Anda di halaman 1dari 10

Volume 5, No 1, Pebruari 2022 (61-70)

e-ISSN 2745-3766 https://e-journal.stteriksontritt.ac.id/index.php/logon

Peran Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap Misi Kristen:


Upaya Aktualisasi Amanat Agung

Meliani Konda Betu1, Yonatan Alex Arifianto2


1,2 Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala, Salatiga
1rambumeli0@gmail.com, 2arifianto.alex@sttsangkakala.ac.id

Abstract: As a Christian religious educator, you have a very important role in the process of
increasing the spirituality of students who continue to have faith in Jesus. Moreover, it also educates
students to preach the good news. However, the fact is that most teachers of Christian Religious
Education have not fulfilled their responsibilities as teachers who have the task of preaching or
carrying out the mandate of the Great Commission. In this case, the writer uses descriptive
qualitative method with a literature study approach, with the following conclusions. The role of
Christian Religious Education teachers in the mission should be one of the main goals in shaping or
providing direction to students about their faith and spiritual growth. A Christian Religious
Education teacher must also have a personal relationship with the Lord Jesus, because with a
relationship with God, every teaching given to students can also be understood and understood by
them and also, they can implement it in the lives of students in their lives. The growth of students'
faith is a very important element in their lives, where through the growth of faith students can
become blessings and witnesses through their lives.
Keywords: actualization; great mandate; role; teacher

Abstrak: Sebagai pendidik agama Kristen memiliki peran yang sangat penting dalam proses
untuk meningkatkan spritualitas naradidik yang berlanjut pada iman kepada Yesus. Terlebih juga
mendidik muridnya untuk untuk memberitakan kabar baik. Namun faktanya kebanyakan guru
Pendidikan Agama Kristen belum memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang
memiliki tugas dalam memberitakan atau menjalankan mandat amanat agung. Dalam hal ini
penulis menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literatur, dengan
kesimpulan sebagai berikut, Peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam misi harus menjadi
salah satu tujuan utamanya dalam membentuk ataupun memberikan arahan kepada para peserta
didik tentang pertumbuhan iman dan kerohanian mereka. Seorang guru Pendidikan Agama
Kristen juga harus memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, karena dengan adanya
hubungan dengan Tuhan maka setiap ajaran yang diberikan kepada para peserta didi juga dapat
dimengerti dan dipahami oleh mereka dan juga mereka dapat mengimplementasikannya dalam
kehidupan para peserta didik dalam kehidupannya. Pertumbuhan iman para peserta didik
merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupannya, dimana lewat pertumbuhan iman
maka peserta didik dapat menjadi berkat dan saksi lewat kehidupannya.
Kata kunci: aktualisai; guru; mandat amanat agung; peran

PENDAHULUAN
Sebagai seorang guru Pendiidkan Agma Kristen yang terpanggil untuk melayani, maka ia
harus memiliki hati yang rela dalam melayani. Karena penran Guru Pendidikan Agama
Kristen dalam bidang misi itu sangatlah penting, karena dari peranan seorang pendidik
inilah yang akan membawa peserta didi untuk lebih mengenal Tuhan dan juga

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 61


LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya, Vol 5, No 1 (Pebruari 2022)

mempunyai iman percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebagai orang yang percaya
kepada Yesus Kristus mandat amanat agung harus dilaksanakan karena mandat amanat
agung ini merupakan sebuah tanggung jawab orang percaya atau tanggung jawa pengikut
Tuhan Yesus.1 Artinya seseorang yang sudah menerima Yesus Kristus tidak lagi
mementingkan dirinya sendiri tetapi juga peduli akan kehadiran orang-orang di
sekitaranya yang membutuhkan kasih Kristus di dalam diri mereka, lewat dari peranan
Guru Pendidikan Agama Kristen inilah maka peserta didikpun mampu bertumbuh dalam
iman percaya kepada Yesus Kristus.
Di dalam Matius 28:19-20 berbunyi “karena itu pergilah, dan jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepdamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa pada akhir zama” ayat ini merupakan
mandat dari Tuhan Yesus sebelum ia naik ke sorga. Dari penjelasan ayat dapat dipahami
bahwa yang merupakan mandate harus dilakukan ataupun dikerjakan, tujuan dari
dilakukannya mandate tersebut yaitu untuk menjadika semua bangsa murid-Nya dengan
cara pergi untuk membabtis mereka, lalu diajari bagaimana menjadi murid yang sejati.2
Mandat merupakan sebuah perintah yang harus dilakukan oleh seseorang. Dalam
kitab Matius 28:19-20 di situ ada sebuah mandat dari Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke
surga. Mandat juga bisa diartikan sebagai sebuah perintah untuk meneruskan apa yang
telah dilakukan Tuhan Yesus ketika Ia berada di Bumi. Sebuah Di katakan mandat ketika
para murid-murid melakuakn apa yang sudah diajarakan oleh Tuhan Yesus dalam
kehidupan sehari-hari. Amanat agung berbicara tentang pergilah, jadikanlah, baptislah
dan juga ajarlah mereka. Itu berarti bahwa tugas dari seorang misionaris atau guru
Pendidikan Agama Kristen adalah mengajar. Mengajar dalam artian harus membentuk
spiritual dari siswa tersebut. kemudian bukan hanya spiritualnya saja melainkan
karakternya juga harus di latih atau diajarri sehing siswa/i berperilaku layaknya sebagai
anak-anak Allah. Dalam kekristenan mandat Amanat agung adalah bagian terpenting.
dikarenakan Amanat agung merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi orang-
orang untuk dapat bertumbuh secara iman atau spiritual. Dalam sebuah gereja yang
menjalankan mandate dari Tuhan Yesus ini merupakan gereja yang secara sripitualnya
bertumbuh dan juga berkembang tidak hanya membuat orang-orang bertumbuh secara
spiritual ataupun berkembang tetapi juga amanat agung sudah menjadi kewajiban gereja
untuk melakukan misi.3
Amanat agung ini sering dikaitkan dengan penginjilan atau misi. Biasanya yang
melakukan amanat agung ini adalah para misionaris atau orang-orang yang memiliki jiwa
penginjilan. Orang yang memiliki jiwa penginjilan akan berangkat dari kampung ke
kampung untuk memberitakan kabar baik atau kabar keselamat. Tetapi sebanarnya
amanat agung ini bukan hanya untuk orang-orang yang memiliki jiwa misi saja tetapi juga
sebagai guru Pendidikan Agama Kristen harus melakukan misi kepada siswa atau

1 Sarah Adriani, “Refelksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Di Dalam

Pendidikan”,” Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan., n.d.


2
Sarah Adriani, “Refelksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Di Dalam
Pendidikan”,” Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, 2013.
3
Ralph Martin, “Evangelism and Theologian,” 1947, halm 65.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 62


M. K. Betu, Y. A. Arifianto: Peran Guru Pendidikan Agama Kristen…

siswinya di sekolah. Misi yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Kristen yaitu
mengaarhkan anak didiknya supaya tidak menyimpang ke jalan yang salah. Inti pokok
dari amanat agung yaitu kegiatan seseorang dalam memuridkan. Kegiatan pemuridan ini
bisa diamplikasikan pada kegiatan-kegiatan dalam memuridkan seseorang. Tujuan dari
pemuridan ini adalah untuk mendorong seseorang dalam meningkatkan tingkat
imannya, membuat orang tersebut percaya kepada Tuhan Yesus dan juga tidak
menyimpang dari kesalahan-kesalahan yang ada.4 Konsep dari Amanat agung tidak
hanya bersifat atau berpusat pada penginjilan saja, tetapi merupakan suatu pelayanan
yang harus dilakukan oleh seorang guru Pendidikan Agama Kristen dalam membentuk
karakter, sikap dan juga spiritual siswanya. Guru Pendidikan Agama Kristen harus lebih
aktif dan juga harus kreatif dalam bidangnya, sehingga dalam melakukan misi dari
amanat agung tersebut yaitu membimbing, mengajar mendidik, mendorong, dan juga
memberi motivasi kepada mereka terlaksan dengan baik.5
Dalam dunia Pendidikan peran Guru Pendidikan Agama Kristen harus memiliki ciri
khas yang berbeda dengan yang lainnya. Di sisi lain guru Pendidikan Agama Kristen
harus mempunyai sikap yang ramah, sopan, sabar, penyayang dan juga memberikan
suasana yang nyaman kepada sesamanya. Kemudian sebagai guru Pendidikan Agama
Kristen yang memberikan pengajaran yang bersangkutan dengan iman kristiani,
pastinya harus bisa menjadi teladan yang patut dicontohi oleh siswanya maupun bagi
masyarakat di sekitarnya. Di dalam ruangan kelas guru Pedidikan Agama Kristen tidak
hanya sebatas memberikan ilmu pengetahuan, akan tetapi diharuskan untuk menjadi
berkat, memberi bimbingan kepada siswa yang membutuhkan bimbingan sehingga pada
akhirnya siswa tidak hanya pintar dalam bidang akademik saja tetapi juga dalam bidang
spiritual ia mampu untuk mengendalikan dirinya jika terjadi sesuatu hal yang
menyimpang.
Jadi sebagai seorang guru Pendidikan Agama Kristen yang memiliki peran dalam
misi sebagai bagian dari aktualisasi mandat amanat agung harus memiliki pemikiran atau
wawasan yang luas sehingga dalam melaksanakan mandat amant agung yaitu
memaksimalkan spiritual, karakter, sikap, tindakan, perilaku bisa terlaksana dengan baik
dan sesuai dengan amanat tersebut.

METODE
Dalam penelitan penulisan tersebut penulis menggunakan metode studi pustaka dengan
analisis fenomena. Sonny Eli Zaluchu berpendapat bahwa metodelogi pustaka ini
merupakan sumber data yang dikumpulkan melalui karya ilmiah diantaranya adalah,
jurnal, buku dan juga artikel. Sedangkan analisis fenomenanya digunakan untuk
menjelaskan arti dari beberapa pengalaman hidup sesuai dengan kejadian yang terjadi
pada seseorang yaitu dengan melalui pertanyaan “apa, bagaimana dan mengapa” menjadi
sebuah penjelasan atau pokok penelitian ini.6

4
Agustinus Soewitomo Putri, “”dukungan Terhadap Anggota Lansia Dalam Melayani"” jurnal Teo
(2017): Hal 73-90.
5
Harls Evan R. Siahaan, “‘Karakteristik Pentakostalisme Menurut Kisah Para Rasul,’” Jurnal Teologi
Dan Pendidikan Kristiani 2, No. 1, 2017, hal. 12-28.
6
Sonny Eli Zaluchu, “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan,” Jurnal
Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (2021), https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i2.93.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 63


LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya, Vol 5, No 1 (Pebruari 2022)

PEMBAHASAN
Hakikat dan Fungsi Guru Pendidikan Agama Kristen
Dalam suatu Lembaga sekolah guru adalah orang yang memiliki peran yang sangat
penting dalam melakukan suatu kegiatan belajar mengajar. Seorang guru juga dikatakan
sebagai jembatan dan merupakan perantara untuk siswa dapat sampai kepada tujuan
hidupnya atau cita-citanya. Guru juga merupakan fasilitator untuk memberi dorongan
kepada siswanya dalam menggali ilmu pengetahuan di dalam sekolah. Nainggolan
berpendapat bahwa guru Pendidikan Agama Kristen adalah guru yang memberi
pengajaran tentang kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus dan juga meneladani sifat
Tuhan Yesus sebagai guru mulia dalam kehidupanya dan juga dalam tanggung jawabnya
sebagai seorang pengajar. Kemudian Sidjabat juga berpendapaat bahwa guru Pendidikan
Agama Kristen tidak hanya sebagai pembimbing, pengajar, pendidik, penilai, dan pelatih
tetapi guru Pendidikan Agama Kristen juga memiliki peran sebagai pemberita kabar baik
yaitu injil, iman, seorang gembala dan juga sebagai konselor bagi peserta didiknya.7
Secara terminologis guru merupakan seorang pekerja dalam mengusahakan atau
memberikan tugas pembelajaran kepada peserta didik di dalam kelas dengan berbagai
mata pelajaran. Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seseorang yang mempunyai
sebuah tanggungjawab penuh kepada siswa/i dalam mengajarakan atau mewujudkan
sebuah pengajaran tentang Tuhan Yesus, sehingga lewat pengajaran seorang guru dapat
dipahami dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa/i untuk menjadi
dampak yang baik kepada orang-orang disekitarnya. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 pasal 5, menyatakan bahwa Guru merupakan pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur
prndidikan formal, Pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah.
Roestiyah N. K berpendapat bahwa guru adalah seseorang yang memiliki keahlian
dalam keterampilan membimbing, mengajar, menilai, mengarahkan melatih dan bisa
konsisten dalam meningkatkan profesinya sebagai seorang guru. Dalam keahlian
seorang guru ia harus memegang teguh amanat agung dan juga harus turut mengkomuni-
kasikan usahanya dalam mengembangkan profesinya sebagai guru yang menjalankan
tugas dan panggilannya.8
Ada beberapa karakteristik guru, diatanranya sebagai berikut: pertama, Seorang
guru memiliki keterikatan pada profesinya, yaitu melekat dan terikat. Misalnya dalam
suatu organisasi jika diberikan mandate makai a akan melaksanakan mandate itu sebaik
mungkin. Kedua, Seorang guru memiliki komitmen pada proses dan hasil kerjanya dan
siap menerima suatu pengembangan dan perbaikan dari evaluasi kinerja yang
sebelumnya. Ketiga, Seorang guru harus menguasai ilmu dan bisa meningkatkan bahkan
bisa menjelaskan tugasnya dalam kehidupan, menjelaskan teori secara praktis dan harus
bisa mentranfer pengetahuan yang ia miliki. Keempat, Seorang guru harus mampu
membimbing peserta didik supaya bisa kreatif, inovatif dan menghasilkan banyak kreasi
yang ada dalam diri peserta didik tersebut. keenam, Seorang guru harus bisa menjadi

7
Rotua Samosir, Guru Pendidikan Agama Kristen Yang Profesional, Jurnal Pionir LPPM Universitas
Asahan, vol. 5, 2019.
8
Roestiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, 2001.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 64


M. K. Betu, Y. A. Arifianto: Peran Guru Pendidikan Agama Kristen…

teladan bagi peserta didiknya. Seorang guru yang memiliki keahlian dalam bidang
tertenut harus mampu mengerjakan atau menjalankan cara untuk menolong peserta
didik dalam membentuk spiritual, karakter, sikap dan juga perilaku peserta didik.9
Guru Pendidikan Agama Kristen merupakan kepanjangan tangan Tuhan yang
dipercayakan untuk melaksanakan pengajaran yang sesuai dengan Alkitab kepada
peserta didik. Guru juga merupakan komponen paling utama dalam proses pembelajaran
secara langsung dalam pembentukan karakter dan potensi peserta didik.10 Guru juga
adakah manusia dalam sebuah Pendidikan. Artinya guru merupakan figure manusia dan
merupakan seorang yang mempunyai peran dan posisi yang memiliki peran penting
dalam sebuah Lembaga Pendidikan.11 Dalam undang-Undang Republik Indonesia No.14
Tahun 2005 tentang guru dan juga dosen: guru merupakan seorang yang memiliki
profesi mengajar, membimbing, mendidik, mengarahkan, melatih, mengevaluasi, menilai
dan lain sebabagainya,
Definisi guru yaitu pengajar atau pendidik yang mengajra atau mendidik seseorang
di jalur Lembaga Pendidikan formal. Dalam hal ini seorang guru harus mempunyai
kualifikasi formal dan juga potensi. Sehingga dalam mengajar guru dapat mengajar
dengan baik dan menyenangkan sehingga peserta didik juga tidak bosan dalam proses
pembelajaran berlangsung. Dalam arti luas, seseorang yang memiliki potensi dalam
mengajar di luar jam sekolah maka itu juga disebut sebagai seorang guru.12 Mulyasa
berpendapat bahwa Guru merupakan seorang pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan
juga identifikasi peserta didik dan sekitarnya. Sehingga dengan demikian seorang guru
harus memiliki kualitas pribadi yang di dalamnya meliputi sopan santu, tanggungjawab,
disiplin dan mandiri.13
Guru mempunyai peran yang unik dan sangat kompleks, selain mengajar guru juga
membimbing seseorang dengan arahan-arahan yang bertujuan untuk menuntun
seseorang kepada sebuah potensi dan juga cita-cita yang diingikan oleh peserta didik.
Dalam sejarah Pendidikan guru adalah seseorang yang memberi teladan bagi peserta
didik. Sehingga guru harus lebih berpotensi dan memiliki strategi dalam mengajar
peserta didiknya.
Jadi guru Pendidikan Agama Kristen merupan seorang guru yang memiliki tugas
dan tanggung jawab dalam mengajarkan nilai-nilai Kristen berdasarkan Alkitab. Guru
juga adalah wadah dimana seseorang dapat memberikan semuah keluhannya untuk
diperbaiki dan untuk mencari tahu letak kkesalahannya. Selain dari pada itu guru juga
adalah seseorang yang memberi teladan yang baik bagi peserta didiknya, sehingga kelak
peserta didik tersebut menjadi orang yang baik dan berpotensi.
Kekristenan dan Hakikat Misiologi
Kekristenan atau agama Kristen merupakan agama Abrahamik yang berasaskan riwayat
hidup dan ajara Yesus Kristus, yang adalah inti dari agama Kristen. Kekristenan juga
berkaitan erat dengan spitualitas yang diyakini sudah menjadi kenyakinan dasar dalam

9
Shilphy A. Octavia, Etika Profesi Guru, 2020.
10
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
11
Syaiful Bahri Djamarah, guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, (Jakarta, PT, Reneka
Cipta), hal 1.
12
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta:Bineka Cipta, 2005) hal
43.
13
Nurvuadi, Uno. B. profesionalisme, (Jakarta:STAIN Press, 2012) hal 105.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 65


LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya, Vol 5, No 1 (Pebruari 2022)

sebuah kehidupan yang saling berhubungan dan menunjuk kepada Yesus Kristus dan
juga spirit dari Roh Kudus. Dalam kekristen ada nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada
orang yang ingin menganutnya, yaitu sebagai berikut: kasih, kebaikan dan lain
sebagainya.14
Misiologi merupakan sebuah cabang dari disiplin teologi Kristen. Misiologi bukan
merupakan hal yang tidak memihak di satu sisi. Tetapi sebaliknya, misiologi melihat
dunia dari perspektif dan komitmenterhadap iman orang Kristen. Rick Love berpendapat
bahwa hubungan antara pertobatan dan misi merupakan hal yang dasar dalam sebuah
misi. Pertobatan seseorang yang berdosa merupakan hal yang sangat penting dalam
menggenapi amanat agung.15 Jadi keristenan dan misiologi memiliki hubungan yang
sangat kuat. Dengan adanya misiologi maka akan mempermudah untuk menanamkan
nilai-nilai kekristenan kepda anak didik. Sehingga dalam hidupnya anak didik bukan saja
mendapatkan nilai ataupun kompetensinya baik, melaikan ada nilai-nilai kekristenan
yang muncul dan karakter peserta didik pun terbentuk, menjadi seperti karakter Kristus.
Peran Guru dalam Aktualisasi Misi
Secara keseluruhan peran guru Pendidikan Agama Kristen yang dilakukan di dalam
sekolah belum spernuhnya terlaksana dengan baik, dikarenakan seorang guru Pendidi-
kan Agama Kristen hanya memberikan ajaran kekristenan berdasarkan teori saja
sehingga praktenya tidak terlaksana dengan baik. Dengan demikian guru Pendidikan
Agama Kristen hanya melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengajar
dalam bidang akademisi saja, sehingga praktiknya masih bersifat satu arah.16 Akan tetapi
jika dilhat dari Alkitab tentang mandate amanat agung dapat dikatakan bahwa siswa
Kristen sudah seharusnya memiliki keteladanan Kristus. Dengan memiliki keteladana
Tuhan Yesus Kristus maka siswa pun akan menjangkau jiwa-jiwa untuk dapat masuk
kedalam kerajaan Allah. Dengan adanya seorang guru yang memiliki hati untuk melayani
siswa/i maka para siswa juga akan bertumbuh di dalam iman Kristen 17
Sebagai seorang Pendidik harus mengetahui apa yang menjadi tujuan utamanya
dalam mendidik. Tujuan utama seorang guru yaitu melaksanakan mandat dari Tuhan
Yesus yaitu Amanat Agung.18 Selain melaksnakan mandat amanat agaung seorang
Pendidik juga harus memiliki sebuah pemikiran atau sebuah kepedulian yang bersar
kepada siswa di dalam mengembangkan pertumbuhan rohani para siswa-siswi.19 Guru
Pendidikan Agama Kristen tidak hanya mampu mengajarkan ilmu pengetahuan dalam
bidang akademisi saja tetapi peran yang terpenting adalah memberikan teladan yang
baik kepada siswa/i nya. Guru Pendidikan Agama Kristen sudah menjadi sebuah
perhatian khusus di dalam suatu institusi sekolah, karena pengajaran yang diajarkan atau
diberikan kepada siswa/i berkaitan dengan Firman Tuhan. jikalau seorang Pendidik

14
Mick Mordekhai Sopakoly izak Y.M Lathu, Kekristenan dan Spiritualitas Onllne (Gema Teologika,
vol 5. No 2) Hal 145.
15
Harianto G. Pengantar misiologi, (Yogyakarta: ANDI, 2012. Hal 1.
16
S Andriani, “Refleksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Dalam Pendidikan,”
Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, No. 2., n.d., 1–6.
17
Yonatan Alex Arifianto, Kristien Oktavia, and Matius I Totok Dwikoryanto, “Studi Teologis Prinsip
Penginjilan Paulus Dalam 1 Korintus 9: 16,” LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta 2, no. 1 (2020): 22–41.
18
Ibid
19
A. P. I. Darmawan, “Jadikanlah Murid: Tugas Pemuridan Gereja Menurut Matius 28:18-20.,” Jurnal
Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(2)., n.d., 144.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 66


M. K. Betu, Y. A. Arifianto: Peran Guru Pendidikan Agama Kristen…

memiliki tingkat kerohanian yang tinggi, maka akan menghasilkan perubahan atau
tingkah laku yang baik pula kepada siswa mauun siswi.20
Peran Pendidikan Agama Kristen sebagai missioner bisa diketahui: Pertama,
sebagai seorang missioner guru Pendidikan Agama Kristen harus bisa memberi
penjelasan mengenai injil. Dalam proses belajar berlangsung maka disitulah ia akan
memaparkan siapa Tuhan itu dan untuk apa Tuhan menebus dosa manusia. Tujuan
utama seoran pendidik yaitu membawa anak didiknya untuk lebih mengenal Tuhan
sebagai pencipta alam semesta dan juga sebagai Juru Selamat orang percaya. Kemudia
guru Pendidikan Agama Kristen juga harus memberikan suatu kesaksian tentang fakta
atau kebenaran akan penyelamata Tuhan kepada manusai. Kedua, sebagai seorang
missioner, Guru Pendidikan Agama Kristen harus mampu memotivasi peserta didik
untuk memiliki kepercayaan akan kabar keselamatan. Cara yang baik untuk memper-
kenalkan Tuhan Yesus yaitu dengan mengarahkan mereka untuk memiliki hubunga
pribadi dengan Tuhan. selain dari pada itu guru Pendidikan Agama Kristen juga memiliki
tanggungjawab dalam membantu peserta didik untuk mengenal Tuhan yang diperca-
yainya. Ketiga, sebagai guru Pendidikan Agama Kristen ia harus bisa memberi dampingan
kepada peserta didiknya untuk bertumbuh didalam Tuhan. guru Pendidikan Agama
Kristen juga mempunyai dua peran di sekolah yaitu sebagai guru dan juga sebagai orang
tua bagi peserta didik.
Guru tidak hanya memiliki kesempatan untuk mengajar tetapi juga menjadi
konselor atau orang tua atau bahkan juga menjadi sahabat bagi peserta didik. Keempat,
sebagai seorang missioner, guru Pendidikan Agama Kristen juga harus dapat menyadari
bahwa tujuan Pendidikan Agama Kristen yaitu untuk memberi pemenuhuna akan
mandat amanat agung (Matius 28:19-20). Kelima, sebagai seorang missioner, guru
Pendidikan Agama Kristen harus memebri pengajran kepada peserta didik untuk ambil
alih dalam melakukan misi. Sehingga mandate Tuhan Yesus Kristus terlaksan dengan
baik dan sesuai dengan ajaran yang ada di dalam Alkitab. Keenam, sebagai seorang
missioner, guru Pendidikan Agama Kristen harus memberi arahan kepada peserta didik
bahwa Tuhan datang ke dunia bukan hanya untuk dirinya sendiri saja melainkan untuk
semua orang. Artinya bahwa dari sini seorang guru Pendidikan Agama Kristen
mengajarkan kepada peserta didiknya untuk menginjili lewat kesaksian yang ia alami
bersama denga Tuhan Yesus. di sisi lain seorang Pendidik Agama Kristen juga mengajari
peserta didiknya untuk berdoa untuk penginjilannya.
Sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa peran seorang guru dalam misi
amanat agung sangatlah penting. Guru bukan hanya seorang yang memberi fasilitas
dalam bidang akademisi, tetapi Guru Pendidikan Agama Kristen merupakan seorang
yang memiliki peran dalam memberitakan injil atau memenuhi mandat Tuhan Yesus.
Kemudian guru juga adalah motivator terbaik untuk siswanya yang membutuhkan
bimbingan atau motivasi. Tidak kalah pentingnya guru Pendidikan Agama Kristen juga
membantu peserta didiknya dalam mengenal akan pribadi Yesus dan mempunyai prisip
untuk tetap mempertahankan Yesus sebagai Juru selamatnya.

dan D. E. Hulu D. Lase, “Dimensi Spiritualitas Dalam Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan
20

Agama Kristen.,” Jurnal Ilmiah Teologi, Pedidikan, Sains, Humaniora Dan Kebudayaan, 2020, halm 13.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 67


LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya, Vol 5, No 1 (Pebruari 2022)

Sinergisitas Guru PAK dan Amanat Agung


Di dalam (Matius 28:19-20) merupakan suatu perintah utama dari Yesus Kristus untuk
para murid-Nya dalam melaksanakan misi ini yaitu untuk menjadikan segala bangsa
murid-Nya. Mandat Tuhan Yesus ada empat bagian yaitu: pergilah, jadikanlah, baptislah
dan juga ajaralah. Keempat kata ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, akan tetapi
yang sering dikatakan atau di dengar adalah kata “pergilah jadikanlah semua bangsa
murid-Ku”21 Dari keempat mandat Tuhan Yesus ini maka penulis akan memaparkan satu
persatu, yaitu sebagai berikut: Pertama: Pergi. Kata pergi merupakan sebuah kata sifat
yang mempunyai arti bahwa seorang pengikut kristus (Guru Pendidikan Agama Kristen)
diharuskan utnuk pergi membertakan kabar baik kepada semua orang. Memberitakan
kabar baik kepada semua orang sudah menjadi tanggung jawab orang Kristen dan juga
sudah merupakan gaya hidup yang dimiliki oleh orang Kristen.22 Sehingga dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk memberitakan kabar baik harus dilaksanakan
dengan hati yang penuh kerelaan kepada semua orang sehingga orang yang menerima
kabar baik juga merasakan akan kasih Kristus. Kedua, Jadikanlah. Kata jadikanlah
merupakan sebuah perintah yang harus dilakukan oleh orang percaya. Kemudian kata ini
juga merupakan kata yang harus dilakukan secara terus menerus oleh orang Kristen.
Dalam sebuah misi untuk memberitakan kabar baik yaitu menjadikan segala bangsa
untuk menjadi murud Yesus harus dilandasi oleh sebuah dasar yaitu motivasi yang baik
untuk menyatakan kabar baik bagi jiwa yang harus akan Tuhan dan menyatakan dirinya
sebagai anak-anak Allah.23
Ketiga. Babtislah. Setelah pergi, jadikan maka dibabtis. Ketika sudah menjalankan
misi dan misi itu terlaksa dengan baik maka orang-orang yang menyatakan dirinya
adalah anak Allah maka ia akan dibabtis. Di babtis dalam nama Bapa, Putra dan Roh
Kudus. Dalam suatu proses babtis dapat dikatakan bahwa ini merupakan hasil dari
proses pemuridan. 24 Keempat. Ajaralah. Kata yang terakhir adalah ajaralah. Ketika sudah
pergi untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus, lalu dibabtis, tidak hanya
berhenti dikata itu saja tetapi harus diajari sehingga apa yang sudah diberitakan dari
awal tidak hilang begitu saja. Dan juga mereka akan menjadi pelaku Firman Tuhan dan
dari mereka juga akan meregenerasi lagi orang-orang yang belum percaya akan Tuhan
Yesus.
Melalui mandat atau perintah Tuhan Yesus sudah sangat jelas bahwa aktualisa-
siadalah suatu pemenuhan dari Amanat Agung. 25 tujuan dari penginjilan adalah
menjadikan segala bangsa menjadi murid Tuhan Yesus, kemudia membabtis mereka dan
mengajari mereka untuk tetap bertumbuh dalam Yesus Kristus dan juga melaksanakan
apa yang menjadi perinta Tuhan Yesus. Di dalam misi Tuhan Yesus Kristus seorang Guru
diharuskan untuk mengajari para siswa untuk menyatakan kebenaran Tuhan Yesus

21
S. Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20,” Jurnal Teologi
Gracia Deo, 2019, hal. 56-73.
22
Dwiraharjo.
23
Yonatan Alex Arifianto and Ferry Purnama, “Misiologi Dalam Kisah Para Rasul 13 : 47 Sebagai
Motivasi Penginjilan Masa Kini,” KHARISMA: Jurnal Ilmiah Teologi 1, no. 2 (2020): 117–34.
24
S. Dwiraharjo, “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20.,” Jurnal Teologi
Gracia Deo, 2019, hal. 56-73.
25
E. G. Yen, “Tinjauan Ulang Penginjilan Pribadi Dalam Karangka Amanat Agung Tuhan Yesus
Melalui Eksposisi, Matius 28:19-20.,” Jurnal Mahasiswa Teologi Iman, 2019, hal 31-48.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 68


M. K. Betu, Y. A. Arifianto: Peran Guru Pendidikan Agama Kristen…

kapanpun dan dimanapun mereka berada.26 Inti dari penyampaian seorang guru yang
berkaitab dengan mandate amanat agung yaitu suatu dasar bagi orang Kristen dalam
menjalankan perintah sebagai aktualisasi amanat agaung. Seorang guru Pendidikan
Agama Kristen yang memiliki tanggung jawab akan hal ini harus dilakukan secara teratur
atau terstruktur supaya apapun yang diajarkan dapat dimengerti dan dipahami oleh para
siswa. Kemudia soerang guru Pendidikan Agama Kristen juga harus mempunyai kuasa
akan perkataannya sehingga dalam mengatakan sesuatu dapat dipercayai dengan adanya
bukti. Pelayanan seorang guru harus percaya bahwa kuasa Tuhan Yesus itu nyata.27
Dari penjelasan diatas tentang aktualisasi mandat Amanat Agung yang dilakukan
oleh seorang guru Pendidikan Agama Kristen. Mandate amanat agung sudah merupakan
podasi dan juga panduan dalam pengaktualisasian amanat agung. Di sini para guru
Pendidikan Agama Kristen sudah diberikan mandate ataupun sebuah pedoman untuk
melaksanakannya. Amanat agung juga harus sudah menjadi prinsip dalam kehidupan
seorang guru.28 Sehingga dengan demikian incaran utama seoarang guru Pendidik Agama
Krisren yaitu di sekolah maupun dilembaga dimana ia ditempatkan. Disini guru harus
menyiapkan dirinya untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang
pendidik Agama Kristen.

KESIMPULAN
Peran seorang guru Pendidikan Agama Kristen dalam mewujudkan Mandat Tuhan Yesus
sangatlah besar dan sangat penting. Dimana dalam memberikan pengajaran tentang
Firman Tuhan ia harus menyiapkan dirinya dengan baik sehingga ia tidak salah dalam
memberikan atau menyampaikan pengajaran tentang Tuhan kepada para siswa-siswi.
Peran guru Pendidikan Agama Kristen di dalam melakukan misi berdasarkan perintah
Tuhan Yesus Kristus yang ada dalam kitab Matius 28:19-20 sudah menjadi tujuan yang
pertama bagi pendidik, karena dalam sebuah lemabaga Pendidikan Kristen yang
didahulukan adalah pertumbuhan iman para peserta didik. Pertumbuhan iman para
peserta didik sudah menjadi tanggung jawab atau tugas dari Guru Pendidikan Agama
Kristen.
Seorang guru Pendidikan Agama Kristen yang memiliki hati untuk mengajara
dalam kaitannya dengan perintah Tuhan Yesus maka dia juga akan memiliki hubungan
pribadi dengan Tuhan dan juga sesamanya. Di dalam sekolah guru Pendidikan Agama
Kristen harus bisa mengenal anak didiknya, menguasai setiap materi yang diajarkan atau
yang diberikan kepada anak didiknya. Sebagai seorang Pendidikan Agama Kristen ia
tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja tetapi juga harus bisa menjadi penginjil
atau pemberita kabar baik, gembala, fasilitator, motivator, konselor dan juga sebagai
teladan dalam membimbing setiap siswa-siswi yang diajarinya.

DAFTAR PUSTAKA
A. P. I. Darmawan. “Jadikanlah Murid: Tugas Pemuridan Gereja Menurut Matius 28:18-
20.” Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(2)., n.d., 144.

26
MySabda Team, “MySabda Study Bible,” 2021.
27
K. Katarina dan K. Siswanto, “Keteladanan Kepemimpinan Yesus Dan Implikasinya Bagi
Kepemimpinan Gereja Pada Masa Kini.,” Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat, 2018, hal 87-
98.
28
Putri Agustinus soewitomo, “Dukungan Terhadap Anggota Lansia Dalam Melayani,” Jurnal
Teologi Dan Pelayanan., 2017, Hal 73-90.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 69


LOGON ZOES: Jurnal Teologi, Sosial, dan Budaya, Vol 5, No 1 (Pebruari 2022)

Adriani, Sarah. “Refelksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Di Dalam
Pendidikan”.” Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, 2013.
Andriani, S. “Refleksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Dalam
Pendidikan,.” Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan, No. 2., n.d., 1–6.
Arifianto, Yonatan Alex, Kristien Oktavia, and Matius I Totok Dwikoryanto. “Studi
Teologis Prinsip Penginjilan Paulus Dalam 1 Korintus 9: 16.” LOGIA: Jurnal Teologi
Pentakosta 2, no. 1 (2020): 22–41.
Arifianto, Yonatan Alex, and Ferry Purnama. “Misiologi Dalam Kisah Para Rasul 13 : 47
Sebagai Motivasi Penginjilan Masa Kini.” KHARISMA: Jurnal Ilmiah Teologi 1, no. 2
(2020): 117–34.
D. Lase, dan D. E. Hulu. “Dimensi Spiritualitas Dalam Kompetensi Kepribadian Guru
Pendidikan Agama Kristen.” Jurnal Ilmiah Teologi, Pedidikan, Sains, Humaniora
Dan Kebudayaan, 2020, halm 13.
Dwiraharjo, S. “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20,.” Jurnal
Teologi Gracia Deo, 2019, hal. 56-73.
———. “Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20.” Jurnal Teologi
Gracia Deo, 2019, hal. 56-73.
Harls Evan R. Siahaan. “‘Karakteristik Pentakostalisme Menurut Kisah Para Rasul,.’”
Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani 2, No. 1, 2017, hal. 12-28.
MySabda Team. “MySabda Study Bible,” 2021.
Putri Agustinus soewitomo. “Dukungan Terhadap Anggota Lansia Dalam Melayani,.”
Jurnal Teologi Dan Pelayanan., 2017, Hal 73-90.
Putri, Agustinus Soewitomo. “”dukungan Terhadap Anggota Lansia Dalam Melayani"”
jurnal Teo (2017): Hal 73-90.
Ralph Martin. “Evangelism and Theologian,” 1947, halm 65.
Roestiyah N.K. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, 2001.
Sadirman. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar,. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007.
Samosir, Rotua. Guru Pendidikan Agama Kristen Yang Profesional. Jurnal Pionir LPPM
Universitas Asahan. Vol. 5, 2019.
Sarah Adriani. “Refelksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Di Dalam
Pendidikan”.” Jurnal Antusias: Jurnal Teologi Dan Pelayanan., n.d.
Shilphy A. Octavia. Etika Profesi Guru, 2020.
Siswanto, K. Katarina dan K. “Keteladanan Kepemimpinan Yesus Dan Implikasinya Bagi
Kepemimpinan Gereja Pada Masa Kini.” Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga
Jemaat, 2018, hal 87-98.
Yen, E. G. “Tinjauan Ulang Penginjilan Pribadi Dalam Karangka Amanat Agung Tuhan
Yesus Melalui Eksposisi, Matius 28:19-20.” Jurnal Mahasiswa Teologi Iman, 2019,
hal 31-48.
Zaluchu, Sonny Eli. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan.”
Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (2021).
https://doi.org/10.38189/jtbh.v3i2.93.

Copyright© 2022; Logon Zoes, e-ISSN 2745-3766 | 70

Anda mungkin juga menyukai