Anda di halaman 1dari 5

MATERI PERTEMUAN KE 10

Setelah membahas ANOVA pada buku karangan Dr.Kadir dibahas ANOVA satu jalur

dan ANOVA grup. Pada level S1, belum kita bahas. Adapun bagi saudara yang menginginkan

skripsi menggunakan metode tersebut bisa dipelajari pada buku Dr. Kadir. Namun biasnya untuk

level skripsi belum menggunakan variable sebanyak itu. Atau biasnya untuk skripsi sampi pada

ANOVA. Pada materi pertemuan ke 10 kita masuk ke uji statatistik non parametrik. Ingat

kembali kapan menggunakan staistik parametrik dan kapan menggunakan statistic non

parametrik.

Statistik parametrik digunakan jika:

1. Data interval berdistribusi normal

2. Data rasio berditribusi normal

Statistik non parametrik digunakan jika:

1. Data interval berdistribusi normal

2. Data interval berdistribusi tidak normal

3. Data rasio berdistribusi normal

4. Data rasio berdistribusi tidak normal

5. Data nominan

6. Data ordinal

Catatan:

a. Uji yang saudara pelajari sebelumnya, yang mensyaratkan data berdistribusi normal

adalah uji statistik parametric


b. Uji nonparametrik tidak mensyaratkan data berdistribusi normal, karena semua jenisa

data baik interval, rasio, nominal atau ordinal baik berdistribusi normal atau tidak normal

semuanya bisa diuji dengan statistic nonparametrik. Lalu kenapa harus belajar

parametrik? Kenapa tidak langsung gunakan non parametrik pada semua jenis data?

Logikanya jika ada dua sekolah, yaitu sekolah A dan sekolah B. Dimana sekolah A ketat

menyaring siswa, persyaratan masuk ketat. Sedangkan sekolah B persyaratan masuk

longgar. Maka tenttu siswa A lebih sedikit dari siswa B.

Logikanya sama dengan statistik parametrik dan nonparametrik. Parametrik syaratnya

lebih ketat yaitu hanya data interval dan rasio dan harus berditribusi normal. Maka jika

data masih bisa diuji dengan statistic parametrik lebih baik jangan menggunakan stattistik

nonparametrik. Karena peluang salah statistic non parametrik lebih besar disbanding

statistik paranetrik.

c. Jika ada data interval berdistribusi normal maka ujinya statistic parametrik. Jika

menggunakan non paramterik boleh? Boleh, tetapi peluang salahnya lebih besar.

(SEMOGA BISA DIPAHAMI)


UJI KORELASI PADA STATISTIK NON PARAMETRIK

UJI KORELASI PERINGKAT SPEARMAN

Kapan uji Spearman digunakaan?

a. Jika datanya berskala ordinal

b. Menentukan hubungan antar variable

Catatan: jika data berskala ordinal, maka tidak perlu diuji normaltasnya. Ingat ada empat

jenis data. Interval, rasio, nominal, ordinal. Yang perlu uji normalitas hanya interval dan

rasio. Kenapa? Karena yang bisa masuk ke statitik parametric hanya data interval dan

rasio berdistribusi normal.

Contoh uji korelasi Spearman lihat halaman 482.

Contoh 13.6

Suatu perlombaan pidato diikuti 8 peserta dan dinilai oleh 2 orang juri. Juri 1 dan juri 2.

Penelitian bertujuan apakah ada hubungan yang postitf antara penilaian dua juri tersebut.

Artinya jika menurut juri 1 peserta tersebut bagus,maka menurut juri 2 penilaian nya juga

bagus.logikanya jika kedua juri penilaianya valid, maka harus terdapat hubungan yang

positif. Perhatikan contoh halaman 482.


Sekarang buat hipotessi statistic yaitu H0 (Hipotesis yang dianggap salah oleh peneliti) dan H1
(hipotesis yang dianggap benar oleh penelitti). Ingat karena pada penelitian ini berisi data
penilaian terhadap peserta lomba, maka logikanya yang dianggap benar (H1) adalah ada
hubungan yang positef antara juti ke 1 dan ke 2. Artinya jika juri ke 1 mengganggap seorang
peserta bernilai bagus, maka juri kedua juga begitu. Nilai H0 sebaliknya. Disimbolkan dalam
bentuk hipotesis berikut.

Langkah selanjutnya menentukan nilai statistik hitung.

Langkah selanjutnya menentukan statistik table

Nilai table Speraman ada di buku Dr.Kadir halaman 543.


Diperoelh nilai statistik tabel 0,643.

Cara mengambil kesimpuulan.

Jika ρhitung > ρtabel tolak H0

Jika ρhitung ≤ ρtabel terima H0

ρhitung = 0,881 dan ρ tabel = 0,643 maka tolak H0 dan terima H1

Jadi ada hubungan positif antara penilaian juri 1 dan juri 2.

Anda mungkin juga menyukai