PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan masyarakat yang beragaman
terbesar di dunia. Kebenaran pernyataan ini, dapat dilihat dari kondisi sosio- kultur maupun
geografis yang begitu beragam dan luas, Dalam perkiraan Kementerian Dalam Negeri tahun
2021, penduduk Indonesia berjumlah 272,32 juta jiwa dengan 86,88% beragama Islam, 10,58%
Kristen , 1,71% Hindu, 0,75% Buddha, 0,03% Konghucu, dan 0,05% agama lainnya. Fenomena ini
semua tidak dapat dipungkiri, serta kita harus mengamini bahwa mereka semua memiliki
keberagaman dalam lini kehidupan mereka.
Keragaman yang terdapat di negara Indonesia ini di akui atau tidak, sebenarnya memiliki
potensi untuk bercerai berai antara satu dengan yang lain dalam kehidupan bernegara, dan akan
menjadi persoalan yang serius dalam negara. Maka dari itu, sebagai bagian yang sangat
fundamental dalam pembentukan kepribadian manusia, pendidikan agama merupakan kunci
yang tidak bisa diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penunjang dalam pendidikan
moral. Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan tidak dapat terwujud secara tiba-
tiba, melainkan melalaui proses pendidikan. Proses pendidikan itu berlangsung seumur hidup
manusia baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pendidikan agama dalam pendidikan masa kini pun memeiliki peranan penting dalam
pembinaan akhlak siswa. Siswa diajarkan untuk berperilaku sesuai dengan syariat yang ada,
serta menunjang aspek moral yang nantinya akan dibawa ke dalam lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pendidikan keagamaan pada siswa lebih bersifat teladan atau peragaan hidup secara riil
dan siswa belajar dengan cara meniru-niru, menyesuaikan dan mengintegrasikan diri dalam
suatu suasana. Karena itu, latihan-latihan keagamaan dan pembiasaan itulah yang harus lebih
ditonjolkan, misalnya latihan ibadah shalat, berdoa, membaca al-Qur’an, menghafal ayat atau
surat-surat pendek, shalat berjamaah di masjid dan mushalla, pembiasaan akhlak dan budi
pekerti baik, berpuasa dan sebagainya.
Kedua, mengenai tentang pengembangan kurikulum: Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa,
(b) peningkatan akhlak mulia,
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik,
(d) keragaman potensi daerah dan lingkungan,
(e) tuntutan pengembangan daerah dan nasional,
(f) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
(g) agama,
(h) dinamika perkembangan global,
(i) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.” (UU 20/2003, pasal 36).
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah segala usaha yang terencana dalam proses pembelajaran dengan
tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dalam
membentuk suatu karakter untuk pertumbuhan individunya.
Dari pembahasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama sangatlah
penting hal ini didukung oleh faktor sejarah, undang undang dasar, dan juga pancasila.
Dengan keberagaman agama yang ada di indonesia diharapkan bukan hanya mengenal
agamanya tetapi mampu pula bertumbuh dalam imannya dan memberlakukan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari, demi kehidupan yang sejahtera lahir batin bagi semua.
Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang religiuus, sikap hidup religius ini telah dimiliki
oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala, semoga dengan adanya pendidikan keagamaan di
setiap agama masing-masing hal itu dapat menyatukan seluruh bangsa indonesia sesuai
dengan semboyan bangsa indonesia yaitu bhinneka tunggal ika dan bukan fanatisme
terhadap agama masing-masing.
Pendidikan agama dan keagamaan telah mengalami dinamika yang luar biasa. Dinamika
ini harus dilihat sebagai sebuah proses yang harus dilalui dalam rangka mencapai sosok
pendidikan agama dan keagamaan yang lebih dewasa, matang dan sempurna. Namun
demikian, proses ini harus disertai dengan usaha perbaikan dan peningkatan dari lembaga
pendidikan agama dan keagmaan itu sendiri, terutama dari aspek sumber daya manusia,
khususnya tenaga pendidiknya.
Kenyataannya, dalam penyelenggaraan pendidikan hingga kini masih jauh dari yang
diharapkan, masih terlalu banyak penduduk Indonesia yang belum tersentuh pendidikan,
terlebih layanan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan bermutu pun masih hanya
dalam angan. Lebih jauh bagi masalah anggaran pendidikan.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan semoga dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan para pembaca khususnya penulis dapat memahami semua
pembahasan yang telah diuraikan diatas. Penulis pun mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca untuk sempurnanya pembuatan makalah selanjutnya.
Referensi
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2009
Freddy Widya Ariesta. 2019. “PERAN PENDIDIKAN AGAMA DAN MORAL DALAM PENDIDIKAN
DI INDONESIA”. (Jakarta, Binus University)
Siti Shafa Marwah,* Makhmud Syafe’i, Elan Sumarna. 2018. “RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN
MENURUT KI HADJAR DEWANTARA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM”. Universitas Pendidikan
Indonesia
Ratu Neneng Nurhasanah. 2013. “Pendidikan Agama di Indonesia”. Pondok Gede - Bekasi
Pemerintah RI, Undang-Undang No 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan Pendidikan
Keagamaan, Pasal 1 ayat 2
Pemerintah RI, Undang-Undang No 20 Tahun 2003 BAB 10 Pasal 36 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS)