Anda di halaman 1dari 10

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di Jorong


Gantiang Ateh Nagari Tantung Alam Kecamaan
Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2014
Lestari Utami - Bambang Prihmono, Debby Ratno Kustanto

ABSTRAK

Perilaku merokok selalu terjadi peningkatan di Indonesia, survei yang dilakukan di Kabupaten Tanah
Datar pada dua puluh dua jorong ditemukan tingginya kasus yang merokok di rumah terutama pada kepala
keluarga di jorong Gantiang Ateh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok di rumah pada masyarakat di Jorong GantiangAteh Nagari Tantung Alam Kecamatan Tanjung
Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Jorong Gantiang Ateh dan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Systematic Random Sampling dengan jumlah populasi 203 orang
dan sampel 67 orang. Hasil penelitian ini ada 62 orang merokok di dalam rumah, 35 (52,2%) orang yang
memiliki sikap negatif, 36 (53,7%) terpapar dengan iklan rokok, dan 51 (76,1%) orang berada pada lingkungan
yang buruk. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square tidak ada hubungan antara sikap dan iklan
rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku merokok,
dengan p value 0,010 ≤ α (0,05). Dapat disimpulkan dari tiga variabel yang diteliti tidak terdapat hubungan
antara sikap dan iklan rokok dengan perilaku merokok, dan terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan
sosial dengan perilaku merokok. Diharapkan kepada kepala keluarga untuk tidak merokok di rumah agar dapat
meningkatkan kesehatan keluarga dan kepada pihak puskesmas agar dapat melakukan pembinaan kepada
keluarga yang memiliki kepala keluarga perokok.

Kata Kunci : Perilaku Merokok, Sikap, Iklan Rokok, Lingkungan Sosial

Related Factors To Behavior Smoke At Home At Societ in


Jorong Gantian Ateh Region Tanjung Alam Kecamatan
Tanjung Baru District Tanah Datar Year 2014
Lestari Utami - Bambang Prihmono, Debby Ratno Kustanto

ABSTRACT

Behavior smoke always happened improvement in Indonesia, conducted survey in District plain at
twenty two jorong found by case height which smoking at home especially at household headin Jorong Gantiang
Ateh.Examinerthis aim to to see Related Factors To Behavior Smoke At Home At Societ in JorongGantian Ateh
Region Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru District Tanah Datar Year 2014. This Research type is
quantitative with cross sectional desain. Population in this research is all family head exist in Jorong Gantiang
Ateh and technique intake of sampel the used is Systematic Random Sampling with amount populasi 203 people
and sampel 67 people. Result of this research there is 62 people smoke at home, 35 ( 52,2%) have negative
attitude, 36 (53,7%) explained with cigarette advertisement, and 51 (76,1%) man of means at ugly environment.
From result of analysis by using test of chi-square there no hungan between attitude and advertisement smoke
with behavior smoke, and there are relation between social environment with behavior smoke, with p value

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 1


0,010 ≤ α ( 0,05). Earning conclusion from three accurate variable do not there are linking between attitude and
advertisement smoke with behavior smoke, and there are relation which is signifikan between environment of
social with behavior smoke. To be expected to household head in order not to smoke at home so that can
improve health of family, and to side of Puskesmas can do construction to family owning household head is
smoker.

Keyword : BehavioralSmoke, Attitude, Advertisement Cigarette, Environmental of social

PENDAHULUAN membunuh 10 juta sampai tahun 2020. Dari jumlah


Kesehatan merupakan hasil interaksi itu, 70% korban berasal dari negara berkembang.
berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri Lembaga Demografi UI mencatat angka kematia
manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri akibat penyakit yang disebabkan tahun 2004 adalah
manusia). Faktor internal ini pun terdiri dari faktor 427.948 jiwa, berarti 1.172 jiwa perhari atau sekitar
faktor fisik dan psikis, dan faktor eksternal yang 22,5% dari total kematian di Indonesia. Di negara
terdiri dari faktor sosial, budaya masyarakat, ASEAN perokok laki-laki sekitar 53,5% (tertinggi
lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan kedua) dan 3,9% wanita (rentang dari 0,3% menjadi
sebagainya (Notoatmodjo 2010, p. 2). 55,9%), perkiraan perbandingan prevalensi
Kondisi sehat dapat dicapai dengan merokok, Di Indonesia diperkirakan terjadi 300.000
mengubah perilaku dari tidak sehat menjadi kematian setiap tahun akibat rokok (WHO 2008
perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di dalam Kemenkes RI, 2012).
rumah tangga, karena kesehatan perlu di jaga, World Health Organizatio (WHO)
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota menurunkan Indonesia ke peringkat tiga dunia
rumah tangga serta di perjuangkan oleh semua setelah Cina dengan 390 juta perokok dan India
pihak, salah satunya dengan perilaku hidup bersih dengan 144 juta perokok dan 80 juta penduduk di
dan sehat (Maryunani, 2013). Indonesia. Masalah ini masih belum bisa
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terselesaikan hingga saat ini (Dimyati 2011 dalam
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas Fuadah 2012).
dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau Perilaku merokok kelompok penduduk
keluarga dapat menolong dirinya sendiri dalam hal >15 tahun cenderung meningkat, dari 32,0%
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan- menjadi 34,2%. Ditemukan peningkatan proporsi
kegiatan kesehatan di masyarakat, dengan indikator usia mulai merokok pada umur <20 tahun, dari
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, 10,3% menjadi 11,9%. (Badan Penelitian dan
pemberian ASI (Air Susu Ibu) ekslusif, Pengembangan Kesehatan, 2007).
penimbangan bayi dan balita, penggunaan air Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan di Indonesia perilaku merokok penduduk >15 tahun
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas masih belum terjadi peningkatan dari 2007 ke-
jentik dirumah, mengkonsumsi buah dan sayur 2013, cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007
setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, menjadi 36,3 % tahun 2013. Jumlah perokok laki-
tidak merokok di dalam rumah. Tidak sedikit laki 64,9% dan perempuan 2,1%. Untuk usia > dari
perilaku kesehatan dirumah tangga mendorong 15 tahun laki-laki yang merokok 47,5% dan
untuk terjadinya penyakit tidak menular. Perhatian perempuan 1.1%Dibandingkan dengan penelitian
terhadap penyakit tidak menular makin hari makin GATS (Global Adults Tobacco Survey) laki-laki
meningkat karena semakin meningkatnya frekuansi yang merokok 67,0% dan perempuan 2,7%.
terjadinya pada masyarakat (Kemenkes RI 2011, Ditemukan 1,4% perokok umur 10-14 tahun, 9,9%
p.7). perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3%
Salah satu risiko penyakit tidak menular pada kelompok kuintil indeks kepemilikan
dalam PHBS rumah tangga adalah perilaku tidak terendah. Rata-rata jumlah batang rokok yang
merokok di dalam rumah. Merokok merupakan dihisap adalah sekitar 12,3 batang, bervariasi dari
salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam yang terendah 10 batang. Untuk Provinsi Sumatra
kehidupan sehari-hari, dimana mudah menemui Barat menyataka prevalensi perokok saat ini 30,3%
orang merokok mulai dari yang kecil sampai yang diatas usia 10 tahun. Dengan rata-rata jumlah 16
tua, laki-laki dan wanita, kaya dan miskin. Namun batang rokok per hari. Proporsi penduduk yang
intinya tidak mudah menurunkan terlebih merokok dengan usia >10 tahun dari tingkat
menghilangkannya, karena gaya hidup ini menarik pendidikan tidak sekolah 19,7%, tidak tamat SD
sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap 18,3%, tamat SD 25,2%, SMP 25,7%, tamat SMA
sebagai faktor risiko dari berbagai macam penyakit 28,7%, dam tamatan Diploma 1-Diploma
(Bustam 2007, p. 204). 3/Perguruan tinggi 19,9% (Badan Penelitian dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Pengembangan Kesehatan, 2013).
menyatakan, tembakau membunuh lebih dari 5 juta Prevalensi perokok dapat dilihat dari
orang per tahun, dan diproyeksikan akan sepuluh indikator PHBS rumah tangga dari rekap

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 2


hasil survei di Kabupaten Tanah Datar bahwa: nilai-nilai
nilai dan sebagainya.Kedua, faktor pendukung
persalinan oleh tenaga kesehatan 97%, ASI ekslusif (enabling)) yang terwujud dalam lingkungan fisik,
92%, penimbangan bayi balita 91%, penggunaan air tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
fasilitas atau
bersih 100%, cuci tangan pakai sabun 93%, sarana-sarana
sarana kesehatan. Ketiga, faktor penguat
penggunaan jamban sehat 89%, rumah yang bebas (reinforcing) yang mendorong dan memperkuat
jentik 87%, aktifitas fisik 89%, konsumsi buah dan terwujud
jud dalam sikap dan perilaku. Seperti tokoh
sayur 90%, tidak merokok 65%. Sedangkan untuk masyarakat, petugas kesehatan atau petugas lain,
indikator PHBS rumah tangga di Nagari Tanjung yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
Alam Jorongg Gantiang Ateh yaitu: persalinan oleh masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
tenaga kesehatan 33,3%, ASI ekslusif 66,7%, Penelitian Alamsyah tahun 2009
penimbangan bayi balita 100%, penggunaan air menyatakan pembentukan opini pada diri individu
bersih 100%, mencuci tangan pakai sabun 71,4%, terhadap
erhadap perilaku merokok mempengaruhi
penggunaan jamban sehat 100%, rumah bebas perkembangan sikap dan intensi mengenai rokok
jentik 100%, melakukan aktifitas fisik 100%, serta citra yang diperoleh untuk berperilaku
konsumsi buah dan sayur ayur 100%, tidak merokok merokok. Iklan juga memiliki andil dalam
28,8% (Dinkes Kab.Tanah Datar, 2013). menyebabkan seseorang merokok, karena iklan
Hasil survei Jorong Di Kabupaten Tanah merupakan media promosi yang sangat ampuh
Datar terkait jumlah prevalensi yang tidak dalam membentuk opini publik di bidang rokok.
merokok di rumah dalam indikator PHBS rumah Dimulai dari ketertarikan seseorang terhadap
tangga tahun 2013 tergambar dari Diagram 1.1 imajinasi yang terbentuk dari keterpaparan dengan
dibawah ini: iklah. Sarafino 1990 dalam Amelia, menyatakan
Diagram 1.1 Persentase Yang Rumah Tangga ada beberapa penyebab mengapa seseorang
Yang Tidak Merokok merokok seperti faktorsosial, faktor psikologis
maupun faktor biologis. Seseorangmulai merokok
PERSENTASE (%) YANG TIDAK karena faktor sosial antara lain karena pengaruh
MEROKOK orang tua, karena teman sekelompok (takut tidak
92.8 diterima dalam kelompok tertentu) maupun karena
85.7 85.7 85.7 85.7 adanya contoh dari saudara, orang tua, guru
85.7 85.7 85.7 85.7 85.7
78.57 maupunmedia
aupunmedia massa.Penelitian sebelumnya yang
71.4 71.4 dilakukan oleh Rika Mayasari Amelia pada tahun
64.3 2009 dengan judul “Faktor-Faktor
“Faktor Yang
57.1 57.1 57.1
Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungan
42.8 42.8 43.8 Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di
35.7 Kota Medan Tahun 2007” juga menyatakan ada
28.5 hubungan signifikan antara iklan rokok dengan
perilaku merokok (Amelia, 2009).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di
Jorong Gantiang Ateh Nagari Tanjung Alam
dengan melakukan obsevasi sebanyak 10 KK
didapatkan 7 KK yang merokok di dalam rumah
pabalutan

