Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial
pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis yaitu
selalu mengikuti perkembangan zaman. Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh
berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah
berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan
tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman purba atau zaman
batu, manusia juga menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk membantu alat-alat
dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya. Manajemen kemudian berkembang sesuai
dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh
manusia itu. Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.
Dalam ilmu manajemen dikemukakan beberapa aliran sebagai dasar pemikiran
yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern
yang merupakan asal mula teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran
lainnya. Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya
manusia yang berada dalam organisasi.
Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk mendapatkan atau
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada masa
lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip apa yang
dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung saat ini.
Saat ini ilmu manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa
manajemen, usaha yang di keluarkan lebih banyak terbuang sia-sia dan pencapaian tujuan
juga akan lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan adanya manajemen
mempermudah kita untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan
yang saling bertentangan serta akan mencapai efesiensi dan efektivitas namun definisi
manajemen yang telah diterima secara universal.

1.2 Rumusan Masalah


Jelaskan latar belakang dan sejarah manajemen!
Jelaskan pionir-pionir manajemen!

1.3 Tujuan Masalah


Untuk mengetahui latar belakang dan sejarah manajemen
Untuk mengetahui pionir-pionir manajemen
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang dan Sejarah Manajemen


Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang
selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa
memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus
dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin segala sesuatunya
dikerjakan sesuai rencana.
Pembangunan piramida di Mesir tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang
yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol
pembangunannya. Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun
1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan
melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai
contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal : pada tiap-
tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip
dengan model ini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-
mobilnya. Selain lini perakitan, orang Vanesia memiliki sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola
angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya. Wren dan
Bedeian (2009) membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran
awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era modern. Klasifikasi teori
manajemen yang diantaranya terdiri dari : aliran klasik, aliran perilaku, aliran manajemen
ilmiah, aliran analisis sistem, aliran manajemen berdasarkan hasil, dan aliran manajemen
mutu.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan
sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat
menghasilkan kurang lebih 48.00 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat
meningkatkan produktivitas dengan :
a. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja
b. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas
c. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja
Peristiwa peting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah
Revolusi Industri di Inggris. Revolusi industri menandai dimulainya penggunaan mesin,
menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-
rumah menuju tempat khusus yang disebut “pabrik”. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-
manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan
kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu
sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring
dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman
purba atau zaman batu, manusia juga menggunakan keterampilan dan keahliannya untuk
membantu alat-alat dari batu guna merealisasikan tujuan hidupnya. Manajemen kemudian
berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh oleh manusia itu. Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.
Evolusi teori manajemen terjadi dari tahun ke tahun pada abad 19 hingga sekarang. Hal
tersebut digambarkan sebagai berikut :
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen
Tokoh Yang
Periode Waktu Aliran Manajemen Kontribusi
Berperan

Pengembangan teknik riset operasi,


* Frederick W.
simulasi, otomatisasi,dan segala
Taylor
macam cara dalam memecahkan
masalah manajemen

Pengembangan aspek manusia dalam


* Frank dan Lillian
bekerja. Seperti seleksi, penempatan,
Gilbreth
dan latihan personalia
1870-1930 Manajemen Ilmiah

Penggunaan metode grafik yang


sekarang dikenal dengan "Bagan
* Henry L Gantt
Gantt" untuk perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan produksi

Peminimalisasian pemborosan dan


*Harrington
ketidakefisienan sebagai penyakit
Emerson
sistem industri
Tokoh Yang
Periode Waktu Aliran Manajemen Kontribusi
Berperan

* Henry Fayol Mengemukakan teori dan teknik


administrasi dalam pengelolaan
organisasi.

Mengembangkan pengkategorian
* James D. Mooney
prinsip-prinsip dasar manajemen.

Teori Organisasi
1870-1930
Ilmiah
Mengaplikasikan praktik ilmu sosial
* Mary Parker Follett
dalam administrasi perusahaan.

Menekankan pentingnya peralatan


* Chaster I. Barnard komunikasi untuk pencapaian tujuan
kelompok.

Menguraikan penerapan peralatan


* Hugo Munsterberg psikologi untuk membantu pencapaian
tujuan produktivitas

Hubungan
1930-1940
Manusiawi

Mengadakan studi tentang perilaku


* Eiton Mayo
manusia dalam bermacam situasi kerja
Tokoh Yang
Periode Waktu Aliran Manajemen Kontribusi
Berperan

* Abraham Maslow Mengemukakan tentang hierarki


kebutuhan.

* Douglas
Pengembangan teori X dan teori Y
McGregor

* Frederick Menguraikan teori motivasi higienis


Herzberg atau teori dua faktor

* Robert Blake dan Membahas lima gaya kepemimpinan


Jane Mouton dengan kisi-kisi manajerial
Manajemen
1940-Sekarang
Modern

Menyarankan pendekatan contingency


* Fred Fiedler
pada studi kepemimpinan

Memandang organisasi sebagai sistem


* Chris Argyris
sosial

Melakukan penelitian tentang


* Edgar Schein
dinamika kelompok dalam organisasi
1.2 Pionir-Pionir Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Ilmu pengetahuan ini
timbul berkat hasil-hasil penyelidikan para ahli sejak dahulu hingga saat ini. Oleh karenanya, ahli-
ahli terhadulu tersebut kita sebut sebagai pionir atau tokoh manajemen karena beliau sebagai
perintis jalan meletakkan dasar-dasar ilmu manajemen. Berikut beberapa pionir atau tokoh ilmu
manajemen yaitu, sebagai berikut :
1. Frederich Winslow Taylor (1856-1915)
F.W Taylor adalah seorang manajer dan penasihat perusahaan, dan merupakan salah
seorang tokoh manajemen terbesar. F.W Taylor mengembangkan scientific management
theory menjelaskan arti scientific management pada hakikatnya adalah a great mental
revolution atau revolusi mental yang menyangkut mental manajer dan karyawan.
F.W Taylor melihat bahwa pertentangan yang terjadi di antara pihak manajer dan
pekerja pada masa lalu berkisar pada devision of the surplus (pembagian surplus). Lebih
dalam, yang dimaksud dengan pembagian surplus ini adalah di mana surplus itu terjadi
karena pihak manajer atau pemilik dan para pekerja sama-sama bekerja untuk
memproduksi barang atau jasa. Untuk memproduksi barang atau jasa tersebut, maka
perusahaan mengeluarkan biaya-biaya mulai dari biaya bahan mentah hingga biaya
pemasaran, penjualan, dan lainnya. Kemudian hasil dari penjualan tersebut dikurangi
biaya-biaya yang dikeluarkan, maka akan menghasilkan surplus. Surplus inilah yang akan
dibagi antara pekerja dari pemilik atau pemimpin perusahaan. Dalam pembagian inilah
timbul pertentangan antara kedua belah pihak.
Hakikat scientific management yang kedua adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk
melenyapkan sistem coba-coba untuk setiap unsur pekerjaan. Dalam bukunya yang
berjudul scientific management, yang diterbitkan oleh Darmount College, Hannover pada
tahun 1911, yang dikemukakannya pada konferensi pertama tentang scientific
management, antara lain ada empat prinsip, yaitu sebagai berikut :
a. Melenyapkan sistem coba-coba dan di tiap unsur pekerjaan harus diterapkan kemajuan
ilmu pengetahuan.
b. Memilih pekerja yang terbaik untuk setiap tugas untuk selanjutnya melatih dan
mendidiknya.
c. Setiap petugas itu menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan.
d. Membagi pekerjaan yang sebaik-baiknya antara pimpinan dan petugas.
F.W Taylor selanjutnya berpendapat bahwa dalam scientific management adalah tugas
setiap manajer untuk mengetahui apa yang terbaik, yaitu dengan jalan penganalisisan,
pengobservasian, dan percobaan-percobaan untuk mengetahui berapa berat muatan sekop
yang terbaik agar dapat menyekop sebanyak mungkin dan semudah mungkin.
Selain itu, hasil ciptaan F.W Taylor yang lainnya adalah sistem organisasi fungsional.
Pada bentuk organisasi fungsional ini, dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
perencanaan dan bagian pelaksanaan. Pada bagian perencanaan, terdapat ahli-ahli yang
diberi nama Route Clerk, Instruction Card Clerk, dan Time and Cost Clerk. Sedangkan
pada bagian pelaksanaan, terdapat para mandor yang diberi nama Gang Boss, Speed Boss,
Repair Boss, dan Inspector. Setiap ahli di bagian perencanaan dan mandor dapat memberi
instruksi kepada masing-masing buruh sepanjang ada sangkut paut dengan fungsinya.
Dengan begitu, masing-masing buruh bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan
fungsi atasan tersebut. Maka, bentuk organisasi ciptaan F.W Taylor itu disebut Bentuk
Organisasi Fungsional.
Selanjutnya, hasil lain ciptaan F.W Taylor yang perlu dikemukakan adalah sistem
pengupahan yang didasarkan atas upah per potong minuman dan upah per potong
maksimum, yang akan mendorong pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Sistem ini
lazim disebut “The Taylor Differenttial Rare System”. Menurut sistem pengupahan Taylor
ini, upah dibedakan menjadi dua macam upah yaitu, upah per potong minimum dan upah
per potong maksimum. Upah per potong minimum diberikan kepada orang yang
menghasilkan produksi lebih rendah atau sama dengan hasil kerja standar. Sedangkan upah
per potong maksimum diberikan kepada orang yang menghasilkan barang di atas hasil
kerja standar. Sementara yang dimaksud dengan hasil kerja standar adalah jumlah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh mereka yang berkecakapan biasa. Hasil kerja standar ini
ditetapkan dengan batas dasar penganalisisan terhadap sejumlah pekerja.
2. Henry Fayol (1841-1925)
Henry Fayol adalah seorang insinyur dari Prancis. Henry Fayol memiliki peran
yang hampir sejajar dengan F.W Taylor. Perbedaan pada prinsip manajemen yang
dipegang oleh keduanya adalah kalau Henry Fayol lebih menjurus pada pimpinan tingkat
atas, sedangkan F.W Taylor menitikberatkan perhatiannya pada pimpinan tingkat
menengah dan pertama.
Henry Fayol menggunakan seluruh karier bisnisnya pada sebuah perusahaan
pertambangan dan industri di Prancis. Tahun-tahun terakhir ia bekerja digunakan untuk
mengembangkan hasil pemikirannya, khususnya dalam lingkungan pemerintahan bahwa
prinsip-prinsip administrasi dapat dan harus diaplikasikan pada semua bentuk organisasi,
tidak hanya pada perusahaan dan industri saja. Henry Fayol menjelaskan fungsi
administrasi terdiri dari to Plan, to Organize, to Command, to Coordinate to Control.
Pada tahun 1908, Henry Fayol mengeluarkan sebuah buku dengan judul
Administration Industrielle et General, yang kemudian diterjemahkan oleh Constance
Storrs ke dalam Bahasa inggris dengan judul General and Industrial Management. Dalam
bukunya ini, Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip manajemen, adalah sebagai
berikut :
a. Division of Work
Spesialisasi dalam pekerjaan menurut Henry Fayol merupakan sifat alamiah
dan terlihat pada setiap masyarakat. Tujuan dari pembagian kerja adalah
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih luas dengan usaha yang sama.
Pembagian kerja memungkinkan pengurangan sasaran, terhadap mana perhatian
harus diarahkan, dan dikenal sebagai alat terbaik memanfaatkan individu-individu
dan kelompok-kelompok orang.

b. Authority and Responsibility


Authority atau wewenang adalah hak memberi instruksi-instruksi dan
kekuasaan yang meminta kepatuhan. Authority dibedakan menjadi dua yaitu
personal authority (kekuasaan pribadi) yang bersumber dari intelegensia,
pengalaman, nilai moral, kesanggupan memimpin, pelayanan-pelayanan masa lalu
dan sebagainya. Yang kedua yaitu official authority yang merupakan wewenang
formal atau wewenang resmi, yang diterima dari instansi yang lebih tinggi.
Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas dan fungsi-fungsi yang
harus dilakukan oleh seorang pejabat agar dapat melaksanakan authority yang
diberikan kepadanya. Agar kepatuhan tersebut diperoleh dari bawahan, sanksi
dapat diterapkan kepada mereka yang tidak memberi kepatuhan.
c. Dicipline
Hakikat dari disiplin adalah melakukan apa yang sudah disepakati bersama
antara pimpinan dengan para pekerja, baik secara lisan, atau berupa peraturan atau
kebiasaan. Disiplin ini berlaku untuk semua lapisan baik untuk bawahan dan juga
untuk atasan.
d. Unity of Command
Dalam setiap pekerjaan, seorang pegawai harus menerima instruksi dari
seorang atasan saja. Henry Fayol berkata, “Pada semua perserikatan manusia,
dalam industri, perdagangan, ketentaraan, di rumah dan di negara, instruksi yang
sifatnya dualistis adalah sumber konflik yang tiada berakhir. Kadang-kadang sangat
berbahaya, karenanya harus mendapat perhatian dari setiap atasan di tingkat mana
pun juga.”
e. Unity of Direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai one head and plan for a group of
activities having the same objective yang merupakan persyaratan penting untuk
kesatuan tindakan, koordinasi, kekuatan, dan memfokuskan usaha.
f. Subordination of Individual Interest to General Interest
Dalam sebuah perusahaan, kepentingan seorang pegawai tidak boleh di atas
kepentingan perusahaan. Begitu pun dengan kepentingan suatu negara harus
didahulukan dari kepentingan warganya atau kepentingan kelompok
masyarakatnya.
g. Remuneration of Personnel
Remuneration atau gaji bagi pegawai adalah sebuah harga dari layanan yang
diberikannya. Pemberian gaji ini hendaknya harus adil bagi kedua belah pihak, baik
bagi pegawai maupun bagi perusahaan. Tingkat besarnya gaji dipengaruhi oleh
besarnya biaya hidup, permintaan, penawaran tenaga kerja, keadaan umum
perusahaan, posisi ekonomi perusahaan, dan tergantung pula dari tingkat
pendidikan dan pengalaman pegawai tersebut. Henry Fayol juga menganjurkan
untuk penambahan gaji pegawai dalam bentuk bonus yang diberikan sekali dalam
setahun masa kerjanya yang dianggap merupakan pembagian keuntungan
perusahaan dimana pegawai tersebut bekerja. Lebih luas lagi, Henry Fayol
menganjurkan supaya perusahaan juga memerhatikan kesejahteraan pegawai dalam
pekerjaan, seperti penerangan, kebersihan, ventilasi yang memadai, dan juga
fasilitas kantin. Selain itu juga harus memerhatikan kesejahteraan pegawai di luar
pekerjaan seperti pemberian perumahan, beasiswa pendidikan, dan pelatihan bagi
pegawai.
h. Centralization
Masalah sentralisasi atau desentralisasi adalah masalah pembagian
kekuasaan. Pada suatu organisasi kecil, sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi
pada organisasi besar harus diterapkan desentralisasi. Sentralisasi diterapkan
apabila peranan bawahan cenderung berkurang, sedangkan desentralisasi
diterapkan apabila terlihat adanya tekanan untuk memberi peranan yang lebih besar
kepada bawahan.
i. Scalar Chain
Scalar chain (rantai saklar) adalah rantai yang bermula dari atasan, yaitu
dari authority terakhir hingga pada tingkat terendah. Prinsip scalar chain berarti
mempermudah komunikasi antara pegawai-pegawai setingkat, yang ada
manfaatnya kalau-kalau mereka langsung mengadakan komunikasi dengan
mengabaikan line of authority. Hal tersebut sering disebut menggunakan “Jembatan
Fayol”.
j. Order
Apabila diharapkan adanya ketertiban dalam sebuah perusahaan, haruslah
ada tempat yang tegas untuk setiap pegawai, dan setiap pegawai harus pada
tepatnya yang telah ditetapkan. Peribahasa yang tepat dalam hal ini adalah “The
right man in the right place” yang artinya tempatkanlah orang pada tempat yang
tepat.
k. Equity
Untuk merangsang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan
kesungguhan dan kesetiaan, mereka memerlukan keramahan dan keadilan.
l. Stability of Turnover of Personal
Stabilitas kondisi personalia perlu mendapat perhatian. Seorang pegawai
membutuhkan waktu agar dapat membiasakan diri pada pekerjaan baru dan berhasil
mengerjakannya dengan baik. Jadi, perputaran atau perpindahan karyawan pada
pekerjaan yang baru harus dihindari.
m. Initiative
Inisiatif merupakan kesanggupan untuk berpikir tentang sebuah rencana dan
meyakinkan keberhasilan atas perwujudan rencana tersebut. Sumber kekuatan
perusahaan adalah adanya inisiatif di kalangan atasan maupun bawahan, khususnya
pada masa sulit. Oleh karena itu, sangat penting memotivasi dan mengembangkan
inisiatif semaksimal mungkin.
n. Ecsprit de Corps
“Persatuan adalah kekuatan”. Keharmonisan, persatuan di kalangan
personalia perusahaan merupakan kekuatan besar bagi perusahaan.
Setiap prinsip-prinsip manajemen yang sudah disebutkan diatas, Henry Fayol
mengemukakan bahwa kegiatan dalam setiap industri dapat dibagi atas enam bidang yaitu
manajerial, pembukuan termasuk di dalamnya statistic, teknik (produksi), komersial
(membeli, menjual, dan melaksanakan pertukaran), finansial (pencarian dan penggunaan
modal secara optimal), kepastian (perhitungan harta dan manusia). Henry Fayol juga
memiliki pendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing,
commanding, coordinating, dan controlling.
3. Robert Owen (1771-1858)
Robert Owen merupakan seorang produsen tekstil yang berhasil di Skotlandia sejak
1800-1828, Robert Owen mencurahkan perhatian pada perombakan struktur masyarakat.
Dia juga salah seorang pendiri gerakan koperasi konsumsi.
Robert Owen memang lebih berfokus memberikan perhatiannya kepada faktor
produksi mesin maupun faktor tenaga kerja. Sehingga mendapatkan kesimpulan bahwa
mesin-mesin harus juga dilakukan suatu perawatan yang baik karena akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, maka sama halnya dengan pegawai atau tenaga kerja juga
harus diberikan perawatan dan perhatian oleh pimpinan. Lebih lanjut, Robert Owen
mempercayai bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan buruh dipengaruhi oleh
keadaan, baik di lingkungan internal maupun eksternal pekerjaan. Dengan perhatiannya
yang lebih terhadap para pekerja tersebut, maka Robert Owen diberi gelar sebagai Bapak
Manajemen Personalia.
4. Tokoh-Tokoh Lain
Selain dari ketiga tokoh tersebut, berikut ini dikemukakan tokoh-tokoh yang juga
memiliki peran dalam ilmu manajemen, yaitu :
a. Charles Babbage
Merupakan seorang sarjana matematika Inggris yang memberi perhatian di bidang
manajemen. Dia berpendapat bahwa prinsip-prinsip manajemen ditentukan melalui
pengalaman antarmanajer dalam menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam
perusahaannya. Charles Babbage berfokus memberi perhatian pada soal pembagian
kerja (division of labour). Berikut beberapa kebaikan-kebaikan pembagian pekerjaan
yaitu sebagai berikut :
- Rentang waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih efesien
- Lebih menghemat waktu, sehingga tidak banyak waktu terbuang apabila seorang
berpindah-pindah pekerjaan
- Keahlian yang terus bertambah karena proses yang berulang-ulang
- Kemungkinan timbulnya perhatian pekerjaan untuk memperbaiki alat-alatnya
karena perhatian sudah tertentu kepada objek itu saja.
b. Kapten Henry Metcalfe
Merupakan seorang anggota militer. Dalam kegiatannya dalam bidang militer
inilah ia memajukan dan menerapkan metode-metode yang diciptakannya. Dia
berpendapat ada suatu science of administration (ilmu pengetahuan) manajemen,
berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang diterapkan pada keadaan-keadaan yang
beraneka ragam. Prinsip-prinsip tersebut dapat diperoleh dengan melakukan
pencatatan, observasi, dan juga melakukan perbandingan.
c. Henry Robinson Towne
Merupakan pendiri dan presiden Yale dan Towne Manufacturing Company, selama
48 tahun. Dia menganjurkan agar para manajer mengadakan pertukaran pengalaman
yang diselenggarakan atau dibantu oleh organisasi sarjana mesin-mesin yang ada di
Amerika pada waktu itu.
d. Henry Laurence Gantt
Merupakan seorang asisten dari Federick W.Taylor selama bertahun-tahun, dan
akhirnya berdiri sendiri menjadi seorang konsultan, Gantt memperkenalkan sistem
bonus dalam pembayaran upah pegawai.
