Anda di halaman 1dari 5

Uji Statistik dalam Penelitian

Monday, 17 December 2012 00:00 | Last Updated on Monday, 24 December 2012 03:07 |
Written by Winarno | | |
Skripsi... Oh... Skripsi....
Skripsi merupakan tugas akhir perkuliahan yang terkadang menjadi momok bagi sebagian
mahasiswa. karena skripsi inilah yang membuat seseorang terkadang menjadi mahasiswa abadi
alias gak lulus-lulus gitu...
Dilihat dari pengkategorian secara umum jenis skripsi dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
skripsi dengan menggunakan penelitian Kualitatif dan skripsi dengan menggunakan penelitian
Kuantitatif. Beberapa mahasiswa lebih suka memilih skripsi menggunakan penelitian kualitatif
dengan alasan mereka takut dengan kuantitatif yang notabene dibutuhkan "seabreg" uji statistik,
untuk alasan inilah saya mencoba untuk menulis teknis penyusunan skripsi jenis penelitian
kuantitatif bidang pendidikan terutama bagian uji statistik secara runtut.
Sabar... ke warung dulu, pesan kopi!.. D:)

Siap kawan?.. OK kita mulai..
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
Uji Kelayakan instrumen penelitian
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah instrumen yang akan kita gunakan sebagai alat
ukur pengambilan data sudah layak digunakan atau belum. Prosedur uji kelayakan
istrumen ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Uji Validitas Isi
Cara yang dilakukan adalah semua alat ukur pengambilan data diperiksa oleh team
ahli sebanyak ganjil dan minimum 3 orang, tim ahli disini adalah orang yang ahli
dalam bidang penelitian yang akan kita angkat sedangkan sebanyak ganjil disini
dimaksudkan agar kita tidak bingung untuk mengambil keputusan jika terjadi
perbedaan pendapat tentang alat ukur kita tersebut, artinya keputusan yang dipakai
adalah keputusan suara terbanyak. Aspek yang dilihat dalam uji validitas isi adalah:
aspek Isi/Materi, Format, Bahasa, dan ilustrasi (jika terdapat gambar).
b. Uji Validitas Item/Konsistensi Internal
Uji Validitas ini merupakan uji ketepatan instrumen. Yang perlu diuji dalam tahapan
ini adalah instrumen yang berupa test saja, uji ini dilakukan untuk melihat valid atau
tidak tiap butir test yang kita buat. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat
korelasi antara tiap butir test dengan scor total test. Secara umum jika item soal
memiliki scor yang tinggi maka scor total juga tinggi, jika terdapat item soal yang
tidak demikian maka item soal tersebut tidak valid, jika terdapat item soal yang tidak
valid maka item soal tersebut dapat dibuang atau direvisi
c. Uji Reliabilitas
Uji ini merupakan uji kepercayaan test. Yang perlu diuji dalam tahapan ini adalah
instrumen yang berupa test saja. Uji yang paling sering dipakai dalam tahap ini adalah
pengujian menggunakan rumus yang dinamakan KR 21. Karena rumus ini paling
fleksibel maksudnya dapat digunakan untuk semua jenis test baik test uraian, pilihan
ganda, soal berjumlah ganjil maupun genap.
Sebelum dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diperlukan responden untuk
mengerjakan instrument test yang akan kita uji, jika memungkinkan gunakan responden
diluar sampel yang biasa dinamakan responden uji coba, jadi setelah test sudah
dinyatakan layak maka test tersebut baru diberikan kepada responden sampel sebagai
data penelitian. Tetapi jika hal tersebut tidak memungkinkan maka test langsung diujikan
kepada responden sampel dan data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai data untuk uji
kelayakan instrumen sekaligus dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian, namun jika
saat uji kelayakan terdapat item soal yang tidak layak maka scor pada item soal tersebut
langsung diabaikan/tidak dipakai ketika digunakan untuk data penelitian.
OK kawan. kita sudah dapat sepertiga bagian dari uji statistik. Setelah uji kelayakan
selesai maka uji yang harus kita hadapi selanjutnya adalah Uji Asumsi Statistik
Parametrik
Uji Asumsi/Prasyarat Statistik Parametrik
Statistik dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu Statistik Parametrik dan Statistik
Nonparametrik, data yang akan anda uji statistik harus berupa angka. Kita menggunakan
Statistik Parametrik ketika data yang kita peroleh menunjukkan suatu tingkatan,
misalnya: saat kita meneliti tentang prestasi belajar maka data yang kita peroleh
menunjukkan suatu tingkatan karena responden yang memperoleh nilai 80 dapat
dikatakan lebih baik daripada responden yang memperoleh nilai 74. Dan kita
menggunakan Statistik Nonparametrik ketika data/angka yang kita peroleh berupa
lambang/notasi yang tidak dapat menunjukkan suatu tingkatan, misalnya data yang kita
peroleh tentang jenis kelamin, andaikan laki-laki kita lambangkan dengan angka 1 dan
perempuan kita lambangkan dengan angka 2 maka angka 2 tidak dapat dikatakan lebih
baik daripada angka 1 atau sebaliknya. Contoh Statistik Parametrik yaitu: Korelasi
Pearson/Product momen, Regresi, Uji-t baik uji-t dua sampel dependen maupun
independen, Uji Anava, dan Anacova. Sedangkan contoh Statistik Nonparametrik yaitu:
Chi-Square, Kolmogorof Smirnof, Mann Whitney, Uji Friedman dan seterusnya.
Lanjuuuuutttt. OK kawan sudah mulai bingung, semangat jangan menyerah
Tahapan Uji Asumsi ini dilakukan jika statistik yang kita gunakan adalah Statistik
Parametrik, sedangkan untuk Statistik Nonparametrik bisa klemah-klemah dulu,
hehehe
Tahapan dalam uji asumsi ini adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini menjadi prasyarat untuk semua jenis penelitian yang menggunakan
uji statistik parametrik. Uji ini dilakukan untuk melihat data yang kita peroleh
berdistribusi normal atau tidak, artinya data kita tersebut kalau kita petakan
membentuk kurva lonceng dengan sumbu simetrinya merupakan rata-rata data,
maksudnya data di bawah dan di atas rata-rata berjumlah sama. Kurva lonceng dibagi
menjadi 6 luasan, luasan pertama merupakan anggota data dengan nilai terkecil yang
anggotanya berkisar sebanyak 2,7% dari total anggota. Luasan kedua beranggotakan
nilai di atas anggota luasan pertama yang anggotanya berkisar sebanyak 13,53% dan
seterusnya sampai luasan keenam. Untuk lebih jelasnya lihat kurva normal berikut!









b. Uji Homogenitas



Uji homogenitas digunakan jika kita menggunakan uji statistik parametrik dan sampel
yang kita pakai lebih dari satu kelompok sampel. Uji ini dilakukan untuk
memperlihatkan bahwa dua kelompok sampel atau lebih berasal dari populasi yang
memiliki variasi yang sama.
c. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan jika kita ingin melihat hubungan atau pengaruh dari dua
variabel
Setelah uji asumsi telah terpenuhi maka kita bisa melangkah ke uji Hipotesis
Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan di dalam penelitian merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian/rumusan masalah dengan dasar dari teori, Sedangkan uji hipotesis
dilakukan untuk membuktikan bahwa hipotesis yang diangkat sesuai dengan keadaan
sampel atau tidak. Hipotesis dibagi menjagi tiga yaitu: hipotesis deskriptif, hipotesis
assosiatif dan hipotesis komparatif.
a. Uji hipotesis deskriptif
Untuk membuktikan hipotesis deskriptif ini dapat menggunakan uji-t satu pihak atau
dua pihak (tergantung dari rancangan penelitian). Contoh: andaikan kita akan meneliti
tentang kinerja seluruh Guru sekolah tertentu dengan standard nilai telah ditentukan
misalkan 75, maka yang kita lakukan adalah memperkirakan rata-rata nilai kinerja
guru di sekolah tersebut di atas 75 atau di bawah 75. Jika rata-rata nilai kinerja guru
di bawah 75 maka uji yang kita lakukan adalah uji satu pihak yaitu uji pihak kiri, jika
rata-rata kinerja guru di atas 75 maka uji yang kita lakukan adalah uji satu pihak yaitu
uji pihak kanan, sedangkan jika rata-rata kinerja guru sama dengan 75 maka uji yang
kita lakukan adalah uji dua pihak.
b. Uji Hipotesis Assosiatif
Hipotesis ini biasa saya sebut hipotesis sejuta umat karena hipotesis ini paling
banyak digunakan oleh para penyusun skripsi. Jika judul anda adalah
Korelasi/Hubungan atau Pengaruh maka hipotesis anda masuk dalam kelompok
hipotesis assosiatif. Uji hipotesis ini dilakukan untuk melihat hubungan atau pengaruh
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Uji yang digunakan yaitu uji
korelasi product moment (untuk melihat hubungan) atau uji regresi (untuk melihat
pengaruh).
c. Uji Hipotesis Komparatif
Uji hipotesis ini dilakukan jika kita akan melihat perbandingan atau perbedaan antara
dua atau lebih kelompok data. Jika data yang kita dapatkan terdiri dari dua kelompok
data dari dua sampel sama maka yang kita gunakan yaitu uji-t dependen, Jika data
yang kita dapatkan terdiri dari dua kelompok data dari dua sampel berbeda maka
yang kita gunakan yaitu uji-t independen. Jika data yang kita peroleh lebih dari dua
kelompok data maka uji yang kita gunakan adalah uji ANAVA meski demikian
Anava juga dapat digunakan untuk dua kelompok data. Jika rancangan penelitian kita
menggunakan pretest (tes awal) dan postest (tes akhir) maka uji yang kita gunakan
adalah uji ANACOVA.
OK kawan. Paparan di atas hanya sebagai gambaran global bagi kita yang akan menyusun
skripsi. Andai paparan di atas tidak berkenan bagi Dosen pembimbing maka yang harus anda
lakukan adalah ikuti petunjuk Dosen pembimbing. Untuk langkah-langkah detail beserta rumus
dan contoh pengujiannya akan saya paparkan pada episode selanjutnya
Ingat kawan, jangan terlalu jauh membayangkan nantinya hasil skripsi kita atau kita terlalu
membayangkan bagaimana nantinya sidang skripsi kita karena itu hanya akan menghambat dan
memperlambat kita dalam menyelesaikannya. Pikirkan saja step by step dan tetap semangat.

Anda mungkin juga menyukai