Anda di halaman 1dari 13

Kuliah IX

Iman, Ilmu pengetahuan-


teknologi, dan Ekologi
Dr. Josep Dudi, Msi.
A. Iman dan Wahyu: Pergulatan
Manusia Katolik
bicara mengenai wahyu dan iman dalam tradisi
Katolik, maka kata kunci yang digunakan adalah
komunikasi. Dengan istilah ini, hendak ditunjukkan
adanya relasi dan tindakan saling menyapa antara
menimal dua pihak.
1. Sejarah Pewahyuan dan Iman

kata “Tuhan” (YHWH) dan “Allah” (ELOHIM),


ditemukan dalam pengalaman religius sejarah bangsa
Israel sekitar tahun 1200 SM. Kata tersebut berasal dari
dua tradisi dengan pengertian yang sama yakni tradisi
Yahwista yang menyebut Tuhan dengan kata YHWH dan
ELOHISTA yang menyebut Tuhan dengan kata ELOHIM.
2. Arti Iman dan Wahyu
Kitab Suci khususnya Lukas merumuskan Wahyu
dalam kisah Para Rasul, “...yang memberikan hidup
dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang”
(Kis. 17:25). Pewahyuan itu dijawab oleh bangsa Israel
dengan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Sumber Pengetahuan Iman dan Wahyu
Iman dan Wahyu tidak lepas dari apa yang
diketahui, berarti salah menghayati. Untuk itu
pengetahuan tentang Tuhan yang mewahyukan diri
dan orang yang beriman harus benar.
4. Ungkapan dan Perwujudan Iman
iman yang merupakan tanggapan atau
jawaban terhadap wahyu akan berkembang dan
hidup jika diungkapkan dan diwujudkan.
5. Yesus yang Kita Imani
Dalam Kitab Suci, kita dapat membaca dan
mengenal sikap dan keprihatinan Yesus Kristus.
Yesus berjuang untuk mewartakan dan
menghadirkan kerajaan Allah.
B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dewasa ini telah terjadi banyak kemajuan diberbagai bidang.
Kemajuan yang sangat menonjol adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), yang pada gilirannya berdampak pada
perkembangan sistem produksi, transportasi, dan komunikasi.
1. Teknologi “Memperpanjang” Fungsi Badan Manusia
dalam buku, Strategi Kebudayaan, van Peursen mengutarakan
teknik, yang pada akhirnya dikembangkan dalam teknologi
menjadi perpanjangan fungsi badan.
2. Iman Bertentangan Dengan Ilmu Pengetahuan?
memang, ada yang menyebutkan adanya pertentangan antara
iman Katolik dengan ilmu pengetahuan. Kondisi itu kerapkali di
tunjukan dengan ilustrasi kasus Galileo Galilei dan adanya
pertentangan antara kisah penciptaan dalam Kitab Suci dengan
ajaran evolusi Charles Darwin.
3. Kemajuan Teknologi Komunikasi
teknologi komunikasi merupakan segala bentuk
kegiatan yang melibatkan perangkat keras
“hardware” dan perangkat lunak “software” dalam
pengolahan, pengelolaan, penyimpanan,
penyebaran, dan pemanfaatan kegiatan komunikasi.
4. Menggunakan Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi, termasuk internet, telah
menjadi komponen penting dalam masyarakat. Apa
yang digagas McLuhan merupakan salah satu bukti
yang dapat diketahui dan dimanfaatkan.
5. Teknologi Komunikasi dan Kaum Muda
penggunaan media internet telah merasuk dan
mempengaruhi setiap orang dengan berbagai
profesi dan jabatan, termasuk kategori usia dari
anak-anak, kaum muda, dewasa dan orang tua.
6. Menggunakan media dengan tepat.
menggunakan media secara tepat dan
bermanfaat adalah tantangan bagi setiap orang.
Bahkan sudah sejak era klasik surat kabar, radio,
dan televisi, orang harus memutuskan apa yang
hendak dicari.
C. Ekologi Media dengan Tepat
Kesadaran manusia sebagai “Gambar Allah”, “Wakil
Allah”,dapat menyeret manusia menjadi pengisap alam
semesta, penguasa sewenang-wenang terhadap ciptaan
lain.
1. Sikap Ekologis Gereja
pada tahun 2013, Konferensi Wali Gereja Indonesia
mengeluarkan Notapastoral berjudul keterlibatan Gereja
dalam melestarikan keutuhan ciptaan. Melalui Nota
Pastoral tersebut, Gereja ingin mengajak seluruh umat
katolik untuk memberi perhatian, meningkatkan
kepedulian, dan tindakan pasrtisipatif dalam menjaga,
memperbaiki, melindungi, dan melestarikan keutuhan
ciptaan dari berbagai macam kerusakan.
2. Pertobatan Ekologis
kepedulian Gereja terhadap usaha-usaha untuk melestarikan
keutuhan ciptaan perlu ditingkatkan.salah satu hal penting yang
mendesak untuk dilakukan adalah membangun dan
mengembangkan pertobatan ekologis demi terwujudnya
rekonsiliasi atau perdamaian antara manusia dengan seluruh
ciptaan.
3. Iman dan Ekologis
apa hubungan iman dan sikap hidup? Yang melek lingkungan
hidup? Mengapa hubungan ini perlu dipertanyakan? Perlu
paradigma baru untuk mengkaji hubungan keduanya.
Demikianlah pertanyan-pertanyaan yang dimunculkan sehingga
jawaban atasnya mendasari relefansi antara keduanya.
a. dualitas-pularitas
pertanyaan mengenai memerti bumi sebagai upaya
pelastarian lingkungan hidup dengan panggilan
religius terbentuk lantaran pola pikir yang dualistis:
memisahkan kehidupan meteri dengan kehidupan
rohani, duniawi dengan surgawi, sikap kerja dengan
ibadah/sikap iman.
pandangan dualistis ini mengakibatkan dialam
menjadi tidak utuh. Artinya, memunculkan
desakralisasi alam atau pemutih sucian lingkungan
fisik. Alam serta merta dipandang sebagai keberadaan
yang bersifat materi.
b. Paradigma Baru:utuh-relational
krisis sosial dan ekologis yang berakar pada pemikiran
dualistis-polaristis mengakibatkan krisis hubungan yang
revalistis. Manusia menjadi rival bagi sesamanya dan alam
menjadi wahana yang bisa diperebutkan. Relasi seperti ini
mengarah pada rusaknya relasi dan ekologi
pendekatan rivalistis pada akhirnya melahirkan pola
penghancuran, perusakan dan penguasaan. Dilihat dari
kacamata teologi, paradigma holistik dan relational ini bukanlah
hal baru agama-agama mengakui adanya kesatuan dan
keterkaitan antara seluruh ciptaan, bahkan mengakui hubungan
antara seluruh ciptaan dengan sang pencipta dengan demikian
panggilan religius juga memberi tempat konstruktif dalam
hubungan dengan lingkungan hidupnya.
c. Panggilan religus dan lingkungan hidup
panggilan untuk melihat kebaikan sang pencipta dalam diri
sesama dan lingkungan hidup ciptaannya memberi respek yang
sepatutnya pada lingkungan hidup. Manusia mengakui bahwa ia
mengandung segi spritual yang membuatnya menjadi makhluk
yang bermartabat, maka lingkungan hidup sebagai bagian dari
ciptaan yang mengandung dan terus menerus melahirkan
kehidupan baru, juga memuat nilai-nilai spiritual yang patut untuk
dihargai oleh manusia. Spiritualitas hidup dalam konteks panggilan
religius berarti pengakuandan perlakuan terhadap lingkungan
hidup sebagai anugerah sang pencipta yang mencerminkan
kesucian, kekudusannya. Ini dapat dimulai dikehidupan kita yang
sederhana dalam kedisiplinan membuang sampah, memelihara
makhluk hidup secara wajar, dan bersikap adil terhadap sesama.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai