Anda di halaman 1dari 5

Kajian teori

1. Mandat pendidikan agama kristen


Pendidikan agama kristen mempunyai tujuan yang berpusat pada pengajaran Kristus
dan memiliki mandat untuk memperkenalkan dan membawa peserta didik mengenal kasih
Yesus kristus. Sebagai pendidik pendidikan agama kristen menjadi pendorong sekaligus
motivator dalam hal membimbing iman kristen. mandat pendidikan agama kristen adalah
mandat yang di karuniakan Tuhan Allah yang bertujuan untuk membangun jati diri kristiani
yang matangan dan karakter sehingga mampu menyikapi problema-problema realitas
masyarakat secara bijak dan tantangan di era teknologi ini.
Pendidikan mempunyai peran dan mandat penting dalam hal menuntun seseorang
kepada iman Kristus (percaya pada Kristus) dan membangun kedewasaan rohani pada iman
Kristen. dalam penerapannya banyak tantangan yang mempengaruhi realitas Pendidikan
agama kristen. focus pendidikan agama Kristen itu sendri memiliki subjek yaitu manusia
dalam hal menggiring setiap pribadi-pribadi menjadi pribadi yang utuh secara spriritualitas
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Jurus selamat. Manusia sebagai Mahkluk yang
memiliki Akal budi yang diciptakan Tuhan Allah secara spesial. Pengajaran pertobatan dari
dosa dan mengihlami Anugrah dari Kristus dan pendewasaan iman merupakan Tujuan
pendidikan agama kristen.
Pendidikan agama Kristen memiliki cakupan yang terorganisir seperti dilingkungan
Gereja, keluarga dan sekolah yang merupakan wadah dalam melaksanakan praktiknya.
1
Walaupun pada masa Kristus secara bentuk dan organisasi Gereja itu belum ada dalam
dalam pengajaran-NYA tidak dijabarkan mengenai ajaran pengaktualisasian Iman dan tata
cara beribadah, Tapi Kristus sendiri merealisasikan ajarannya yang tersirat lewat perbuatan-
berbuatan-NYA. Dalam perkembangannya gereja terus mengalami kemajuan dan terus
menjalankan visi dari Kristus. Pendidikan agama kristen merupakan fasilitas Tuhan dalam
hal mewujudkan dan melanjutkan rencana dan tujuan-NYA tersebut.

1
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 25
Dalam penerapan mandat itu sendiri sebagai pendidik haruslah mempunyai pengangan
dalam pengajarannya seperti Alkitab. Alkitab yang menjadi dasar pendidikan agama kristen.
pentingnya pengaktualisasian makna-makna yang terdapat di Alkitab dapat membantu para
pendidik maupun murid sebagai landasan pijakan pembentukan moralitas iman. 2Alkitab
memiliki catatan-catatan mengenai semua peristiwa secara historis dan kontekstual yang
berpusat pada Allah. Dimana Allah menunjukan ekistensi-NYA yang ditulis oleh penulis-
penulis Alkitab dan Alkitab merupakan landasan Teologis dalam menumbuhkan dan
mengembangkan iman bagi orang percaya.

2. Pentingnya Pendidikan Agama Kristen ditaraf masa remaja


Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang yang berumur 13-17. Pada
masa ini remaja, mengalami banyak perubahan mulai dari dari aspek antropologi maupun
Psikologi. Masa remaja belum bisa dikategorikan sebagai pribadi yang sudah dewasa dan
bukan pula dikategorikan dengan sebutan anak-anak. Masa ini dikenal sebagai masa
perahlian antara masa anak-anak dengan masa dewasa.
Masa remaja sering disebut juga masa dimana individu itu sendiri mencari jati dirinya
sendiri.makanya tidak heran banyak masalah-masalah yang sering di timbulkan pada masa
ini. Mulai dari kenakalan remaja yang mencakup masalah penggunaan Narkoba, seks
bebas, dan jenis-jenis prilaku negativ lainnya.
Dalam dunia pendidikan sekarang banyak yang menyoroti tentang permasalahan
tersebut. Banyak solusi yang ditawarkan oleh para pemerhati pendidikan dan
komunitas/instansi terkait mengenai masalah tersebut. Pentingnya pendidikan karakter
terutama diera teknologi seperti ini sangatlah membantu dan membentuk moralitas dari
para remaja tersebut.
Kemudian bagaimana pendidikan agama kristen menyikapi permasalahan tersebut?
Disisi lain peran pendidikan keluarga sangatlah penting dan menjadi dasar dimana hakikat
manusia yang menerima pendidikan pertamanya itu adalah dari keluarga. Dalam agama
Kristen dikenal dengan istalah Kasih. Pentinnya penerapan kasih dalam setiap aspek
kehidupan dapat menolong dalam hal kepuasan secara emosional. Mencintai diri sendiri
atau menghargai diri sendiri merupakan komponen yang cocok dalam hal memulai
pembentukan karakter seriap individu.

2
Cully, Dinamika Pendidikan Kristen, 13
3
Dalam kehidupan seseorang ditaraf remaja tanpa adanya penghargaan diri sendiri, orang
itu akan menganggap dirinya tidak dihargai oleh orang lain. Oleh karena ketidak yakinan
dan menutup diri untuk menjalin relasi dengan orang lain. Citra diri merupakan hasil dari
evaluasi apresiasi dari orang lain terutama pada masa remaja dan anak-anak. Pentingnya
motivasi dan apresiasi kepada seorang sangatlah membantu dari segi moralitas
pembentukan karakter.
Pada masa ini para remaja sering berpikir secara hipotektif deduktif. Terutama pada
konteks iman, hal ini membutuhkan rangsangan dan kesempatan untuk memikirkan itu.
Pengajaran agama yang penenkanan mengenai aspek kebenaran yang absolut dapat
mengakibatkan sikap beragama yang tertutup. Dengan sikap seperti itu penerapan
menerima kebenaran yang dari sumber berbeda akan sulit diterima. Sikap menghakimi
akan menjadi momok yang besar ketika seorang menganggap dirinya lebih baik dan benar.
Seperti pada konteks perjanjian baru dimana kasus seperti ini sama dengan orang farisi dan
ahli taurat dalam hal menerima ajaran yang diberikan Tuhan Yesus dan menganggap
bertentangan. Ini merupakan contoh yang jelas dari sikap beragama yang ekslusif dan
tertutup, dan bisa bersikap lebih kejam terhadap orang yang berpeda pemahaman
dengannya.
Pada taraf masa remaja, sikap berkelompok merupakan sebuah hal yang lumbrah
dalam membentuk kelompok tersebut, tentu mempunyai “kebudayaan” sendiri yang
diciptakan. Dilain pihak kelompok yang tidak menggikuti “kebudayaan” mereka akan
dikucilkan oleh karena butuh yang namanya sifat keterbukaan inklusif dan penuh dengan
Kasih. Dengan demikian pembentukan karakter yang didasari oleh kasih dapat membantu
para remaja dalam hal menghadapi setiap realitas-realitas yang ada.
Dalam pendidikan agama kristen pentinya pengajaran yang berpusat pada Kristus, nilai-
nilai kristiani sangatlah menjunjung tinggi yang namanya Hukum kasih. Peran pendidikan
agama kristen sebagai motivator dan fasilitator dalam pembentukan karakter dan iman
sangatlah penting dimasa ini. Ini merupakan tanggung jawab bersama demi mewujudkan
remaja yang kristiani, bermoral dan toleran.

3
Andar. Ismail, Ajarlah mereka melakukan: kumpulan karangan seputar pendidikan agama kristen (Jakarta:PT. BPK
mulia, 2006), Hlm. 146-151.
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran mempunyai peran penting dalam hal merealisasikan ajaran-ajaran
atau materi kepada siswa agar supaya lebih mudah dimengerti dan menciptakan
pembelajaran yang edukatif dan menarik.
Berdasarkan uraian diatas Maka saya akan menjabarkan model pembelajaran yang
edukatif, efisien dan Teologis.
 Model pembelajaran Konstekstual
Dalam dunia pendidikan banyak model pembelajaran yang ditawarkan. Model
pembelajaran tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tapi
ketika kita mampu mengkombinasikan model-model pembelajaran tersebut tentu ini
akan menjadi model pembelajaran yang menarik.
4
Model pebelajaran kontekstual mendorong siswa agar supaya selalu berpikir
kritis dan kreatif berdasarkan hakikat kontekstual dengan mengkaitkan setiap realitas
yang ada kedalam kegiatan pembelajaran membantu setiap siswa lebih memahami
relevansi setiap materi yang diajarkan dengan menyusun pola-pola yang mewujudkan
sebuah makna. Model pembelajaran ini juga dapat menyusun dan memadukan teoritis
dan praktek kedalam satu kesatuan yang utuh. Ini juga dapat merangsang Pengalaman
belajar yang kreatif. Dalam praktik Pembelajaran ini juga bisa menggunakan
pembeberian iliusrtasi yang konkrit.
Model Pembelajaran ini juga membantu siswa dalam hal menghadapi setiap
realitas kehidupannya dilingkungan sosial masyarakat dengan mengabungkan
pengetahuan yang ia miliki dengan merasakan langsung makna learning to do. Dan bisa
mengembangkan soft skill dan hard skillnya sendiri.
Dalam pendidikan agama kristen sangatlah relevan model pembelajaran yang
seperti ini. Dimana dalam pembelajaran PAK sendiri kebanyakan mengajarkan Nilai-nilai
kristiani dan menteladani pribadi Kristus. Siswa dapat mengaktualisasikan pengajaran-
pengajaran yang diberikan guru didalam kehidupan pribadi dengan menerapkan sistem
berbasis kontekstual yang selau mengkaitkan setiap realitas yang ada atau
mengamalkan ajaran-ajaran PAK. Ini memberikan kontribusi dalam misi gereja dalam
hal meninggkatkan spiritualitas pelayanan kepada Tuhan.

4
.Thomson Siallagan, “model pembelajaran kontekstual (ctl) sebagai model dalam meningkatkan penyelenggaraan
pembelajaran Pendidikan agama kristen (pak)”. 2019
Daftar Pustaka

Cully, Iris. V. Dinamika pendidikan kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999

Ismail, Andar. Ajarlah mereka melakukan: kumpulan karangan seputar pendidikan


agama kristen, Jakarta:PT. BPK mulia, 2006

Internet
Wikipedia. 2020. “Masa Remaja.” http:/ / id.wikipedia.org/ w/ index.php?title= Remaja&
veaction= edit&vesection=2. Diakses Juni 2020.
Paper
Siallagan.Thomson, “model pembelajaran kontekstual (ctl) sebagai model dalam
meningkatkan penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan agama kristen (pak)”.
2019

Anda mungkin juga menyukai