teknologi, dan Ekologi Dr. Josep Dudi, Msi. A. Iman dan Wahyu: Pergulatan Manusia Katolik bicara mengenai wahyu dan iman dalam tradisi Katolik, maka kata kunci yang digunakan adalah komunikasi. Dengan istilah ini, hendak ditunjukkan adanya relasi dan tindakan saling menyapa antara menimal dua pihak. 1. Sejarah Pewahyuan dan Iman
kata “Tuhan” (YHWH) dan “Allah” (ELOHIM),
ditemukan dalam pengalaman religius sejarah bangsa Israel sekitar tahun 1200 SM. Kata tersebut berasal dari dua tradisi dengan pengertian yang sama yakni tradisi Yahwista yang menyebut Tuhan dengan kata YHWH dan ELOHISTA yang menyebut Tuhan dengan kata ELOHIM. 2. Arti Iman dan Wahyu Kitab Suci khususnya Lukas merumuskan Wahyu dalam kisah Para Rasul, “...yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang” (Kis. 17:25). Pewahyuan itu dijawab oleh bangsa Israel dengan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. 3. Sumber Pengetahuan Iman dan Wahyu Iman dan Wahyu tidak lepas dari apa yang diketahui, berarti salah menghayati. Untuk itu pengetahuan tentang Tuhan yang mewahyukan diri dan orang yang beriman harus benar. 4. Ungkapan dan Perwujudan Iman iman yang merupakan tanggapan atau jawaban terhadap wahyu akan berkembang dan hidup jika diungkapkan dan diwujudkan. 5. Yesus yang Kita Imani Dalam Kitab Suci, kita dapat membaca dan mengenal sikap dan keprihatinan Yesus Kristus. Yesus berjuang untuk mewartakan dan menghadirkan kerajaan Allah. B. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dewasa ini telah terjadi banyak kemajuan diberbagai bidang. Kemajuan yang sangat menonjol adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang pada gilirannya berdampak pada perkembangan sistem produksi, transportasi, dan komunikasi. 1. Teknologi “Memperpanjang” Fungsi Badan Manusia dalam buku, Strategi Kebudayaan, van Peursen mengutarakan teknik, yang pada akhirnya dikembangkan dalam teknologi menjadi perpanjangan fungsi badan. 2. Iman Bertentangan Dengan Ilmu Pengetahuan? memang, ada yang menyebutkan adanya pertentangan antara iman Katolik dengan ilmu pengetahuan. Kondisi itu kerapkali di tunjukan dengan ilustrasi kasus Galileo Galilei dan adanya pertentangan antara kisah penciptaan dalam Kitab Suci dengan ajaran evolusi Charles Darwin. 3. Kemajuan Teknologi Komunikasi teknologi komunikasi merupakan segala bentuk kegiatan yang melibatkan perangkat keras “hardware” dan perangkat lunak “software” dalam pengolahan, pengelolaan, penyimpanan, penyebaran, dan pemanfaatan kegiatan komunikasi. 4. Menggunakan Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi, termasuk internet, telah menjadi komponen penting dalam masyarakat. Apa yang digagas McLuhan merupakan salah satu bukti yang dapat diketahui dan dimanfaatkan. 5. Teknologi Komunikasi dan Kaum Muda penggunaan media internet telah merasuk dan mempengaruhi setiap orang dengan berbagai profesi dan jabatan, termasuk kategori usia dari anak-anak, kaum muda, dewasa dan orang tua. 6. Menggunakan media dengan tepat. menggunakan media secara tepat dan bermanfaat adalah tantangan bagi setiap orang. Bahkan sudah sejak era klasik surat kabar, radio, dan televisi, orang harus memutuskan apa yang hendak dicari. C. Ekologi Media dengan Tepat Kesadaran manusia sebagai “Gambar Allah”, “Wakil Allah”,dapat menyeret manusia menjadi pengisap alam semesta, penguasa sewenang-wenang terhadap ciptaan lain. 1. Sikap Ekologis Gereja pada tahun 2013, Konferensi Wali Gereja Indonesia mengeluarkan Notapastoral berjudul keterlibatan Gereja dalam melestarikan keutuhan ciptaan. Melalui Nota Pastoral tersebut, Gereja ingin mengajak seluruh umat katolik untuk memberi perhatian, meningkatkan kepedulian, dan tindakan pasrtisipatif dalam menjaga, memperbaiki, melindungi, dan melestarikan keutuhan ciptaan dari berbagai macam kerusakan. 2. Pertobatan Ekologis kepedulian Gereja terhadap usaha-usaha untuk melestarikan keutuhan ciptaan perlu ditingkatkan.salah satu hal penting yang mendesak untuk dilakukan adalah membangun dan mengembangkan pertobatan ekologis demi terwujudnya rekonsiliasi atau perdamaian antara manusia dengan seluruh ciptaan. 3. Iman dan Ekologis apa hubungan iman dan sikap hidup? Yang melek lingkungan hidup? Mengapa hubungan ini perlu dipertanyakan? Perlu paradigma baru untuk mengkaji hubungan keduanya. Demikianlah pertanyan-pertanyaan yang dimunculkan sehingga jawaban atasnya mendasari relefansi antara keduanya. a. dualitas-pularitas pertanyaan mengenai memerti bumi sebagai upaya pelastarian lingkungan hidup dengan panggilan religius terbentuk lantaran pola pikir yang dualistis: memisahkan kehidupan meteri dengan kehidupan rohani, duniawi dengan surgawi, sikap kerja dengan ibadah/sikap iman. pandangan dualistis ini mengakibatkan dialam menjadi tidak utuh. Artinya, memunculkan desakralisasi alam atau pemutih sucian lingkungan fisik. Alam serta merta dipandang sebagai keberadaan yang bersifat materi. b. Paradigma Baru:utuh-relational krisis sosial dan ekologis yang berakar pada pemikiran dualistis-polaristis mengakibatkan krisis hubungan yang revalistis. Manusia menjadi rival bagi sesamanya dan alam menjadi wahana yang bisa diperebutkan. Relasi seperti ini mengarah pada rusaknya relasi dan ekologi pendekatan rivalistis pada akhirnya melahirkan pola penghancuran, perusakan dan penguasaan. Dilihat dari kacamata teologi, paradigma holistik dan relational ini bukanlah hal baru agama-agama mengakui adanya kesatuan dan keterkaitan antara seluruh ciptaan, bahkan mengakui hubungan antara seluruh ciptaan dengan sang pencipta dengan demikian panggilan religius juga memberi tempat konstruktif dalam hubungan dengan lingkungan hidupnya. c. Panggilan religus dan lingkungan hidup panggilan untuk melihat kebaikan sang pencipta dalam diri sesama dan lingkungan hidup ciptaannya memberi respek yang sepatutnya pada lingkungan hidup. Manusia mengakui bahwa ia mengandung segi spritual yang membuatnya menjadi makhluk yang bermartabat, maka lingkungan hidup sebagai bagian dari ciptaan yang mengandung dan terus menerus melahirkan kehidupan baru, juga memuat nilai-nilai spiritual yang patut untuk dihargai oleh manusia. Spiritualitas hidup dalam konteks panggilan religius berarti pengakuandan perlakuan terhadap lingkungan hidup sebagai anugerah sang pencipta yang mencerminkan kesucian, kekudusannya. Ini dapat dimulai dikehidupan kita yang sederhana dalam kedisiplinan membuang sampah, memelihara makhluk hidup secara wajar, dan bersikap adil terhadap sesama. TERIMA KASIH