Supanjang

Simpuruik
Saruaso timur

Babusalam
Baruah

Gantiang

Kapalo koto

ombilin

Pariangan

Koto gadang
seberta

Dudam

Dahlia
Hilia Balai

Batang gadih

Kubu rajo

Rajawali
Taratak indah

Gurun
Koto Tuo
Gantiang Ateh

atau sekitar 70%. Fenomena yang ditemukan


dilapangan banyak faktor yang mendorong
seseorang merokok seperti tingkat pengetahuannya
terhadap rokok beseta dampaknya yang akan
mempengaruhi sikap orang tersebut. Sikap menjadi
Sumber : Dinas Kesehatan Tanah Datar Tahun salah satu faktor pendorong perokok untuk un
2013 merokok yang terbentuk di dalam diri orang
tersebut. Sebagian besar masyarakat sudah
Berdasarkan diagram 1.1 diatas terlihat
menyaksikan iklan rokok baik dari media
bahwa dari 22 Jorong yang di survei ditemukan
Jorong Kapalo Koto yang paling banyak tida tidak elektronik maupun dari media cetak, dan dari situ
merokok di dalam rumah yaitu 92,8%. Disamping timbul keinginan mencoba dan mempertahankan
itu Jorong Gantiang Ateh dengan persentase paling perilaku merokok. Pengaruh lingkungan
lingk sosial
seperti pengaruh dari teman sebaya dan dari orang
sedikit yaitu 28,5% yang tidak merokok, artinya
sekitar 71,2% jumlah perokok di dalam rumah tua yang perokok, kurangnya dukungan tokoh
(Puskesmas Salimpaung II, 2014). masyarakatserta dukungan dari keluarga juga
menjadi faktor yang mendorong seseorang untuk
Menurut teori L. Green (1980) per perilaku
merokok. Disamping itu rasa stres atau adanya
sehat di pengaruhui oleh 2 faktor yaitu faktor
perilaku dan faktor di luar perilaku. Di dalam faktor tekanan pada diriiri seseorang juga memicu ia untuk
perilaku terbentuk dari 3 faktor antara lain pertama, merokok, mudahnya akses untuk mendapatkan
rokok dan tidak adanya kebijakan daerah agar tidak
faktor pendorong (predisposisi)) yang terwujud
merokok juga menjadi faktor yang mempengaruhi.
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan
keyakinan,

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 3


Melihat banyak faktor yang mempengaruhi metode penelitian deskriptif analitik dan
seseorang untuk merokok dan didasarkan kepada menggunakan disain penelitian cross sectional.
data primer, sekumder dan tersier peneliti tertarik Cross sectional adalah suatu penelitian untuk
untuk meneliti “Faktor-Faktor Yang Berhubungan mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
Dengan Perilaku Merokok Di Rumah Pada risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
Masyarakat Di Jorong Gantiang Ateh Nagari observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru saat bersamaan (point time approach). Artinya tiap
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014”. subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN variabel subjek pada saat pemeriksaan
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala (Notoatmodjo 2010, p. 38).
rumah tangga yang ada di Jorong Gantiang Ateh Penelitian ini dilaksanakan di Jorong
Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Gantiang Ateh Nagari Tanjung Alam Kecamatan
Kabupaten Tanah Dsatar Tahun 2014 yang Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar pada bulan
berjumlah 67 orang. Jenis penelitian yang Juli 2014.
digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

HASIL PENELITIAN

Analisi Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di Jorong Gantiang Ateh
Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014

Perilaku Merokok Di Rumah f %


Merokok 62 92,5
Tidak Merokok 5 7,5
Total 67 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 67 responden ada sebanyak 62 (92,5%) responden
yang merokok di dalam rumah.

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Sikap Pada Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di Jorong
Gantiang Ateh Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2014

Sikap f %
Negatif 35 52,2
Positif 32 47,8
Total 67 100

Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 67 orang responden ada sebanyak 35 (52.2%) responden yang
memiliki sikap negatif.

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Iklan Rokok Pada Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di
Jorong Gantiang Ateh Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah
Datar Tahun 2014

Iklan Rokok f %

Terpapar 36 53,7
Tidak terpapar 31 46,3
Total 67 100

Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 67 responden ada sebanyak 36 (53,7%) responden yang
terpapar dengan iklan rokok.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 4


Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Lingkungan Sosial Pada Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat
Di Jorong Gantiang Ateh Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah
DatarTahun 2014

Lingkungan Sosial f %

Buruk 51 76,1
Baik 16 23,9
Total 67 100

Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 67 responden ada sebanyak 51 (76,1%) responden yang
berada pada lingkungan yang buruk.

Analisisi Bivariat

Tabel 4.5: Hubungan Sikap Dengan Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di Jorong Gantiang
Ateh Nagari Tanjunga Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014.

Perilaku Merokok
Total
Sikap Merokok Tidak Merokok P value
f % f % f %
Tinggi 31 88,6 4 11,4 35 100
Rendah 31 69,9 1 3,1 32 100 0.358
Total 62 92,5 5 7,5 67 100

Dari tabel 4.5 diatas ada 31 orang (88,6%) uji Chi-Square yang menghasilkan nilai p value =
kepala keluarga memiliki sikap negatif yang 0,358 dimana p value > 0,05 berarti Ho diterima
merokok di rumah. Terdapat 31 orang (96,9%) atau tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
kepala keluarga dengan sikap positif yang merokok nilai sikap kepala keluarga dengan perilaku
di rumah. Hasil uji statistik dengan menggunakan merokok di rumah.

Tabel 4.6: Hubungan Iklan Rokok Dengan Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di Jorong
Gantiang Ateh Nagari Tanjunga Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2014

Perilaku Merokok
Total
Iklan Rokoki Merokok Tidak Merokok P value
f % f % f %
Terpapar 34 94,4 2 5,6 36 100
Tidak terpapar 28 90,3 3 9,7 31 100 0.656
Total 62 92,5 5 7,5 67 100

Dari tabel 4.6 diatas ada 34 orang (94,4%) menggunakan uji Chi-Square yang menghasilkan
kepala keluarga yang terpapar dengan iklan rokok nilai p value = 0,656 dimana p value > 0,05 berarti
merokok di rumah. Ada 28 orang (90,3%) kepala Ho diterima atau tidak terdapat hubungan yang
keluarga yang tidak terpapar dengan iklan rokok bermakna antara iklan rokok dengan perilaku
merokok di rumah. Hasil uji statistik dengan merokok di rumah.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 5


Tabel 4.7: Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Perilaku Merokok Di Rumah Pada Masyarakat Di
Jorong Gantiang Ateh Nagari Tanjunga Alam Kecamatan Tanjung Baru Kabupaten Tanah
Datar Tahun 2014.

Perilaku Merokok
Total
Lingkungan Sosial Merokok Tidak Merokok P value
f % f % f %
Buruk 50 98,0 1 2,0 51 100
Baik 12 75,0 4 25,0 16 100 0.358
Total 62 92,5 5 7,5 67 100

Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa ada 50 orang (98,0%) kepala keluarga yang berada pada lingkungan
buruk yang merokok di rumah. Ada 12 orang (75,0%) kepala keluarga yang berada pada lingkungan baik yang
merokok di rumah.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square yang menghasilkan nilai p value = 0,010 dimana p
value ≤ 0,05 berarti Ha diterima atau terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan sosial kepala keluarga
dengan perilaku merokok di rumah. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 16,667, artinya kepala rumah
tangga yang berada dalam lingkungan sosial yang buruk memiliki peluang 16,667 kali untuk merokok di rumah
dibanding dengan kepala rumah tangga yang berada dalam lingkungan yang baik.

Hubungan Sikap Dengan Perilaku Merokok Di hasil tidak ada hubungan signifikan antara sikap
Rumah dan perilaku merokok dengan nilai p = 0,358.
Penelitian yang dilakukan oleh Maya Aryani
Hasil analisis dari 67 kepala keluaraga ada pada tahun 2012 dengan judul Hubungan Antara
31 orang (88,6%) kepala rumah tangga yang Sikap Terhadap Kesehatan Dengan Perilaku
memiliki sikap negatif merokok di rumah. Terdapat Merokok Di SMA Negeri 1 Bantul menyatakan
31 orang (96,9%) kepala rumah tangga yang bahwa tidak ada hubungan sikap terhadap
merokok di rumah memiliki sikap positif. Hasil uji kesehatan dengan perilaku merokok. Hasil
statistik dengan menggunakan uji Chi-Square yang penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni pada
menghasilkan nilai p value = 0,358 dimana p value tahun 2012 dengan judul Faktor-Faktor Yang
> 0,05 berarti Ho diterima atau tidak terdapat Berhubungan Dengan Sikap Merokok Pada Remaja
hubungan yang bermakna antara nilai sikap kepala Di Desa Karang Tengah Kecamatan Sragen
keluarga dengan perilaku merokok di rumah. menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap
Sikap merupakan respon tertutup seseorang dengan perilaku merokok dengan p value = 0,001.
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah Dari hasil penelitian peneliti memiliki
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang asumsi bahwa perokok yang memiliki sikap negatif
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju tidak karena seseorang tersebut menganganggap perilaku
setuju, baik-tidak baik dan sebagainya) merokok bukan suatu perilaku yang harus
(Notoatmodjo, 2010). ditinggalkan walaupun dia tahu bahwa rokok
Sikap seseorang dikelompokan dalam 3 membahayakan dirinya, hal demikian terjadi karena
komponen menurut Allport (1954) dalam merokok sudah menjadi suatu kebiasaan baginya.
Notoatmodjo, 2010: Ditambah lagi dengan faktor lain dalam kehidupan
a) Kepercayaan dan keyakinan, ide dan konsep seperti faktor stres dan lingkungan yang membuat
terhadap objek, artinya bagaiman keyakinan seseorang untuk mempertahankan perilaku
atau pendapat seseorang terhadap objek. merokoknya tersebut. Disamping itu ada perokok
b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap yang memiliki sikap positif terhadap rokok karena
objek, artinya bagimana penilaian seseorang selain dia tahu bahaya rokok bagi kesehatannya
terhadap objek. sikap seseorang juga tidak berdiri sendiri, artinya
c) Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap banyak hal yang menpengaruhi seseorang dalam
merupakan komponen yang mendahului menentukan sikapnya, dukungan moral yang
tindakan atau perilaku terbuka (Notoatmodjo, diberikan orang terdekat, dampak buruk pada
2010). kesehatan yang mulai dirasakan tetapi karena hal
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh tersebut sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk
Dian Komalasari pada tahun 2011 dengan judul dirubah, tatapi orang tersebut tetap bisa memiliki
Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada sikap positif.
remaja menyatakan bahwa analisis hubungan antara
sikap terhadap perilaku merokok didapatkan nilai
yang tidak signifikan dengan nilai p = 0,366 > 0,05.
Penelitian yang di lakukan peneliti menemukan

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 6


Hubungan Iklan Rokok Dengan Perilaku rokok maka perilaku merokok akan terus
Merokok Di Rumah dipertahankan. Akan tetapi iklan rokok tidak
menjadi satu-satunya faktor pemicu seseorang
Hasil analisis ada 34 orang (94,4%) kepala untuk merokok. Perokok yang tidak terpapar
keluarga yang terpapar dengan iklan rokok dengan iklan rokok samahalnya dengan sikap
merokok di rumah. Sedangkan 28 orang (90,3%) diatas, ada faktor lain yang mempengaruhi baik dari
kepala keluarga yang tidak terpapar dengan iklan dalam diri seseorang tersebut maupun
rokok merokok di rumah. Hasil uji statistik dengan lingkungannya. Lingkungan sekitar sangat
menggunakan uji Chi-Square yang menghasilkan mempengaruhi perilaku merokok seseorang karena
nilai p value = 0,673 dimana p value > 0,05 berarti setiap hari beraktivitas dan menghabiskan waktu di
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan tersebut. Rasa untuk mencoba dan ingin
iklan rokok dengan perilaku merokok di rumah. sama dengan orang lain membuat orang tersebut
Iklan merupakan suatu media promosi yang merokok walaupun dia tidak terpapar dengan iklan
ciptakan untuk menyampaikan suatu informasi, rokok.
memberikan hiburan, edukasi dan bersifat persuasif
yang memiliki andil dalam menyebabkan seseorang Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Perilaku
untuk berperilaku merokok. Iklan rokok dapat Merokok Di Rumah
ditemui dimana saja, mulai dari billboard, spanduk,
umbul-umbul, iklan media cetak ataupun elektronik Hasil analisis ada 50 orang (98,0%) kepala
(BPOM 2006 dalam Amelia, 2009). keluarga yang berada pada lingkungan buruk yang
Iklan merupakan pesan untuk mendorong merokok di rumah. Ada 12 orang (75,0%) kepala
membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang keluarga yang berada pada lingkungan baik yang
dan jasa yang ditawarkan, pemberitahuan kepada merokok di rimah.
khalayak mengenai barang dan jasa yang dijual, Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
dipasang di media massa seperti koran dan majalah Chi-Square yang menghasilkan nilai p value =
atau di tempat umum (Kamus Besar Bahasa 0,010 dimana p value ≤ 0,05 berarti Ha diterima
Indonesia 2005 dalam Amelia. 2009). atau terdapat hubungan yang bermakna antara
Penelitian terdahulu yang dilakukan Risky lingkungan sosial kepala keluarga dengan perilaku
Dyah Ariani pada tahun 2011 dengan judul merokok di rumah. Dari hasil analisis diperoleh
Hubungan Antara Iklan Rokok Dengan Sikap Dan pula nilai OR = 16,667, artinya kepala rumah
Perilaku Merokok Pada Remaja menyatakan bahwa tangga yang berada dalam lingkungan sosial yang
hasil analisis korelasi chi-square pada penelitian ini buruk memiliki peluang 16,667 kali untuk merokok
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang di rumah dibanding dengan kepala rumah tangga
signifikan antara iklan rokok dengan perilaku yang berada dalam lingkungan yang baik.
merokok, dimana ditemukan dari 55 responden 35 Lingkungan sosial dan relasi yang baik
(63,63%) responden mengaku tertarik dengan iklan dibutuhkan bagi perkembangan sosial dan moral
rokok. Hasil analisis korelasi dengan uji Chi-square seseorang .isolasi sosial atau ketidakmampuan
yang peneliti lakukukan ditemukan bahwa terdapat untuk terjun dalam sebuah jaringan sosial berkaiatn
34 orang (94,4%) kepala rumah tangga yang dengan berbagai bentuk masalah dan gangguan,
merokok di rumah terpapar dengan iklan rokok. mulai dari masalah kenakalan, pergaulan dan
Penelitian yang dilakukan oleh Tarianna depresi. Dalam sebuah studi dijelaskan relasi yang
Ginting pada tahun 2011 dengan judul Pengaruh positif dengan kawan berkaiatn dengan penyesuaian
Iklan Rokok Di Televisi Terhadap Perilaku sosial yang positif (Mubarak, 2008).
Merokok Siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti Lingkungan sosial akan berpengaruh
Medan tahun 2011 menyatakan hasil bahwa iklan terhadap kepercayaan dan perhatian individu pada
rokok berpengaruh terhadap perilaku merokok dan perokok. Seseorang akan berperilaku merokok
hasil penelitian Teddy Kurniawan pada tahun 2012 dengan memperhatikan lingkungan sosialnya antara
dengan judul pengaruh Paparan Iklan Dan Self- lai teman, kawan
Efficacy Terhadap Perilaku Merokok Remaja sebaya, orang tua, saudara atau media.
menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan Semakin besar aspek sosial mempengaruhi individu
antara paparan iklan rokok dengan perilaku maka maka akan lebih berdampak buruk kepada
merokok dengan p value 0,465 > 0,05. perilaku yang diadopsinya (Marlin, 2008).
Dari hasil penelitian peneliti berasumsi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rika
bahwa seorang perokok yang terpapar dengan iklan Mayasari Alamsyah tentang Faktor-Faktor Yang
rokok bisa mempertahankan perilakunya untuk Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan
tetap merokok, karena iklan rokok memiliki daya Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal
tarik tersendiri untuk seseorang baik dari media Remaja Di Kota Medan Tahun 2007 menyatakan
cetak maupun media elektronik, dimana iklan rokok bahwa seorang yang perokok terdapat saudara
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang serumahnya merokok sebesar 38,48%, 56,7% orang
terhadap rokok dan mempengaruhi seseorang dalam merokok karena teman dekatnya perokok. Jadi
menentukan sikap. Semakin seseorang tersebut disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara
terpapar dengan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sosial dengan perilaku merokok
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 7
seseorang di rumah. Peneliti menemukan dari 67 merokok dan yang tidak merokok. Akan tetapi
orang responden terdapat 50 orang (98,0%) yang untuk mengefektifkan dan mengefisienkan suatu
memiliki lingkungan yang buruk merokok. penelitian dari segi waktu, biaya, tenaga, tujuan dan
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh kejelasan sebuah sampel penelitian maka peneliti
Nurul Azizah pada tahun 2013 dengan judul faktor menetapkan kepala keluarga sebagai sampel dalam
yang berhubungan dengan perilaku merokok anak penelkitian ini.
jalanan di kota makasar tahun 2013 menyatakan
bahwa rerdapat hubungan yang signifikan antara KESIMPULAN DAN SARAN
lingkungan sosial dengan perilaku merokok dengan Kesimpulan
nilai p valiue = 0,002 > 0,05. Penelitian yang
dilakukan oleh Bayu Hendra Sukma pada tahun Dari hasil penelitian tentang faktor-faktor
2012 dengan judul Peran Orang Tua Dalam yang menpengaruhi perilaku merokok dirumah
Mencegah Perilaku Merokok Dengan Perilaku pada masyarakt dan menggunakan uji statistik
Merokok Pada Remaja Putra menyatakan bahwa tentang hubungan faktor-faktor yang
tidak ada hubungan yang signifikan antara mempengaruhinya dengan perilaku merokok
lingkungan sosial dengan perilaku merokok dengan dirumah pada masyarakat Jorong Gantiang Ateh
p value = 0,170. Nagari Tangjunga Lam Kecamatan Tanjung Baru
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2014, maka dapat
peneliti memiliki asumsi bahwa tingginya kasus disimpulkan:
perilaku merokok di rumah oleh kepala keluarga 1. Diketahui bahwa dari 67 orang kepala keluarga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang buruk, yang menjadi reponden ditemukan 62 orang
artian kebiasaan itu muncul dipicu oleh keadaan (92,5%) yang merokok di rumah dan 5 orang
tempat tinggal dan sekitarnya. Keadaan dan (7,5%) responden yang tidak merokok di rumah.
dorongan tersebut bisa datang dari ajakan orang 2. Diketahui dari 67 orang responden 35 orang
lain, melihat, atau ingin coba-coba sehingga timbul (52,2%) responden memiliki kikap negatif
dorongan untuk melakukannya. Disamping itu hal terhadap perilaku merokok di rumah dan 32
yang sangat mempengaruhi untuk terbentuk dan orang (47,8) diantaranya memiliki sikap positif
berubahnya sebuah perilaku adalah lingkungan terhadap perilaku merokok.
dimana seseorang berada. Jadi sekian banyak faktor 3. Diketahui sebanyak 36 oranng (53,7%)
lingkungan yang akan mempengaruhi seseorang responden terpapar dengan iklan rokok dan 31
untuk merokok di rumah sehingga banyaknya orang (46,3%) responden yang tidak terpapar
ditemukan kasus merokok di rumah dalam dengan iklan rokok dari total responden 67
penelitian ini. Seseorang yang merokok tinggal orang.
dilingkungan yang baik bisa saja terjadi karena 4. Diketahui dari 67 orang responden ditemukan
dipengaruhi oleh beban fikiran yang membuat sebagian besar 51 orang (76,1%) yang berada
seseorang itu stres karena mendapat tekanan yang pada lingkungan sosial yang buruk, dan 16
menimbulkan rasa tidak nyaman dengan suatu orang (23,9%) responden berada pada
keadaan, merasa marah, rasa sedih yang berlebihan, lingkungan sosial yang baik.
sehingga orang tersebut akan mencari ketenangan. 5. Diketahui tidak ada hubungan antara sikap
Ketika orang tersebut tidak mendapatkan kepala keluarga dengan perilaku merokok di
ketenangan dari lingkungan dan orang terdekatnya, rumah, ditemukan p value = 0,358 > 0,05.
sedangkan dia mengenal rokok walaupun tidak dari 6. Diketahui tidak ada hubungan antara iklan
lingkungan tempat tinggalnya maka dia akan rokok dengan perilaku merokok dirumah,
menjadikan rokok sebagai pelampiasan. Orang dengan p value = 0,673 > 0,05.
yang tinggal di lingkungan yang buruk tapi dia 7. Diketahui adanya hubungan antara lingkungan
tidak merokok karena orang tersebut memiliki sikap sosial dengan perilaku merokok responden
dan komitmen yang bagus dalam dirinya, sehingga dirumah, dengan p value = 0,010 ≤ 0,05.
orang tersebut tidak mudah terpengaruhi untuk
merokok. SARAN
Responden Penelitian
Keterbatasan Penelitian Dengan adanya penelitian ini penulis
menyarankan kepada responden agar tidak
Dalam melakukan penelitian ini peneliti berperilaku merokok di rumah dan dapat merubah
menemukan keterbatasan. Perilaku merokok di perilaku merokok di rumah menjadi perilaku tidak
rumah seharusnya belum dapat terwakili dengan merokok di rumah agar dapat meningkatkan derajat
menjadikan kepala keluarga saja sebagai sampel, kesehatan keluarga serta memberikan contoh yang
karena kemungkinan dalam satu rumah itu yang baik kepada anggota keluarga lainnya terutama
merokok lebih dari satu orang sangat besar, anak.
disamping itu peneliti juga menetapkan sampel
penelitian kepala keluarga laki-laki saja padahal Puskesmas
sekarang wanita pun banyak yang merokok serta Bagi tenaga kesehatan khususnya di
adanya ketidakseimbangan jumlah sampel yang wilayah kerja Puskesmas Salimpaung II untuk
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 8
dapat rutin melakukan pembinaan tehadap kepala Azizah, Nurul. 2013. Faktor yang berhubungan
keluarga yang merokok di rumah agar dapat dengan perilaku merokok anak jalanan di
menekan angka kejadian orang yang merokok di kota makasar tahun 2013.
rumah. Puskesmas juga bisa menetapkan kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
untuk mengenakan sangsi kepada kepala keluarga 2007. Riset Kesehatan Dasar: KemenKes
yang merokok di rumah, serta melakukan beberapa RI.
kegiatan bulanan seperti perlombaan yang bisa . 2013. Riset Kesehatan Dasar:
memotivasi kepala keluarga agar dapat merubah KemenKes RI.
perilakunya agar tidak merokok seperti Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak
memberikan penghargaan kepada kepala keluarga Menular. Jakarta: Rineka Cipta
yang tidak merokok. Puskesmas bisa menekankan Dewi, Rani Kesuma. 2013. Gambaran Sikap
larangan untuk merokok pada setiap program pokok Masyarakat Terhadap Program Perilaku
Puskesmas. Tenaga kesehatan bekewajiban untuk Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga Di
memberikan informasi kepada setiap anggota Kelurahan Tanah Pak Lambiak Wilayah
keluarga tentang larangan merokok dalam setiap Kerja Puskesmas Koto Katiak Kota
kegiatan Puskesmas termasuk dalam kegiatan Padang Panjang Tahun 2013. Padang
pengobatan serta kegiatan posyandu juga. Panjang.
Dwi, Wahyuni. 2012. Faktor-Faktor Yang
Institusi Pendidikan Berhubungan Dengan Sikap Merokok
Peneliti menyarankan kepada institusi Pada Remaja Di Desa Karang Tengah
pendidikan agar dapat menjadikan skripsi ini Kecamatan Sragen.
sebagai bahan bacaan atau referensi bagi Komalasari, Dian. 2011. Faktor-Faktor Penyebab
mahasiswa di perpustakaaan, sehingga informasi ini Perilaku Merokok
bisa bermanfaat di lingkungan keluarga mahasiswa. Dinas Kesehatan Sumatra Barat. 2012. Profil
Kesehatn Provinsi Sumantra Barat :
Peneliti Dinkes Sumbar.
Dengan adanya penelitian ini peneliti Dinas Kesehatan Kab.Tanah Datar. 2012. Profil
diharapkan untuk dapat menjaga perilaku anggota Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar.
keluarga agar tidak merokok, serta bisa . 2013. Profil Dinas Kesehatan
memberikan informasi dan motivasi kepada Kabupaten Tanah Datar.
perokok agar merubah perilakunya supaya tidak . 2013. Rencana Kerja 2014.
merokok. Peneliti bisa melakukan perubahan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar.
pengaruh pada kelompok terdekat sehingga bisa Faudah, Maziyyatul. 2011. Gambaran Faktor-
mengurangi jumlah perokok yang ada. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Merokok Pada Mahasiswa Laki-Laki
Peneliti Selanjutnya Fakultas Teknik Universitas Negeri
Peneliti menyarankan dengan adanya Jakarta Angkatan 2009.
penelitian ini peneliti selanjutnya mendapatkan Ginting, Tarianna. 2011. Pengaruh Iklan Rokok Di
pedoman atau bahan acuan dalam melaksanakan Televisi Terhadap Perilaku Merokok
penelitian berikutnya dan untuk lebih dapat Siswa SMP Di SMP Swasta.
menjelaskan dan menggali lagi faktor apa saja yang Herimanto & Winamo. 2012. Ilmu Sosial Dan
mendorong untuk seseorang tersebut merokok di Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
rumah dan agar dapat melibatkan golongan lain Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku
sebagai responden penelitian berikutnya. Peneliti Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS):
selanjutnya bisa menggunakan metode yang lain Kemenkes RI.
sehinnga dapat melihat aspek lain dari . 2012. Promosi Kesehatan.
permasalahan ini. Jakarta : Kemenkes RI.
. 2012. Profil Pengendalian
DAFTAR PUSTAKA Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Alamsyah, Rika Mayasari. 2009. Faktor-Faktor Tahun 2011.
Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Kurniawan, Teddy. 2012. Pengaruh Paparan Iklan
Dan Hubungannya Dengan Status Dan Self-Efficaci Terhadap Perilaku
Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Merokok Remaja
Medan Tahun 2007. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan.
Amelia, Adisti. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Jakarta : Rineka Cipta.
Pada Remaja Laki-Laki. . 2010. Metodologi Penelitian.
Aryani, Maya. 2012. Hubungan Antara Sikap Jakarta : Rineka Cipta.
Terhadap Kesehatan Dengan Perilaku Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih
Merokok Di SMA1 Bantul. Dan Sehat. Jakarta : TIM
Ariani, Risky Dyah. 2011. Hubungan Antara Iklan Merlina. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dengan Sikap Dan Perilaku Meroko. perilaku merokok pada siswa SMA tahun
2008.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 9
Mubarak, Wahid Iqbal &Chayatin Nurul. 2008.
Ilmu kesehatan Masyarakat Teori &
Aplikasi. Jakarta: Selemba Medika.
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prasasti, RennyAnggarani Nur.2011. Hubungan
Antara Dimensi Kepribadian Big Give
Dengan Perilku Merokok Pada Remaja
Akhir.
Puskesmas Salimpaung II. 2014. Laporan
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Rumah Tangga. Tanah Datar.
Ridiwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rohma, Abdur. 2011. HubunganAntara Tingkat
Stress Dan Status Sosial Ekonomi Orang
Tua Dengan Perilaku Merokok.
Santrock, John W. 2007. Remaja. Jakarta:
Erlangga.
Setiadi, Elly & Hakam, Kama Abdul. 2008. Ilmu
Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana.
Sukma, Bayu Herndra.2012. Peran Orang Tua
Dalam Mencegah Perilaku Merokok
Dengan Perilaku Pada Remaja Putri.
Syafiie, Raka M. 2009. Studi Kualitatif Terhadap
Pengalaman Mantan PerokokDalam
Menghentikan Kebiasaannya Tahun 2009.
Wismanto, Bagus & Sarwo Budi. 2007. Strategi
Penghentian Perilaku Merokok. Semarang:
Soegijapranata.

Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 10

Anda mungkin juga menyukai