Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK

MEMBANGUN MASYARAKAT DEMOKRASI DAN BERKEADABAN


DALAM TINJAUAN FILOSOFIS DAN PEDAGOGIS
Makalah ini disusun unuk memenuhi tugas
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Syukullah, M.H.I.
Disusun oleh:
Robiatul Adawiyah (202212126110)
Silvia (202212126106)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan dengan tema " Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Membangun Masyarakat Demokrasi Dan Berkeadaban Dalam Tinjauan Filosofis Dan
Pedagogis “ dengan keadaan sehat wal’afiat. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan
keharibaan Nabiyullah Muhammad SAW. Yang telah menerangi kita semua dengan lentera
yang terang benderang yakni al ilmu wa addinul islam.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu kami
memohon maaf yang setulus-tulusnya dan mengharapkan kritik serta saran dari teman-teman
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi teman-teman semuanya.

Surabaya, 18 februari 2023

penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR............................................................................................................... i

Datar isi.................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

A. Pengertian Demokrasi dan Kewarganegaraan..............................................................


B. Landasan Histori...........................................................................................................
C. Pemikiran Tentang Demokrasi di Indonesia................................................................
D. Hasil Membangun Masyarakat Demokrasi Berkeadaban...........................................

BAB III PENUTUPAN...........................................................................................................

Kesimpulan...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa indonesia memiliki sejarah yan panjang dalam pembentukannya. Penuh
dengan perjuangan dan pengorbanan, namun pada akhirnya berani untuk
memproklamirkan diri menjadi sebuah bangsa dan negara yang merdeka dari penjajahan
pada 17 Agustus 1945. Konsep bangsa Indonesia merujuk pada pemikiran Emest-Renan
bahwa bangsa bukan diartikan sebagai satu asal nenek moyang, tetapi merupakan satu
kesatuan solidaritas atau setia kawan satu sama lain atau bangsa adalah satu jiwa atau
satu asas spiritual yang tercipta oleh rasa pengorbanan yang telah dibuat oleh masa
lmapau yang oleh mereka telah bersedia berkorban demi masa depan generasi
penerusnya (Zainul Ittihad Amin, 2010).
Adapun negara merupakan sebuah organisasi di antara kelompok atau beberapa
kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompak manusia tersebut. Negara juga dapat didefiniskan
sebagai sebuah organisasi yang memilki wilayah, rakyat, pemerintahan yang berdaulat
serta memiliki hak istimewa, seperti hak memaksa, hak monopoli, dan hak mencakup
semua yang bertujuan untuk menjamin perlindungan, keamanan, keadilan, serta
tercapainya tujuan bersama. Adapun syarat berdirinya negara adalah memiki tujuan,
memiliki Undang-undang Dasar, adanya pengakuan dari negara lain baik secara dejure
maupun secara defacto.
Setelah berdirinya Bangsa dan Negara Indonesia bukan berarti tanpa
adanya ancaman, hambatan, gangguan, dan tantangan lagi, bahkan saat ini
bangsa Indonesia menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Jika
dahulu perang yang dihadapi musuhnya terlihat (nyata) dalam artian bersenjata
yang tampak mata, saat ini perang dalam bentuk proxy war atau senjatanya tak
nyata seperti senjata, misalnya kejahatan narkoba, senjata biologi, cyber crime.
Perubahan masyarakat yang dinamis dan semakin derasnya arus globalisasi
juga dapat menimbulkan permasalahan bagi bangsa Indonesia. Melemahnya
semangat kebangsaan, nasionalisme, cinta tanah air serta munculnya perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa dan norma-norma yang berlaku.
Perilaku korupsi yang dianggap biasa, sikap individualistis, hedonisme,
persekusi tentu bukan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Demokrasi dan Kewarganegaraan?
2. Apa isi dari pemikiran Demokrasi di Indonesia?
3. Apa hasil Membangaun Masyarakat Demokrasi Berkeadaban?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian demokrasi dan kewarganegaraan


Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu terbagi menjadi 2 kata,
demos dan cratos. Demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan atau
kekuasaan. Jadi secara bahasa demos cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat.

Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu bidang kajian yang mempunyai obyek


telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, dengan menggunakan disiplin ilmu
pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu
lain yang relevan yang secara koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler
kewarganegaraan, aktivitas sosial kultural, dan kajian ilmiah kewarganegaraan.

Pengertian demokrasi menurut para ahli juga tidak sama dalam mengartikan
pengertian demokrasi (menurut Hadi:22019) yaitu sebagai berikut:
1. Pengertian demokrasi menurut Abraham Lincoln adalah sebuah sistem
pemerintahan yang dibentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat itu
sendiri.
2. Pengertian demokrasi menurut Charles Costello adalah suatu sistem sosial
dan politik yang mana kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh hukum dan juga
budaya yang melindungi segenap hak perorangan dari warga negara itu
sendiri.
3. Sedangkan pengertian demokrasi menurut Hans Kelsen adalah suatu
pemerintahan yang diadakan dan dilaksanakan dari rakyat dan untuk rakyat.
Dan mengenai pelaksanaan kekuasaan negaranya adalah wakil dari rakyat
yang sudah dipilih oleh rakyat setelah adanya keyakinan terhadap aturan yang
telah ditetapkan berhubungan dengan penerapan dari kekuasaan negara.
B. Landasan Histori
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata kuliah wajib umum dapat
ditelusuri dari berbagai upaya bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan serta
menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain:
1. Perjuangan para pahlawan dari berbagai pelosok tanah air untuk melawan
penjajahan, Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, Imam Bonjol, Hasanuddin,
Cut Nyak Dien.
2. Pergerakan dengan mendirikan berbagai organisasi pemuda, seperti Boedi
Oetomo, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama, Taman Siswa sebagai wujud
Kebangkitan Nasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, keagamaan,
sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan Kebangkitan Nasional.
3. Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai perwujudan tekad dan semangat
para pemuda untuk bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa
Indonesia, dan berbahasa persatuan bahasa Indonesia.
4. Pada masa penjajahan Jepang, para pemuda mempersiapkan untuk mendirikan
negara Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur.
5. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
6. Perjuangan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan untuk menghadapi
Belanda yang ingin menjajah dan menguasai kembali Indonesia.
7. Perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi pengkhianatan,
pemberontakan, penyelewengan, dan separatis.
C. Pemikiran Tentang Demokrasi Di Indonesia
Pada bagian pengantar telah dikemukakan bahwa suatu negara mempunyai ciri
khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh
sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan, pandangan hidup, serta tujuan yang ingin
dicapainya. Negara Indonesia telah mentasbihkan dirinya sebagai negara demokrasi atau
negara yang berkedaulatan rakyat. Tahukah Anda, di mana pernyataan tersebut
dirumuskan?
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan. Apa kekhasan
demokrasi Indonesia itu? Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik
(2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan
Pancasila yang masih terus berkembang dan sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai
tafsiran dan pandangan. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai
pokok dari demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NRI 1945.
Apa itu demokrasi Pancasila dan apa itu demokrasi konstitusional? Untuk
mendalami hal ini, cobalah Anda cari berbagai pendapat tentang Demokrasi Pancasila
dan Demokrasi Konstitusional.
Apakah sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, bangsa Indonesia sudah
memiliki tradisi demokrasi? Ada baiknya kita ikuti pendapat Drs. Mohammad Hatta
yang dikenal sebagai Bapak Demokrasi Indonesia tentang hal tersebut. Menurut Moh.
Hatta, kita sudah mengenal tradisi demokrasi jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni
demokrasi desa. Demokrasi desa atau desa-demokrasi merupakan demokrasi asli
Indonesia, yang bercirikan tiga hal yakni
1. cita-cita rapat,
2. cita-cita massa protes, dan
3. cita-cita tolong menolong.
Ketiga unsur demokrasi desa tersebut merupakan dasar pengembangan ke arah
demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat
rakyat” tidak hanya berdaulat dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi
dan sosial.1
D. Hasil Membangaun Masyarakat Demokrasi Berkeadaban
Demokrasi pada umumnya adalah kebebasan mengukakan pendapat, namun
demokrasi yang berkualitas adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai
Pancasila salah satunya tentang nilai keberadaban. “Presiden Joko Widodo sering
mengatakan agar perbedaan pendapat dalam pilihan politik jangan sampai membuat kita
terpecah-belah. Jangan kita bermusuhan hanya karena proses sesaat di kotak-kotak suara.
Karena itu, kita perlu membangun demokrasi yang berkualitas” ujar V. Hargo
Mandirahardjo, SH. M.Kn. Artinya sifat dari demokrasi disini adalah memiliki esensi
yang menjunjung tingi nilai keberadaban juga nilai kesopanan dan santun, maka
sangatlah penting kita menyikapi permasalahan tentang berita yang belum tentu
kebenarannya, yang pastinya memastikan terlebih dahulu bukti dari isu-isu tersebut,
jangan sampai menimbulkan perpecahan antar masyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Dalam ayat suci Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa kita harus mau meneliti
kebenaran atau berita yang sampai kepada kita atu berita yang sedang viral di social
media, yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tiadak menimpakan

1
M. Hatta, Demokrasi Kita (Jakarta: Idayu Press 1992).
suatu musibah kepda suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al-Hujurat: 6).
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di dalam alinea yang ke 3
berbunyi "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa". Ini merupakan tanggung jawab negara
dalam mewujudkannya dan merupakan kewajiban masyarakat Indonesia untuk menjadi
warga negara yang cerdas. Menurut Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf. SH.MH. Seorang
dosen Fakultas Hukum Unpar Bandung dalam orasi yang beliau buat terdapat pernyataan
seorang jurnalis dan pengarang tenama di Indonesia yaitu Mochtar Lubis pernah
menyebutkan dalam bukunya yang berjudul “Manusia Indonesia” bahwa ciri atau
steriotip manusia Indonesia itu ialah: 1. Munafik; 2. Enggan atau segan untuk
bertanggung jawab atas perbuatannya; 3. Bersikap dan berprilaku feodal; 4. Percaya
takhayul; 5. Artisitik berbakat seni; 6. Lemah watak atau karakter. Ciri tersebut tentu ada
benarnya dan juga banyak salahnya.
Yang dimaksud bangsa yang cerdas menurut UUD 1945 tidak hanya sekedar
bangsa yang pintar, berwawasan luas, atau berpengetahuan , tetapi jauh lebih mendasar
dari itu yaitu bahwa kehidupan bangsa yang cerdas itu meliputi:
1. Berketuhanan, artinya bangsa yang senantiasa taat dalam mejalankan ajaran dan
perintah Agama dan mejahui segala larangan-Nya dengan konsisten, baik, dan
benar.
2. Berperikemanusiaan, artinya bahwa watak atau karakter bangsa Indonesia adalah
hidup fan kehidupan itu harus dijalani dengan merdeka, tidak boleh ada satupun
yang menghalangi kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam arti cerdas disini
adalah cerdas anti penjajahan, maka dari itu kita butuh pemimpin yang tegas dan
berani mengatakan “Tiadak” kepada penjajah.
3. Berbudi pekerti luhur, artinya membangun dan mejalankan Negara untuk
mencapai masyarakat yang tata tentram kertaraharja harus berlandasan moral dan
budi pekerti yang luhur yang harus dimiliki khususnya oleh penyelenggara
negara.
Cerminan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur untuk saat ini adalah
membangun masyarakat demokrasi yang berkeadaban. Karena maraknya permusuhan
antar sesama, antar masyarakat, berbangsa maupun bernegara, lalu saling membully,
saling mencemoohkan di dalam sosial media, sehingga masyarakat lupa akan hal
keberadaban. Dan menyalah artikan definisi dari demokrasi tersendiri. Maka dari itu
patutulah kita menjadi warga negara yang cerdas, mampu menggunakan akal budinya
dengan baik. Semua manusia memahami mana yang benar dan mana yang salah, jika
akal budi kita digunakan antuk hal yang baik maka terjalinlah kebersamaan antar
masyarakat atau timbulnya rasa keharmonisan dan ketenteraman dalam suatu negara.2

2
T.H. Nurgiansah, (2020a) Fenomena Prostitusi Online Di Kota Yogyakarta Dalam Persfektif Nilai
Kemanusiaan Yang Adil Dan Bradab. Jurnal Keawarganegaraan, 17 (1), 27-34.
https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.14208
BAB III
KESIMPULAN

Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu terbagi menjadi 2 kata,
demos dan cratos. Demos yang berarti rakyat dan cratos yang berarti pemerintahan atau
kekuasaan. Jadi secara bahasa demos cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat.
Sebagai negara demokrasi, demokrasi Indonesia memiliki kekhasan. Apa kekhasan
demokrasi Indonesia itu? Menurut Budiardjo dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik (2008),
demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila yang
masih terus berkembang dan sifat dan ciri-cirinya terdapat pelbagai tafsiran dan pandangan.
Demokrasi pada umumnya adalah kebebasan mengukakan pendapat, namun demokrasi
yang berkualitas adalah demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila salah satunya
tentang nilai keberadaban. “Presiden Joko Widodo sering mengatakan agar perbedaan
pendapat dalam pilihan politik jangan sampai membuat kita terpecah-belah. Jangan kita
bermusuhan hanya karena proses sesaat di kotak-kotak suara. Karena itu, kita perlu
membangun demokrasi yang berkualitas” ujar V. Hargo Mandirahardjo, SH. M.Kn. Artinya
sifat dari demokrasi disini adalah memiliki esensi yang menjunjung tingi nilai keberadaban
juga nilai kesopanan dan santun, maka sangatlah penting kita menyikapi permasalahan
tentang berita yang belum tentu kebenarannya, yang pastinya memastikan terlebih dahulu
bukti dari isu-isu tersebut, jangan sampai menimbulkan perpecahan antar masyarakat,
berbangsa maupun bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Hatta, M. Demokrasi Kita (Jakarta: Idayu Press 1992).


Nurgiansah, T.H. (2020a) Fenomena Prostitusi Online Di Kota Yogyakarta Dalam Persfektif
Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Bradab. Jurnal Keawarganegaraan, 17 (1), 27-34.
https://doi.org/10.24114/jk.v17i1.14208

Anda mungkin juga menyukai