Anda di halaman 1dari 6

Resensi Buku

Judul Buku : Strategi Pendidikan Kristen

Penulis : B.S Sidjabat, M. Th.,Ed.D

Edisi : Revisi

Penerbit : PBMR Andi

Tahun terbit : 1995

Jumlah Halaman : 275 Hal

Nama : Defrita Pare

NIM : 02228116

M/K : Teknik Penyusunan Makalah dan Laporan Baca Yang Benar

Dosen Pengampu : Dr. Daulat M Tambunan, M.Th, M.Pd

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI RAHMAT EMMANUEL


JAKARTA 2023
I. Ikhtisar Buku

Buku Strategi Pendidikan Kristen ini memuat tiga belas bab. Dalam Bab I membahas
mengenai Filsafat, Ilmu dan Teologi, Bab II Pendidikan: Apa dan Mengapa, Bab III
Pengertian Pendidikan Kristen, Bab IV Pokok-pokok Pemikiran Teologis dan Filosofis, Bab
V Sentralitas Gereja dalam Pendidikan, Bab VI Pendidikan Agama Kristen dalam Pendidikan
Nasional, Bab VII Gaya belajar dan Tugas Belajar, Bab VIII Pendidikan dan penginjilan
anak, Bab IX Pemikiran sekitar Pendidikan Kristen, Bab X Sekitar Pendidikan Teologi, Bab
XI Pendidikan dan Spiritualitasnya, Bab XII Iman dan Profesi Keguruan, Bab XIII Tugas
Pendidikan: Pembentukan Suara Hati.

Pada bab pertama dalam bukunya, Sidjabat memulai dengan pemahaman filsafat
bahwa Sebagai orang Kristen, tentunya kita membutuhkan kriteria untuk dapat menguji
kebenaran, pandangan dan pemahaman yang berkembang di tengah-tengah konteks Orang
Kristen tahu bahwa Allah yang adalah sumber kebenaran, telah menyatakan kebenaran-Nya
itu dalam dan melalui Sabda dan Pribadi. Karena itulah, rumusan falsafahi orang Kristen
merenungi berbagai segi kehidupan, tidak lepas dari kerangka pemikiran Alkitab. Alkitab
memberikan arah, prinsip, kerangka bahkan esensi bagi pemikiran Kristiani. Pada bab kedua,
Sidjabat juga menguraikan Pendidikan apa dengan mengapa Manusia merupakan makhluk
individu dan makhluk sosial. Kedua aspek ini integratif dalam hidup setiap orang, baik
pendidik maupun peserta didik. Oleh sebab itu, sebagai usaha sadar dan bersengaja
pendidikan haruslah mengupayakan pemerkayaan hidup manusia secara utuh. Bukan hanya
dimensi rohani yang harus menjadi perhatian pendidikan, tetapi juga dimensi intelek, emosi,
kehendak, dan bahkan jasmani manusia secara keseluruhan. Bukan hanya pembentukan
pribadi manusia sebagai individu yang patut menjadi fokus pendidikan, melainkan juga
pengembangan dimensi sosial dan relasionalnya. Artinya, hidup yang bertanggung jawab
haruslah menjadi nilai yang secara berkesinambungan ditanamkan oleh pendidikan dalam din
peserta didik.

Pada bab ketiga bukunya, Sidjabat menulis tentang Pengertian agama kristen disini
lebih jelas Sidjabat menjelaskan Inilah tugas penting dari pendidikan, yakni membimbing
orang mengenal diri serta panggilan hidupnya dari perspektif Firman Allah Pendidikan
terpanggil untuk mengarahkan manusia. memperoleh pemenuhan kebutuhan spiritual,
batiniah, dan bahkan fisiknya secara sehat dan benar. Karena itu pula, pendidikan dituntut
untuk memberikan pelayanan menyeluruh, tidak mementingkan salah satu aspek saja dari
kehidupan manusia. Misalnya, hanya aspek rohani atau aspek pengetahuan saja. Pendidikan
Kristen terpanggil untuk meneladani Yesus sebagai guru yang Agung. Panggilan Allah
kepada manusia adalah untuk senantiasa berserah diri kepada-Nya secara aktif dan segenap
hati, jiwa,pikiran, dan kekuatan. Artinya manusia terpanggil untuk memberikan komitmen
kepada Allah dengan keutuhan keberadaan dan karyanya, bukan hanya itu manusia juga
dituntut untuk saling mengasihi sesamanya sama seperti dirinya sendiri Seorang Guru
Pendidikan Agama Kristen harus mengembangkan sikap, watak, nilai moral dan mampu
mengembangkan potensi anak didik menuju kedewasaan rohani yang beriman dan taat pada
Tuhan Yesus. Guru PAK sebagai seorang pengajar harus melaksanakan pembelajaran yang
merupakan tugas utamanya yaitu membantu anak yang sedang berkembang dengan cara
menanamkan pengetahuan iman Kristen.

