Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH ILMU MANAJEMEN

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun


diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.1 Piramida tersebut dibangun oleh
lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Agung Giza tak akan
berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa sebutan
untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-


an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan
bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern
saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan
sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar
ditambahkan ke kapal tersebut.

Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh
Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia
memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya. Daniel Wren membagi evolusi

1
C.S. George Jr. 1972. The History of Management Thought, ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice
Hall. h.4
pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen
sains, era manusia sosial, dan era modern.2

Pemikiran awal

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu


manajemen. 3Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith
menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam
bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri
pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang
masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat
menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas
dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2)
menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan
mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.4

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu


manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat
pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus
yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika
itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada

2
Wren, Daniel dan Arthur Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought
3
Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall
4
Smith, Adam. 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu
manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

B. PERKEMBANGAN TEORI EKONOMI

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.


definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.5 Ricky W.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.6

Manajemen belum memiliki definisi yang luas dan diterima secara


universal.7 Manajemen adalah suatu proses bekerja sama dengan dan melalui
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan secara efisien
menggunakan sumber daya yang terbatas di lingkungan yang berubah-ubah
(Kreitner).8

Teori manajemen ilmiah menerangkan secara ilmiah metode terbaik


untuk melaksanakan tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan
memotivasi pekerja. Tujuannya adalah kebutuhan untuk meningkatkan
produktivitas. Teori manajemen ilmiah ini berkembang pada tahun 1870 hingga
1930. Pada kisaran tahun 1900-1940, muncul teori organisasi klasik.

5
Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Richard barrett - Business &
Economics - 2003. - Page 51
6
Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
7
Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
8
Nursam, Nasrullah (2017-10-25). "Manajemen Kinerja". Kelola: Journal of Islamic Education
Management.
Teori ini memiliki empat prinsip dasar untuk mencapai sistem
pembagian kerja dan wewenang yang optimal. Pertama adalah adanya
spesialisasi berdasar pada sasaran tugas. Kemudian, pekerjaan yang memerlukan
suatu proses tertentu dikumpulkan menjadi satu. Selanjutnya, spesialisasi
menurut klien. Terakhir adalah pekerjaan yang dilakukan di daerah geografis
yang sama dikumpulkan menjadi satu. Setelah teori organisasi klasik, muncul
teori hubungan manusiawi pada tahun 1930. Para tokoh teori manajemen ini
adalah Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo
Munsterberg.

Teori yang muncul paling terakhir adalah teori manajemen modern pada
tahun 1940. Hingga saat ini, teori ini yang masih digunakan. Tokoh-tokoh dari
teori manajemen ini adalah A. Maslow, C. Argyris, D. McGregor, E. Schien, D.
McCleland, R. Blake & J. Mouton, E. Dale, dan Peter Drucker. Untuk
mengetahui secara jelas perbedaan pemikiran tokoh-tokoh teori manajemen dari
masa ke masa, berikut adalah uraian teori manajemen berdasarkan pemikiran
tokoh dari tiap masanya.

C. TEORI MANAJEMEN ILMIAH

Frederick Winslow Taylor (1856-1915) merupakan bapak manajemen


ilmiah. Ia menerbitkan buku yang berjudul Principles of Scientific Management
(Prinsip – prinsip Manajemen Ilmiah). Buku ini menjabarkan teori manajemen
ilmiah: penggunaan metode-metode ilmiah guna mendefinisikan “satu cara
terbaik” dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.9

Prinsip-prinsip Manajemen Ilimiah Taylor:

9
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 2013, hlm.
35 – 36
1. Pengembangan metode – metode ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.10
 Frank dan Lillian Gilbert (1868 – 1924 dan 1878 – 1972)

Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah


pasangan suami istri Frank Bunker Gilbert dan Lillian Gilbert. Frank Gilbert
lebih tertarik menciptakan berbagai teknik manajemen yang mengupas masalah
efisiensi.

Sedangkan Lillian Gilbert lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam


kerja, seperti seleksi, penempatan, dan latihan personalia.Dia mengemukakan
gagasan nya dalam bukunya yang berjudul the psychology of managemen.bagi
nya manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu para karyawan
mencapai seluruh potensi nya sebagai mahluk hidup.

 Henry L. Gantt (1861 – 1919)


Seperti Taylor, Henry L.Gantt mengemukakan gagasan-gagasan
kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen,
seleksi ilmiah tenaga kerja, sistem insentif (bonus) untuk merangsang
produktivitas, dan penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusi nya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik,yang
dikenal sebagai “bagan gantt” ( Gantt Chart ),untuk perencanaan,koordinasi dan
pengawasan produksi.Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas
metoda scheduling produksi dari Gantt.

 Harrington Emerson (1853 – 1931)

10
Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen, Yogyakarta, Graha ilmu, 2006, ha. 20.
Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat
Emerson sebagai penyakit sistem industri.Oleh karena itu Emerson
mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi sebagai berikut:
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap
4. Disiplin
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan-laporan yang terpecaya,segera,akurat dan ajeg-sistem informasi
dan akuntansi
7. Pemberian perintah-perencanaan dan pengurutan kerja
8. Adanya standar-standar dan skedul-skedul-metoda dan waktu setiap
kegiatan
9. Kondisi yang standardisasi
10. Opearasi yang standardisasi
11. Intruksi-intruksi praktis tertulis standar
12. Balas jasa efisiensi-rencana insentif
Metoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada macam-
macam organisasi,terutama dalam usaha peningktan produktifitas.Teknik-teknik
efisiensi manajemen ilmiah,seperti studi gerak dan waktu,telah menyebabkan
kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisian.Gagasan seleksi dan pengembangan
ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan penting nya kemampuan
dan latihan untuk meningkat kan efektivitas karyawan.
Setelah “revolusi mental” yang dicanangkan Taylor terjadi dalm praktek,
timbul maslah-masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah.
Kenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan.Perilaku
manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan
“rasional”hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis.
Kelebihan Aliran Manajemen Ilmiah
1. Dapat diterapkan dengan baik di jaman sekarang.
2. Keputusan bisa dijalankan dengan memperhatikan hal hal yang sifatnya
ilmiah serta rasional sehingga bisa menghindari aktivitas yang
membuang sumber daya yang dimiliki dengan sia sia karena trial and error.
3. Mampu menciptakan produk ataupun menyelesaikan pekerjaan secara lebih
baik dan cepat.
Kekurangan Aliran Manajemen Ilmiah
1. Konflik internal bisa terjadi karena adanya persaingan antar personal
individu dalam organisasi.
2. Aspek sosial para pekerja kurang diperhatikan.

D. TEORI MANAJEMEN KLASIK

Pengkajian formal manajemen baru dimulai pada awal abad keduapuluh.


Kajian awal manajemen, yang dikenal sebagai pendekatan klasik, berfokus pada
rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi
seefisien mungkin.11

Robert Owen (1771-1858) Seorang manajer beberapa pabrik pemintalan


kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam
produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti:

1) pengurangan hari kerja standar.


2) Pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja.
3) Membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan.
4) Charles Babbage (1792-1871)

11
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, op.cit., hlm. 35.
Seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan waktunya untuk
membuat operasi – operasi pabrik menjadi efisien, menciptakan alat penghitung
kalkulator mekanis pertama, dia percaya prinsip ilmiah pada proses kerja akan
menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya.12

Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui


studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system
tariff berbeda yaitu karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji
lebih besar dari yang lainnya.

Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik


sebagai teknik scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan
produksi yang popular dengan sebutan “Bagan Gantt”.

Teori manajemen klasik ini memiliki beberapa kelebihan dan sekaligus


beberapa kelemahan.

Kelebihan Teori Manajemen Klasik

1. Memberi format atau bentuk organisasi


2. Memberi kontribusi tentang konsep organisasi yang berupa birokrasi
yang berdasarkan hierarki. Dan sampai pada masa kekinian, hal tersebut juga
masih dipergunakan secara luas di organisasi organisasi yang sudah modern.
3. Memberi pondasi dasar pada organisasi, bentuknya berupa proses
fungsional, pembagian kerja, struktural serta pengawasan.
4. Pembagian tugas yang sudah jelas berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh
tiap tiap anggota, maka dari itu tidak diperlukan lagi waktu untuk memahami
dan menguasai keterampilan baru.
5. Adanya spesialisasi kewenangan dan pekerjaan, maka kegiatan kegiatan
pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan.

12
Yohannes Yahya, op.cit., hlm. 19.
Kekurangan Teori Manajemen Klasik
1. Teori Manajemen Aliran Klasik kurang maksimal untuk dapat diterapkan
pada kondisi yang kompleksitasnya sangat tinggi seperti akhir akhir ini.
2. Kurangnya aspek sosial terutama yang menyangkut kebutuhan kebutuhan
terkait pekerja sebagai manusia. Teori ini tidak melihat adanya ketegangan
ketegangan yang muncul akibat kebutuhan pekerja yang tidak bisa dipenuhi.
Manajer hanya fokus untuk memperhatikan segi fisik dan materi.
3. Motivasi hanya mengarah pada ekonomi semata, sering kali terjadi
pemutusan tenaga kerja hanya untuk memperoleh tingkat produktifitas yang
diinginkan.
4. Adanya keterbatasan dan sempitnya fokus terhadap efisiensi dari perspektif
penting yang lain. Perspektif yang menganggap remeh peran serta individu
indiviu yang ada dalam organisasi.

E. PERSPEKTIF MANAJEMEN PERILAKU

Aliran manajemen klasik tidak dapat menaikkan produktivitas sambil


tetap menjaga harmonisasi tempat kerja. Aliran klasik cenderung memandang
organisasi secara mekanistis. Teori perilaku kemudian muncul karena
ketidakseimbangan teori klasik dalam memandang organisasi. Mary Parker
Follet dan Chester I Barnard merupakan pioner dalam aliran perilaku.

 Pendekatan hubungan manusiawi (Human Relations)

Hubungan manusiawi (Human Relations) pada umumnya mengacu pada


suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dengan karyawan. Jika
hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, maka masalah kerja akan
mendorong semangat kerja dan keharmonisan pelaksana kerja. Efektifitas kerja
diharapkan akan terjadi dari suasana kerja atau hubungan manusiawi yang baik.
 Elton Mayo (1880-1949) dan Kajian-kajian Hawthorne.

Elton Mayo bersama beberapa koleganya melakukan penelitian yang


kemudian diambil kesimpulan bahwa kenaikan produktifitas tersebut terjadi karena
kelompok kerja yng dijadikan studi dan kelompok kendali merasa menjadi
perhatian. Akibatnya mereka termotivasi untuk menjadi lebih baik. Para peneliti
berkesimpulan “Perhatian manajemen dapat meningkatkan semangat kerja
karyawan” gejala seperti itu disebut efek Hawthorne (Hawthorne effect).

 Perilaku Organisasi

Perkembangan aliran perilakun organisasi ditandai dengan pandangan dan


pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Adapun prinsip-prinsip
dasar perilaku sebagai berikut:

1. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu proses tekhnik secara ketat
( peranan, prosedur, prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.13

F. PERSPEKTIF MANAJEMEN KUANTITATIF

Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi


dalam pemecahan masalah-masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi
tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.
Teknik-teknik manajemen science digunakan dalm banyak kegiatan seperti
penganggaran modal,manajemen aliran kas,scheduling produksi,pengembangan
13
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta, BPFE–Yogyakarta, 2003, hlm. 54
strategi produk,perencanaan program pengembangan sumber daya manusia,dan
penjagaan tingkat persediaan yang optimal.Penggunaan teknik-teknik untuk
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu
manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai
berikut:

1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang di dapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.14

14
Ibid., hlm. 55.

Anda mungkin juga menyukai