Anda di halaman 1dari 21

Tugas Individu

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan
Nama Dosen: Herman Dolonsenda,S.pd M.pd

Disusun Oleh
Agni Jesica Baweleng
Nim:21304050
Kelas:1B Akuntansi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa,


yang telah memberikan kemudahan, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Dan penyusun berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Terimah kasih penyusun sampaikan kepada Bpk. Mner Herman


dolonseda,S.pd M.pd Selaku dosen pengampu mata kuliah inovasi
pembelajaran yang memberikan bimbingan dan arahan kepada
penyusun selama proses pembelajaran di kelas. Dan tidak lupa
penyusun sampaikan terimah kasih kepada teman-teman dan pihak-
pihak lain yang turut serta membantu menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat


kekurangan. Penyusun mengharapkan kepada teman-teman untuk
bersedia memberikan kritik dan sarannya terkait pembuatan makalah
ini, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat makalah selanjutnya.
Namun demikian, penyusun telah berusaha menyajikan makalah ini
dengan sebaik mungkin. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
pembaca, peminat keilmuan dan calon penulis di masa mendatang
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..........................................

B. Tujuan Penulisan....................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat Pancasila......................................

B. Hak dan kewajiban warga negara.............

C. Negara dan Konstitusi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................

B. Saran........................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Pancasila merupakan dasar falsafah dari Negara Indonesia.


Pancasila telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia
sehari-hari. Pancasila lahir 1 Juni 1945 dan ditetapkan pada tanggal
18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Sejarah Indonesia
telah mencatat bahwa tokoh yang merumuskan pancasila ialah Mr
Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Jika
pancasila dilihat dari aspek historis maka disini bisa dilihat bagaimana
sejarah pancasila yang menjiwai kehidupan dan perjuangan bangsa
Indonesia dan bagaimana pancasila tersebut dirumuskan menjadi
dasar Negara. Hal ini dilihat dari pada saat zaman penjajahan dan
kolonialisme yang mengakibatkan penderitaan bagi seluruh bangsa
Indonesia, yang kemudian diperjuangkan oleh bangsa Indonesia
akhirnya merdeka sampai sekarang ini, nilai nilai pancasila tumbuh
dan berkembang dalam setiap kehidupan masyarakat Indonesia.
Tentunya pengamalan sila-sila pancasila juga perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam filsafat pancasila, kita dituntut untuk
mempelajari apa hakikat pancasila, baik sebagai pandangan hidup
maupun sebagai dasar Negara begitu pula mengenai apa hakikat tiap-
tiap sila. Dalam tulisan ini saya akan mencoba menggali bagaimana
hakikat sila pertama pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
filsafat dan Etika pancasila.
2. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama
lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan
seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak
untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak
masih dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu
keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapatkan pengakuan akan hak
yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
3. Reformasi menuntut dilakukannya amandemen atau mengubah
UUD 1945 karena yang Menjadi causa prima penyebab tragedi
nasional mulai dari gagalnya suksesi kepemimpinan yang Berlanjut
kepada krisis sosial-politik, bobroknya managemen negara yang
mereproduksi KKN, Hancurnya nilai-nilai rasa keadilan rakyat dan
tidak adanya kepastian hukum akibat telah Dikooptasi kekuasaan
adalah UUD Republik Indonesia 1945. Itu terjadi karena fundamen
Ketatanegaraan yang dibangun dalam UUD 1945 bukanlah bangunan
yang demokratis yang Secara jelas dan tegas diatur dalam pasal-pasal
dan juga terlalu menyerahkan sepenuhnya Jalannya proses
pemerintahan kepada penyelenggara negara.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami Filsafat Pancasila
2.Untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara
3.Untuk mengetahui pengertian dari negara dan konstitusi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam


bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa Yunani
“philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta
kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (pilia,
cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa
tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga berarti
“wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta
kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari
filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari
kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan
hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir
disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh Herakleitos. Beberapa
tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai
berikut: • Socrates (469-399 s.M.) Filsafat adalah suatu bentuk
peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa perenungan
terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahgia. Berdasarkan
pemikiran tersebut dapat dikembangkan bahwa manusia akan
menemukan kebahagiaan dan keadilan jika mereka mampu dan mau
melakukan peninajauan diri atau refleksi diri sehingga muncul koreksi
terhadap diri secara obyektif •
Plato (472 – 347 s. M.) Dalam karya tulisnya “Republik” Plato
menegaskan bahwa para filsuf adalah pencinta pandangan tentang
kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah. Dalam
konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif
atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Filsafat
Plato ini kemudan digolongkan sebagai filsafat spekulatif.
Pengertian Filsafat Pancasila, Pancasila dikenal sebagai filosofi
Indonesia. Kenyataannya definisi filsafat dalam filsafat Pancasila
telah diubah dan diinterpretasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia.
Pancasila dijadikan wacana sejak 1945. Filsafat Pancasila senantiasa
diperbarui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga
Pancasila berbeda dari waktu ke waktu. Arti Ketuhanan yang Maha
Esa Tuhan adalah ”causa prima”/sebab yang pertama , karena tidak
tergantung pada siapa pun atau pada apapun juga. Dia adalah yang
mutlak, seluruh alam semesta adalah ciptaannya. Yang Maha Esa
adalah yang satu atau maha tunggal. Pasti ada sebab yang
menimbulkan adanya dunia ini, yaitu sebab yang pertama Tuhan yang
maha Esa. B. Adanya Suara hati Sesuatu yang bersifat transendental
( Sesuatu yang mengungguli struktur alam jasmani, mengatasi waktu
dan tempat ) atau relatif transendental berasal dari sesuatu yang
absolut transendental padahal suara hati bersifat relatif relative
transendental. Jadi suara hati berasal dari sesuatu yang absolut
transendental yaitu Tuhan yang Maha Esa. C. Setiap suku bangsa di
Indonesia mengakui adanya suatu realitas yang maha tinggi, dengan
sebutan yang bermacam-macam seperti : Tuhan, Allah, Gusti, Hyang
Widi, Sang Widi Wasa, Pangeran dan sebagainya. Padahal
keseluruhan suku-suku bangsaIt Itu merupakan bangsa Indonesia. Jadi
bangsa Indonesia mengakui adanya realitas yang maha tinggi. D.
Adanya hidup di dunia ini E. Adanya Pranata tertib dalam alam
semesta. Hakikat Landasan Sila Ketuhanan yang Maha Esa Pancasila
adalah sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, yang nilai-nilainya
telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai agama. Dengan
demikian sila Ketuhanan yang Maha Esa nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Makna yang terkandung
dalam sila Ketuhanan yang Maha Esa sebenarnya intinya adalah
Ketuhanan. Hal ini mengandung makna bahwa Negara dengan Tuhan
adalah hubungan sebab-akibat yang tidak langsung melalui manusia
sebagai pendukung pokok Negara. Maka sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sila pertama bahwa adanya Tuhan bagi bangsa dan
Negara Indonesia adalah telah menjadi suatu keyakinan, sehingga
adanya Tuhan bukanlah persoalan. Adanya tuhan adalah dalam
kenyataannya secara objektif ( ada dalam objektivanya ). Landasan
Filosofis Sila Ketuhanan yang Maha Esa Pancasila sebagai dasar
filsafat Negara Indonesia merupakan sumber nilai bagi pelaksanaan
penyelenggaraan Negara secara kongkrit, oleh karena itu inti isi sila
pertama yang a ide-ide abstrak umum universal harus sesuai dengan
praktek penyelenggaraan Negara, moral penyelenggara Negara dan
juga penjabaran dalam tertib hukum Indonesia. Pengetahuan tentang
adanya Tuhan ini telah banyak dibuktikan secara rasional dengan
beberapa argumentasi, yaitu : Bukti adanya Tuhan secara ontologis
yang berpendapat bahwa adanya segala sesuatu di dunia tidak berada
karena dirinya sendiri, melainkan karena sesuatu yang disebut ide. Ide
ini berada di luar segala sesuatu termasuk alam semesta, dan
sebenarnya kenyataan yang sebenarnya adalah ide-ide tersebut. Maka
yang dimaksud ide yang tertinggi adalah Tuhan sebagai kausa prima.
Bukti adanya Tuhan secara kosmologis yang berpendapat bahwa alam
semesta (termasuk manusia ini ) diciptakan oleh Tuhan. Segala
sesuatu yang terjadi di alam semesta ini mempunyai hubungan sebab-
akibat, sebab sesuatu disebabkan oleh sebab yang lain. Misalnya
rentetan hubungan anak dengan orang tuanya, orang tuanya
disebabkan oleh kakek dan neneknya, dan begitu seterusnya.
Hakikat Ketuhanan yang Maha Esa dalam etika pancasila, Peranan
etika pancasila di dalam unsur ketuhanan ialah mempunyai peranan
penting dalam pembentukan manusia Indonesia yang utuh. Hal ini
terbukti dari putusan rapat Badan pekerja tanggal 29 Desember 1947
yang menekankan agar agama mendapat tempat teratur ddan saksama,
sedangkan madrasah serta pesantren hendaknya mendapat perhatian.
Realisasinya diatur dengan peraturan bersama menteri pendidikan,
pengajaran, dan Kebudayaan dan menteri agama di tiap-tiap sekolah
rendah dan sekolah lanjutan. Dengan melalui pendidikan agama
diharapkan setiap siswa dan mahasiswa dapat mendalami dan
mengamalkan agamanya masing-masing. Dengan melalui pendidikan
agama diharapkan bahwa siswa dan mahasiswa dapat memahami
nilai-nilai luhur dan moral yang terkandung di dalam agamanya
masing-masing. Melalui pendidikan agama manusia Indonesia yang
utuh diharapkan akan memiliki sifat berketuhanan. Dalam rangka
pendidikan di Indonesia unsur Ketuhanan telah mendapat perhatian
dan tempat sebagaimana mestinya.

B. Hak dan kewajiban warga negara

Pengertian hak, kewajiban, dan warga negara


Hak adalah segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak)
oleh setiap individu sebagai anggota warga negara sejak ia masih
berada dalam kandungan, hak pada umumnya didapatkan dengan cara
diperjuangkan melalui pertanggung jawaban atas kewajiban. Hak
warga negara yang tercantum dalam UUD 1945 meliputi hak hidup,
hak memperoleh pendidikan, hak untuk melanjutkan keturunan, dll.
Ada 7 hak warga negara indonesia:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum dan didalam pemerintah.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk, dan
menjalankan agama dan kepercayaan masing masing.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara
kesatuan indonesia atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara berhak memiliki hak dalam kemerdekaan
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan sesuai undang undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu


keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga
negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata
lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi
kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik.

Ada 5 kewajiban warga negara indonesia


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta
dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari
serangan musuh.
2. Setiap warga negara memiliki kewajiban membayar pajak dan
retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah,
3. Setiap warga negara memiliki kewajiban menaati serta menjunjung
tinggi dasar negara, hukum, dan pemerintahan tanpa terkecuali serta
dijalankan dengan sebaik baiknya.
4. Setiap warga negara memiliki kewajiban taat, tunduk, dan patuh
terhadap segala hukum yang berlaku diindonesia.
5. Setiap warga negara memiliki kewajiban turut serta dalam
pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa
berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahannya sendiri.
Beberapa pengertian warga negara yang diatur oleh UUD 1945
- Pasal 26 menyatakan “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli
dan bangsa lain yang disahkan undang undang sebagai warga negara”
- Pasal 26 ayat 2 berbunyi “ syarat syarat mengenai kewarganegaraan
di tetapkan dengan UU”
- Pasal 1 UU no.22/1958 dan UU Np. 12/2006 tentang
kewarganegaraan republik Indonesia, menekankan kepada peraturan
yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang
berdasarkan perundangan undangan dan atau perjanjian perjanjian dan
atau peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah
menjadi warga negara RI.

Hak dan kewajiban sebagai warga negara


Hak dan kewajiban merupakan hal yang memiliki keterkaitan
yang sulit dipisahkan. Untuk mencapai keseimbangan antar hak dan
kewajiban kita perlu tahu posisi kita masing masing.. hak warga
negara adalah hak yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan kewajiban negara
adalah melalukan sesuatu kewajiban atau perintah kita sesuai dengan
hukum yang berlaku dan berdasarkan UUD 1945. Apabila hak dan
kewajiban tidak seimbang dalam pelaksanaannya akan menimbulkan
perselisihan dan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena
itu sebagai warga negara yang baik harus menegakkan hak dan
kewajiban dalam kehidupan sehari hari jika telah melaksanakannya
dengan baik mak boleh menuntun hak sebagai warga negara kepada
pemerintah dengan begitu rasa keadilan akan lebih terasa di tengah
kehidupan yang rumit ini.

Keterkaitan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara


Tidak ada negara tanpa warga negara. Warga negara merupakan
unsur terpenting dalam hal terbentuknya negara. Warga negara dan
negara merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan kedua
saling berkaitan dan memiliki hak dan kewajiban masing masing yang
berupa hubungan timbal balik. Warga negara mempunyai kewajiban
untuk menjaga nama baik negara dan membelanya. Sedangkan negara
mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan mensejatrahkan
kehidupan warga negaranya. Sementara hak warga negara memiliki
hak untuk mendapatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak
dari negara sedangkan negara memiliki hak untuk mendapatkan
pembelaan dan penjagaan nama baik dari warga negaranya. Lalu
peran sebagai warga negara yaitu patuh terhadap peraturan UU yang
berlaku, selalu terlibat serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara,
meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
menolak campur tangan negara dalam persoalan pribadi.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara


Pasal 27 ayat 2 UUD berbunyi “tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” pasal
tersebut menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga
negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang
layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pada era globalisasi saat ini terlihat tingginya angka tuntutan hak
tanpa diimbangi dengan kewajiban, masih terdapat pula hak yang kian
tak seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal
tersebut memicu terjadinya ketimpangan antara hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan
kewajiban yang tak kunjung terlaksanakan. Kurangnya kemampuan
memicu pola fikir menjadi pesimistis yang menyebabkan individu
tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang layak. Hak yang
tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah
dilakukan pada umumnya disebabkan Kurangnya perhatian dari
pemerintah maupun swasta atas upah yang tidak sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan. Fenomena tersebut
seharusnya tidak dijumpai dalam kehidupan kewarganegaraan.

C. Negara dan Konstitusi

Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau


beberapa kelompok manusia Yang secara bersama-sama mendiami
suatu wilayah (teritorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi
negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada
organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan
dan organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian
yang lepas dari masalah kenegaraan). Secara umum negara dapat
diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu
wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu
Untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-
organisasi lainnya. Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam
membentuk suatu negara. Elemen-elemen tersebut adalah:
1.Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara.
Masyarakat atau rakyat merupakan suatu individu yang
berkepentingan dalam suksesan suatu tatanan dalam pemerintahan.
Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan
dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan
apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu
pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup.
2. Wilayah (teritorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah.
Disampingi pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas,
penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya
apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau
sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila
mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya
berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang
akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila
melampaui batas-batas wilayahnya Setelah berhadapan dengan aparat
(imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang
ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-satunya ukuran
bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu negara ialah keinginan
bersatu (le desir de’etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer
menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan pada keadaan khusus dari
wilayah suatu negara.

PENGERTIAN KONSTITUSI
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu
“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah
negara, dengan demikian konstitusi mengandung makna awal
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara.Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu
undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum.
Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang
Dasar. Menurut Brian Thompson, secara sederhana pertanya¬an: what
is a constitution dapat Dijawab bahwa “…a consti¬tution is a
document which contains the rules for the the operation of An
organization” Organisasi dimaksud bera¬gam bentuk dan
kompleksitas strukturnya. Negara sebagai salah satu bentuk
organisasi, pada umumnya selalu memiliki naskah yang disebut
sebagai konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
Dahulu konstitusi digunakan sebagai penunjuk hukum penting
biasanya dikeluarkan oleh Kaisar atau raja dan digunakan secara luas
dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan Konstitusi pada
umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan
negara, namun dalam pengertian ini konstitusi harus diartikan dalam
artian tidak semuanya berupa dokumen tertulis (formal). Namun
Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk Kesepakatan politik, negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijakan dan distribusi maupun Alokasi
Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang dimaksud
terdapat beragam bentuk Dan kompleksitas strukturnya, terdapat
konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung Pula arti
konstitusi ekonomi. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok
(fundamental) yang menopang berdirinya suatu Negara. Terdapat dua
jenis konstitusi, yaitu konstitusi tertulis (Written Constitution) dan
konstitusi Tidak tertulis (Unwritten Constitution). Ini diartikan seperti
halnya “Hukum Tertulis” (geschreven Recht) yang termuat dalam
undang-undang dan “Hukum Tidak Tertulis” (ongeschreven recht)
Yang berdasar adat kebiasaan. Dalam karangan “Constitution of
Natonis”, Amos J. Peaslee Menyatakan hampir semua negara di dunia
mempunyai konstitusi tertulis, kecuali Inggris dan Kanada.
Di beberapa negara terdapat dokumen yang menyerupai konstitusi,
namun oleh negara tersebut tidak disebut sebagai konstitusi. Dalam
buku yang berjudul The Law and The Constitution, Ivor Jenning
menyebutkan di dalam dokumen konstitusi tertulis yang dianut oleh
Negara-negara tertentu mengatur tentang:
1.Adanya wewenang dan tata cara bekerja suatu lembaga kenegaraan.
2.Adanya ketentuan hak asasi yang dimiliki oleh warga negara yang
diakui dan dilindungi
Tidak semua lembaga-lembaga pemerintahan dapat diatur dalam poin
1 dan tidak semua Hak-hak warga negara diatur dalam poin 2. Seperti
halnya di negara Inggris. Didokumen-dokumen Yang tertulis hanya
mengatur beberapa lembaga negara dan beberapa hak asasi yang
dimiliki Oleh rakyat, satu dokumen dengan dokumen lainya tidak
sama. Ada konstitusi yang materi muatannya sangat panjang dan
sangat pendek. Konstitusi yang Terpanjang adalah India dengan 394
pasal. Kemudian Amerika Latin seperti uruguay 332 pasal, Nicaragua
328 pasal, Cuba 286 pasal, Panama 271 pasal, Peru 236 pasal, Brazil
dan Columbia 218 pasal, selanjutnya di Asia, Burma 234 pasal, di
Eropa, belanda 210 pasal. Konstitusi terpendek adalah Spanyol
dengan 36 pasal, Indonesia 37 pasal, Laos 44 pasal, Guatemala 45
pasal, Nepal 46 pasal, Ethiopia 55 pasal, Ceylon 91 pasal dan
Finlandia 95 pasal.

TUJUAN DARI KONSTITUSI


Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama dengan hukum,
namun tujuan dari
Konstitusi lebih terkait dengan:
1.Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan
tugasnya masing-masing. Hubungan antar lembaga negara
2.Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara
(rakyat).
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975)
mengklasifikasi konstitusi
Sebagai berikut:
a).Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution
and unwritten Constitution)
b).Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid
constitution)
c.).Konstitusi fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-
ciri pokok:
1.Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah .
2.Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti
mengubah Undang-undang.
d).Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi
(Supreme and not supreme Constitution). Konstitusi derajat tinggi,
konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara
(tingkatan peraturan perundang-undangan). Konstitusi tidak derajat
tinggi adalah konstitusi Yang tidak mempunyai kedudukan seperti
yang pertama.
e).Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and
Unitary Constitution)
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang
bersangkutan. Dalam suatu Negara-negara bagian. Hal itu diatur di
dalam konstitusinya. Pembagian kekuasaan seperti itu tidak Diatur
dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada dasarnya semua
kekuasaan berada di Tangan pemerintah pusat.
f).Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan
Parlementer (President Executive And Parliamentary Executive
Constitution). Dalam sistem pemerintahan presidensial (strong)
terdapat ciri-ciri antara lain:
1.Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi
juga memiliki Kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan.
2.Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.
3.Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak
dapat memerintah

HUBUNGAN NEGARA DENGAN KONSTITUSI


Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar Negara. Dasar negara memuat norma-norma
ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam Pasal-pasal oleh UUD
(Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam
Pembukaan UUD 45 Tercantum dasar negara Pancasila,
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan Dasar
negara. Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan bangsa Indonesia,
Pancasila merupakan Filosofische grondslag dan common platforms
atau kalimatku sawa. Pada masa lalu timbul suatu Permasalahan yang
mengakibatkan Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk
mengesahkan Suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila
cenderung menjadi ideologi tertutup. Hal ini Dikarenakan adanya
anggapan bahwa pancasila berada di atas dan diluar konstitusi.
Pancasila Disebut sebagai norma fundamental negara
(Staatsfundamentalnorm) dengan menggunakan teori Hans Kelsen
dan Hans Nawiasky. Teori Hans Kelsen yang mendapat banyak
perhatian adalah hierarki norma hukum dan Rantai validitas yang
membentuk piramida hukum (stufentheorie). Salah seorang tokoh
yang Mengembangkan teori tersebut adalah murid Hans Kelsen, yaitu
Hans Nawiasky. Teori Nawiaky Disebut dengan theorie von
stufenufbau der rechtsordnung. Susunan norma menurut teori
Tersebut adalah:

1.Norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm); 2. Aturan


dasar negara (staatsgrundgesetz); Undang-undang formal (formell
gesetz);
2.Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en

autonome satzung). Staatsfundamentalnorm adalah norma yang

merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi Atau Undang-Undang

Dasar (staatsverfassung) dari suatu negara. Posisi hukum dari suatu

Staatsfundamentalnorm adalah sebagai syarat bagi berlakunya suatu

konstitusi. Staatsfundamentalnorm ada terlebih dahulu dari konstitusi

suatu negara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara


sesama manusia.
2. Dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab tersimpul sifat –
sifat kepribadian bangsa Indonesia atau kepribadian bangsa Pancasila.
3. Para pendiri bangsa telah merumuskan nilai-nilai kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai landasan perilaku kehidupan bangsa
Indonesia dalam suatu konsepsi falsafah. Konsepsi yang telah
disepakati itu bersifat netral dalam perumusannya dan berwatak
universal dalam nilai dan pelaksanaannya, sehingga dapat
dilaksanakan oleh setiap warga negara secara subjektif sesuai dengan
agama dan kepercayaannya, nilai-nilai budaya yang diyakininya,
namun tidak akan saling bertentangan. Nilai-nilai itu kemudian
disepakati disebut dengan Pancasila.
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
6. Berani membela kebenaran dan keadilan
7. Tidak semena – mena terhadap orang lain
8. Bahwa didalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab tersimpul
cita – cita kemanusiaan yang lengkap dan sempurna
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk
didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih
berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu
keharusan/ kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapatkan pengakuan akan hak
yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan
kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga
dalam melaksanakan harus dengan seimbang. 27 ayat 2 UUD 1945
menjelaskan bahwa “tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” . secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak
merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda
adanya perikemanusiaan. Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang
dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak
dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau
beberapa kelompok manusia Yang secara bersama-sama mendiami
suatu wilayah (teritorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya. Organisasi
negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada
organisasi-organisasi. konstitusi mengandung makna awal
(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara.Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu
undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum.
Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi Undang-undang
Dasar.

B. Saran

Penulis dalam hal ini menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
banyak sekali kesalahan, maka dari itu saya minta kritik dari dosen
pengampu mata kuliah Profesi Keguruan semester gansal ini,
Penulis juga menyarankan supaya memahami Filsafat Pancasila,
memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, mengetahui
pengertian dari negara dan konstitusi

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai