Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AS’AD AFFANY IBNU AHMAD

NIM : 2211102443075
PRODI : TEKNIK SIPIL

UJIAN TENGAH SEMESTER ISLAM & IPTEKS


SOAL-SOAL
1. Agama dan IptekS
a. Apa peran agama dalam penguasaan ilmu iptek dan bagaimana hubungannya
dengan pembentukan karakter manusia
b. Apa bentuk tanggungjawab manusia sebagai khalifah.
c. Seberapa penting menguasai iptek untuk kehidupan sehari-hari.
d. Bagaimana ilmu pengetahuan mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara
keseluruhan.

2. Al-Quran dan Ipteks.


a. Apa yang dimaksud ayat qauliyah dan ayat kauniyah, jelaskan masing-masing
dengan contoh.
b. Al-Quran menyebutkan bahwa orang berilmulah yang bisa memahami alam dan
lingkungannya yang benar-benar dapat meresapi keagungan Tuhan dan bertaqwa
secara mendalam. Sains itu tidak tebatas, batasannya adalah Sains Allah yang
tidak terhingga karena itu tidak mungkin terjangkau oleh manusia. Tetapi disisi
lain dinyatakan pula oleh Quran bahwa alam raya ini terbuka, sains pun terbuka.
Apa maksudnya? Bagaimana sesungguhnya pandangan Islam terhadap SAINS
yang berkembang saat ini, jelaskan.

3. Pengembangan IPTEKS dalam kehidupan


a. Apakah perkembangan iptek ada yang bertentangan dengan Islam, artinya
apakah terdapat konflik antara ilmu pengetahuan teknologi, seni (IPTEKS)
dengan nilai-nilai Islam? Misal teknologi cloning, teknologi bayi tabung?
b. Ilmu pengetahuan punya 3 dasar beri contoh masing-masing dan apa yang
terjadi kalau ilmu pengetahuan tidak mengikuti LOSADA
c. Bagaimana epistimologi islam beperan dalam pengembangan ipteks dan
social.
JAWABAN
1. Agama dan Ipteks
a) Peran agama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
kompleks, tergantung pada interpretasi dan keyakinan individu atau
masyarakat. Agama memberikan kerangka moral, etika, dan nilai-nilai
spiritual yang membimbing ilmuwan dan peneliti dalam menggunakan
pengetahuan mereka untuk kebaikan manusia. Nilai-nilai seperti keadilan
dan empati sering dijunjung tinggi, membentuk cara ilmuwan memandang
dampak sosial dari temuan mereka. Di sisi lain, agama juga dapat
menimbulkan tantangan, terutama ketika terjadi konflik antara keyakinan
agama dengan temuan ilmiah, menciptakan ketegangan antara ilmu
pengetahuan dan keyakinan agama tertentu. Selain itu, ajaran agama
membentuk karakter manusia melalui norma-norma moral dan etika yang
diajarkan. Agama-agama seperti Kristen, Islam, Hinduisme, dan Budhisme
mengajarkan kebaikan, kasih sayang, kejujuran, dan integritas,
membimbing individu dalam perilaku sehari-hari. Namun, penting diingat
bahwa pengaruh agama terhadap ilmu pengetahuan dan karakter manusia
sangat kompleks dan dapat bervariasi, tergantung pada cara individu
mengintegrasikan keyakinan agama mereka dengan pengetahuan ilmiah
serta bagaimana mereka mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b) Dalam Islam, manusia dianggap sebagai khalifah Allah di bumi, dengan


tanggung jawab utama menjaga keberlangsungan alam dan makhluk hidup
di dalamnya, memastikan keadilan sosial, mendukung pendidikan dan
pengetahuan, menggunakan kekuasaan dengan bijak, serta menjaga
keseimbangan spiritual. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas
merawat lingkungan, memerangi ketidaksetaraan sosial, dan menjalankan
kekuasaan politik dan ekonomi dengan integritas. Selain itu, tanggung
jawab spiritual dan keseimbangan antara kebutuhan rohani dan materi juga
merupakan aspek penting dari peran sebagai khalifah. Dengan mematuhi
tanggung jawab ini, manusia diharapkan menciptakan harmoni antara
manusia, alam, dan Tuhan, membentuk dunia yang lebih baik bagi semua
makhluk hidup.

c) Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keilmuan (Iptek) menjadi


kunci vital dalam kehidupan modern. Iptek mempengaruhi hampir semua
aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari komunikasi global melalui internet
hingga transformasi bisnis melalui perdagangan elektronik. Dalam dunia
kerja, pengetahuan tentang teknologi informasi, pemrograman, dan
keterampilan dalam penggunaan perangkat lunak adalah kebutuhan yang
mendasar. Iptek juga memberikan akses ke pendidikan yang lebih luas
melalui kursus online dan materi pembelajaran interaktif. Di bidang
kesehatan, teknologi medis meningkatkan akurasi diagnosis dan efisiensi
perawatan. Dalam transportasi, pengembangan kendaraan listrik dan
aplikasi berbasis teknologi memudahkan mobilitas. Rumah pintar yang
terkoneksi melalui Internet of Things memperkenalkan kenyamanan baru,
dan inovasi Iptek mendukung keberlanjutan lingkungan melalui energi
terbarukan dan pengelolaan limbah. Oleh karena itu, kemampuan
beradaptasi dengan teknologi baru dan memahami pemanfaatannya dengan
bijak menjadi sangat penting untuk kesuksesan dan perkembangan dalam
kehidupan sehari-hari.

d) Ilmu pengetahuan memiliki dampak yang mendalam pada kualitas hidup


seseorang secara menyeluruh. Dengan pengetahuan ilmiah, seseorang
dapat memahami dunia di sekitarnya dengan lebih baik, membuat
keputusan yang lebih cerdas tentang kesehatan, pendidikan, dan karir, serta
mengatasi tantangan kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu
pengetahuan juga membuka pintu menuju inovasi dan teknologi yang
meningkatkan akses ke layanan kesehatan, pendidikan, dan informasi.
Lebih dari itu, pemahaman ilmiah mengenai lingkungan dan masyarakat
juga memberdayakan individu untuk berpartisipasi dalam perubahan
positif, menciptakan kesadaran akan isu-isu global, dan mengembangkan
solusi untuk tantangan-tantangan kompleks yang dihadapi manusia, secara
keseluruhan meningkatkan kualitas hidup.

2. Al-Quran dan Ipteks.


a)

1. Ayat Qauliyah: Ayat qauliyah merujuk kepada tindakan atau perintah Allah yang
terdapat dalam Al-Quran atau hadis Nabi Muhammad SAW. Ayat qauliyah berkaitan
dengan segala perintah, larangan, dan ajaran moral yang ditemukan dalam sumber-
sumber agama Islam. Contoh ayat qauliyah adalah perintah beribadah seperti shalat,
zakat, dan puasa, serta larangan terhadap perbuatan-perbuatan yang dianggap dosa
seperti mencuri, berbohong, dan minum khamar.

2. Ayat Kauniyah: Ayat kauniyah merujuk kepada tindakan atau sunnatullah, yaitu
hukum-hukum alam atau tindakan Allah dalam menciptakan dan mengatur alam
semesta. Ini mencakup hukum-hukum fisika, kimia, biologi, dan prinsip-prinsip alam
lainnya. Contoh ayat kauniyah adalah hukum gravitasi, siklus air, dan perubahan
musim. Semua fenomena alam ini adalah bagian dari tindakan Allah dalam
menciptakan alam semesta ini.

Dalam pemahaman Islam, baik ayat qauliyah maupun ayat kauniyah merupakan cara
Allah berkomunikasi dengan manusia. Ayat qauliyah ditemukan dalam kitab suci dan
ajaran agama, memberikan pedoman moral dan spiritual. Sementara itu, ayat kauniyah
mengacu pada tata cara Allah dalam mengatur alam semesta, mencerminkan
kebijaksanaan dan kekuasaan-Nya. Keduanya dianggap sebagai bentuk wahyu
(penyingkapan) dari Allah kepada manusia, meskipun dalam bentuk yang berbeda.

b) Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan, atau sains, sangat mendukung dan
mendorong eksplorasi dan pemahaman terhadap alam semesta. Dalam Al-Quran,
manusia dipuji karena kemampuannya memahami alam dan mendalami pengetahuan,
yang sejalan dengan prinsip-prinsip ilmiah. Ayat-ayat yang menggarisbawahi
kebesaran penciptaan alam semesta sering disebutkan dalam Al-Quran, mendorong
manusia untuk merenungkan dan mempelajari keajaiban ciptaan Tuhan. Namun,
Islam juga mengajarkan bahwa batasan pengetahuan manusia tetap ada, dan
pengetahuan manusia tidak akan pernah mencapai kedalaman pengetahuan Allah
yang tak terhingga. Ilmu pengetahuan manusia selalu terbatas dan terus berkembang,
sementara pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Dalam pandangan Islam, sains
dianggap sebagai alat untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.
Sains yang berkembang saat ini dianggap sebagai sarana untuk mendekati
pemahaman tentang penciptaan Allah, dan bukan sebagai suatu hal yang bertentangan
dengan keyakinan agama. Oleh karena itu, banyak ilmuwan Muslim melihat ilmu
pengetahuan sebagai cara untuk mendekati Tuhan, bukan untuk menjauhkan diri dari-
Nya. Pentingnya sains dalam Islam juga ditekankan dalam konteks manfaat sosial dan
kemanusiaan. Pengembangan ilmu pengetahuan dianggap sebagai bentuk ibadah jika
digunakan untuk kebaikan manusia, seperti dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan
teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

Dengan demikian, pandangan Islam terhadap sains adalah positif dan


mendukung, mengajak umatnya untuk mempelajari alam semesta dan memahami
keagungan ciptaan Tuhan, sekaligus mengakui bahwa pengetahuan manusia adalah
keterbatasan yang mengingatkan manusia akan kebesaran dan keluasan pengetahuan
Allah.

