Anda di halaman 1dari 14

Nama: Shani Fiona Alicia Kapoh

Nim : 21304051
Kelas : Akuntansi 2B
Mata Kuliah “Pengantar Manajemen”

SEJARAH MANAJEMEN
1. PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN
a. Contoh-contoh pemikiran awal manajemen
 Piramida Mesir
Tidaklah mudah bagi kita untuk mengetahui asal usul
manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
piramida di Mesir yang dibangun oleh lebih dari 100.000 orang
selama 20 tahun. Piramida Giza tidak mungkin berdiri jika tidak
ada seseorang yang merencanakan apa yang harus dilakukan,
mengorganisir tenaga kerja serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan mengendalikan semua proses
agar sesuai rencana.
 Venesia
Contoh-contoh manajemen lainnya dapat dibuktikan sekitar
tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang saat itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia
mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang umumnya terjadi di organisasi saat ini.
Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang
diluncurkan sepanjang kanal, pada tiap-tiap perhentian, bahan
baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Selain bagian
perakitan, orang Venesia mempunyai sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya
1
manusia untuk mengelola tenaga kerja, dan sistem akuntansi
untuk mengetahui pendapatan dan biaya-biaya.

b. The Wealth of Nations oleh Adam Smith


Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam sejarah
ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika
Adam Smith mengenalkan teori ekonomi klasik, The Wealth of
Nation. Dalam bukunya, ia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang dapat diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of
labor), yaitu pembagian pekerjaan ke dalam tugas-tugas lebih
khusus. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat
meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan
tiap-tiap tenaga pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam
pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang
dapat menghemat tenaga kerja.
c. Revolusi Industri
Peristiwa penting kedua dalam sejarah ilmu manajemen adalah
Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri ditandai dengan
dimulainya penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia.
Peralihan ini mengakibatkan manajer-manajer saat itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka dalam hal
spekulasi permintaan, memastikan ketersediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-
hari, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2. Teori Klasik
a. Era Manajemen Ilmiah
Perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur menandai
era ini. Manajemen ilmiah dikenalkan oleh Frederick Winslow

2
Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada
tahun 1911. Taylor memaparkan manajemen ilmiah melalui
penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Beberapa penulis seperti Stephen
Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya
teori manajemen modern.
Munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga
Gilberth mendorong perkembangan manajemen ilmiah. Henry Gantt
yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan,
menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi
pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin dan kooperatif.
Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank
dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yaitu sebuah
alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja
dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap
gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem
produksi yang lebih efesien.
b. Teori Administratif Umum
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu
teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer
dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada
awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri
Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen:
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan
sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,

3
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
Exhibit MH-3 (Robbins, Stephen P. , p.59)

14 Prinsip Manajemen oleh Henry Fayol

1) Pembagian kerja (division of work)


2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3) Disiplin (discipline)
4) Kesatuan perintah (unity of command)
5) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri (subordination of individual interests to the general
interests)
7) Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8) Pemusatan (centralisation)
9) Hirarki (hierarchy)
10) Tata tertib (order)
11) Keadilan (equity)
12) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of
personnel)
13) Inisiatif (Inisiative)
14) Semangat kesatuan (esprits de corps)
Ide penting lainnya digagas oleh ahli sosiologi Jerman bernama
Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi
yang disebut birokrasi yaitu bentuk organisasi yang lekat dengan
pembagian kerja, hierarki yang jelas, peraturan dan ketetapan yang
rinci dan hubungan impersonal. Sayangnya, Weber menyadari
bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak nyata. Dia bermaksud

4
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana
pekerjaan dapat diimplementasikan dalam kelompok besar.
Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak
organisasi besar saat ini.
Exhibit MH-4 (Ibid , p.60)
Karakteristik Birokrasi Weber
1) Pembagian kerja
2) Prinsip hierarki
3) Seleksi formal
4) Peraturan formal
5) Sifat umum
6) Orientasi karir

3. Era Manusia Sosial


Tata perilaku menandai lahirnya era manusia sosial dalam
pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Namun, sampai
tahun 1930-an masih belum mendapatkan pengakuan. Tokoh penting
dibalik kelahiran era ini adalah serangkaian studi penelitian yang
dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga
1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works
di Cicero, Illenois. Eksperimen ini awalnya bertujuan mempelajari
pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap
produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata
insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah
lebih minim pengaruhnya terhadap output tenaga kerja dibandingkan
dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang
menaungi. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial
merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
5
Gagasan penting lainnya datang dari Mary Parker Follet (1868–
1933) yang menimba ilmu pendidikan di bidang filosofi dan ilmu
politik. Follet menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul
Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosofi
bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi
konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa
tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi
dan menyatukannya dengan tujuan individu maupun kelompok. Bisa
dikatakan, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan
karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan
lawan.
Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The
Functions of the Executive pada tahun 1938 yang menggambarkan
sebuah teori organisasi bertujuan merangsang orang lain memeriksa
sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif individu dan
organisasi, Barnard menjelaskan pemisahan kata efektif-efisien.
Menurut Barnard, efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan,
dan efisiensi adalah terpenuhinya motif-motif individu. Dia
mendefinisikan organisasi formal sebagai sistem terpadu yang
menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen
universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan.
Barnard juga mengembangkan Teori Penerimaan Otoritas yang
didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan
jika bawahan menerima otoritasnya.

4. Pendekatan Kuantitatif

6
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik
kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau
simulasi komputer untuk membantu manajemen mengambil keputusan.
Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk
membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis
jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat
penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan
ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer
menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi
matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia
II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika
yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu
diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira
militer yang dijuluki "Whiz Kids." Para perwira yang bergabung
dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini
menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk
memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya konsep manajemen
kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang
diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir
1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol
Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan
permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja,
melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas
dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat
bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang karena

7
berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
produktivitas meningkat; pangsa pasar meningkat karena peningkatan
kualitas dan penurunan harga; profitabilitas perusahaan peningkat
sehingga dapat bertahan dalam bisnis; jumlah pekerjaan meningkat.
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas
pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan
bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang
sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia
mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen
untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk.
Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan
diimplementasikan.

5. Era Modern
Teori sistem adalah teori yang paling dasar di ilmu fisik, namun
tidak pernah diterapkan utnuk mengatur kinerja manusia. Tahun 1938,
Chester Barnard, seorang eksekutif perusahaan telepon, menulis buku
pertamanya, The Functions of an Executive, mengenai fungsi
organisasi seperti sistem kerjasama. Sayangnya, itu nyatanya tidak ada
sampai tahun 1960, riset manajemen mulai melihat secara hati-hati
pada teori sistem dan bagaimana teori itu berkaitan dengan organisasi.

Sistem adalah kumpulan unsur yang saling berhubungan dan


saling bergantung satu sama lain. Ada dua tipe dasar sebuah sistem
yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup adalah sistem

8
yang tidak dipengaruhi dan tidak berinteraksi dengan lingkungan
mereka. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang saling
berpengaruh dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Teori Manajemen awal hadir dengan prinsip manajemen yang


mereka asumsikan umumnya dapat diterapkan pada bidang apa saja.
Kemudian ada sebuah riset yang menemukan pengecualian beberapa
prinsip tersebut. Sebagai contoh, pembagian kerja yang bermanfaat dan
sangat berfungsi tetapi pekerjaan benar-benar menjadi sangat spesifik.
Birokrasi sangat dibutuhkan di berbagai situasi, tetapi di situasi lain,
struktur lain dirasa lebih efektif. Manajemen tidak hanya berdasarkan
pada prinsip sederhana yang dapat diterapkan di semua situasi.
Perbedaan dan perubahan situasi menuntut seorang manajer untuk
menggunakan pendekatan dan teknik yang berbeda pula. Pendekatan
kemungkinan (Contingency Approaches) atau bisa dikatakan
pendekatan situasional mengatakan bahwa organisasi itu berbeda,
menghadapi situasi yang berbeda dan menghendaki adanya cara
berbeda untuk mengelolanya.

Exhibit MH-8 ( Ibid , p.66)

Variabel Kemungkinan

 Ukuran organisasi : semakin meningkat ukurannya, maka


dibutuhkan koordinasi pada masalah yang mungkin ditimbulkan.
 Rutinitas kerja teknologi : untuk meraih tujuan organisasi, sebuah
organisasi menggunakan teknologi. Rutinitas teknologi
menghendaki adanya struktur organisasi, gaya kepemimpinan dan
sistem kontrol yang berbeda pula.
 Ketidaktentuan lingkungan : tingkat ketidaktentuan disebabkan oleh
perubahan lingkungan yang mempengaruhi proses manajemen.

9
 Perbedaan individu : individu berbeda pada keinginan mereka untuk
bertumbuh, otonomi dan toleransi dan harapan. Perbedaan individu
ini sangat penting bagi seorang manajer saat manajer menyeleksi
motif dorongan, gaya kepemimpinan dan gambaran pekerjaan.

ALAT BANTU PERENCANAAN

1) Flowchart

Pada dasarnya, pendekatan ini lebih sering digunakan bagi mereka yang
mendalami teknik komputer, teknik, dan sistem informasi. Flowchart
adalah model grafis yang menunjukkan model sistem yang
menggambarkan kejadian yang berkesinambungan (sequencial) dan
keputusan ya atau tidak.

Pada tabel berikut akan disajikan simbol-simbol yang digunakan dalam


pembuatan Flowchart.

Tabel 2.1. Simbol-simbol Flowchart

NO SIMBOL NAMA FUNGSI

1 Terminator Permulaan/akhir
program

2 Flow Line Arah aliran program


(garis alir)

3 Preparation Proses
inisialisasi/pemberian
harga awal

10
4 Process Proses
penghitungan/proses
pengolahan data

5 Input/ Proses input/output


Output Data data, parameter,
informasi

NO SIMBOL NAMA FUNGSI

6 Predifined Permulaan Sub


process (Sub program
Program)

7 Decision Perbandingan
pernyataan,
penyelesaian data yang
memberikan pilihan
untuk langkah
selanjutnya

8 On page Penghubung bagian-


connector bagian Flowchart yang
berada pada satu
halaman

9 Off page Penghubung bagian-


connector bagian Flowchart yang
berada pada halaman
berbeda

Sumber: https://cybernur.wordpress.com

Flowchart terbagi atas lima jenis, yaitu:


1) Flowchart sistem (System Flowchart)
2) Flowchart Dokumen (Document Flowchart)

11
3) Flowchart Skematik (Schematic Flowchart)
4) Flowchart Program (Program Flowchart)
5) Flowchart Proses (Process Flowchart)

2) Melalui Gantt Chart

Penjadwalan adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan. Ketika


kegiatan organisasi begitu banyak dan berkesinambungan satu dengan yang
lainnya, Gantt Chart pada dasarnya membantu manajer untuk dapat
mengaturnya melalui proses penjadwalan. Jadi Gantt Chart adalah teknik
penjadwalan secara grafis atas berbagai rencana kegiatan.

Kelebihan penggunaan Gantt Chart adalah:

a) Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga


sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam
penyelenggaraan proyek.

b) Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan


kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat
pelaporan.

c) Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai


pada saat pelaporan.

Kelemahan penggunaan Gantt Chart adalah:

12
a) Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan
ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain,
sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan
oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek.

b) Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/perbaruan


bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti
membuat bagan balok baru.

3) Critial Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review


Technique (PERT)

CPM dan PERT merupakan alat bantu perencanaan melalui


penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis dan
berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar
dan kompleks. Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam pembuatan
CPM dan PERT yaitu:

a. Event atau Kejadian, adalah indikator dari ferforma pekerjaan baik


sebelum maupun sesudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga
menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dialakukan atau
sebaliknya berdasarkan indikator ini. Contoh, bagian produksi
menerima bahan baku.
b. Activity atau Kegiatan, adalah bagian dari berbagai pekerjaan yang
sedang dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang
berkesinambungan.
c. Time atau Waktu, menunjukkan perkiraan masa pengerjaan dari
keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalam PERT.
d. Critical Path atau indikator kritis, menunjukkan waktu kritis bagi
pengerjaan kegiatan dalam rangka path yang dapat diterima.
13
~Terima kasih~

Sumber:

https://www.scribd.com/document/397600635/Makalah-Alat-Bantu-
Perencanaan

https://www.scribd.com/document/498465258/Sejarah-dan-Teori-Manajemen

14

Anda mungkin juga menyukai