ABSTRAK
Tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Dilarang Merokok dilengkapi dengan tanda
atau simbol dilarang merokok. Akan tetapi, masih banyak perokok yang merokok di
kawasan tanpa rokok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses
Penerapan Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci
sebanyak 4 orang dan informan biasa sebanyak 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan
kurangnya komunikasi maupun sosilisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak
RSUD Kota Kendari terkait perda Kawasan Tanpa Rokok kepada sasaran dalam hal ini
masyarakat dan khususnya pengunjung di RSUD Kota Kendari, padahal sosialisasi
merupakan hal yang sangat penting di lakukan untuk mengimplementasikan sebuah
kebijakan. Diharapkan kepada pemerintah Kota Kendari serta Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari untuk duduk bersama menjalankan amanat dari aturan yang dibuat
yakni melakukan pembentukan satuan tugas khusus pengawasan kawasan tanpa rokok di
areal Rumah Sakit Kota Kendari.
Abstract
Places designated as prohibited smoking areas are provided with no smoking signs or
symbols. However, there are still many smokers who smoke in the area without cigarettes.
This research aims to analyses the process of implementing the local regulation on the
non-smoking area (KTR) at the public hospital in Kendari City district. This type of
research is qualitative research with a phenomenological approach. The informant in the
study consisted of a key informant of 4 persons and a regular informant of 3 persons. The
results of the study showed a lack of communication and socialization conducted by the
Government and the parties of the city of Kendari related to District No smoking to the
target in this case the community and especially visitors in the Hospital in Kendari City,
but Socialization is a very important thing to do to implement a policy. It is expected that
the government of Kendari City as well as the public hospital of the city of Kendari to sit
together to carry out the order of the rules made that is to form a special task force of
supervision of areas in the area of Kendari City Hospital.
165
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
tentang Kesehatan Pasal 115 Ayat (2), yaitu penanggungjawab kawasan tanpa rokok
“Pemerintah Daerah wajib menetapkan apabila terdapat orang yang terbukti
kawasan tanpa rokok di wilayahnya” dan melanggar ketentuan yang telah ditetapkan.
Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Pemerintah Daerah dan RSUD Kota
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Kendari harus memikirkan dan mengambil
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa langkah konkrit untuk meningkatkan
Produk Tembakau Bagi Kesehatan, yaitu perilaku masyarakat untuk tidak merokok di
“Pemerintah Daerah wajib menetapkan tempat umum khususnya di Rumah Sakit.
Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya Terkait dengan dukungan masyarakat,
dengan Peraturan Daerah”. Jika dikaji, pada Adapun bentuk informasi dari informan
Pasal 115 Ayat (2) Undang-Undang Nomor kunci terhadap bentuk dukungan
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal masyarakat ditunjukkan melalui wawancara
52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun mendalam sebagai berikut:
2012, sama-sama menetapkan bahwa “..Dukungan masyarakat sama aturan
pemerintah daerah wajib menetapkan merokok kayak sudah cukup baik..”
kawasan tanpa rokok di wilayahnya. Oleh (Informan: RN, 54 Tahun, 1 Mei 2018)
sebab itu, kebijakan Walikota Kendari “..ini perda kan sejak tahun 2014 kalau ndak
sudah tepat adanya apabila Pemerintah salah, jadi dari 2014 itu memang sudah adami
Kota Kendari menetapkan aturan tentang perubahan yang dari tadinya bebas merokok
kawasan tanpa rokok. Penelitian ini di Rumah sakit jadi berkurang..” (Informan:
SN, 56 Tahun, 4 Juli 2018)
bertujuan untuk menganalisis proses
Penerapan Peraturan Daerah Tentang “..eee kalau mau melihat lebih jauh
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah sebenarnya dukungan masyarakat sudah
cukup. Kenapa demikian karena memang
Sakit Umum Daerah Kota Kendari. berkurangmi masyarakat yang merokok di
METODE rumah sakit, terus dibandingkan dengan dulu,
dikantin rumah sakit itu dijual rokok tapi
sekarang sudah tidakmi. Jadi memang
Penelitian ini menggunakan metode dukungan masyarakat itu sudah cukup baik
penelitian kualitatif dengan pendekatan hanya memang belum maksimal karena
fenomenologis. Penelitian ini telah masih ada juga didapat pengunjung yang
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum merokok” (Informan: AM, 55 Tahun, 12 Juli
2018)
Daerah Kota Kendari. Sejak tanggal 19
April sampai dengan 19 Juli 2018. “..Dukungan sudah cukup baik, hanya
Informan dalam penelitian ini terdiri dari memang belum semua masyarakat
mendukung ..” (Informan: LS, 48 Tahun, 8
informan kunci sebanyak 4 orang dan Mei 2018)
informan biasa sebanyak 3 orang. Tehnik
penetapan informan menggunakan teknik Berdasarkan dari keterangan
snowball dan purposive sampling. Untuk informan tersebut, dapat disimpulkan
mengumpulkan informasi menggunakan bahwa dukungan masyarakat terhadap
teknik observasi, wawancara mendalam dan aturan kawasan tanpa rokok masih belum
dokumentasi. maksimal. Meksipun berdasarkan informasi
AM bahwa perokok di RSUD kota Kendari
HASIL telah berkurang dari tahun-tahun
sebelumnya, namun tentu saja belum dinilai
Pengawasan yang dilakukan oleh maksimal karena masih juga terdapat
masyarakat ialah dengan ikut serta dalam pengunjung yang merokok di lingkungan
memberikan bimbingan dan penyuluhan RSUD Kota Kendari. Sedangkan tanggapan
serta penyebarluasan informasi kepada informan biasa mengenai diberlakukannya
masyarakat, menegur setiap orang yang secara utuh perda no.16 tahun 2014,
melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok dijawab beragam oleh informan. Adapun
dan melaporkan kepada pimpinan atau
167
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
hasil wawawancara dijelaskan seperti pada “..setuju.” (Informan: LS, 48 Tahun, 8 Mei
kutipan wawancara berikut: 2018)
168
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
memang dilarang merokok. (Informan : MK, tempat umum khususnya di Rumah Sakit
30 Tahun, 19 Juli 2018) (Armayati, 2014).
“..saya ndak enak mau laporkan orang yang
merokok, karena memang sayakan suka
Berdasarkan hasil wawancara dari
merokok.. jadi itu haknya merekaji” keseluruhan aspek dukungan masyarakat
(Informan : SS, 29 Tahun, 17 Mei 2018) bahwa perlu digencarkan dan ditingkatkan
lagi sosialisasi mengenai perda aturan
Hasil wawancara menunjukkan
rokok ini. Kesadaran bahaya rokok dan
bahwa 2 informan akan melakukan
paparan asap rokok merupakan hal yang
peneguran langsung kepada orang yang
sangat penting untuk dihindari terutama
merokok. sedangkan informan SS tidak
untuk ibu hamil dan anak-anak (Nugroho,
berani melakukan peneguran atau
2015). Namun kesadaran akan bahaya
melaporkan karena informan tersebut juga
merokok tidak menurunkan angka perokok
sering merokok. Berdasarkan hasil
terutama pada remaja sebagai perokok
wawancara dari keseluruhan aspek
awal. Komunikasi Informasi dan Edukasi
dukungan masyarakat bahwa perlu
(KIE) sangat penting dilakukan, terutama
digencarkan dan ditingkatkan lagi
untuk kalangan muda, tentang bahaya
sosialisasi mengenai perda aturan rokok ini.
merokok dan bahaya paparan asap rokok.
PEMBAHASAN KIE juga harus diberikan pada perokok
untuk mendukung adanya perubahan
Masyarakat mempunyai kesempatan perilaku merokok menjadi tidak merokok
yang seluas-luasnya untuk membantu (Banudi, 2013).
menciptakan kawasan tanpa rokok. Yang
termasuk dalam kategori anggota Komunikasi merupakan suatu
masyarakat adalah setiap warga kota penyampaian pesan dari seseorang kepada
terlepas dari kedudukan dan jabatannya: orang lain untuk mempengaruhi perilaku
dapat perseorangan, kelompok, bahkan dan tindakan baik secara langsung maupun
anggota SKPD dan Pimpinan/Penanggung tidak langsung. Komunikasi adalah proses
Jawab kawasan tanpa rokok di masing- pemindahan pengertian dalam bentuk
masing sarana kawasan tanpa rokok. karena gagasan, informasi dari seseorang ke orang
Keberhasilan peraturan daerah ditandai lain (Nasyruddin, 2013). Menurut Edward,
antara lain dengan semakin banyaknya persyaratan pertama bagi implementasi
masyarakat yang patuh dan mampu kebijakan yang efektif adalah bahwa
melakukan kontrol sosial (Azkha, 2013; mereka yang melaksanakan keputusan
Devhy, 2014). harus mengetahui apa yang mereka harus
lakukan. Setiap keputusan dari suatu
Pengawasan yang dilakukan oleh kebijakan harus diteruskan kepada personil
masyarakat ialah dengan ikut serta dalam yang akan menjalankan kebijakan tersebut.