Pada bab keempat, Sidjabat menulis Pokok-pokok pemikiran teologi dan filosofis
didalamnya ada Perenungan tentang filsafat pendidikan sangatlah penting, karena dengan itu
kita didorong untuk mengkaji ulang makna dasar dari setiap kegiatan pendidikan. Termasuk
di dalamnya pertanyaan-pertanyaan dasar sekitar proses belajar mengajar. Yang ingin
ditekankan disini adalah bahwa ada banyak faktor yang terkait satu sama lainnya dalam
mempertimbangkan pendidikan. Mutu pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kualitas guru
dan peserta didik, tetapi juga oleh keadaan politik, ekonomi dan nilai budaya yang mewarnai
masyarakat. mutu pendidika tidak pula ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat ekonomi
pendidik semata-mata. Faktor wawasan teologis dan filosofis pendidik tentang pendidikan itu
juga turut menentukan. Pengertian yang benar tentang pendidikan secara filosofis dan
teologis, akan melahirkan komitmen yang benar dan kuat dalam diri pelaku pendidikan.

Pada bab kelima Sidjabat juga menjelaskan tentang sentralitas dalam gereja di
samping pengajaran, persekutuan, disiplin dan percontohan, pengembangan iman,
pembebasan dan penafsiran juga merupakan beberapa pendekatan penting dalam praktik
pendidikan. Rumah atau keluarga pun merupakan konteks pendidikan, di mana awal proses
sosialisasi anak terjadi. Artinya, dalam rumahlah anak mengenal siapa dirinya dan bagaimana
rela- sinya dengan seluruh anggota keluarga. Di rumah pula anak mulai mengembangkan
potensi dirinya seperti dalam hal mengenali, membedakan, berbicara, menghitung, bermain
dan bertata krama. Rumah menjadi semacam jembatan antara anak dengan masyarakat luar,
termasuk tetangga, sekolah dan masyarakat luas serta dengan media massa. Dengan demikian
gereja adalah agen pendidikan Kristen. Salah satu bentuk pelayana gereja adalah pendidikan.
Atau, bisa juga dinyatakan bahwa keseluruhan dasar atau fondasai dari pelayanan gereja
adalah terletak pada pembinaan atau pendidikan warga jemaat, guna mendorong kita supaya
bertumbuh menuju kedewasaan dalam Yesus Kristus. Gereja hadir untuk mempermuliahkan
Allah. Agar warga jemaat tahu bagaimana caranya supaya mempermuliakan dia dalam
kehidupan kita. Dalam bab dua juga sudah di jelaskan bahwa pendidikan sebagai usaha sadar
tujuan untuk membimbing orang menuju kedewasaan.

Selanjutnya dalam bab enamnya Sidjabat menjelaskan PAK dalam Pendidikan


Nasional Sidjabat menegaskan bahwa Pendidikan Agama Kristen merupakan rangkuman
kegiatan yang berusaha untuk membimbing dan menolong peserta didik supaya menerima
Yesus secara benar. Maka sekolah sebagai tempat pelayanan yang memperkenalkan peserta
didik kepada Yesus melalui pengajarannya hendak benar-benar menyadari akan tugas dan
tanggung jawab sebagai gembala yang selalu di depan untuk mengarahkan domba-domba
Allah kepada-Nya. Jadi demikian PAK adalah suatu usaha untuk menolong atau membentuk
setiap peserta didik atau jiwa dalam pertumbuhan rohaninya supaya dapat mengasihi Allah
dan sesama. Kedudukan dan peranan pendidikan PAK dalam konteks pendidikan nasional
sangat penting, karena itu kegiatan PAK harus memanfaatkan kesempatan yang ada atau
diberikan kepada setiap kita. Dan pada bab ke tujuh juga beliau mengajarkan gaya belajar dan
tugas mengajar Mengajar merupakan tugas mulia. Mengapa mulia? Karena dengan kegiatan
itu, kita memberi dorongan, kesempatan bagi orang lain untuk mengalami proses belajar
secara transformatif. Tetapi, tugas itu menuntut kesediaan dari kita untuk senantiasa
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu segi yang penting kita
tingkatkan adalah pemahaman tentang bagaimana individu belajar dengan keunikannya.
Keunikan itu terletak antara lain pada perbedaan gaya atau orientasi belajar (styles of
learning). Keunikan, atau tepatnya kekhasan, itu ada karena pada dasamya manusia adalah
pribadi-pribadi unik (tidak ada dua pribadi yang persis sama di alam semesta ini).

Selanjutnya pada bab ke delapan ada pendidikan dan penginjilan anak. Sidjabat
mengatakan Tugas pelayanan maupun pembinaan kita bagi anak adalah dalam rangka
membimbingnya menjadi mund Knstus, di dalam menjalani tugas dan tahap
perkembangannya Untuk itu, kita harus menginjili, membaptiskan serta mendidik mereka
Mengapa? Sebab, pertumbuhan moral dan perkembangan iman mereka hanya mungkin
terjadi apabila Roh Kudus telah mendiami mereka Roh itulah yang akan secara bebas
menumbuhkan kebenaran yang diajarkan oleh pendi diknya Keluarga, sekolah dan gereja
bertanggung jawab atas tugas yang tak terpisahkan ini. Pada bab kesembilan Pemikiran
sekolah Kristen mengapa Sidjabat menjabarkan pemahaman seperti ini karena bahwa
pendidikan Kristen memiliki peranan penting di tengah konteks Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita pendidikan nasional, yakni meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya. Akan tetapi, dalam memainkan perannya itu selain mesti memahami realitas
sosial, politik dan budaya, ia harus tetap melihat identitasnya dari segi iman Kristen. Sekolah
Kristen harus tetap berdiri atas keyakinan iman, bahwa Allah adalah Sumber realitas,
pengetahuan dan nilai serta motivasi hidup.

Pada bab kesepuluh Sidjabat juga menjelaskan sekitar pendidikan teologi. Tugas
utama pendidikan teologi ialah meningkatkan pengenalan peserta didik terhadap Allah dalam
artian yang dinamis, hidup dan pribadi melalui pemahaman atau penggalian Alkitab. Tugas
mendidik manusia agar mampu memperkembangkan dirinya secara berkualitas dalam
memasuki kehidupan di masa depan, adalah panggilan mulia bagi para pendidik dalam
institusi pendidikan teologi. Tidak mudah memang. Diperlukan sikap yang committed kepada
tugas, sebagai modal dasar untuk terus mengembangkan profesionalisme (sikap andal)
kependidikan. Pada bab kesebelas Pendidikan dan Spiritualitasnya Sidjabat mengajarkan
bahwa para hamba-hamba Tuhan harus memiliki kesiapan dalam melayani Kesiapan dan
kesediaan ini tidak muncul begitu saja. Tuhanlah yang menjadi faktor penting dalam
pembentukan itu. Dia pula yang menumbuhkan komitmen dan kualitas hidup dalam diri
pendidik untuk mengemban tugas pelayanan dan panggilan kita. Tuhan yang akan bekerja
dalam diri kita oleh kehadiran.

Pada bab kedua belas Sidjabat menulis iman dan profesi keguruan Bagi setiap guru
atau pendidik, aspek iman dan profesi keguruan tidak dapat terpisahkan. Iman menjadi
landasan bagi tugas dan panggilan seorang guru. Iman menjadi dasar bagi pengembangan
profesinya. Guru yang profesional tahu apa yang ia kerjakan, mengapa ia melakukannya, dan
untuk apa ia berbuat sesuatu. Menjadi guru adalah panggilan Allah yang istimewa bagi setiap
pendidik Kristen. Dan di bab ketiga belasnya tugas pendidikan dan pembentukan suara hati
Penjelasan diatas mengemukakan bahwa aspek hati nurani adalah bagian yang tak tepisahkan
dari diri setiap pelaku pendidikan, baik guru maupun peserta didiknya, baik orangtua maupun
anaknya. Hati nurani ini menuntut perhatian didalam proses pendidikan yakni usaha
membimbing individu dan kelompok dan memperlengkapi mereka dengan berbagai bekal
guna mencapai kedewasaan. Semua orang memiliki hati nurani, dan hati nuranilah yang dapat
membedakan mana yang baik dan tidak. Seorang guru tentunya mengetahui apa yang dialami
oleh peserta didiknya jikalau peserta didiknya mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh
kerena itu hati kita harus disucikan atau dibaharui oleh Yesus Kristus karena hati nurani yang
belum disucikan oleh darah Yesus tetap terikat oleh sesuatu kuasa, nilai dan keyakinan di luar
Kristus. Jadi sebagai seorang pendidik kita harus mempunya iman kepada Yesus Kristus agar
kita memiliki panggilan guru untuk hidup dengan hati nurani yang sudah disucikan oleh
darah Yesus.

II. Penilaian atas buku

Dari segi kelengkapan buku ini sangat karena sangat tambahan-tambahan yang di masukan
dalam buku ini, covernya juga bagus, terdapat daftar isi dan juga dihalaman terakhirnya ada
daftar pustaka

III. Kekuatan

Buku yang di tulis oleh B.S Sidjabat, M.Th.,Ed.D mengenai Strategi Pendidikan Kristen ini
sangat berguna untuk setiap para guru, karena didalam bukunya ini beliau tidak hanya
menulis untuk guru pendidikan agama Kristen saja tetapi ada juga pendidikan umum
bagaimana guru membuat strategi dalam belajar dan bukan hanya itu Beliau juga
menjelaskan guru harus memiliki hati nurani juga.

IV. Kelemaham

Meksipun bukunya sangat bagus tapi masih ada kurangnya seperti tidak di cantumkan
footnot/catatatn kaki, walaupun di bagian akhirnya sudah ada daftar pustakanya alangkah
baiknya footnotnya harus ada di bagian-bagian penjelasan buku tersebut.

V. Kesimpulan

Buku ini patut diapresiasi karena sangat membantu para guru dalam mengajar, guru
merupakan faktor penting bagi keberhasilan dalam strategi pendidikan Kristen. Karena itu
pemahaman mengenai kualitas guru sangat penting di ungkapkan, pendidikan harus memberi
donrongan pemahaman bagi individu dan kelompok yang dilayaninya, agar mampu bertumbu
dalam segi hati nurani yang sehat, berakar pada Kristus.

Anda mungkin juga menyukai