Anda di halaman 1dari 7

Nama: Shani F.

A Kapoh
Nim: 21304051
Kelas: Akuntansi 1B
MK: “Pendidikan Agama Kristen”
Tugas
1. Telusuri hubungan iman dengan ilmu pengetahuan dalam sejarah
kekristenan.
2. Tipe respon kekristenan terhadap teknologi modern.
3. Sikap orang Kristen terhadap IPTEK.

Jawaban

1)
Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan juga ditemukan beberapa dampak dari
adanya perkembangan ilmu pengetahuan. Dampak positif yang
dihasilkan adalah adanya media massa dan media elektronik yang
menjadi alat untuk menjadi sumber ilmu dan pendidikan, muncul
metode pembelajaran yang baru dan yang memudahkan pelajar dan
guru dalam proses pembelajaran. Tetapi ada juga dampak negatifnya,
yaitu pelajar jadi malas untuk membaca dan belajar dan banyakanya
pelanggaran asusila yang terjadi serta adanya penyalahgunaan
pengetahuan untuk keuntungan diri sendiri dengan cara uang kriminal
mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang Kristen.

Bidang Informasi dan Komunikasi


Dalam bidang informasi dan komunikasi terdapat dampak positif
yang dihasilkan, yaitu adanya informasi yang tersebar dengan cepat
dan dapat berkomunkasi dengan jarak jauh dengan waktu yang sama.
Mencari informasi dengan cepat dan tepat dan yang terpenting
sekarang, dengan teknologi kita dibantu dengan melakukan transaksi
dengan cepat secara online. Dampak negatifnya adalah adanya
kebebihan informasi dan hilangnya privasi orang karena dengan
teknologi semua bisa di akses.

Bidang ekonomi dan industri


Dalam bidang ekonomi dan industri terdapat beberapa dampak yaitu
dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk serta produksi
barang yang semakin cepat dan benar. Dampak negatifnya terjadinya
PHK dan meningkatnya taraf pengangguran. Meningkatnya polusi
dan limbah pabrik yang dapat mencemari lingkungan sekitar.

Bidang sosial dan budaya


Sikap konsumerisme, individualisme dan merosotnya mental menjadi
salah satu dampak yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan terhadap
bidang sosial dan budaya. Salah satunya juga dapat menghilangkan
sikap gotong royong yang menjad tradisi manusia dan akan
menyebabkan kesenjangan sosial pada masyarakat.

Tujuan kita mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja


untuk menguasainya,namun agar penguasaan kita dapat
mengembang untuk perkembangan manusia secara pribadi dan
juga pengembangan dan kemajuan masyarakat secara bersama-
sama Jika ilmu pengetahuan dan teknologi dijadikan salah satu
substansi kajian maka ada asumsi, bahwa agama memberi
sumbangan yang berarti dalam rangka memotivasi manusia
mempelajari dan mengembangkannnya demi kemaslahatan atau
kegunaan bagi manusia dan masyarakat. Tantangan terbesar dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa
agama bisa menjadi kurang atau tidak relevan dalam
memecahkan permasalahan hidup manusia dan masyarakatnya.
Dapat kita sadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat dibuktikan secara empiris, dapat saja merosotkan iman
seseorang sehingga tak percaya lagi pada kebenaran
agama bilamana temuan ilmu pengetahuan ternyata berbeda
dengan deskripsi kitab suci keagamaan seseorang. Dapat disingkat
bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi
ancaman bagi kehidupan beragama manusia.
Tantangan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
belum begitu terasa di Indonesia, karena ideologi pancasila
yang mengasumsikan semua orang percaya kepada Tuhan,maka
secara publik jarang ada orang mempertanyakan eksistensi
Tuhan dan kebenaran dari apa yang dianggap penyataan ilahi
dalam Kitab-kitab suci keagamaan. Undang-undang sistem
pendidikan nasional juga secara tegas merumuskan tujuan
pendidikan nasional pertama-tama untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan, meskipun juga turut
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dominasi Iman/Agama Terhadap Ilmu Pengetahuan/Sains


Teknologi yang menjadi acuan kehidupan iman orang Kristen,
dianggap sebagai ratu ilmu pengetahuan, telah ditempatkannya
sebagai ukuran kebenaran untuk segala hal, bukan hanya untuk soal
iman dan etika. Ketika Galileo mengemukakan temuan ilmu
pengetahuannya bahwa bukan matahari yang beredar dari
timur ke barat, melainkan bumilah yang beredar mengelilingi
matahari, maka gereja sebagai pemegang oktoritas kebenaran ajaran
teknologi menjatuhkan hukuman yang mengerikan atasnya.
Secara awam sudah tentu deskripsi bahwa matahari yang beredar
adalah hal yang wajar tetapi tentu maksud alkitab bukanlah untuk
memberi deskripsi tentang gejala-gejala alam dan menjadi buku teks
ilmu pengetahuan alam. Umumnya, pada masa kini tak ada yang
beranggapan bahwa mataharilah yang beredaran bukan bumi,
walaupun takberarti menolak otoritas Alkitab, karena Alkitab bukan
buku teks ilmu pengetahuan.

Dominasi Ilmu Pengetahuan Terhadap Agama


Sejak zaman pencerahan, maka dominasi iman atas ilmu mulai
dipertanyakan, malahan berkembang menjadi dominasi ilmu atas
iman. Tantangan utama atas agama atau iman dalam abad ilmu
pengetahuan adalah keberhasilan metode ilmu pengetahuan.
Banyak orang menganggap sains (ilmu pengetahuan) bersifat
obyektif, universal, rasional, dan didasarkan pada bukti
observasi/pengamatan yang kuat. Sedangkan agama pada sisi
lain,bersifat sangat subyektif, parokial (sempit skopnya), emosional,
dan didasarkan pada tradisi atau sumber kewibawaan yang
saling bertentangan satu sama lain. Lama-kelamaan, orang yang
lebih yakin akan metode ilmu pengetahuan, mulai meragukan
keyakinannya dan bahkan meningalkannya sebagai suatu yang
tak berdasar. Rasio
manusia menjadi ukuran segala-galanya bukan hanya dalam
bidang sains (ilmu pengetahuan) tetapi juga dalam hal-hal yang
bersifat imaniah dan kepercayaan. Sebagai akibatnya, para teolog ada
juga yang mencoba menyesuaikan pernyataan Alkitab dengan
temuan ilmu pengetahuan, dan dengan demikian iman tunduk
kepada ilmu pengetahuan. Inilah dominasi ilmu atas iman. Dari dua
sifat hubungan di atas, maka kita bisa mengatakan bahwa keduanya
kurang sehat baik untuk agama dan iman itu sendiri maupun bagi ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Teknologi dan Iman
Teknologi modern dapat menyebabkan alienasi dari alam,
penghancuran lingkungan hidup, mekanisasi dari kehidupan
manusia, dan hilangnya kebebasan manusia. Teknologi bersifat
ambigu, dampaknya berfariasi tergantung kepada konteks sosial
dalam mana ia dirancang dan digunakan, sebab ia menjadi
produk maupun sumber dari kekuatan ekonomis dan politis.

2)
1. Teknologi sebagai Pembebas (Liberator)
Sepanjang sejarah modern, perkembangan teknologi telah
disambut secara bersemangat oleh karena potensinya untuk
membebaskan kita dari kelaparan, penyakit, dan kemiskinan.
Teknologi telah dirayakan sebagai sumber dari kemajuan
materiil dan pemenuhan kemanusiaan kita.

2. Teknologi sebagai Ancaman


Pada ekstrem yang berlawanan adalah kritik terhadap teknologi
modern yang melihatnya sebagai ancaman terhadap kehidupan
manusia yang autentik.

3. Teknologi sebagai Instrumen Kekuasaan


Posisi atau respons ketiga berpendapat bahwa teknologi tidak
secara inheren baik atau jelek/jahat, tetapi teknologi adalah
instrumen kekuasaan yang ambigu/mendua, yang konsekuensi-
konsekuensinya tergantung pada konteks sosialnya. Beberapa
teknologi tampaknya netral jika mereka dapat dipakai untuk
kebaikan atau kejahatan sesuai dengan tujuan pemakainya. Pisau
dapat dipakai untuk operasi atau membunuh, dan seterusnya.
Tetapi analisis historis memperkuat kesimpulan bahwa
kebanyakan teknologi sudah dibentuk oleh interes/kepentingan
dan tujuan-tujuan institusional yang khusus.
3) 1. Pertama, saat Allah memerintahkan Nuh untuk membuat kapal
yang akan menjadi tempat tinggal Nuh beserta seluruh
keluarganya saat Allah menurunkan air bah. Bahkan dalam kisah
tersebut, Allah menentukan sendiri bagaimana ukuran maupun
bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal.

2. Contoh lain bisa kita lihat dalam Keluaran 25:9. Di ayat tersebut
Allah Tritunggal memerintahkan Musa untuk membuat Kemah
Suci. Allah juga memberikan petunjuk bagaimana dimensi, ruang,
dan bahan yang diperlukan untuk mendirikan Kemah Suci.

Dari dua contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa Allah tidak
menghalangi manusia untuk mengembangkan teknologi, bahkan Ia
menuntun manusia untuk berkembang dan menciptakan sesuatu
karena Ia menghendaki segala sesuatu dengan tujuan yang baik.

Namun, berbeda apabila motivasinya tidak benar. Kita akan


melihat bagaimana respon Allah terhadap perkembangan teknologi
yang memiliki tujuan yang tidak baik.
1. Pada Kejadian 11:1-9, diceritakan bagaimana Allah memporak-
porandakan menara Babel. Di sini bukan berarti Allah tidak setuju
dengan pendirian menara tersebut, namun Allah melihat apa
motivasi manusia saat mendirikannya, yaitu untuk mencari nama
dan ingin menyamai Allah. Sikap ini merupakan salah satu ciri-ciri
sombong menurut Kristen dan sangat tidak dikehendaki oleh
Allah.

2. Dalam Yohanes 2:16, kita bisa melihat bahwa Allah menentang


penggunaan Bait Suci yang tidak sesuai dengan fungsinya, yaitu
untuk menjadi area komersil.

Sebagai seorang Pemuda Kristen hendaknya menyikapi Iptek


tersebut dengan baik, termasuk dalam menggunakannya,
mengembangkannya dan lain sebagainya. Karena ilmu pengetahuan
merupakan anugerah pemberian Tuhan. Kita hendaknya
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu berdasarkan
sikap yang “Takut akan Tuhan” yang berdasarkan Alkitab. Iptek
yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi
kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat
manusia, sebagai wujud ucap syukur atas karunia Tuhan berupa akal
budi, kepandaian, kecerdasan, dan talenta yang dianugerahkan-Nya
bagi kita. 

Anda mungkin juga menyukai