Anda di halaman 1dari 6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia

Ditulis oleh Nicole

Materi Ke - 23.

Pokok Bahasan : Ajaran Gereja.

Sub Pokok Bahasan : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi kemajuan peradaban dunia.

Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi kemajuan peradaban dunia.

(Termasuk hubungan Iman Kristen dengan Ilmu Pengetahuan)

I. PENDAHULUAN

Maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan masyarakat, maka salah satu faktor yang
menentukan kemajuan masyarakat itu sendiri adalah Sumber Daya Insani (SDI). Tanpa
memberi maksud yang jelas, misalnya menyangkut bagaimana memberdayakan SDI, maka
akan berorientasi pada perilaku manusia yang tidak bertanggung-jawab dan tidak berwawasan
ke masa depan. Persisnya memberdayakan SDI secara Kristiani terletak pada perintah Allah
dalam kitab Kejadian 1:27-28 :

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka,
lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikani-kan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi.

Memperhatikan pernyataan Firman Allah di atas, maka muncul pengertian mengenai kuasa
Allah, yaitu Dia yang menciptakan manusia sekaligus memberi kuasa kepada manusia untuk
bekerja mengelola segala sumberdaya yang diciptaan Allah di atas bumi. Demikian SDI dapat

1/6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia


Ditulis oleh Nicole

dimengerti, sebagai manusia yang bekerja. Setiap manusia memiliki pekerjaan, sebagai upaya
memanfaatkan potensi sumber daya yang berada pada dirinya sendiri. Segala yang dikerjakan
oleh manusia, baik secara `lahir` mapun `bathin`, atau secara `material`maupun
`spiritual`adalah dimensi SDI. Dengan katalain, segenap hidup manusia dapat dimengerti
sebagai profesi yang mengambil bagian dalam dimensi SDI, sehingga ketika memberdayakan
SDI sudah harus dimulai sejak dini, misalnya melalui pembinaan di dalam kehadiran Gereja.

II. MEMBERDAYAKAN SUMBER DAYA INSANI DI DALAM KEHADIRAN GEREJA

Melalui kehadiran Gereja di Indonesia; apakah kehadirannya saat ini di tengah-tengah


perkembangan Ilmu Pengetahuan hanya ada untuk memenuhi panggilan yang melayani
kepentingan umat Kristen saja ? Persoalan ini harus dimengerti, bahwa Gereja tidak hanya
menjadi lembaga keimanan melulu, melainkan Gereja harus menjadi lembaga bagi pendidikan
yang `terbuka` terhadap lingkungan sosial masyarakatnya
. Tidak sebaliknya menjadi `tertutup` yang selalu hadir untuk kalangan umatnya sendiri. Gereja
dalam sejarah kehadirannya harus dapat mengintegrasikan Iman Kristen ke dalam Ilmu
Pengetahuan, sehingga Gereja terhindar dari ketegangan sosial yang sering kali muncul di
masyarakat. Maksudnya; ketegangan sosial dalam diri umat Kristen yang berkaitan dengan
profesi pekerjaannya, yaitu sebagai pelaku sosial yang memiliki komitmen keimanan.

Di satu sisi; makna Gereja melalui pelayanan umatnya, harus dapat menghasilkan kualitas
umat Kristen yang beriman tinggi
(aspek spiritualitas), berilmu
pengetahuan tinggi
(aspek ratio), dan
berjiwa pengabdian tinggi
(aspek sosial) baik terhadap Gereja itu sendiri, maupun terhadap Masyarakat, Bangsa, dan
Negara. Dalam kaitan ini, Gereja sebagai lembaga keimanan yang melalui SDI umatnya harus
mampu memberi nilai Kristen dengan menempatkan Alkitab, sebagai sumber Iman Kristen dan
sebagai pandangan hidup umat Kristen terhadap Yesus Kristus, sebagai Kebenaran dan
sumber dari segala kebenaran.

Di sisi lain; untuk mewujudkan pelayanan umat melalui Gereja dalam kehidupan bersama di
tengah-tengah masyarakat beserta peradabannya, maka di sini ada beberapa unsur yang
diperlukan di dalam Gereja. Pertama; Gereja harus mengintegrasikan pelayanan melalui
umatnya ke dalam
pluralitas kehidupan komunitasnya. Ke
dua
; Gereja sebagai sarana bagi keimanan harus dapat dipergunakan untuk menterjemahkan

2/6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia


Ditulis oleh Nicole

Alkitab ke dalam konteks masyarakat beserta peradabannya.


Ke tiga;
Gereja tentu melalui umatnya harus mempergunakan metode pelayanan dalam bentuk `dialog
terbuka` dalam rangka mewujudkan masyarakat yang beriman dan berilmu pengetahuan.
Ke empat;
pribadi-pribadi di dalam Gereja harus memegang peranan untuk pencapaian pelayanan Gereja,
sebagai lembaga keimanan.

Dengan demikian bagi Gereja di saat ini, bahwa proses pelayanan yang terjadi adalah masih
harus diterjemahkan maknanya ke dalam universalisme peradaban umat manusia. Siapakah
yang memiliki peran penting untuk menterjemahkan atau mewujudkan pelayanan di dalam
Gereja itu? Pertanyaan ini, hanya bisa dijawab jika sarana dan metode yang dipilih dan dipakai
untuk mewujudkan pelayanan di dalam Gereja itu memang merupakan unsur yang penting
dan menentukan bagi realitasnya. Namun, bagaimanapun juga, SDI yang berkualitas tinggilah
yang sangat penting dan paling menentukan perjalanan sejarah umat Kristen dan Gerejanya di
tengah-tengah perkembangan Ilmu Pengetahuan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
peradaban manusia.

III. MANUSIA DAN MASA DEPAN DUNIANYA

Masih di sekitar keberadaan Gereja; yaitu pertanyaannya; siapakah orang yang paling
menentukan dalam proses mewujudkan pelayanan di dalam Gereja ? Bukan para
pelaku-pelaku Gereja saja, meskipun mereka berkuasa dan memiliki pengaruh di dalam
kehidupan Gereja. Mereka bukan orang secara langsung akan menterjemahkan dan
menghidupi pelayanan di dalam Gereja kerealitasnya. Sekalipun masih ada asumsi, bahwa
pelaku-pelaku Gereja merupakan orang yang sangat berperan untuk menerjemahkan
pelayanan sebuah Gereja. Salah satu unsur dalam Gereja, bila diperhitungkan berdasarkan
jumlah keseluruhan umatnya, maka merekalah yang memiliki peran sangat besar untuk
menentukan kebijakan dan pelaksanaan pelayanan di dalam Gereja yang ada. Karena mereka
memiliki peluang jumlah yang paling besar untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya.

Pertanyaan berikut adalah; apakah yang paling menentukan dalam diri umat yang dapat
mempengaruhi pelayanan di dalam Gereja ? Ada asumsi, bahwa pandangan hidup para umat
adalah merupakan unsur yang sangat menentukan. Dalam Gereja, umatnyalah yang
berkompeten untuk menterjemahkan pelayanan di dalam Gereja ke dalam realitasnya, sebab
mereka memiliki komitmen keimanan yang sama. Namun, persoalannya adalah sebagai umat
yang hidup bersosialisasi di tengah-tengah masyarakatnya, mereka juga memiliki komitmen
keilmuan di samping keimanannya

3/6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia


Ditulis oleh Nicole

. Di dalam dunia modern yang semakin berkembang saat ini, kecenderungan manusia untuk
hidup mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan mengabaikan agama semakin kuat. Dengan kata
lain kepercayaan manusia terhadap Ilmu Pengetahuan, telah mengambil alih peranan agama
yang berkuasa. Karena nampaknya Ilmu Pengetahuan menjadi hakekat dan penentu jaman ini.
Agama dan Ilmu Pengetahuan akhir-akhir ini telah menempatkan diri sebagai bidang-bidang
yang terpisah secara intelektual, tekstual, dan institusional. Fakta historis menunjukkan, bahwa
sejak Ilmu Pengetahuan bertumbuh, maka ketegangan antara manusia ilmuwan dan teolog
juga semakin meningkat. Terlebih dengan adanya pandangan filosofis yang telah diterima
secara umum, bahwa Ilmu Pengetahuan dianggap dapat menanggulangi segala macam
masalah yang dihadapi manusia. Akibatnya masih ada pandangan, bahwa agama dianggap
tidak bermanfaat lagi. Karena itu, dapatlah
umat Kristen menerjemahkan komitmen keilmuan di dalam komitmen keimanan, dan sebaliknya
menerjemahkan komitmen keimanan di dalam komitmen keilmuannya.

Dengan tidak mengabaikan,bahwa setiap ada upaya untuk mendayagunakan potensi SDI,
misalnya dalam konteks Kristiani harus berorientasi pada nilai-nilai: damai sejahtera, keadilan,
kebenaran dan keutuhan ciptaan Allah, sekaligus sebagai nilai-nilai luhur dari peradaban
Kristiani yang telah diungkapkan oleh Alkitab di tengah-tengah peradaban dunia.
Karena itu, pendidikan di dalam Gereja yang berhubungan dengan SDI perlu dijiwai atau
didasari oleh terang Firman Allah. Di sinilah,
manusia sebagai subyek, dan sekaligus sebagai obyek
yang berada pada tataran Pembangunan Nasional masih perlu untuk mengerjakan
kelanjutannya. Konkritnya; bahwa perhatian terhadap Pembangunan Nasional ini masih
secara berkesinambungan untuk dikerjakannya dalam kerangka Pembinaan Warga Gereja dan
Pendidikan Formal dan Pendidikkan Informal. Melalui semuanya ini secara berencana dan
berkesinambungan, maka dapat membuka peluang kerja manusia untuk memasuki masa
depan dunia beserta peradabannya. Sekaligus melalui semuanya ini manusia diingatkan
untuk mendayagunakan kekuasaannya yang diperoleh dari Allah secara bertanggung-jawab
yang berimplikasi menghadirkan keadilan, kebenaran, kedamaian dan keutuhan atas ciptaan
Allah. Melalui semuanya ini manusia pun diajak untuk mengerti tujuan Allah yang
merencanakan pembangunan dan penyelamatan atas alam semesta. Intinya; semuanya ini
menghantar pada pemahaman yang bertanggung-jawab atas partisipasi dalam proses
penyelamatan yang dikerjakan Allah. Di sinilah, manusia dapat mengenal siapa dirinya di
hadapan sesama dan Allahnya sendiri, terutama ketika memasuki perjalanan peradaban
manusia di dalam sejarah dunia.

Secara spesifik; masa depan Indonesia terletak pada masa depan sumber daya yang berada
pada manusia. `Kejatuhan` hingga `pembaruan` `tradisionalisme` hingga `modernism`
semuanya ini menjadi fenomena sosial yang harus diberi nilai tinggi dalam mengisi
Pembangunan Nasional. Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia
seutuhnya secara lahir dan bathin.
Oleh karena itu, manusia menjadi
perhatian khusus untuk menggerakan Pembangunan Nasional. Dalam kaitan seperti ini maka

4/6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia


Ditulis oleh Nicole

Gereja dipanggil untuk menghadirkan peran serta melalui umatnya untuk mengapresiasikan
pembinaan dan pendidikan di atas tataran: etika, moralitas, dan spiritualitas, sehingga upaya
pembangunan manusia seutuhnya itu tidak terlepas dari proteksi ajaran agama yang
mendapat perlindungan dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Dengan demikian
kerukunan nasional merupakan pekerjaan kolektif manusia, sebagai pengejahwantahan dari
cita-cita bangsa, sambil menantikan janji Allah dan datangnya Kerajaan Allah ke dalam dunia
ini. Dengan perkataan lain; upaya membangun manusia pembangunan selalu berkonotasi
menyaksikan kemuliaan Yesus Kristus kepada dunia, sehingga dunia mengenal Yesus Kristus,
sebagai Tuhan dan Juruselamat.

IV. P E N U T U P

Bagi kehadiran Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), melalui umatnya masih
perlu menghadirkan diri, sebagai Gereja yang membangkitkan potensi SDI dengan tidak
mengabaikan pembinaan dan pendidkan secara utuh dan terpadu, selaras dan harmonis, dan
berkesinambungan.
Untuk itu pembinaan dan pendidikan yang menumbuhkan dan mengembangkan SDI masih
perlu selalu merambah dan menyentuh tataran pelayanan sosial (
Galatia 5:22; Efesus 2:10; Matius 5:16
) kesaksian (
Kisah Para Rasul 1:8; Matius 28:19-20; Markus 16:15-16
) persekutuan (
Efesus 4:11-16
) di tengah-tengah masyarakat luas. Realistisnya; pembinaan dan pendidikan segera
diselenggarakan
sejak dini
dengan mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan keberadaan GPIB sebagai
Gereja Yang Kudus dan Am. Beberapa pertanyaan itu adalah: di manakah tempat SDI di dalam
seluruh pemberitaan Firman Allah ? Dan, apakah yang dapat dikembangkan dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara ? Serta, Apakah dasar Alkitabiah untuk
mengembangkan sebuah pemahaman tentang SDI dalam kerangka mencapai tujuan-tujuan:
ekonomi politik dan peradaban serta perilaku-perilaku sosial lainnya?

Daftar Kepustakaan :
1.
2.
3.
4.

Alkitab,
Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
Barbour, Ian G., Issues
In Science And Religion, London: HarperTorch-Books, 1971.
Ellul, Jacques., The
Technological Society, New York: Vintage Books, 1964.
Hadi, Hardono P., Epistemologi
Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1994.

5/6

Materi 23 : Pemberdayaan Sumber Daya Insani bagi Kemajuan Peradaban Dunia


Ditulis oleh Nicole

5. Mulder, D.C.,

Iman Kristen Dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: BPK, Cetakan V, 1965

6/6

Anda mungkin juga menyukai