Anda di halaman 1dari 8

1.

1 Filsafat Pancasila

Pengertian nilai dasar harus difahami bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijadikan sebagai
pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekaryaan setiap lulusan PT. Peran nilai-nilai
dalam setiap Sila Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Nilai Ketuhanan dalam Sila Ketuhanan YME : melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan
perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal.

2. NIlai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab: memberi arah dan
mengendalikan ilmu pengetahuan.

3. Nilai Persatuan dalam Sila Persatuan Indonesia: mengkomplementasikan universalisme dalam


sila-sila yang lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub sistem.

4. Nilai Kerakyatan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan, mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi
berevolusi sendiri dengan leluasa.

5. Nilai Keadilan dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menekankan ketiga
keadilan Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif.

1.2 Identitas Nasional


Setiap bangsa memiliki karakter dan identitasnya sendiri. Di Indonesia, orang asing sering
terkesan dengan keramahan dan kekayaan budaya yang dimiliki. Indonesia adalah negara dengan
pulau terbanyak di dunia, memiliki suku, tradisi, dan bahasa yang berbeda-beda. Identitas
nasional suatu bangsa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti geografi, ekologi, demografi,
sejarah, kebudayaan, dan sifat masyarakat. Bangsa Indonesia dikenal dengan keramahan dan
keprihatinan terhadap orang lain, serta sebagai bangsa agraris dengan mayoritas penduduknya
sebagai petani. Sistem kemasyarakatan di suku-suku Indonesia biasa disebut system
Gemmeinschaaft, di mana masyarakat memiliki ikatan emosional yang kuat dengan kelompok
etnisnya.

Masyarakat Indonesia sering membentuk perkumpulan seperti Persatuan Mahasiswa dari


berbagai daerah untuk menjaga ikatan kebangsaan mereka. Identitas nasional Indonesia

1
tercermin dalam bahasa, bendera, lagu kebangsaan, dan simbol kenegaraan lainnya. Pancasila
merupakan identitas nasional Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bangsa
Indonesia pada dasarnya religius, humanis, suka persatuan, bermusyawarah, dan
memprioritaskan kepentingan bersama. Keragaman budaya di Indonesia seharusnya dilihat
sebagai kesatuan, bukan perbedaan.

Identitas nasional Indonesia juga diikat oleh pengalaman bersama pada masa penjajahan, di
mana masyarakat Indonesia sama-sama mengalami penderitaan. Identitas nasional Indonesia
dibentuk oleh faktor-faktor primordial dan kondisional yang memengaruhi pembentukan
karakter bangsa. Identitas nasional bersifat dinamis, selalu berubah dan dipengaruhi oleh
kekuatan globalisasi. Etnisitas cenderung mempertahankan hal-hal yang sudah ada, sementara
globalisasi membawa perubahan dan inovasi.

Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif, dan penting untuk memiliki sikap kritis dan
evaluatif dalam menghadapi dua kekuatan ini. Melalui dialog dan dialektika, diharapkan akan
tercipta ciri khas yang membangun identitas nasional yang kuat. Pandangan etnis seperti sikap
"nrimo" yang artinya menerima hal apa adanya, bisa dimaknai secara positif maupun negatif.
Sikap nrimo dalam hal positif bisa membantu dalam menjaga ketenangan jiwa dan menerima
hasil usaha dengan lapang dada.

Identitas nasional adalah bagian penting dari jati diri suatu bangsa, dan perlu dijaga serta
dikembangkan agar tetap relevan dalam konteks globalisasi yang terus berubah. Jaga keragaman
budaya, hormati perbedaan, dan jadikan sebagai kekuatan untuk bersatu dalam mencapai tujuan
bersama, yaitu keadilan, persatuan, dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.

1.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia mengalami pasang surut, dengan berkembangnya
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara maupun warga negara baik di dalam maupun luar
negeri. Untuk menjalankan hak dan kewajiban ini, tiga hal penting perlu ada. Pertama,
pemahaman yang tepat tentang Pancasila dari segi konsep, prinsip, dan nilai-nilai. Kedua,
pedoman pelaksanaan seperti Pedoman Penghayatan dan Pengalaman 8 Pancasila (P4)

2
diperlukan agar negara dan warganegara mengerti apa yang harus dilakukan dan bagaimana
mencapai tujuan tersebut. Ketiga, lembaga yang mengawasi pelaksanaan Pancasila,
memfasilitasi sosialisasi, dan memberikan masukan kepada lembaga negara agar kebijakan yang
diambil tidak bertentangan dengan Pancasila.

Pentingnya pemahaman tentang prinsip dasar hak dan kewajiban negara dan warga negara,
adanya pedoman pelaksanaan, dan lembaga pengawas juga merupakan bagian dari gerakan besar
revitalisasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan. Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan
warga negara dalam negara Pancasila mengacu pada UUD 1945 dengan memperhatikan konsep,
prinsip, dan nilai Pancasila dalam hak asasi manusia.

Penjelasan di bawah ini akan memberikan gambaran tentang konsep, prinsip dan nilai Pancasila

a. Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa, berperan sebagai pengelola dan pemelihara
alam secara seimbang dan serasi dalam keimanan dan ketakwaan.

b. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi manusia bersumber dari ajaran
agama, nilai moral universal, nilai budaya bangsa serta pengamalan kehidupan politik nasional.

c. Hak asasi manusia tidak boleh dirampas atau diabaikan oleh siapapun.

d. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan oleh pemahaman bahwa
kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan dengan
lingkungannya.

e. Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati dan menjamin hak asasi orang lain
sebagai suatu kewajiban.

f. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi yang harus dihormati dan ditaati
oleh setiap orang/warga negara.

1.4 Negara dan Konstitusi

Negara adalah salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat, di mana
setiap warga masyarakat menjadi anggota negara dan harus tunduk pada kekuasaan negara.
Organisasi negara mencakup semua orang di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi

3
semua anggotanya. Sebaliknya, negara memiliki kewajiban tertentu terhadap anggotanya untuk
menciptakan ketenteraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat melalui pemerintahannya.
Untuk mengatur pemerintahan agar tidak bertindak sewenang-wenang, diperlukan sistem aturan
yang mengatur hierarkhi aturan dari konstitusi hingga aturan tertinggi dan terendah. Konstitusi
bertujuan agar organisasi negara tertata dengan baik dan pemerintah tidak bertindak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya.

Bangsa adalah kesatuan solidaritas dalam masyarakat di mana setiap anggota merasa setia
kepada anggota lainnya. Nation adalah kesatuan solidaritas yang tercipta melalui pengorbanan di
masa lampau dan kesediaan untuk terus hidup bersama di masa depan. Penciptaan solidaritas
nasional diartikan sebagai proses pengembangan imaginasi di kalangan masyarakat tentang
komunitas mereka, sehingga tercipta kesatuan dan kesetiakawanan di antara anggota bangsa
tersebut. Merujuk pada Benedict Anderson, bangsa merupakan komunitas politik yang
dibayangkan dalam wilayah yang berdaulat, di mana anggotanya memandang satu sama lain
sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Negara merupakan organisasi politik independen yang menempati wilayah tertentu dengan
anggotanya bersatu untuk mempertahankan tatanan internal dan menghadapi tantangan dari luar.
Dalam tataran filosofis, negara dapat dilihat sebagai entitas yuridis atau masyarakat yang
terorganisasi secara politis. Menurut beberapa pendapat, negara adalah organisasi masyarakat
yang bertujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya yang
berlaku sepenuhnya sebagai souverein. Dengan demikian, negara adalah konstruksi yang
diciptakan manusia untuk mengatur pola hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat.
1.5 Demokrasi Indonesia

Dalam perkembangannya, demokrasi telah menggantikan beberapa sistem politik non-demokrasi

yang dianggap gagal pada saat itu, seperti totalitarian, otoritarian, monarki absolut, rezim militer,

dan kediktatoran. Seiring dengan waktu, demokrasi dan prinsip-prinsip yang menyertainya telah

mengalami perkembangan, pembaharuan, dan pengujian yang terus-menerus. Meskipun

demokrasi dianggap sebagai sistem politik yang terbaik untuk mencapai tujuan bernegara,

4
terdapat negara-negara yang merdeka setelah Perang Dunia II yang bergeser dari sistem

demokrasi menuju non-demokrasi.

Demokrasi sebagai konsep berasal dari bahasa Yunani yang berarti "pemerintahan rakyat."

Berbagai pendapat para ahli mengenai demokrasi, dan salah satunya yang terkenal adalah

pendapat Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan

untuk rakyat. Konsep demokrasi memiliki banyak pengertian dari berbagai sudut pandang atau

perspektif, sehingga tidak ada pengertian yang cukup untuk mewakili konsep tersebut.

Sejarah demokrasi melacak akar konsep ini pada era Yunani Kuno, di mana di negara kota

Athena terjadi pembaruan pemerintahan yang melahirkan sistem demokrasi. Setelah masa

kegelapan, gagasan demokrasi kembali berkembang di Eropa terutama setelah munculnya

konsep nation state pada abad ke-17. Pemikir seperti Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu,

dan JJ Rousseau memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan demokrasi dan

konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara.

Berdasarkan sejarah demokrasi, ada dua jenis utama: demokrasi kuno yang berkembang di

Yunani dan demokrasi modern yang berkembang di Eropa Barat. Demokrasi terus mengalami

evolusi seiring dengan perkembangan masyarakat dan kompleksitas kehidupan. Secara umum,

ada tiga makna demokrasi yang dapat dikategorikan, yaitu sebagai bentuk pemerintahan, sistem

politik, dan sikap hidup.

Pentingnya pendidikan demokrasi dalam suatu negara yang menyatakan diri sebagai negara

5
demokrasi juga menjadi pembahasan yang relevan. Pendidikan demokrasi dapat membantu

memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dalam masyarakat, serta memastikan keberlanjutan

sistem demokrasi dalam suatu negara. Dalam konteks Indonesia sebagai negara yang merdeka

setelah Perang Dunia II, perjalanan demokrasi di Indonesia juga mengalami pasang surut yang

perlu terus dipantau dan diperbaiki untuk mencapai tujuan bernegara yang lebih baik.

1. Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan

Makna demokrasi sebagai suatu bentuk pemerintahan merupakan pengertian awal yang
dikemukakan para ahli dan tokoh sejarah, misalnya Plato dan Aristotoles. Plato dalam tulisannya
Republic menyatakan bahwa bentuk pemerintahan yang baik itu ada tiga yakni monarki,
aristokrasi, dan demokrasi.

2. Demokrasi sebagai Sistem Politik

Perkembangan berikutnya, demokrasi tidak sekedar dipahami sebagai bentuk pemerintahan,


tetapi lebih luas yakni sebagai sistem politik. Bentuk pemerintahan bukan lagi demokrasi ,
oligarki, monarki atau yang lainnya. Bentuk pemerintahan, dewasa ini lebih banyak menganut
pendapatnya Nicollo Machiavelli (1467- 1527). Ia menyatakan bahwa Negara (Lo Stato) dalam
hal ini merupakan hal yang pokok (genus). sedang spsesiesnya adalah Republik (Respublica) dan
Monarki (Principati).

3. Demokrasi sebagai Sikap Hidup

Jika demokrasi sebagai bentuk pemerintahan atau sistem politik maka hal itu lebih banyak
berjalan pada tingkat pemerintahan atau kenegaraan.. Tim ICCE IUN menyebut demokrasi
sebagai pandangan hidup. Bahwa demokrasi tidak datang dengan sendiri dalam kehidupan
bernegara. Ia memerlukan perangkat pendukungnya yakni budaya yang kondusif sebagai mind
set dan setting sosial dan bentuk konkrit dari manifestasi tersebut adalah dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup.