e. Russei Robb
Russei Robb bekerja pada store & Webster Inc. di Boston selama 36 tahun. Dan
beranggapan bahwa manajemen merupakan suatu teknik horizontal dan dapat
ditetapkan pada segala jenis aktivitas. Dalam materi kuliah tentang organisasi industri
yang disampaikan di Harvard Bussines School, ia mengatakan bahwa para manajer
dapat belajar lebih banyak dari pengalaman berabad-abad dari organisasi yang dipilih
tergantung kondisi dan kepada jenis hasil yang ingin mereka peroleh.
f. Harrington Emerson
Harrington Emerson aktif mengajar dalam perbankan, pembangunan perumahan,
perindustrian, dan akhirnya membuka biro konsultan pada tahun 1901. Dia juga
merupakan seorang salesman yang sungguh-sungguh mempromosikan prinsip-prinsip
dan praktik manajemen dalam dunia perusahaan.
Menurut Harrington Emerson, terdapat sebelas prinsip efisiensi, yaitu sebagai berikut
- Tujuan yang jelas (Clearly defined ideals)
- Common Sense
- Competent Causal
- Dicipline
- The Fair Deal
- Reliable
- Immidiate & Adequate Records
- Standardized Conditions
- Standardized Operations
- Written Standard Practice Instruction
- 36 Efficiency Reward
g. Etton Mayo
Merupakan seorang psikolog yang ikut melibatkan diri dalam penelitian tentang
pengaruh kelelahan pada tingkat produktivitas pekerja dan berbagai pengaruh istirahat
terhadap peningkatan output kerja atau produktivitas pekerjaan.
Menurut Mayo, manajemen yang baik harus mencegah penonjolan kepentingan
individu pekerja sehingga mereka mampu mengatasi apa yang disebut dengan rabble
hypothesis. Hipotesis yang menggambarkan bahwa dalam sebuah organisasi terdapat
kesemrawutan kerja karena masing-masing individu bertindak demi kepentingannya
sendiri.
Di samping itu, karena terjadi atomistic society pada kelompok-kelompok pekerja,
menyebabkan adanya gangguan sense of belonging dari salah satu kelompok pekerja
terhadap lingkungannya. Menurutnya, pada sebuah kelompok akan nada tipe-tipe
individu dewasa sesuai dengan reaksinya terhadap lingkungan, yaitu reaksi logis, non
logis, dan irasional.
Etton Mayo juga menggagap bahwa pekerja atau pegawai sebagai makhluk sosial,
yang tidak hanya dapat dipicu motivasi dan produktivitas kerjanya dengan peningkatan
upah atau gaji. Menurutnya, para pekerja ini akan bekerja lebih produktif apabila kerja
sama antarindividu di dalam sebuah kelompok kerja lebih dikembangkan dan mendapat
perhatian khusus untuk pengembangan motivasi mereka melalui insentif non material.
Pemikiran Mayo tersebut dikenal dengan teorinya yaitu Human Relationship Theory
dan Rabble Hypothesis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkn bahwa secara keilmuan, ilmu
manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu sekitar abad ke-19 menuju abad ke-20. Dalam
ilmu manajemen terdapat dua peristiwa penting, yang pertama terjadi pada tahun 1776, ketika
Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik. Dan peristiwa kedua yaitu revolusi
industri di Inggris. Perkembangan ilmu manajemen berkembang sesuai dengan Ilmu Pengetahuan
serta Teknologi (IPTEK). Ilmu manajemen ini timbul berkat hasil-hasil penyelidikan para ahli
sejak dahulu hingga saat ini yaitu di antaranya Frederich Winslow Taylor (1856-1915), Henry
Fayol (1841-1925), Robert Owen (1771-1858) , serta terdapat beberapa tokoh-tokoh lain yang
diantaranya : Charles Babbage, Kapten Henry Metcalfe, Henry Robinson Towne, Henry Laurence
Gantt, Russei Robb, Harrington Emerson, Etton Mayo.

3.2 Saran
Sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat memperoleh gambaran tentang
bagaimana manajemen itu berlangsung dari masa dahulu, kemudian bagaimana manajemen
tersebut berkembang sampai saat ini serta mengetahui ahli-ahli yang berperan dalam ilmu
manajemen. Dalam suatu perusahaan, sebaiknya mengambil konsep-konsep manajemen yang
tepat untuk menyesuaikan kondisi perusahaan tersebut baik itu internal maupun eksternal agar
perkembangan perusahaan dapat berjalan dengan efesien dan efektif sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai dan tentunya berkembang lebih baik lagi. Semoga dengan tersusunnya makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan sejarah manajemen dan pionir-pionir
manajemen, serta dapat dijadikan referensi bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai