NIM : 160103068
Kelas : 6.C
Tugas Pertemuan Pertama dan Kedua
1
Syofian Siregar , Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2017), h. 3.
2
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2014 ), h.23
angkaannya secara sepintas keliatan memiliki kekuatan ranking, dan bahkan bagi data
yang hanya dapat dikategorikan sebagai plus atau minus, lebih atau kurang, lebih baik
atau lebih buruk, dan sebagainya.
- Uji - uji statistic non parametric dapat digunakan untuk mengalisa data yang hanya
merupakan klasifikasi semata, yakni data yang diukur dalam skala nominal.
- Tersedia uji statistic non parametric untuk mengalisa sampel - sampel yang terdiri dari
observasi - observasi dari beberapa populasi yang berlainan.
- Uji statistic non parametric sederhana perhitungannya sehingga lebih mudah dipelajari
dan diterapkan.
Kekurangan :
- Apabila persyaratan - persyaratan bagi model statistic parametric (terutama asumsi
normal) dapat dipenuhi dan apabila pengukuran data mempunyai kekuatan seperti yang
disyaratkan, pemakaian uji statistic non parametric kekuatan efisiensinya menjadi lebih
rendah.
- Uji statistic non parametric tidak dapat dipergunakan untuk menguji interaksi seperti
dalam model analisis varience.
- Metode statistic non parametric tidak dapat dipergunakan untuk membuat prediksi
(ramalan) seperti dalam model analisis regresi, karena asumsi distribusi normal tidak
dapat dipenuhi.
- Macam - macam uji statistic non parametric terlalu banyak sehingga menyulitkan peneliti
dalam memilih uji mana yang paling sesuai.3
Kekurangan statistic non parametric yang paling utama adalah hasil tidak sesuai
dengan dengan yang diharapkan, karena kesederhanaan perhitungannya. Namun,
walaupun perhitungan dalam statistic non parametric sangat sederhana, bila jumlah
datanya sangat besar maka diperlukan perhitungan yang sangat lama.4
3
Djarwanto, Statistika Non Parametrik, ( Yogyakarta : BPFE, 2007 ), h. 2 - 4.
4
Syofian Siregar, op.cit. h. 4
didefinisikan data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat
dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu kesimpulan.5
5
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian : Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS
(Jakarta : Rajawali Pers , 2011), h. 128.
Data interval mempunyai sifat - sifat nominal dari data ordinal. Disamping itu ada
sifat tambahan lainnya pada data interval yaitu mempunyai nol mutlak. Pengukuran
data interval tidak memberikan jumlah yang absolute dari objek yang diukur. Data
interval bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, dan
mempunyai nol mutlak.
c) Data Rasio
Data rasio mengandung sifat - sifat interval, dan selain itu ia sudah mempunyai nilai
nol mutlak. Data rasio bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru
dan mempunyai nol mutlak.6
6
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 15 - 20.
dibandingkan dengan bayi 5 kg. Skala-skala pengukuran dalam ilmu pengetahuan alam
sebagian besar adalah menggunakan skala rasio. Keunggulan dari skala rasio
dibandingkan interval adalah kita dapat membandingkan suatu data dengan mudah.7
7
Naomi Vembriati dkk, Praktikum Statistik, Bahan Ajar, ( Bali : Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana, 2017), h. 15
8
Ramadhayani, “Skala Pengukuran”, ( Prodi Tekhnologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri
Padang, 2012), h. 8 - 10
9
Sugiyono , op.cit. h. 20
masih lemah kebenarannya, maka perlu di uji kebenarannya. Kemudian para ahli
menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Atas dasar definisi tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus diuji kebenarannya.10
10
Syofian Siregar , Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, h. 65.
yang sangan kuat atau setara. Contoh adakah hubungan antara ukuran tinggi badan
dengan keinginan untuk sehat ?
- Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contoh adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan makanan
jajanan anak ?
- Hubungan interaktif/timbale balik adalah hubungan yang saling memengaruhi.11
11
Modul 1 Perumusan Masalah Penelitian oleh Dr. Ir. Mahdiyah, M.Kes. ( diakses pada tanggal 1 Maret 2019 pukul
06.10 WITA)
a) Hipotesis hubungan simetris
Adalah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua
variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat
Contoh :
- Ada hubungan berpakaian mahal dengan penampilan.
- Terdapat hubungan yang positif antara banyak penonton sepak bola dengan
tingkat kerusuhan.
b) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal)
Adalah hipotesis yang menyatakan hubungan yang bersifat sebab akibat antara dua
variabel atau lebih.
Contoh :
- Tingkat pengangguaran berhubungan dengan tingkat kriminalitas
- Pengalaman training dan tingkat pendidikan secara bersama - sama berhubungan
dengan kemampuan kerja
c) Hipotesis hubungan interaktif
Adalah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling
memengaruhi.
Contoh :
- Terdapat hubungan yang saling memengaruhi antara status sosial ekonomi dengan
terpenuhinya gizi keluarga.
- Terdapat pengaruh timbale balik antara kreativitas mahasiswa dengan hasil
belajar.12
12
Syofian Siregar , Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, h. 67 - 68
2) Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah (seharusnya
ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan 𝛽 (baca betha)
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau menerima
hipotesis dapat digambarkan seperti tabel berikut :
Keadaan Sebenarnya
Keputusan
Hipotesis benar Hipotesis salah
13
Sugiyono , op.cit. h. 91 - 92
12. Jelaskan jenis pengujian hipotesis ?
Jawab :
Pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria yang
menyertainya.
a. Bedasarkan Jenis Parameternya
1) Pengujian hipotesis tentang rata - rata
Pengujian hipotesis tentang rata - rata adalah pengujian hipotesis mengenai rata - rata
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya. Contoh
- Untuk pengujian hipotesis suatu rata - rata dengan sampel besar (n > 30 ), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z.
- Untuk pengujian hipotesis suatu rata - rata dengan sampel kecil (n < 30 ), uji
statistiknya menggunakan distribusi t.
2) Pengujian hipotesis beda dua rata - rata.
3) Pengujian hipotesis beda 3 rata - rata
- Pengujian hipotesis tentang proporsi
Adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi popolasi yang di dasarkan atas
infomarsi sampelnya.
- Pengujian hipotesis varians
Adalah pengujian hipotesis mengenai rata - rata populasi yang didasarkan atas
informasi sampelnya.
b. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
1) Pengujian hipotesis sampel besar
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30).
2) Pengujian hipotesis sampel kecil
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih lebih kecil atau sama
dengan dari 30 (n ≤ 30).
c. Berdasarkan Jenis Distribusinya
1) Pengujian Hipotesis dengan Distribusi Z
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistic. Tabel
pengujiannya disebut normal standard. Hasil uji statistic ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang
dikemukakan.
2) Pengujian Hipotesis dengan Distribusi t (t-student)
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistic. Tabel
pengujiannya disebut t-student. Hasil uji statistic ini kemudian dibandingkan dengan
nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang
dikemukakan.
3) Pengujian Hipotesis dengan Ditribusi 𝑥 2 ( kai kuadrat )
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi 𝑥 2 sebagai uji statistic.
Tabel pengujiannya disebut tabel 𝑥 2 . Hasil uji statistic ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis (Ho) yang
dikemukakan.
4) Pengujian Hipotesis dengan Distribusi F (F - ratio))
Adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi F - ratio sebagai uji statistic.
Tabel pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistic ini kemudian dibandingkan
dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang
dikemukakan
d. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
1) Pengujian Hipotesi 2 Pihak (two tails test)
Adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama denga dan
hipotesis alternatifanya (H1) berbunyi “ tidak sama dengan” ( Ho = dan H1 ≠ )
2) Pengujian Hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama denga” atau
“lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis alternatifanya (H1) berbunyi “lebih
kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” ( Ho = atau Ho ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ).
Kalimat “lebih kecil atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling sedikit atau
paling kecil”
3) Pengujian Hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
Adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan” atau
“lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis alternatifanya (H1) berbunyi “lebih
besar” atau “lebih besar atau sama dengan” ( Ho = atau Ho ≤ dan H1 > atau H1 ≥ ).
Kalimat “lebih besar atau sama dengan” sinonim dengan kata “paling banyak atau
paling besar ”.14
14
Dian Novitasari, “Pengujian Hipotesis”, ( STIE Muhammadiyah, Jakarta, 2018), h. 7 - 22.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Syofian. 2017. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyoni, 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Djarwanto. 2007. Statistika Non Parametrik. Yogyakarta. BPFE.
Siregar, Syofian. 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian : Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS. Jakarta : Rajawali Pers
Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo. 2012. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.
Vembriati, Naomi dkk. 2017. Praktikum Statistik. Bahan Ajar. Bali : Prodi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Ramadhayani. 2012. Skala Pengukuran. Makalah.
Mahdiyah. Modul 1 Perumusan Masalah Penelitian. (diakses pada tanggal 1 Maret 2019 pukul
06.10 WITA)
Novitasari, Dian. 2018. Pengujian Hipotesis. Makalah.