Disusun oleh:
Gyzhella Chresty Angel
NIM: 1831008
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara
sederhana, pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik
untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Pendidikan
adalah suatu ilmu yang kita pelajari. Dengan adanya pendidikan kita dapat
mempelajari dan mengetahui tentang ilmu-ilmu yang penting. Pendidikan sangat
penting kita dapatkan, karena jika kita tidak mengetahui dan mendapatkan ilmu kita
akan mudah di tipu dan di permainkan oleh orang. Pendidikan merupakan hal yang
terpenting dalam kehidupan kita, berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan
berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan pada umumnya
diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan;
proses, cara, perbuatan mendidik.
Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat menentukan kualitas
kehidupan pribadi, kualitas kehidupan bermasyarakat, dan kualitas kehidupan
berbangsa dan bernegara. Salah satu pendidikan yang penting adalah pendidikan
agama Kristen bagi mahasiswa perguruan tinggi. Mensosialisasikan Pendidikan
Agama Kristen penting dan telah teruji oleh jaman dan memberikan pencerahan di
sepanjang Abad, baik di Eropa Barat yang menghasilkan Afklarung dan dunia
modern, serta di Amerika Serikat yang menghasilkan etos kerja menjadi negara super
power.
Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, perlu upaya pendidikan
yang diberikan sejak dini. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi
tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD).
Semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama
sembilan tahun, enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Menengah
Pertama. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Universitas adalah suatu institusi
pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai
bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan sarjana dan pascasarjana.
Universitas adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki
wewenang, tanggung jawab dan kewajiban secara langsung dalam mengarahkan dan
membimbing proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan secara
efektif dan efisien. Keberadaan Pendidikan Agama Kristen di universitas menjadi
salah satu upaya strategi mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan
Nasional adalah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Pendidikan Agama Kristen di universitas adalah bagian
integral tercapainya tujuan pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Pendidikan?
2) Apa pengertian Pendidikan Agama Kristen?
3) Bagaimana Sistem Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi?
4) Seberapa Penting Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi?
C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat mengerti apa arti pendidikan
2. Agar pembaca dapat mengerti apa arti pendidikan Agama Kristen
3. Agar pembaca dapat mengetahui apa tujuan dari pendidikan Agama Kristen
4. Agar pembaca dapat mengetahui seberapa penting pendidikan Kristen bagi
perguruan tinggi
Bab II
PEMBAHASAN
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan Agama Kristen diharapkan menghasilkan peserta didik yang menjadi garam
dan terang ditengah-tengah masyarakat yang ditekankan dalam bentuk pendidikan nilai (budi
pekerti atau value education), memeliki kesadaran berani mengambil sikap positif demi masa
depan bangsa yang bertujuan untuk mewujudkan warga negara yang baik (Good Cetezen)
dengan kriteria bersedia memberikan hidupnya untuk kepentingan bangsa dan negara sesuai
dengan profesinya masing-masing. Pendidikan nilai agama yang diberikan, harus diintegrasikan
dalam seluruh mata pelajaran dan melekat pada setiap pendidik maupun pengajar seperti nilai
kebebasan, persamaan, persaudaraan, kesatuan (liberty, eqality, frienthernity, unity), demokrasi-
demokratisasi, kebangsaan, kebhinekaan, pluralisme.
Yesus sendiri merupakan tokoh pluralisme sejati, Ia sendiri telah meneladani murid-
muridnya untuk mengasihi sesama manusia seperti dirnya sendiri. Melalui perumpamaan Orang
Samaria yang baik hati, Ia telah menjelaskan sikapnya bahwa sebagai warga masyrakat
pengikutnya harus mengasihi sesama dengan totalitas hidupnya, tidak memandang suku, antar
golongan, ras dan agama (lintas SARA). Oleh karena itu pendidikan pluralisme merupakan
tututan yang harus ditindaklanjuti oleh setiap orang Kristen dalam rangka misi sebagai pembawa
kabar damai sejahtera dan damai sejahtera dalam hidupnya.
Pengajar Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas yang sangat penting. Sebagai wujud
nyata peranan pengajar Pendidikan Agama Kristen tersebut harus melaksanakan tugasnya
dengan baik dan bertanggungjawab dalam mencapai tujuan pembelajaran yang sempurna. Salah
satu tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah siswa memiliki karakter yang baik seperti Tuhan
Yesus Kristus. Sebab peran Pengajar Pendidikan Agama Kristen sangat berpengaruh terhadap
pembentuk karakter siswa. Bahkan Alkitab memberikan keterangan bahwa Yesus memberikan
wewenang kepada para rasul, para nabi, para pengajar, para gembala dan para penginjil untuk
mengajar dan membentuk karakter jemaat (siswa/mahasiswa) menjadi dewasa dan sempurna
(Efesus 4:11-16).
Saran
Pengajar Pendidikan Agama Kristen perlu menjaga kekudusan hidupnya sebagai mitra
Allah dalam membina, membimbing para muridnya menjadi murid yang berkarakter seperti Dia
juga menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah
yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Pengajar Pendidikan Agama Kristen juga harus
mempersiapkan dirinya sebaik mungkin sebelum mengajar. Terakhir, pengajar Pendidikan
Agama Kristen harus menjadi teladan bagi siswa atau mahasiswa nya.
DAFTAR PUSTAKA
Brownlee, Malcolm. 2006. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di Dalamnya. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Budiyana, Hardi. 2011. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen. Surakarta: STT Berita Hidup.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Renika
Cipta.
Telaumbanua, Arozatulo. 2018. Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Membentuk
Karakter Siswa. JURNAL FIDEI Vol.1 No.2 (December 2018):
http://www.stttawangmangu.ac.id/ejournal/index.php/fidei
Ndruru, Sokhiziduhu. 2019. Pentingnya Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga sebagai Sentral
Belajar yang Bermisi. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Volume 2, No 1, Agustus2019
(32-44) http://stthami.ac.id/ojs/index.php/hami