WUDHU
KELOMPOK 1 :
A. Latar Belakang
A. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian wudhu.
2. Agar menambah wawasan pengetahuan dalam tata cara berwudhu.
3. Agar memudahkan pembaca dalam memahami aturan tentang berwudhu.
4. Mengetahui apa saja dasar hukum wudhu.
5. Memahami dan dapat membedakan syarat sah dan rukun-rukun wudhu.
6. Mengetahui apa saja sunah-sunah dalam wudhu.
7. Mengetahui apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Rukun Wudhu
Dalam kitab Fathul Mu’in disebutjkan ada 6 hal yang menjadi rukun wudhu.
1. Niat fardhunya wudhu ketika pertama kali membasuh wajah
2. Membasuh wajah
3. Membasuh kedua tangan dari telapak dan lengan sampai siku
4. Membasuh sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki beserta jkedua mata kaki
6. Tertib
C. Syarat-syarat Wudhu
1. Dikerjakan dengan air mutlaq
2. Mengalirkan air di atas anggota yang dibasuh
3. Tidak ada sesuatu pada anggota yang dapat mengubah air, yaitu perubahan
yang merusakkan nama air mutlak itu
4. Pada anggota wudhu, tidak ada sesuatu yang menghalangi antara air dan
anggota yang dibasuh
5. Dilakukan sesudah masuk waktu shalat bagi orang yang selalu berhadats
D. Sunah-sunah Wudhu
1. Membaca basmalah sebelum mengambil air untuk membasuh muka sambil
niat berwudhu
2. Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan, dicuci dengan air yang
suci 3x (tiga kali)
3. Berkumur
4. Beristisyaq (menghirup air ke dalam hidung) Dan sunnah mengeraskan
berkumur dan beristinsyaq bagi yang tidak puasa, dan makruh bagi yang
puasa. Berkumur dan istinsyaq dilakukan 3x.
5. Istinsaar (membuang air dari hidung) dengan meletakkan jari telunjuk dan ibu
jari tagan kiri di atas hidung. Jika dalam hidung terdapat kotoran yang keras,
hendaklah dikeluarkan dengan jari kelingking tangan kiri.
6. Mengusap kedua telinga bagian luar atau dalam hingga gendang telinga
Dalam mengusap telinga harus menggunakan air yang babru, bukan air yang
habis digunakan mengusap kepala.
7. Merenggangkan jari-jari kedua tangan dan kaki jika menghalangi masuknya
air ke sela-sela jari.
8. Menggerakkan cincin agar air sampai pada bagian belah jari
9. Mendahulukan anggota kanan ketika membasuh kedua tangan dan kaki
10. Memulai dengan ujung anggota
11. Melebihkan basuhan pada anggota yang wajib, seperti wajah
12. Membasuh dua atau tiga kali
13. Menghadap kiblat
14. Langsung atau berurutan
5. Bersentuhan laki-laki dan perempuan yang boleh nikah yang sudah baligh
dan berakal, dan tidak ada penghalang keduanya.
6. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan tanpa ada penghalang
Tata cara wudhu dalam Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah
Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah tentang wudhu terdapat dalam Kitab Thaharah.
KITAB THAHARAH
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, basuhlah
(cucilah) mukamu, tanganmu sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah kakimu
sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu berjunub maka bersuci (mandi) lah. Dan jika
kamu sakit atau bepergian atau salah seorang diantara kamu buang air (buang hajat)
atau kamu sentuh wanita (bersetubuh), dan tidak kamu dapati air maka
bertayammumlah kamu dengan debu yang bersih maka usaplah mukamu dan tanganmu
dengan debu itu”. Allah tidak menginginkan kesempitan kepadamu, tetapi hendak
mensucikan kamu dan menyempurnakan ni’matnya kepadamu, supaya kamu
bersyukur”. ( Qs. Maidah ayat 6).
Apabila kamu hendak berwudhu, maka hal yang utama adalah dengan membaca :
1.Bismillahirrahmanirrahim”
dengan mengikhlaskan niatnya karena Tuhan Allah dan basuhlah telapak tanganmu
tiga kali
2. gosoklah gigimu dengan Kayu arok atau sesamanya.
3. kemudian berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan
berkumurlah; kamu kerjakan yang demikian 3 kali sempurnakanlah dalam berkumur
dan mengisap air itu, apabila kamu sedang tidak berpuasa
4.kemudian basuhlah mukamu tiga kali dengan mengusap dua sudut matamu dan
lebihkanlah membasuhnya dengan digosok dan selai-selailah jenggotmu
5.kemudian basuhlah (kedua) tanganmu dan kedua sikumu dengan digosok tiga kali
dan selai-selailah jari-jarimu dengan melebihkan membasuh kedua tanganmu mulai
tangan kanan
HADATS
Setelah kamu berwudlu dengan cara-cara yang tersebut diatas, maka kamu dalam
keadaan suci, selagi belum ada sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan dan selama
kamu tidak menyentuh wanita (setubuh) dan tidak menyentuh kemaluan dan tidak tidur
yang nyeyak dengan miring.
MANDI
Apabila kamu berjinabat karena mengeluarkan mani atau bertemunya kedua
persunatan atau kamu hendak menghadiri shalat Jum’ah atau kamu baru selesai dari
Haid atau Nifas, maka hendaklah kamu mandi dan mulailah dengan membasuh
(mencuci) kedua tanganmu dengan ikhlas niatmu karena Allah lalu basuhlah (cucilah)
kemaluanmu dengan tangan kirimu dan gosoklah tanganmu dengan tanah atau apa
yang menjadi
gantinya lalu berwudlulah seperti yang diatas; kemudian ambillah air dan masukkanlah
jari-jarimu pada pangkal rambut dengan sedikit wangi-wangian, sesudah dilepaskan
rambut-nya. Dan mulalilah dengan yang kanan, lalu tuangkan air ke atas kepalamu tiga
kali, lalu ratakanlah atas badanmu semuanya, serta di gosok, kemudian basuhlah
(cucilah) kedua kakimu dengan mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri, dan
jangan berlebih-lebihan dalam menggunakan air.
TAYAMMUM
Dan jika kamu berhalangan menggunakan air atau sakit atau khawatir mendapat
madlarat, atau kamu di dalam bepergian, kemudian tidak mendapat air, maka
tayammumlah dengan debu yang baik, untuk mengganti wudlu dan mandi, maka
letakkanlah kedua tanganmu ke tanah kemudian tiuplah keduanya dengan ikhlas
niatmu karena Allah dan bacalah :Bismillahirrahmanirrahim kemudian usaplah kedua
tanganmu pada mukamu dan kedua telapak tanganmu. Dan apabila kamu dapat
menggunakan air maka bersucilah dengan air itu.
MENGHILANGKAN NAJIS
Apabila sebagian dari badanmu, pakaianmu dan tempatmu sholat terkena najis
hendaklah dibasuh (dengan menggosok dan menghilangkannya kalau itu darah haid)
sehingga hilanglah sifat-sifatnya, bau dan rasanya, dengan air yang suci, dan tidak
mengapa tertinggal bekas salah satu sifat najis tadi.
Dan untuk menghilangkan najis kencing anak laki-laki yang belum makan41 makanan,
percikkan dengan air sampai basah. Dan apa yang terkena oleh liur anjing cucilah tujuh
kali, salah satunya dengan debu yang bersih .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum
melaksanakan shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah shalat.
Pengertian wudhu sendiri menurut syara’ adalah, membersihkan anggota
wudhu untuk menghilangkan hadats kecil. Dan wudhu juga disunah kan untuk hal-hal
beribadah yang lain, yang mengandung nilai – nilai kebajikan di luar dari pada ibadah
shalat wajib, karena wudhu adalah cahaya dan menjadi Shilahul Mu’minin.
Wudhu menurut bahasa artinya bersih dan indah, sedankan menurut syara’
artinya membersihkan anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil.
Wudhu adalah suatu syarat untuh sahnya shalat yang dikerjakan sebelum
seseorang mengerjakan shalat. Perintah wajib wudhu ini sebagaimana firman Allah
SWT. Yang bunyinya sebagai berikut:
س ُح ْوا َ قْ َوا ْم َّ ْٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَْ ٰا َمنُ ْۤ ْوا اِذَا قُ ْمت ُ ْْم اِلَى ال
ِ ِص ٰلو ِْة فَا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْْم َوا َ ْي ِد َي ُك ْْم ِا َلى ْال َم َراف
ْۗ ْن ِْ ُك ْمس ِْو ُء ُرِْب ْْو َواَ ْر ُجلَ ُك ْْم اِ َلى ْالـ َك ْع َبي
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki”.(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 6)
B. Saran
Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang dikerjakan sebelum
seseorang muslim mengerjakan shalat jadi hendaklah setiap muslim memahami dan
benar-benar mengerti setiap rukun dan syarat sahnya wudhu, sebab tidak sahnya wudhu
berarti tidak sah juga sholat seorang muslim.