Geopolitik Indonesia yaitu wilayah sebagai ruang hidup dan Otonomi Daerah

6
Setiap bangsa mendapatkan anugerah Tuhan berupa Alam dengan segala Isinya yang berbeda
antar satu wilayah dengan wilayah lain. Manusia memiliki akal dan budi yang mewajibkannya
untuk mengembangkan hubungan yang baik antar sesama, lingkungan alam, dan hubungan
dengan Tuhan. Bangsa Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan, dengan kekuatan dalam
posisi geografis yang strategis dan kekayaan sumber daya alam, namun kelemahan dalam wujud
kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan. Prinsip dasar bangsa
Indonesia adalah wawasan nusantara, yang menekankan persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa,
dan aspek kehidupan nasional. Geopolitik adalah ilmu penyelenggaraan negara yang
mempertimbangkan masalah geografi wilayah tempat tinggal suatu bangsa.

Bangsa Indonesia memiliki pandangan geopolitik yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
dan Kemanusiaan yang luhur. Geopolitik berkembang sebagai ilmu penyelenggaraan negara
yang mempertimbangkan geografi wilayah tempat tinggal suatu bangsa. Istilah geopolitik berasal
dari kata geo yang berarti bumi dan politik yang berarti kesatuan masyarakat, membentuk konsep
ilmu bumi politik atau geographical politics. Prinsip-prinsip geopolitik menjadi dasar dalam
menentukan kebijakan nasional untuk mencapai tujuan tertentu. Geopolitik Indonesia didasarkan
pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

Paham geopolitik Indonesia menolak ekspansionisme dan rasialisme, serta mengutamakan


perdamaian, kemerdekaan, dan kerjasama antar bangsa. Wawasan nusantara merupakan konsepsi
geopolitik Indonesia yang mencakup keseluruhan aspek ruang, baik secara fisik geografis
maupun dalam pengertian keseluruhan. Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai, tetapi lebih
cinta kemerdekaan, mengutamakan prinsip-prinsip Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam
hubungan internasional. Geopolitik Indonesia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan
wilayah, bangsa, dan kehidupan nasional untuk tetap eksis dan mencapai cita-cita nasional yang
dicita-citakan.

1.6 Geostrategi Indonesia

Latar belakang munculnya konsep Wawasan Nusantara adalah karena karakteristik wilayah
Nusantara sebagai wilayah Negara berbasis Kepulauan. Konsep Negara Kepulauan pada awalnya

7
dianggap asing, namun akhirnya diakui dalam Konvensi Hukum Laut Internasional sebagai
bagian dari yurisdiksi suatu negara, termasuk laut Teritorial, Perairan Pedalaman, ZEE, dan
Landas Kontinen. Wawasan Nusantara juga dipengaruhi oleh sejarah perjuangan bangsa, filosofi
Pancasila, dan jati diri bangsa Indonesia.

Dukungan diplomasi luar negeri Indonesia terhadap konsep ini, didukung oleh negara lain,
membuat potensi kekayaan alam Indonesia semakin berlimpah. Tantangan pemberdayaan
kelautan di Indonesia harus dioptimalkan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Wawasan Nusantara sebagai cerminan falsafah Pancasila dan UUD 1945 memberikan nilai,
moral, etika, dan pedoman sikap untuk memprioritaskan persatuan dan kesatuan bangsa dalam
segala aspek kehidupan nasional. Kesadaran akan ruang negara, bahwa kehidupan darat, laut,
dan udara adalah warisan bangsa yang harus dijaga, dilestarikan, dan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat, terutama dalam menghadapi ancaman terkikisnya nilai-nilai kebangsaan
dan jati diri Indonesia di era globalisasi dan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai