Anda di halaman 1dari 10

II.

LANDASAN TEORI
II. 1. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,
sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini
maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda adalah
individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun
belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Dalam KBBI, menjelaskan
bahwa pemuda diartikan orang muda laki-laki yang akan menjadi pemimpin
bangsa, pemuda yang selalu bergantung pada induk semangatnya dan pemudi
artinya orang muda perempuan, juga ikut mengangkat senjata. 1Pemuda juga dapat
disebutkan sebagai jemaat laki-laki dan perempuan yang berusia di atas usia
remaja dan belum menikah.2
Secara Psikologi pemuda adalah orang yang berumur antara 15-35 tahun.
Pemuda merupakan orang yang sudah cukup dewasa baik secara fisik maupun
psikis, sehingga sudah mampu bekerja mencukupi kehidupannya dan orang lain.
Pemuda adalah orang-orang yang berusia 18-22 tahun dan hidup mandiri.
Menurut Sumiyatiningsih menjelaskan pemuda adalah orang yang berumur 18-25
tahun yang selalu membuka diri dan selalu membangun hubungan dengan semua
orang serta hidup disiplin dengan berbagai aturan lingkungan masyarakat.3
Pemuda merupakan orang-orang yang sudah dewasa secara fisik dan mental yang
sudah mampu berfikir dan bertindak, pemuda berada pada umur 18-34 tahun,
pada umur ini sudah mampu berpikir dan penuh cita-cita masa depan seperti studi
lanjut kuliah, mencari pekerjaan dan menentukan suatu pasangan hidup. 4Kaum
pemuda yang merupakan orang-orang yang berada pada umur 18-22 atau 18-34
tahun yang sudah beranjak dewasa sehingga mampu mandiri untuk menjalani
kehidupannya dan mampu mengambil keputusan yang bermanfaat bagi dirinya
serta bagi orang yang di sekitarnya.

1
Dapartemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta,2008),6-7.
2
Aturan Peraturan HKBP 2002,120.
3
Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Secara Profesional (Bandung: Kalam Hidup,2009),151.
4
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan praktik Pendidikan Agama Kristen (Yogyakarta:
Andi:2006),129-130.

12
II. 2. Pendidikan Agama Kristen Kepada Kaum Pemuda
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar, sistematis, dan
berkesinambungan untuk membangkitkan atau memperoleh baik pengetahuan,
sikap, nilai, keterampilan, maupun hasil dari usaha tersebut. Pelaksanaan
Pendidikan Agama Kristen bagi pemuda Kristen adalah untuk menjadikan
pemuda-pemuda Kristen yang memiliki kesadaran akan diri sendiri, kesadaran
akan Tuhan dan Takut akan Tuhan. Eli Tnaya menjelaskan beberapa tujuan dari
Pendidikan Agama Kristen:
1. Meningkatkan dalam diri pribadi yang bertumbuh kesadaran akan
Allah sebagai realitas dalam pengalaman manusia dan rasa adanya
hubungan pribadi dengan Dia.
2. Membina pribadi yang bertumbuh kepada pengertian dan penghargaan
akan kepribadian, kehidupan, dan pengajaran Yesus Kristus.
3. Meningkatkan dalam pribadi yang bertumbuh perkembangan progresif
dan terus- menerus dari watak Kristus.
4. Mengembangkan dalam diri yang bertumbuh kemampuan dan
kecenderungan untuk berpartisipasi dalam dan menyumbang secara
konstruktif kepada pembangunan tata sosial.
5. Membentuk pribadi yang bertumbuh untuk membangun falsafah hidup
berdasarkan tafsiran Kristen tentang kehidupan dan alam semesta.
6. Mengembangkan dalam pribadi yang bertumbuh kemampuan dan
kecenderungan untuk berpartisipasi dalam gereja.
7. Memungkinkan dalam diri pribadi yang bertumbuh mengasimilasikan
pengalaman religious yang terbaik dari bangsa sebagai bimbingan
efektif bagi pengalaman kini.5
Jika pemuda mendapatkan Pendidikan Kristen yang memadai, maka mereka
akan menjadi generasi penerus yang sehat dan kuat. Oleh karena itu, gereja harus
mendidik pemuda demi mendapatkan generasi penerus yang andal. Untuk
mendapatkan generasi yang andal, perlu memberikan Pendidikan yang terus
menerus fase demi fase. Fase perkembangan iman pada pemuda dimulai sejak
umur sekitar 20 tahun atau pada saat memasuki masa dewasa awal. Pada masa ini
5
Eli Tanya, “Gereja dan Pendidikan Agama Kristen: Mencermati peranan Pedagogis Gereja”,
(STTC,2006),30.

13
lahir refleksi-refleksi kritis atas seluruh pendapat, keyakinan dan nilai (religius)
lama. Pemuda juga mulai dapat melihat diri sendiri dan orang lain sebagai suatu
sistem kemasyarakatan dan menyadari tanggung jawab pribadinya. Pada masa ini
pemuda mengalami yang disebut sebagai “diri otentik dan mandiri”, yakni masa
dimana seseorang memiliki kesanggupan sendiri untuk berdialog dengan dirinya
dan memiliki pribadi yang hanya dikenal oleh dirinya sendiri.6 Roh Kudus
bekerja melalui pendidikan Kristiani untuk membawa transformasi, pembaharuan,
dan reformasi pada individu, kelompok, dan struktur sosial untuk mendekatkan
mereka pada kehendak Tuhan, yang digariskan dalam Kitab Suci dan dalam
pribadi Yesus Kristus.7
Menurut Groome, Istilah pendidikan dalam bahasa inggris education
berasal dari bahasa Latin, ducure yang berarti penuntun, mengarahkan,
memimpin, keluar. Maka istilah pendidikan berarti menuntun memimpin keluar
dari ketidaktahuan, kekurangan, dan lain sebagainya.8Pendidikan Kristen adalah
kewajiban teologis gereja, sekolah, masyarakat, bahkan keluarga untuk mendidik
dan mengembangkan warganya atau anggotanya sebagai komunitas iman.
Menurut Homrighausen dan Enklaar, pendidikan Kristen adalah proses di mana
semua orang, pelajar dan orang dewasa, masuk ke dalam persekutuan iman yang
hidup dengan Allah dan persekutuan gereja-Nya di segala waktu dan
tempat.9Meskipun pada awalnya tidak mendapat perhatian yang cukup, salah satu
aspek yang paling penting adalah pertumbuhan teknologi untuk media dan
komunikasi. Pertumbuhan globalisasi manusia di era globalisasi ini dapat
memperoleh pengetahuan dan mengelolanya lebih cepat karena globalisasi
ekonomi, budaya, dan teknologi. Globalisasi memfasilitasi interaksi sosial antar
manusia, tetapi juga mendistorsi identitas individu. Kaum muda saat ini
menganggap globalisasi sebagai bentuk kebebasan tanpa batas.10

6
Agus Cremers, Teori Perkembangan Kepercayaan, karya-karya penting James W. Fowler”,
(Yogyakarta: Kanisius,1995),32-33.
7
Robert W. Pazmino, Fondasi Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK. Gunung Mulia,2012).70.
8
Thomas Groome, Christian Religious Education, ed. Daniel Stefanus (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, (2010).70.
9
E.G. Homrighausen and I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2015).70.
10
Denny Najon, Dampak Globalisasi Dalam Persekutuan Religiusitas Pemuda Kristen, Vol,7,
no.3, Maret 2022,4.

