Dalam kitab Fathul Mu’in disebutjkan ada 6 hal yang menjadi rukun wudhu.
1. Niat fardhunya wudhu ketika pertama kali membasuh wajah
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan dari telapak dan lengan sampai siku
4. Membasuh sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki beserta jkedua mata kaki
6. Tertib

C. Syarat-syarat Wudhu
1. Dikerjakan dengan air mutlaq
2. Mengalirkan air di atas anggota yang dibasuh
3. Tidak ada sesuatu pada anggota yang dapat mengubah air, yaitu perubahan
yang merusakkan nama air mutlak itu
4. Pada anggota wudhu, tidak ada sesuatu yang menghalangi antara air dan
anggota yang dibasuh
5. Dilakukan sesudah masuk waktu shalat bagi orang yang selalu berhadats
D. Sunah-sunah Wudhu
1. Membaca basmalah sebelum mengambil air untuk membasuh muka sambil
niat berwudhu
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan, dicuci dengan air yang
suci 3x (tiga kali)
3. Berkumur
4. Beristisyaq (menghirup air ke dalam hidung) Dan sunnah mengeraskan
berkumur dan beristinsyaq bagi yang tidak puasa, dan makruh bagi yang
puasa. Berkumur dan istinsyaq dilakukan 3x.
5. Istinsaar (membuang air dari hidung) dengan meletakkan jari telunjuk dan ibu
jari tagan kiri di atas hidung. Jika dalam hidung terdapat kotoran yang keras,
hendaklah dikeluarkan dengan jari kelingking tangan kiri.
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam hingga gendang telinga
Dalam mengusap telinga harus menggunakan air yang babru, bukan air yang
habis digunakan mengusap kepala.
7. Merenggangkan jari-jari kedua tangan dan kaki jika menghalangi masuknya
air ke sela-sela jari.
8. Menggerakkan cincin agar air sampai pada bagian belah jari
9. Mendahulukan anggota kanan ketika membasuh kedua tangan dan kaki
10. Memulai dengan ujung anggota
11. Melebihkan basuhan pada anggota yang wajib, seperti wajah
12. Membasuh dua atau tiga kali
13. Menghadap kiblat
14. Langsung atau berurutan

E. Tata Cara Wudhu


1. Mengucapkan “bismillahirrahmannirrahim” serta niat dalam hati untuk
membersihkan hadast kecil karena Allah semata dan berharap kepada
Allah agar dosa-dosa kita diampuni.
2. Membasuh telapak tangan tiga kali sambil membersihkan sela jari-jari
tangan
3. Berkumur sambil menghisap air ke dalam hidung (bila tidak berpuasa)
tiga kali. Gunakan telapak tangan kanan dalam memasukkan air ke
mulut/hidung. Pada waktu berkumur hendaknya sambil membersihkan
gigi (menggosok gigi)
4. Membasuh muka tiga kali sambil membersihkan kotoran yang ada di
sudut mata dan jenggot (jika berjenggot). Adalah suatu kebaikan apabila
dapat melebihkan bagian muka yang dibasuh.
5. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku. Mulailah tangan kanan tiga
kali kemudian tangan kiri tiga kali
6. Mengusap kepala dengan air tiga kali, mulai dari ubun-ubun dari
tengkuk ke ubun-ubun
7. Membasuh kedua telinga luar dan dalam
8. Membasuh kedua kaki minimal sampai mata kaki. Mulailah dengan
membasuh kaki kanan tiga kali kemudian kaki kiri tiga kali. Usahakan
sela-sela jari kaki juga dibersihkan, demikian juga kuku jari-jari kaki
9. Berdo’a
Asyhadu anal ilaha illallah. Wahdahu la syarikalah. Waasyhadu anna
Muhammadan abduhu warasuluh.

F. Yang Membatalkan Wudhu


1. Kencing dan Buang Air Besar
Hal yang membatalkan wudhu dan disepakati bersama adalah keluarnya
kencing dan tinja dari seseorang. Tentang batalnya wudhu karena kencing dan
tinja adalah sesuatu yang sudah sangat diketahui dan disepakati dan sudah
jelas tidak memerlukan dalil untuk menjelaskannya.
2. Madzi dan Wadi
Termasuk yang membatalkan yang keluar dari kemaluan depan seorang
laki-laki adalah madzi dan wadi. Madzi adalah sesuatu yang keluar dari penis
seseorang lelaki setelah dia bercumbu, melihat atau berpikir mengenai seks.
Dia adalah air yang kental yang keluar dengan cara mengalir dan tidak
memancar laksana mani.Sedangkan wadi adalah air berwarna putih yang
keluar setelah buang air kecil. Keduanya membatalkan wudhu laksana
kencing, dan tidak ada kewajiban apa-apa lagi bagi seseorang yang keluar
madzi dan wadi kecuali istinja’ dan wudhu.
3. Keluarnya Angin dari Anus
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan dari Abu Hurairah,
bahwa Rosululloh SAW bersabda:
َ َ‫صالَة َْاَ َحد ُ ُك ْمْ ِإذَاْأَحْ د‬
ْ‫ثْ َحتَّىْ َيت ََوضَّا َء‬ َ َْ‫الَ َي ْق َبلُْهللا‬
Artinya: Alloh tidak menerima shalat salah seorang dia nataramu bila ia
berhadats, sehingga ia berwudhu”.
Abu Hurairah menafsirkan kata “hadats”, di sini ada orang bertanya
kepadanya: “apa yang dimaksud dengan hadats”? Dia berkata: kentut yang
tidak ada suaranya dan kentut yang ada suaranya.
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Zaid dari
Ashim Al-Anshari, bahwa dia mengadukan sesuatu kepada Rosululloh
tentang seseorang yang ragu merasakan sesuatu pada saat shalat yakni dia
merasakan ada angin keluar dari anusnya, maka Rosululloh SAW bersabda:
‫ص ْوتًاْأَ ْوْيَ ِجدَ ِر ْي ًحا‬
َ ْ‫فْ َحتَّىْيَ ْس َم َع‬ َ ‫الَيَ ْنفَتِ ْلْأ َ ْوْالَْ َي ْن‬
ْ ‫ص ِر‬
“Janganlah dia berhenti (berpaling) hingga dia mendengar bunyi atau dia
mencium bau”.
Artinya, dia masih tetap berada dalam keadaan suci dan dalam
wudhunya, karena itu adalah keyakinan, dan keyakinan tidak hilang
disebabkan keraguan, lain halnya jiak dia mendengar suara kentutnya atau
mencium baunya.
4. Tidur Berat
Hal yang disepakati membalatkan wudhu adalah tidur berat dan
panjang. Sebagaimana tidurnya seseorang yang tidur di malam hari, kemudian
dia bangun pagi.
Sedangkan yang berupa kantuk, maka dia tidak membatalkan wudhu,
sebab itu adalah tidur ringan.
ْ َ‫مْ َعلَىْ َع ْهد ِِنْ َي ْنت َِظ ُر ْون‬.‫س ْولُْهللاِْص‬
ُ ‫ابُْر‬
َ ‫ص َح‬ْ َ ‫ْ(كَانَْأ‬:َ‫يْهللاُْ َع ْنهُْقَال‬
َ ‫ض‬ َ ‫َع ْنْأَن َِسْاب ِْنْ َما ِل ِك‬
ِ ‫ْر‬
ْ ُ‫َّارْْق‬
ْ‫طنِى‬ َ ‫ص َّح َحه ُْالد‬ َ َ‫ْوالَْيَت ََوضَّؤُ نَ ْ(أ َ ْخ َر َجهُْأب ُْوْد َ ُاود‬
َ ‫ْو‬ َ َ‫صلُّ ْون‬
َ ُ‫س ُه ْمْث ُ َّمْي‬ َ َ‫ْال ِعشَا َءْ َحتَّىْتَحْ فِق‬
ُ ‫ْر ُؤ‬
ْ‫صلُهُْفِوْ ُم ْس ِل ٍم‬
ْ َ ‫َوا‬

5. Bersentuhan laki-laki dan perempuan yang boleh nikah yang sudah baligh
dan berakal, dan tidak ada penghalang keduanya.
6. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa ada penghalang
Tata cara wudhu dalam Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah
Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang wudhu terdapat dalam Kitab Thaharah.

KITAB THAHARAH
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, basuhlah
(cucilah) mukamu, tanganmu sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah kakimu
sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu berjunub maka bersuci (mandi) lah. Dan jika
kamu sakit atau bepergian atau salah seorang diantara kamu buang air (buang hajat)
atau kamu sentuh wanita (bersetubuh), dan tidak kamu dapati air maka
bertayammumlah kamu dengan debu yang bersih maka usaplah mukamu dan tanganmu
dengan debu itu”. Allah tidak menginginkan kesempitan kepadamu, tetapi hendak
mensucikan kamu dan menyempurnakan ni’matnya kepadamu, supaya kamu
bersyukur”. ( Qs. Maidah ayat 6).

Apabila kamu hendak berwudhu, maka hal yang utama adalah dengan membaca :
1.Bismillahirrahmanirrahim”
dengan mengikhlaskan niatnya karena Tuhan Allah dan basuhlah telapak tanganmu
tiga kali
2. gosoklah gigimu dengan Kayu arok atau sesamanya.
3. kemudian berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan
berkumurlah; kamu kerjakan yang demikian 3 kali sempurnakanlah dalam berkumur
dan mengisap air itu, apabila kamu sedang tidak berpuasa
4.kemudian basuhlah mukamu tiga kali dengan mengusap dua sudut matamu dan
lebihkanlah membasuhnya dengan digosok dan selai-selailah jenggotmu
5.kemudian basuhlah (kedua) tanganmu dan kedua sikumu dengan digosok tiga kali
dan selai-selailah jari-jarimu dengan melebihkan membasuh kedua tanganmu mulai
tangan kanan

6. lalu usaplah ubunmu dan atas surbanmu


7.dengan menjalankan kedua telapak tangan dari ujung muka kepala sehingga
tengkuk dan di kembalikan lagi pada permulaan
8.kemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah
dalamnya dengan telunjuk lalu basuhlah kedua kakimu beserta kedua mata kaki
dengan digosok tiga kali dan selai-selailah jari-jari kakimu dengan melebihkan
membasuh keduanya dan mulailah dengan yang kanan dan sempurnakanlah
membasuh kedua kaki itu kemudian ucapkan “Asyhadu allaila- ha-ilallah wahdahu-
la-syari-kalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasu-luh .

MENGUSAP KEDUA KHUF (SEPATU)


Dan usaplah kedua khuf atau semisalnya sebagai pengganti membasuh (mencuci)
kedua kaki dalam wudlu , untuk tiga hari dalam perjalanan dan satu hari dalam waktu
tidak bepergian, selama tidak membuka keduanya, sedangkan waktu memakainya di
waktu suci (belum batal wudlu-nya).

HADATS
Setelah kamu berwudlu dengan cara-cara yang tersebut diatas, maka kamu dalam
keadaan suci, selagi belum ada sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan dan selama
kamu tidak menyentuh wanita (setubuh) dan tidak menyentuh kemaluan dan tidak tidur
yang nyeyak dengan miring.

MANDI
Apabila kamu berjinabat karena mengeluarkan mani atau bertemunya kedua
persunatan atau kamu hendak menghadiri shalat Jum’ah atau kamu baru selesai dari
Haid atau Nifas, maka hendaklah kamu mandi dan mulailah dengan membasuh
(mencuci) kedua tanganmu dengan ikhlas niatmu karena Allah lalu basuhlah (cucilah)
kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu dengan tanah atau apa
yang menjadi
gantinya lalu berwudlulah seperti yang diatas; kemudian ambillah air dan masukkanlah
jari-jarimu pada pangkal rambut dengan sedikit wangi-wangian, sesudah dilepaskan
rambut-nya. Dan mulalilah dengan yang kanan, lalu tuangkan air ke atas kepalamu tiga
kali, lalu ratakanlah atas badanmu semuanya, serta di gosok, kemudian basuhlah
(cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri, dan
jangan berlebih-lebihan dalam menggunakan air.

TAYAMMUM
Dan jika kamu berhalangan menggunakan air atau sakit atau khawatir mendapat
madlarat, atau kamu di dalam bepergian, kemudian tidak mendapat air, maka
tayammumlah dengan debu yang baik, untuk mengganti wudlu dan mandi, maka
letakkanlah kedua tanganmu ke tanah kemudian tiuplah keduanya dengan ikhlas
niatmu karena Allah dan bacalah :Bismillahirrahmanirrahim kemudian usaplah kedua
tanganmu pada mukamu dan kedua telapak tanganmu. Dan apabila kamu dapat
menggunakan air maka bersucilah dengan air itu.

MENGHILANGKAN NAJIS
Apabila sebagian dari badanmu, pakaianmu dan tempatmu sholat terkena najis
hendaklah dibasuh (dengan menggosok dan menghilangkannya kalau itu darah haid)
sehingga hilanglah sifat-sifatnya, bau dan rasanya, dengan air yang suci, dan tidak
mengapa tertinggal bekas salah satu sifat najis tadi.
Dan untuk menghilangkan najis kencing anak laki-laki yang belum makan41 makanan,
percikkan dengan air sampai basah. Dan apa yang terkena oleh liur anjing cucilah tujuh
kali, salah satunya dengan debu yang bersih .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum
melaksanakan shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah shalat.
Pengertian wudhu sendiri menurut syara’ adalah, membersihkan anggota
wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. Dan wudhu juga disunah kan untuk hal-hal
beribadah yang lain, yang mengandung nilai – nilai kebajikan di luar dari pada ibadah
shalat wajib, karena wudhu adalah cahaya dan menjadi Shilahul Mu’minin.
Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedankan menurut syara’
artinya membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil.
Wudhu adalah suatu syarat untuh sahnya shalat yang dikerjakan sebelum
seseorang mengerjakan shalat. Perintah wajib wudhu ini sebagaimana firman Allah
SWT. Yang bunyinya sebagai berikut:
‫س ُح ْوا‬ َ ‫قْ َوا ْم‬ َّ ‫ْٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَْ ٰا َمنُ ْۤ ْوا اِذَا قُ ْمت ُ ْْم اِلَى ال‬
ِ ِ‫ص ٰلو ِْة فَا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْْم َوا َ ْي ِد َي ُك ْْم ِا َلى ْال َم َراف‬
ْۗ ‫ْن‬ ِْ ‫ُك ْمس ِْو ُء ُرِْب ْْو َواَ ْر ُجلَ ُك ْْم اِ َلى ْالـ َك ْع َبي‬
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki”.(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 6)

B. Saran
Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang dikerjakan sebelum
seseorang muslim mengerjakan shalat jadi hendaklah setiap muslim memahami dan
benar-benar mengerti setiap rukun dan syarat sahnya wudhu, sebab tidak sahnya wudhu
berarti tidak sah juga sholat seorang muslim.

Anda mungkin juga menyukai