memberikan bimbingan dan penyuluhan Tentunya komunikasi sangat berperan
serta penyebarluasan informasi kepada penting dalam mencegah terjadinya
masyarakat, menegur setiap orang yang berbagai macam interpretasi terhadap setiap
melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok kebijakan yang telah dikeluarkan, agar
dan melaporkan kepada pimpinan atau mampu meminimalisir dampak yang
penanggungjawab kawasan tanpa rokok mungkin timbul akibat tidak terjalinya
apabila terdapat orang yang terbukti komunikasi dengan baik antara pemberi
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. pesan dengan penerima pesan. Menurut
Pemerintah Daerah dan RSUD Kota Winarno (2012), jika implementasi
Kendari harus memikirkan dan mengambil kebijakan ingin berlangsung efektif, maka
langkah konkrit untuk meningkatkan perintah pelaksanaan harus konsisten dan
perilaku masyarakat untuk tidak merokok di jelas (Azkha, 2013; Nugraha & Yuliawati,
2018).
169
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
170
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
pengumuman, media sosial dan sebagainya Fatmasari, I. (2014). Perilaku Supir Angkutan
(Sembiring, 2018). Pasca Penetapan Perda Kawasan tanpa
Rokok di Kota Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN Febriani, T. (2014). Pengaruh Persepsi
Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa
Kurangnya komunikasi maupun Rokok (KTR) dan Dukungan
sosilisasi yang dilakukan oleh pemerintah penerapannya di Universitas Sumatera
dan pihak RSUD Kota Kendari terkait perda Utara. Karya Tulis Ilmiah stara satu
Kawasan Tanpa Rokok kepada sasaran Universitas Sumatera Utara, Sumatera.
dalam hal ini Masyarakat dan khususnya Herlambang, S. (2016). Manajemen Pelayanan
pengunjung di RSUD Kota Kendari, Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta:
padahal sosialisasi merupakan hal yang Gosyen Publishing.
Nasyruddin, M. F. (2013). Implementasi
sangat penting di lakukan untuk
Kawasan tanpa Rokok (Ktr) di Sekolah
mengimplementasikan sebuah kebijakan. (Studi Kualitatif pada SMP Negeri 21
Adapun yang menjadi saran dalam Semarang). Jurnal Kesehatan
penelitian ini adalah Perlunya peningkatan Masyarakat Universitas Diponegoro,
sosialisasi baik itu secara langsung tatap 2(1).
muka dan diskusi kepada pasien serta Nugraha, A. M. A., & Yuliawati, R. (2018).
Hubungan Pengetahuan dan Sikap
sosialissai dalam bentuk tidak langsung
tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan
yaitu menambah simbol-simblo pamflet Perilaku Merokok pada Pengunjung
larangan merokok juga dengan RSUD IA Moeis Samarinda.
mencantumkan sanksi yang akan diterima Nugroho, P. S. (2015). Evaluasi Implementasi
masyarakat yang melanggar Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Armayati, L. (2014). Faktor–Faktor Yang
Penelitian, B., & Kesehatan, P. (2013). Laporan
Mempengaruhi Kepatuhan Mahasiswa
riskesdas 2013. Jakarta: Badan
Dan Karyawan Terhadap Peraturan
Penelitian dan Pengembangan
Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan
Kesehatan.
Kampus Fakultas Psikologi Universitas
Sembiring, A. M. (2018). Analisis Peran
Islam Riau. Jurnal Relevansi, Akurasi
Pemimpin Agama dalam Implementasi
Dan Tepat Waktu (RAT), 3(3), 543–
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
550.
Gereja katolik ST. Fransiskus Assisi
Aula, L. E. (2010). Stop Merokok!(sekarang
Pasar VI Padang Bulan Medan.
atau tidak sama sekali). Yogyakarta:
SOLICHA, R. A., & Santosa, S. (2012).
Garailmu.
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Azkha, N. (2013). Studi efektivitas penerapan
Pengunjung Di Lingkungan Rsup Dr.
kebijakan perda kota tentang kawasan
Kariadi Tentang Kawasan Tanpa
tanpa rokok (ktr) dalam upaya
Rokok. Jurnal Kedokteran Diponegoro,
menurunkan perokok aktif di Sumatera
1(1).
Barat tahun 2013.
Wati, A. R. A. (2017). Penerapan Kawasan
Azrul, A. (2006). Pengantar Administrasi
Tanpa Rokok berdasarkan Peraturan
Kesehatan. Edisi Ketiga, Jakarta:
Daerah Kota Metro Nomor 4 Tahun
Binarupa Aksara.
2014. JURNAL HIMA HAN, 4(2).
Banudi, L. (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: : EGC. Devhy, N. L. P. (2014). INFORMASI TAMBAHAN
Pengaruh Faktor Pengelola terhadap
Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Lisensi
Daerah tentang Kawasan tanpa Rokok Hakcipta (c) 2019 Health Information :
pada Hotel Berbintang di Kabupaten Jurnal Penelitian.
Badung: Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
171
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019
172