14
Oleh karena itu, globalisasi memberikan ruang bagi Gereja untuk
mengeksplorasi berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk menjalin
fungsinya.11Gereja tidak perlu lagi berada di tempat-tempat menjalankan
panggilannya, sebaliknya, Gereja perlu pergi ke dunia dan melakukan banyak
upaya untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi, sehingga
orang-orang di masa depan akan terus mengidentifikasi diri sebagai orang Kristen
dalam keyakinan, tindakan, dan pemikiran mereka. Generasi milenial terdiri dari
individu berusia antara 18 hingga 38 tahun yang lahir pada awal tahun 1980-an
hingga awal 2000-an. Selain itu, generasi ini adalah generasi yang tidak diragukan
lagi ditakdirkan untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Teknologi digital
juga memiliki dampak yang signifikan pada generasi ini.12Rusaknya relasi akibat
teknologi juga dapat berdampak keterampilan sosial dan kemampuan untuk
berempati, mungkin karena pemuda sering tidak melihat lawan bicaranya secara
langsung sehingga mudah tergoda untuk marah.

II. 3. PAK Pemuda Di Era Globalisasi


Pendidikan adalah suatu kegiatan pendidikan harus dilakukan sesuai dengan
prinsip dan kaidah pendidikan serta dilaksanakan dalam setiap jalur dan konteks
pendidikan. Sedangkan pengertian kurikulum merupakan dua konsep yang
memiliki makna yang berbeda tetapi saling terkait. Pendidikan Kristen harus
membuat suatu keputusan-keputusan yang secara langsung mempengaruhi praktik
Pendidikan secara aktual. Keputusan itu secara khusus berkaitan dalam
perencanaan, implementasi dan evaluasi secara kurikulum. Para pendidik Kristen
bisa mengeksplorasi fondasi-fondasi kurikulum dengan berfokus pada realitas
yang konkrit dan kepedulian untuk mengembangkan panduan praktis bagi
pengajaran. Penyusunan sebuah kurikulum adalah mengintegrasikan berbagai cara
pandang yang berasal dari berbagai fondasi sehingga menjadi saling terkait satu
sama lain.
Ada beberapa definisi kurikulum sebagai berikut:
1. Kurikulum adalah konten yang disediakan bagi peserta didik.

11
Denny Najon, Dampak Globalisasi Dalam Persekutuan Religiusitas Pemuda Kristen, 6.
12
John A. Titaley, Religiositas Generasi Milenial,72.

15
2. Kurikulum adalah pengalaman proses pembelajaran yang terpadu dan
terencana bagi peserta didik.
3. Kurikulum adalah pengalaman aktual peserta didik atau partisipan.
4. Secara umum, kurikulum termasuk materi dan pengalaman untuk
pembelajaran, secara khusus kurikulum adalah pelajaran tertulis yang
digunakan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan Kristen.
5. Kurikulum adalah pengorganisasian aktivitas pembelajaran yang dipandu
oleh seorang pengajar dengan tujuan untuk mengubah sikap.13
Ada beberapa teori yang mendefinisikan kurikulum sebagai suatu yang
direncanakan atau yang dimaksudkan oelh pendidik, sementara pengajaran
(intruksi) adalah apa yang sebenarnya dialami oleh peserta didik. Kurikulum bisa
juga didefnisikan sebagai konten yang disediakan bagi peserta didik dan
pengalaman pembelajaran mereka yang aktual yang dipandu oleh seorang
pengajar. Dari defenisi yang dijelaskan barusan memberi suatu implikasi bahwa
pengajar harus tanggap dengan tanggung jawabnya dalam menyampaikan konten
dan pengalamannya saat merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
pengajarannya. Tantangan bagi penyusunan kurikulum adalah memadukan atau
mencampurkan baik konten Kristen maupun pengalaman sehingga pikiran dan
kehidupan peserta didik akan dipengaruhi dan diubahkan oleh kebenaran Allah.14
Menurut Robert W. Pazmino, kebenaran merupakan komponen penting dari
pendidikan Kristen. Kebenaran adalah kebenaran yang dapat kita lihat di mana-
mana dalam ciptaan, serta kebenaran yang telah diberitahukan oleh Roh Kudus
melalui Kristus dan Kitab Suci. Jelas dari penjelasan tersebut bahwa kurikulum
merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan. Kebenaran ini
merupakan konten yang esensial dalam pengajaran Kristen- kebenaran seperti
yang dinyatakan dalam Kristus dan Kitab suci melalui kebenaran adalah
kebenaran Allah. Kasih merupakan sarana yang melaluinya kebenaran dan
bersaksi tersebut efektif dikomunikasikan. Orang Kristen diperintahkan untuk
mengasihi dan bersaksi tentang iman mereka melalui kasih ini (Yohanes 13-34-
35). Untuk mengabungkan konten dan pengalaman, pendidik Kristen harus setia

13
Robert W. Pazmino, Fondasi Pendidikan Kristen, (BPK.Gunung Mulia,2012),324-325.
14
Robert W, Fondasi Pendidikan, 211.

16
menghidupi kebenaran dan Kasih dalam pengajaran mereka dan pengalaman
peserta didik mereka. Fokus pada kebenaran yang tidak diseimbangkan dengan
focus pada kasih akan mengarah pada kekerasan. Fokus pada kasih tanpa
diseimbangkan dengan focus pada kebenaran akan melahirkan kebebasan yang
tidak terkendali. Kebenaran tanpa kasih akan menjadi keras, sementara kasih
tanpa kebenaran akan menjadi lemah.
Pendidikan Agama Kristen untuk menanamkan kebenaran kepada generasi
muda agar tetap mengikuti kemajuan teknologi dan perkembangan komunikasi
informasi global. Informasi global merupakan istilah yang memiliki hubungan
dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar manusia di seluruh
dunia melalui informasi. Dengan adanya informasi global internet manusia
semakin mudah untuk berhubungan satu sama lain. Seperti tidak ada jarak yang
memisahkan antara negara luar dengan Indonesia, semua berkembang begitu
cepat dan distribusi informasi seperti tidak terbatas. Jika dilihat dari sikap, anak
muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak
ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Oleh karena itu,
generasi pemuda adalah generasi penerus masa depan. Pengaruh perkembangan
budaya yang diiringi teknologi membuat sebagian orang serta masyarakat
menyalahgunakan dengan berbagai keinginan dan kehendak mereka sendiri. Jadi,
ada baiknya kita bisa memilih bagaimana budaya, teknologi dan lain sebagainya
berguna bagi kita dengan orang lain. Pendidikan moral merupakan cara ampuh
yang mesti ada agar terencana untuk mengubah sikap, perilaku, Tindakan yang
dilakukan kaum pemuda agar mampu berinteraksi dengan lingkungan masyarakat
sesuai dengan nilai moral dan kebudayaan masyarakat setempat. 15Budaya bekerja
dalam kebenaran yang diterima di dalam dunia manusia atau masyarakat. Budaya
juga bisa menjadi keikutsertaan dalam pekerjaan dunia, membuat atau mengubah
sesuatu hal dan melakukan hal tersebut dalam rangka menyatakan dirinya sebagai
penyandang citra Allah sesuai dengan kehendak dan tujuan Allah yang khusus.
Globalisasi berpengaruh yang sangat besar terutama di kalangan kaum
pemuda saat ini, sebagian besar pemuda di era globalisasi itu banyak yang
15
Yudhaswara Januarharyono, Peran Pemuda Di Era Globalisasi, Jurnal Ilmiah Magister
Administrasi 3, no.1,2019,7.

17
menyalahgunakan gaya hidupnya. Terutama kaum pemuda yang tinggal di kota
maupun kota metropolitan banyak kaum pemuda lebih mengikuti trend mode di
masa kini, seperti pemuda yang mengenakan pakaian orang-orang luar dan
bergaya kebarat-baratan, sehingga kaum pemuda membuat suatu komunitas.
Komunitas tersebut membawa pengaruh bagi anggota di dalamnya sehingga
pemuda menirukan gaya tersebut di zaman era globalisasi ini perkembangan
teknologi sangat pesat sehingga pemuda menggunakan berbagai aktivitas
misalnya, pekerjaan, di bidang pendidikan, Tidak hanya trend berpakaian bahkan
tata cara hidup mereka kaum pemuda ikuti. Pelayanan kaum pemuda sangat
penting untuk kelangsungan iman di bumi karena ini adalah generasi yang akan
mengubah sejarah setiap generasi. Akibatnya, kita perlu menawarkan kepada
mereka perspektif yang benar-benar komprehensif. Tentu saja, itu harus
didasarkan pada Firman Tuhan. Dengan mewujudkan impian pemuda gereja
sebagai generasi penerus dan melatih mereka menjadi saksi Kristus, kita tidak bisa
berbuat banyak untuk masa depan dunia bagi kemuliaan Tuhan.16Mendidik kaum
pemuda menurut persepsi dan pemikiran pemuda itu sendiri yang diterangi oleh
kebenaran Tuhan yang telah diperoleh sebelumnya dan sedang diajarkan, jalan
yang tepat baginya didasarkan pada jalan persepsi dan pemikiran pemuda itu
sendiri. Pelayanan kaum pemuda melakukan apa yang diperlukan untuk mendidik
orang-orang muda dalam iman mereka, membantu mereka bertumbuh dalam
kepenuhan hidup dalam Tuhan. Pemuridan rohani seperti halnya waktu berdoa
pribadi, puasa, meditasi dan pelayanan telah dianggap sebagai bagian
proses.17Para pemimpin kaum pemuda perlu menyadari perangkap tertentu.
Ketika anak-anak muda mulai mengenal Kristus dan suatu tingkat keberhasilan
penginjilan, terealisasi, pelayanan kaum pemuda yang berkembang dapat
menuntut perhatian yang terus menerus. Oleh karena itu bukanlah semata-mata
“Strategi’ yang berjalan tetapi terhadap kedisiplinan.18

16
Herawati Barus, Pelayanan Kaum Muda dalam menciptakan Generasi yang Bersinar, Jurnal
Teologi dan Pelayanan Kristiani,2, no.11, (Juni 2019),36-37.
17
Dave Rahn, Pelayanan Kaum Muda,396-397.
18
Dave Rahn, Pelayanan Kaum Muda,395.

18
II. 4. Peran Pemimpin Gereja dalam Pelayanan Kaum Pemuda
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Kristus yang
memisahkan diri dari dunia untuk menjalankan misi Allah. Gereja adalah
persekutuan orang-orang yang dipanggil dari menuju kegelapan menuju terang
yang ajaib untuk bersaksi, bersekutu dan melayani, dalam 1 Petrus 2:9 Gereja
harus mampu mendidik, khususnya bagi jemaat untuk mampu bertindak secara
moral sesuai dengan nilai-nilai kristen karena karakter merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari pembangunan iman. Melalui peran mendidik, gereja
dapat membangun iman kristen. Melalui sikap dan perilaku yang sesuai dengan
karakter Kristiani. Gereja harus menerapkan nilai-nilai kebaikan khususnya bagi
orang pemuda, sehingga dapat menghasilkan generasi penerus yang tidak hanya
beriman, tetapi kemudian memiliki nilai karakter sesuai dengan karakter
Kristus.19Kaum pemuda masa kini memiliki kebutuhan dan tantangan yang
berbeda dengan kaum pemuda sebelumnya, ini didasarkan pada perubahan yang
terjadi pada pola pikir dan kelakuan kaum pemuda. Gereja sebagai lingkungan
pemuda membangun relasi dan komunikasi harus mampu memberi pengaruh
positif dalam peningkatan dan pengembangan nilai-nilai kristiani bagi pemuda,
khususnya dalam membangun relasi antar pemuda dan memasuki rumah tangga
sebab pemuda rentan dengan masalah sehingga butuh bimbingan dan arahan dari
pemimpin rohani dari gereja.20Pemimpin dalam memimpin pelayanan kaum
pemuda adalah sebuah kunci keberhasilan pelayanan kaum pemuda itu sendiri.
Memahami dan mengerti kaum pemuda membutuhkan waktu dan pendampingan
dalam menemukan karunia rohani, panggilan, kemampuan kepribadian dan
pengalaman sehingga kaum pemuda dapat terlibat dalam pelayanan sesuai dengan
yang kaum pemuda miliki.
Peran pemimpin sangat penting bagi kemajuan dan kemunduran dalam
suatu organisasi termasuk organisasi rohani. Pemimpin menjadi pendorong dan
penggerak suatu organisasi dapat terus bertumbuh. Hal yang sama juga peran
pemimpin dalam pelayanan kaum pemuda masa kini. Kaum pemuda
membutuhkan pemimpin dan pengarah agar tujuan keberadaan pelayanan kaum

19
Laros Tuhureru, Efektifitas pembinaan karakter generasi muda dalam persepsi tokoh masyarakat
dan pemuda: studi kasus pasca konflik sosial Ambon” Logika XXI no.1,2017.14.
20
Daniel Nuhamara, Pengutamaan dimensi Karakter Agama Kristen, Vol.16. No. 1,2018.11.

19
pemuda dalam gereja tercapai. Para pemimpin gereja harus mengubah persepsi
yang salah dalam melihat kaum pemuda yaitu kaum pemuda sebagai gereja di
masa depan, dengan demikian peran pemimpin gereja tidak boleh memandang
sebelah mata terhadap kelompok kaum pemuda sebagai kumpulan orang yang
tidak bisa melakukan apa-apa. Peran pemimpin gereja terhadap kepemimpinan
pelayanan kaum pemuda sangat penting dilakukan dan diterapkan baik dalam
kegiatan secara periodik maupun secara kebutuhan dilapangan agar para
pemimpin kaum pemuda di arahkan dalam memimpin dan melayani kaum
pemuda dengan dasar kepemimpinan melayani serta panggilan yang kuat untuk
melayani dengan tulus dan hati yang mengasigi Tuhan Yesus sebagai kepala
gereja.
Pemuda adalah tiang gereja artinya pada pemuda diberi peran dan tanggung
jawab untuk melanjutkan pelayanan karena kaum pemuda mampu berfikir dan
bertindak dengan baik untuk melaksanakan pelayanan baik secara rohani maupun
secara fisik. Kehadiran pemuda dalam gereja menjadi tulang punggung pelayanan
kemajuan gereja. Kaum pemuda yang jauh dari gereja adalah pemuda yang tidak
memiliki visi dan misi pelayanan serta tidak memahami dirinya sebagai umat
Tuhan. Peran pemuda dalam gereja adalah melibatkan diri dalam pelayanan
seperti mengajar sekolah minggu, mengambil bagian pengurus pemuda dan
menjadi majelis gereja. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian kaum
pemuda hanya mengaku sebagai orang kristen, tetapi tidak pernah terlibat dalam
pelayanan dan mungkin mengikuti ibadah-ibadah yang dilaksanakan gereja baik
ibadah gereja di hari minggu serta ibadah-ibadah lainnya.21Kaum pemuda
membutuhkan pemimpin serta pengarahan agar tujuan keberadaan pelayanan
kaum pemuda dalam gereja tercapai.Para pemimpin gereja mampu mengubah
persepsi yang salah dalam melihat kaum pemuda yaitu kaum pemuda sebagai
gereja di masa depan. Para pemimpin gereja tidak boleh memandang sebelah mata
terhadap kelompok kaum pemuda sebagai kumpulan orang yang tidak bisa
melakukan apa-apa. Alkitab menyampaikan bahwa kaum pemuda perlu untuk
dimuridkan dan dibimbing agar bertumbuh serta menjadi dewasa secara rohani

20
serta berkarakter. Oleh karena itu, dalam hal ini peran pemimpin gereja mampu
untuk mengembangkan kepemimpinan pelayanan kaum pemuda sangat
22
dibutuhkan. Oleh sebab itu, untuk melayani kaum pemuda, khususnya kategori
kaum pemuda di Gereja, kita harus bisa merendahkan diri dan berempati dengan
pergumulan mereka dalam mencari tahu siapa mereka sebagai pengemban misi
Tuhan sendiri.

22
Heryanto, Peran Pemimpin Gereja dalam Kepemimpinan Pelayanan Kaum Pemuda Masa Kini,
(Sekolah tinggi teologi internasional Harvest Semarang,2020),11.

21

Anda mungkin juga menyukai