Anda di halaman 1dari 8

http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.

php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905


Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

PERAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PENERAPAN


PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

Andika Mayansara Saboli1, La Banudi2, Sunarsih3


1
Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Mandala Waluya Kendari,
Indonesia: andikamayansara@gmail.com
2
Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia: labanudibanudi@yahoo.com
3
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Mandala Waluya Kendari, Indonesia
(Korespondensi e-mail: andikamayansara@gmail.com)

ABSTRAK

Tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Dilarang Merokok dilengkapi dengan tanda
atau simbol dilarang merokok. Akan tetapi, masih banyak perokok yang merokok di
kawasan tanpa rokok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses
Penerapan Peraturan Daerah Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologis. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci
sebanyak 4 orang dan informan biasa sebanyak 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan
kurangnya komunikasi maupun sosilisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak
RSUD Kota Kendari terkait perda Kawasan Tanpa Rokok kepada sasaran dalam hal ini
masyarakat dan khususnya pengunjung di RSUD Kota Kendari, padahal sosialisasi
merupakan hal yang sangat penting di lakukan untuk mengimplementasikan sebuah
kebijakan. Diharapkan kepada pemerintah Kota Kendari serta Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari untuk duduk bersama menjalankan amanat dari aturan yang dibuat
yakni melakukan pembentukan satuan tugas khusus pengawasan kawasan tanpa rokok di
areal Rumah Sakit Kota Kendari.

Kata kunci: Bantuan komunitas, Kawasan bebas kokok, Rumah sakit

Abstract

Places designated as prohibited smoking areas are provided with no smoking signs or
symbols. However, there are still many smokers who smoke in the area without cigarettes.
This research aims to analyses the process of implementing the local regulation on the
non-smoking area (KTR) at the public hospital in Kendari City district. This type of
research is qualitative research with a phenomenological approach. The informant in the
study consisted of a key informant of 4 persons and a regular informant of 3 persons. The
results of the study showed a lack of communication and socialization conducted by the
Government and the parties of the city of Kendari related to District No smoking to the
target in this case the community and especially visitors in the Hospital in Kendari City,
but Socialization is a very important thing to do to implement a policy. It is expected that
the government of Kendari City as well as the public hospital of the city of Kendari to sit
together to carry out the order of the rules made that is to form a special task force of
supervision of areas in the area of Kendari City Hospital.

Keywords: Community support, Hospital, Smoking free area

165
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

PENDAHULUAN Proporsi perokok setiap hari tampak


cenderung menurun pada kuintil indeks
World Health Organization (WHO) kepemilikan yang lebih tinggi. Proporsi
menjelaskan bahwa rokok menewaskan penduduk umur =15 tahun yang merokok
enam juta orang per tahun di seluruh dunia, dan mengunyah tembakau cenderung
termasuk lebih dari 600.000 perokok pasif. meningkat dalam Riskesdas 2007 (34,2%),
Bila tren ini meningkat terus, pada tahun Riskesdas 2010 (34,7%) dan Riskesdas
2030, rokok dapat menyebabkan kematian 2013 (36,3%). Dibandingkan dengan
delapan juta orang per tahun. Sebagian penelitian Global Adults Tobacco Survey
besar negara berkembang memiliki angka (GATS) pada penduduk kelompok umur
yang rendah untuk mereka yang berhenti =15 tahun, proporsi perokok laki-laki 67,0
merokok, walaupun diterapkan berbagai persen dan pada Riskesdas 2013 sebesar
kampanye antirokok di seluruh dunia. 64,9 persen, sedangkan pada perempuan
Berdasarkan data terbaru ini, jumlah menurut Global Adults Tobacco Survey
perokok di seluruh dunia meningkat hampir (GATS) adalah 2,7 persen (Armayati, 2014;
250 juta orang antara 1980 hingga 2012. Devhy, 2014; Penelitian & Kesehatan,
Jumlah perokok di seluruh dunia meningkat 2013)
menjadi hampir satu miliar orang dan di Dampak asap rokok sudah menjadi
sejumlah negara termasuk Indonesia dan isu penting dalam beberapa tahun terakhir.
Rusia lebih dari separuh jumlah penduduk Banyak penelitian mempublikasikan
laki-laki mserokok setiap hari (Azkha, bahaya asap rokok bagi si perokok maupun
2013; Wati, 2017). bagi orang yang berada di sekitarnya.
Indonesia merupakan negara ketiga Kebiasaan merokok merupakan perilaku
dengan jumlah perokok tertinggi di dunia yang sulit untuk diubah karena efek
setelah Cina dan India dengan prevalensi kecanduan yang ditimbulkan dari nikotin,
perokok yaitu 36,1%. Pada tahun 2010, namun disadari untuk dapat mengurangi
diperkirakan 384.058 orang (237.167 laki- dampak negatifnya terutama terhadap
laki dan 146.881 wanita) di Indonesia lingkungan, demi kesehatan masyarakat,
menderita penyakit terkait konsumsi harus ada kebijakan efektif yang diambil,
tembakau. Total kematian akibat konsumsi salah satunya dengan penerapan kawasan
rokok mencapai 190.260 (100.680 laki-laki tanpa rokok. Sanksi yang dijatuhkan
dan 50.520 wanita) atau 12.7% dari total terhadap pelanggaran kawasan tanpa rokok
kematian pada tahun 2010. Sedangkan 50% yaitu sanksi administratif seperti teguran
dari yang terkena penyakit terkait rokok dan denda administrasi (Fatmasari, 2014;
mengalami kematian dini. Penyebab Herlambang, 2016).
kematian terbanyak adalah penyakit stroke, Sedangkan di Provinsi Sulawesi
Jantung Koroner, serta kanker trakhea, Tenggara sendiri, proporsi penduduk umur
bronkhus dan paru (Armayati, 2014; Azkha, ±10 tahun yang memiliki kebiasaan
2013). merokok, untuk perokok saat ini yakni
Proporsi terbanyak perokok aktif perokok setiap hari sebanyak 21,8% dan
setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar perokok kadang-kadang 4,2%. Sedangkan
33,4 persen, pada laki-laki lebih banyak untuk yang tidak merokok yakni mantan
dibandingkan perokok perempuan (47,5% perokok 2,1% dan bukan perokok 71,1%
banding 1,1%). Berdasarkan jenis (Armayati, 2014; Penelitian & Kesehatan,
pekerjaan, petani/ nelayan/ buruh adalah 2013).
perokok aktif setiap hari yang mempunyai Peraturan Daerah Kota Kendari
proporsi terbesar (44, 5%) dibandingkan Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kawasan
kelompok pekerjaan lainnya. Tanpa Rokok sudah sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
166
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

tentang Kesehatan Pasal 115 Ayat (2), yaitu penanggungjawab kawasan tanpa rokok
“Pemerintah Daerah wajib menetapkan apabila terdapat orang yang terbukti
kawasan tanpa rokok di wilayahnya” dan melanggar ketentuan yang telah ditetapkan.
Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Pemerintah Daerah dan RSUD Kota
Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Kendari harus memikirkan dan mengambil
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa langkah konkrit untuk meningkatkan
Produk Tembakau Bagi Kesehatan, yaitu perilaku masyarakat untuk tidak merokok di
“Pemerintah Daerah wajib menetapkan tempat umum khususnya di Rumah Sakit.
Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya Terkait dengan dukungan masyarakat,
dengan Peraturan Daerah”. Jika dikaji, pada Adapun bentuk informasi dari informan
Pasal 115 Ayat (2) Undang-Undang Nomor kunci terhadap bentuk dukungan
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal masyarakat ditunjukkan melalui wawancara
52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun mendalam sebagai berikut:
2012, sama-sama menetapkan bahwa “..Dukungan masyarakat sama aturan
pemerintah daerah wajib menetapkan merokok kayak sudah cukup baik..”
kawasan tanpa rokok di wilayahnya. Oleh (Informan: RN, 54 Tahun, 1 Mei 2018)
sebab itu, kebijakan Walikota Kendari “..ini perda kan sejak tahun 2014 kalau ndak
sudah tepat adanya apabila Pemerintah salah, jadi dari 2014 itu memang sudah adami
Kota Kendari menetapkan aturan tentang perubahan yang dari tadinya bebas merokok
kawasan tanpa rokok. Penelitian ini di Rumah sakit jadi berkurang..” (Informan:
SN, 56 Tahun, 4 Juli 2018)
bertujuan untuk menganalisis proses
Penerapan Peraturan Daerah Tentang “..eee kalau mau melihat lebih jauh
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Rumah sebenarnya dukungan masyarakat sudah
cukup. Kenapa demikian karena memang
Sakit Umum Daerah Kota Kendari. berkurangmi masyarakat yang merokok di
METODE rumah sakit, terus dibandingkan dengan dulu,
dikantin rumah sakit itu dijual rokok tapi
sekarang sudah tidakmi. Jadi memang
Penelitian ini menggunakan metode dukungan masyarakat itu sudah cukup baik
penelitian kualitatif dengan pendekatan hanya memang belum maksimal karena
fenomenologis. Penelitian ini telah masih ada juga didapat pengunjung yang
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum merokok” (Informan: AM, 55 Tahun, 12 Juli
2018)
Daerah Kota Kendari. Sejak tanggal 19
April sampai dengan 19 Juli 2018. “..Dukungan sudah cukup baik, hanya
Informan dalam penelitian ini terdiri dari memang belum semua masyarakat
mendukung ..” (Informan: LS, 48 Tahun, 8
informan kunci sebanyak 4 orang dan Mei 2018)
informan biasa sebanyak 3 orang. Tehnik
penetapan informan menggunakan teknik Berdasarkan dari keterangan
snowball dan purposive sampling. Untuk informan tersebut, dapat disimpulkan
mengumpulkan informasi menggunakan bahwa dukungan masyarakat terhadap
teknik observasi, wawancara mendalam dan aturan kawasan tanpa rokok masih belum
dokumentasi. maksimal. Meksipun berdasarkan informasi
AM bahwa perokok di RSUD kota Kendari
HASIL telah berkurang dari tahun-tahun
sebelumnya, namun tentu saja belum dinilai
Pengawasan yang dilakukan oleh maksimal karena masih juga terdapat
masyarakat ialah dengan ikut serta dalam pengunjung yang merokok di lingkungan
memberikan bimbingan dan penyuluhan RSUD Kota Kendari. Sedangkan tanggapan
serta penyebarluasan informasi kepada informan biasa mengenai diberlakukannya
masyarakat, menegur setiap orang yang secara utuh perda no.16 tahun 2014,
melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok dijawab beragam oleh informan. Adapun
dan melaporkan kepada pimpinan atau

167
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

hasil wawawancara dijelaskan seperti pada “..setuju.” (Informan: LS, 48 Tahun, 8 Mei
kutipan wawancara berikut: 2018)

“..iya setuju..” (Informan: RL, 32 Tahun, 10 Hasil wawancara menunjukkan


Juli 2018) bahwa keempat informan kunci setuju
“..ee iyaa setuju..” (Informan: MK, 30 Tahun, dengan peran aktif masyarakat yang akan
19 Juli 2018) memberikan laporan terhadap pengunjung
atau petugas yang merokok. Selain itu,
Adapun menurut informan RL dan
peneliti memberikan pertanyaan mengenai
MK bahwa sangat setuju dengan
tanggapan informan kunci apabila ada
diberlakukannya secara utuh perda no.16
masyarakat yang berjualan rokok di RSUD
taun 2014 agar bisa menjaga lingkungan
Kota Kendari. Adapun hasil wawancara
dari orang yang merokok, namun hal ini
dijelaskan seperti pada kutipan wawancara
cukup berbeda dari apa yang disampaikan
berikut:
oleh informan SS. Adapun hasil kutipan
wawancara dapat dijelaskan sebagai “..Tidak boleh,.. namanya kawasan bebas
asap rokok, jadi tidak boleh ada yang menjual
berikut: rokok.” (Informan: RN, 54 Tahun, 1 Mei
“..emm asalkan semuanya mengikuti 2018)
termaksut juga petugas disini ndk merokok,
“..didalam perda kan sudah diatur dengan
ma saya ikutmi juga. Tapi jangan sampai kita
sangat jelas bahwa tidak boleh ada yang
sudah dilarang-larang ternyata petugasny
merokok, juga tidak ada yang menjual
malah merokok..” (Informan: SS, 29 Tahun,
rokok..” jadi masyarakat itu ndak boleh
17 Mei 2018)
memperdagangkan rokok di lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara rumah sakit (Informan: SN, 56 Tahun, 4 Juli
terhadap informan biasa menunjukkan 2018)
bahwa adanya perbedaan persepsi dari “.kami berikan teguran, silahkan ke kantin
diberlakukannya secara utuh perda no.16 lihat disitu ada peringatan tidak menjual
rokok. jadi ndak boleh ada masyarakat yang
tahun 2014. Seperti yang disampaikan oleh menjual rokok....” (Informan: AM, 55 Tahun,
informan RL dan MK bahwa setuju dengan 12 Juli 2018)
hal tersebut berbeda dengan SS yang
“..ndak boleh lah.. kan di rumah sakit itu area
mengungkapkan setuju namun dengan steril jadi ndak boleh memang orang
syarat bahwa semua orang mengikuti aturan merokok. kalau ada yang menjual takutnya
tersebut bahkan dengan petugas sekalipun. yang tadinya dia ndak mau merokok tapi
karena ada yang menjual jadi dia belimi juga
Untuk melihat dukungan masyarakat, dan merokokmi disitu (Informan: LS, 48
peneliti menanyakan juga kepada informan Tahun, 8 Mei 2018)
kunci mengenai tanggapan masyarakat
Hasil wawancara menunjukkan
yang ikut serta menjaga lingkungan RSUD
bahwa empat informan setuju tidak boleh
dengan melaporkan orang yang merokok.
ada masyarakat yang berjualan rokok di
Adapun hasil wawawancara dijelaskan
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
seperti pada kutipan wawancara berikut:
Adapun tanggapan dari informan biasa
“..setuju sekali.. (Informan: RN, 54 Tahun, 1 mengenai peran serta masyarakat untuk
Mei 2018)
menjaga lingkungan RSUD Kota Kendari
“..bagus itu kalau ada pengunjung yang mau dari perokok adalah terlihat pada hasil
melaporkan bahwa ada yang lagi merokok. sebagai berikut:
jadi harapannya nanti semua orang ndak
adami yang merokok. (Informan: SN, 56 “..ee kalau ada yang saya lihat merokok saya
Tahun, 4 Juli 2018) tegur to, suruh matikan.. (Informan: RL, 32
Tahun, 10 Juli 2018)
“..setuju.. memang kan seharusnya
masyarakat atau pengunjung rumah sakit ikut “..kan saya ini petugas disini jadi kalau ada
serta menjaga lingkungan, jadi kalau ada yang merokok cukup saya suruh dia matikan
yang merokok ya dilaporkan. (Informan: rokoknya, terus ingatkan bahwa disini
AM, 55 Tahun, 12 Juli 2018)

168
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

memang dilarang merokok. (Informan : MK, tempat umum khususnya di Rumah Sakit
30 Tahun, 19 Juli 2018) (Armayati, 2014).
“..saya ndak enak mau laporkan orang yang
merokok, karena memang sayakan suka
Berdasarkan hasil wawancara dari
merokok.. jadi itu haknya merekaji” keseluruhan aspek dukungan masyarakat
(Informan : SS, 29 Tahun, 17 Mei 2018) bahwa perlu digencarkan dan ditingkatkan
lagi sosialisasi mengenai perda aturan
Hasil wawancara menunjukkan
rokok ini. Kesadaran bahaya rokok dan
bahwa 2 informan akan melakukan
paparan asap rokok merupakan hal yang
peneguran langsung kepada orang yang
sangat penting untuk dihindari terutama
merokok. sedangkan informan SS tidak
untuk ibu hamil dan anak-anak (Nugroho,
berani melakukan peneguran atau
2015). Namun kesadaran akan bahaya
melaporkan karena informan tersebut juga
merokok tidak menurunkan angka perokok
sering merokok. Berdasarkan hasil
terutama pada remaja sebagai perokok
wawancara dari keseluruhan aspek
awal. Komunikasi Informasi dan Edukasi
dukungan masyarakat bahwa perlu
(KIE) sangat penting dilakukan, terutama
digencarkan dan ditingkatkan lagi
untuk kalangan muda, tentang bahaya
sosialisasi mengenai perda aturan rokok ini.
merokok dan bahaya paparan asap rokok.
PEMBAHASAN KIE juga harus diberikan pada perokok
untuk mendukung adanya perubahan
Masyarakat mempunyai kesempatan perilaku merokok menjadi tidak merokok
yang seluas-luasnya untuk membantu (Banudi, 2013).
menciptakan kawasan tanpa rokok. Yang
termasuk dalam kategori anggota Komunikasi merupakan suatu
masyarakat adalah setiap warga kota penyampaian pesan dari seseorang kepada
terlepas dari kedudukan dan jabatannya: orang lain untuk mempengaruhi perilaku
dapat perseorangan, kelompok, bahkan dan tindakan baik secara langsung maupun
anggota SKPD dan Pimpinan/Penanggung tidak langsung. Komunikasi adalah proses
Jawab kawasan tanpa rokok di masing- pemindahan pengertian dalam bentuk
masing sarana kawasan tanpa rokok. karena gagasan, informasi dari seseorang ke orang
Keberhasilan peraturan daerah ditandai lain (Nasyruddin, 2013). Menurut Edward,
antara lain dengan semakin banyaknya persyaratan pertama bagi implementasi
masyarakat yang patuh dan mampu kebijakan yang efektif adalah bahwa
melakukan kontrol sosial (Azkha, 2013; mereka yang melaksanakan keputusan
Devhy, 2014). harus mengetahui apa yang mereka harus
lakukan. Setiap keputusan dari suatu
Pengawasan yang dilakukan oleh kebijakan harus diteruskan kepada personil
masyarakat ialah dengan ikut serta dalam yang akan menjalankan kebijakan tersebut.
memberikan bimbingan dan penyuluhan Tentunya komunikasi sangat berperan
serta penyebarluasan informasi kepada penting dalam mencegah terjadinya
masyarakat, menegur setiap orang yang berbagai macam interpretasi terhadap setiap
melanggar ketentuan kawasan tanpa rokok kebijakan yang telah dikeluarkan, agar
dan melaporkan kepada pimpinan atau mampu meminimalisir dampak yang
penanggungjawab kawasan tanpa rokok mungkin timbul akibat tidak terjalinya
apabila terdapat orang yang terbukti komunikasi dengan baik antara pemberi
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. pesan dengan penerima pesan. Menurut
Pemerintah Daerah dan RSUD Kota Winarno (2012), jika implementasi
Kendari harus memikirkan dan mengambil kebijakan ingin berlangsung efektif, maka
langkah konkrit untuk meningkatkan perintah pelaksanaan harus konsisten dan
perilaku masyarakat untuk tidak merokok di jelas (Azkha, 2013; Nugraha & Yuliawati,
2018).

169
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Komunikasi yang dilakukan oleh dengan judul Hasil penelitian yang


pembuat kebijakan seyogyanya bertujuan dilakukan di Fakultas Kesehatan
untuk mendapatkan dukungan terhadap Masyarakat Universitas Sumatera Utara
kelompok sasaran yang akan menjalankan tersebut ternyata hasilnya ada pengaruh
suatu kebijakan, paling tidak harus yang signifikan antara dukungan terhadap
mencakup berbagai hal penjelasan secara penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
lengkap tentang tujuan kebijakan, manfaat dengan menitik beratkan pada persepsi
serta keuntungan yang akan dirasakan oleh mahasiswa dan dukungan penerapan
kelompok sasaran. Peran stakeholder dalam Kawasan Tanpa Rokok (KTR) (Febriani,
mebangun sebuah komunikasi yang baik 2014).
sangat berpengaruh dalam efektifnya suatu Implementasi Kawasan Tanpa Rokok
kebijakan berjalan di lapangan, untuk itu di RSUD Kota Kendari belum berjalan
pemimpin dari setiap unit kerja diharapkan dengan baik dikarenakan kurangnya
mampu melakukan komunikasi baik secara komunikasi yang terbangun, bahkan
vertikal maupun horizontal untuk informan biasa mengatakan belum pernah
memaksimalkan jalannya sebuah kebijakan melakukan komunikasi dengan pihak
atau program. Kegiatan penyampaian RSUD untuk penerapan Kawasan Tanpa
informasi ini biasa disebut sebagai kegiatan Rokok tersebut mereka hanya sebatas tahu
sosialisasi. Sosialisasi dapat di lakukan saja, tapi tidak memahmi isi perda dan
melalui dua cara yaitu secara langsung dan manfaat jika Kawasan Tanpa Rokok
tidak langsung (Aula, 2010; Azrul, 2006). diterapkan.
Peneliti juga menggali pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian sehingga
informan terhadap perda Kawasan Tanpa dapat ditarik kesimpulan yaitu masih
Rokok, adapun hasilnya sebagian besar kurangnya komunikasi maupun sosilisasi
informan menyatakan bahwa tahu tentang yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak
adanya perda Kawasan Tanpa Rokok serta RSUD Kota Kendari terkait perda Kawasan
pernah membaca maupun mendengar Tanpa Rokok. Padahal sosialisasi
melaui koran dan dari orang. Akan tetapi isi merupakan hal yang sangat penting
dari perda tersebut informan tidak dilakukan untuk mengimplementasikan
mengetahuinya secara mendalam sebuah kebijakan karena sosialisasi adalah
dikarenakan belum pernah membaca draft tahap awal penyebaran informasi mulai dari
dari perda tersebut. Namun setelah peneliti isi kebijakan, manfaat kebijakan, tujuan
menanyakan bahwa daerah apa saja yang kebijakan sasaran dan ruang lingkup
wajib menerapkan Kawasan Tanpa Rokok, kebijakan Kawasan Tanpa Rokok. Dalam
hampir semua informan mengungkapkan penelitian sebelumnya Mumang (2015),
bahwa institusi kesehatan, pendidikan, menjelaskan bahwa berdasarkan hubungan
tempat umum dan bandara adalah tempat implementasi kebijakan Kawasan Tanpa
yang wajib menerapkan Kawasan tanpa Rokok dengan beberapa dimensi variabel
Rokok. Jadi sebenarnya sebagian informan komunikasi menunjukkan bahwa
sudah mengetahui bahwa institusi keberhasilan implementasi kebijakan
pendidikan adalah salah satu daerah wajib Kawasan Tanpa Rokok disebabkan oleh
yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok adanya pelaksanaan sosialisasi kebijakan
namun belum ada implementasi yang Kawasan Tanpa Rokok. Sosialisasi dapat
dilakukan sesuai yang tertuang dalam Perda dilakukan dengan dua cara yaitu, verbal
No.16 Tahun 2014 (SOLICHA & Santosa, dengan memberikan informasi kepada
2012). masyarakat atau pimpinan dari setiap
Penelitian yang juga dilakukan oleh institusi secara langsung dengan melakukan
Febriani (2014) di Fakultas Kesehatan sosialisasi dan nonverbal yaitu, dengan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara menggunakan media seperti di koran, papan

170
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

pengumuman, media sosial dan sebagainya Fatmasari, I. (2014). Perilaku Supir Angkutan
(Sembiring, 2018). Pasca Penetapan Perda Kawasan tanpa
Rokok di Kota Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN Febriani, T. (2014). Pengaruh Persepsi
Mahasiswa Terhadap Kawasan Tanpa
Kurangnya komunikasi maupun Rokok (KTR) dan Dukungan
sosilisasi yang dilakukan oleh pemerintah penerapannya di Universitas Sumatera
dan pihak RSUD Kota Kendari terkait perda Utara. Karya Tulis Ilmiah stara satu
Kawasan Tanpa Rokok kepada sasaran Universitas Sumatera Utara, Sumatera.
dalam hal ini Masyarakat dan khususnya Herlambang, S. (2016). Manajemen Pelayanan
pengunjung di RSUD Kota Kendari, Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta:
padahal sosialisasi merupakan hal yang Gosyen Publishing.
Nasyruddin, M. F. (2013). Implementasi
sangat penting di lakukan untuk
Kawasan tanpa Rokok (Ktr) di Sekolah
mengimplementasikan sebuah kebijakan. (Studi Kualitatif pada SMP Negeri 21
Adapun yang menjadi saran dalam Semarang). Jurnal Kesehatan
penelitian ini adalah Perlunya peningkatan Masyarakat Universitas Diponegoro,
sosialisasi baik itu secara langsung tatap 2(1).
muka dan diskusi kepada pasien serta Nugraha, A. M. A., & Yuliawati, R. (2018).
Hubungan Pengetahuan dan Sikap
sosialissai dalam bentuk tidak langsung
tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan
yaitu menambah simbol-simblo pamflet Perilaku Merokok pada Pengunjung
larangan merokok juga dengan RSUD IA Moeis Samarinda.
mencantumkan sanksi yang akan diterima Nugroho, P. S. (2015). Evaluasi Implementasi
masyarakat yang melanggar Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Armayati, L. (2014). Faktor–Faktor Yang
Penelitian, B., & Kesehatan, P. (2013). Laporan
Mempengaruhi Kepatuhan Mahasiswa
riskesdas 2013. Jakarta: Badan
Dan Karyawan Terhadap Peraturan
Penelitian dan Pengembangan
Kawasan Tanpa Rokok Di Lingkungan
Kesehatan.
Kampus Fakultas Psikologi Universitas
Sembiring, A. M. (2018). Analisis Peran
Islam Riau. Jurnal Relevansi, Akurasi
Pemimpin Agama dalam Implementasi
Dan Tepat Waktu (RAT), 3(3), 543–
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di
550.
Gereja katolik ST. Fransiskus Assisi
Aula, L. E. (2010). Stop Merokok!(sekarang
Pasar VI Padang Bulan Medan.
atau tidak sama sekali). Yogyakarta:
SOLICHA, R. A., & Santosa, S. (2012).
Garailmu.
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Azkha, N. (2013). Studi efektivitas penerapan
Pengunjung Di Lingkungan Rsup Dr.
kebijakan perda kota tentang kawasan
Kariadi Tentang Kawasan Tanpa
tanpa rokok (ktr) dalam upaya
Rokok. Jurnal Kedokteran Diponegoro,
menurunkan perokok aktif di Sumatera
1(1).
Barat tahun 2013.
Wati, A. R. A. (2017). Penerapan Kawasan
Azrul, A. (2006). Pengantar Administrasi
Tanpa Rokok berdasarkan Peraturan
Kesehatan. Edisi Ketiga, Jakarta:
Daerah Kota Metro Nomor 4 Tahun
Binarupa Aksara.
2014. JURNAL HIMA HAN, 4(2).
Banudi, L. (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: : EGC. Devhy, N. L. P. (2014). INFORMASI TAMBAHAN
Pengaruh Faktor Pengelola terhadap
Kepatuhan Pelaksanaan Peraturan Lisensi
Daerah tentang Kawasan tanpa Rokok Hakcipta (c) 2019 Health Information :
pada Hotel Berbintang di Kabupaten Jurnal Penelitian.
Badung: Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Udayana.

171
http://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840: E-ISSN: 2622-5905
Volume 11, Nomor 2, Desember 2019

Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan


seluas-luasnya sesuai aturan Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit
sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit: Poltekkes Kemenkes
Kendari menyatakan tetap netral
sehubungan dengan klaim dari perspektif
atau buah pikiran yang diterbitkan dan dari
afiliasi institusional manapun.

172

Anda mungkin juga menyukai