3. Pengembangan IPTEKS dalam kehidupan

a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang bioteknologi seperti
teknologi kloning dan bayi tabung, memang menimbulkan sejumlah pertanyaan etika dan
moral dalam konteks nilai-nilai agama, termasuk dalam Islam. Pendekatan terhadap isu-isu ini
bisa berbeda-beda di kalangan cendekiawan dan pemimpin agama Islam, dan pendapat ini
dapat beragam tergantung pada interpretasi ajaran Islam yang dianut. Dalam kasus
teknologi kloning, misalnya, pertanyaan etika muncul mengenai penciptaan
kehidupan manusia dan apakah manusia seharusnya memiliki kekuasaan untuk
menciptakan makhluk hidup dengan cara ini. Beberapa ulama Islam menentang
teknologi kloning manusia karena dianggap mencampuri kehendak Allah dalam
penciptaan manusia. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa teknologi ini dapat
digunakan untuk menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan penyakit, yang sejalan
dengan nilai-nilai kasih sayang dan keadilan dalam Islam. Sementara itu, dalam
teknologi bayi tabung, pertanyaan etika melibatkan penciptaan kehidupan manusia di luar
hubungan seksual dan keterlibatan lebih dari dua orang dalam pembuahan. Beberapa tokoh
agama menilai hal ini sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral Islam yang
mengatur hubungan antara suami dan istri. Namun, ada juga argumen bahwa teknologi ini
dapat membantu pasangan yang mengalami kesulitan untuk memiliki anak secara alami.
Penting untuk dicatat bahwa sains dan teknologi sendiri tidak bertentangan dengan Islam;
sebaliknya, dalam banyak kasus, teknologi dapat digunakan untuk kebaikan manusia. Namun,
isu-isu etika yang berkaitan dengan perkembangan iptek kadang-kadang memerlukan dialog
dan refleksi yang mendalam antara ilmuwan, pemimpin agama, dan masyarakat agar dapat
menemukan solusi yang sejalan dengan nilai-nilai agama dan norma-norma etika yang diakui
oleh masyarakat.
b) Ilmu pengetahuan memiliki tiga dasar yang penting, yaitu observasi, hipotesis, dan
eksperimen:
• Observasi: Observasi adalah pengamatan terhadap fenomena alam atau
kejadian yang menimbulkan pertanyaan. Contohnya, ilmuwan yang
mengamati perubahan pola cuaca dan mencatatnya untuk meneliti
perubahan iklim. Hipotesis: Hipotesis adalah perkiraan atau dugaan
yang didasarkan pada observasi dan dapat diuji melalui eksperimen.
Misalnya, berdasarkan pengamatan tentang pertumbuhan tanaman,
ilmuwan mungkin membuat hipotesis bahwa penambahan pupuk
tertentu akan meningkatkan hasil pertanian.
• Eksperimen: Eksperimen adalah metode yang digunakan untuk
menguji hipotesis dengan mengontrol variabel dan mengamati
hasilnya. Contoh eksperimen adalah mencoba dua jenis pupuk pada
dua kelompok tanaman yang sama untuk melihat hasilnya.
LOSADA (Law of Small Additional Differences and Law of
Small Combined Differences) adalah konsep dalam statistika yang
menyatakan bahwa perubahan kecil dalam variabel-variabel tertentu
dapat memiliki dampak besar pada hasil atau perubahan keseluruhan.
Jadi, jika ilmu pengetahuan tidak memperhitungkan prinsip-prinsip
LOSADA, maka analisisnya mungkin tidak akurat dan hasilnya bisa
menjadi tidak representatif atau sesat. Oleh karena itu, memperhatikan
prinsip-prinsip statistik dan metode ilmiah yang tepat sangat penting
dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan dan
berguna.
C) Epistemologi Islam memainkan peran sentral dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan masyarakat Islam. Penekanan Islam pada pengetahuan sebagai bentuk
ibadah mendorong umatnya untuk aktif dalam pencarian ilmu dan penelitian, melihatnya
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Integrasi ilmu pengetahuan dengan
agama adalah aspek penting, memastikan bahwa perkembangan teknologi mencerminkan
nilai-nilai Islam, termasuk etika, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial. Selain itu,
epistemologi Islam mendorong pendekatan kritis dan analitis terhadap ilmu pengetahuan,
memungkinkan umat Islam untuk mengevaluasi informasi dengan bijak dan menemukan
solusi atas tantangan-tantangan kompleks dalam masyarakat modern. Dengan memahami
prinsip-prinsip epistemologi Islam, umat Islam diberdayakan untuk menciptakan
masyarakat yang inovatif, adil, dan berkelanjutan dengan menggabungkan nilai-nilai
agama dengan kemajuan ilmiah dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai