Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Batudaa, Kecamatan Batudaa


Kabupaten Gorontalo.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncakan akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2021/2022. Kegiatannya diawali dengan melakukan observasi langsung meninjau
lokasi yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen, melalui kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatannya menggunakan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakukan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol diberikan
perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan ialah Possttes-Only Control Group Design


(Sugiyono, 2014: 112). Desain tersebut sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut
ini.

Tabel 3.1 Possttes-Only Control Group Design

Kelas Perlakuan Post Tes

Eksperimen X1 O1
Kontrol X2 O2

Keterangan:

X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

X2 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.

O1 : Tes akhir (post test) untuk kelas eksperimen.

O2 : Tes akhir (post test) untuk kelas kontrol.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Batudaa
Kabupaten Gorontalo yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 92
orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak yaitu Simple
Random Sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan 2 tahap melalui undian.
Pada tahap I dilakukan undian untuk memperoleh dua kelas yang akan diberikan
perlakuan. Kemudian pada tahap II dilakukan undian untuk memperoleh kelas mana
yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas yang menjadi kelas kontrol.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


instrumen tes hasil belajar matematika materi Bangun Ruang Sisi Datar setelah proses
pembelajaran dilaksanakan. Data yang dikumpulkan merupakan hasil belajar
matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum tes hasil belajar
matematika diberikan, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan menggunakan
uji validitas dan reliabilitas.

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menampilkan tingkat


kesahihan suatu alat ukur. Validitas terdiri dari 2 yaitu validitas konstruk/isi serta
validitas empirik. Validitas konstruk/isi terhadap instrumen tes hasil belajar
matematika siswa divalidasi oleh pakar/ahli yang kiranya berkompeten terhadap soal
yang diajukan dengan harapan validasi konstruk/isi menjadi tepat serta sesuai dengan
indikator yang hendak diukur.

Setelah pengujian konstruk/isi sudah selesai dari para pakar/ahli dilanjutkan


dengan pengujian validitas empirik. Validitas empirik dilakukan kepada siswa dengan
memakai rumus Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara skor butir dan skor soal

= jumlah skor untuk setiap item x (skor butir)

= jumlah skor untuk setiap item y (skor soal)

N = jumlah responden (banyaknya siswa yang mengikuti tes)

(Arifin, 2011: 264)


Angka hasil perhitungan , lalu dibandingkan dengan tabel Korelasi Product

Moment pada = taraf signifikan. Butir soal dapat dikatakan valid apabila

menggunakan = 0,05.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengukuran yang menunjukkan bahwa suatu


instrumen bisa dipercaya guna sebagai alat pengumpulan data. Rumus yang
digunakan untuk pengujian reliabilitas yaitu rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:

= reliabilitas instrument

k = banyak butir soal

= jumlah varians butir soal

= varians total

(Arifin, 2011: 264)

3.5 Teknik Pengembangan Instrumen Penelitian

3.5.1 Definisi Konseptual

3.5.2 Definisi Operasional


3.5.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian
yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Statistik deskriptif
merupakan statistik yang digunakan buat menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan ataupun menggambarkan data yang dikumpulkan tanpa bermaksud
menarik kesimpulan yang berlaku bagi umum atau generalisasi, Sugiyono (2014:

207). Data dideskripsikan dalam bentuk nilai rata-rata atau mean ( ), median (Me),

modus (Mo), varians, dan standar deviasi (SD) dan disajikan ke dalam bentuk tabel
distribusi serta histogram.

Sedangkan statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan guna


menganalisis data sampel dan hasilnya diterapkan pada suatu populasi, pengujian
hipotesis pada penelitian ini memakai uji t, ketentuan uji t adalah kedua kelompok
wajib berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, (Sugiyono, 2014: 209). Oleh karena itu sebelum melakukan uji t
diperlukan analisis normalitas juga homogenitas sebagai berikut:

3.6.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh
peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
digunakan adalah Uji Liliefors (Sudjana, 2005: 466) dengan prosedur adalah sebagai
berikut:

a) Pengamatan X1, X2, X3,….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,….., Zn dengan

menggunakan rumus ,

Dimana:

= Rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus


s = Standar deviasi yang diperoleh dengan rumus

b) Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, yang kemudian
dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi)
c) Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
d) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut yang
disebut dengan L0
Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut;
H0 : Data distribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika L0 ≤ Ltabel dan tolak H0 jika L0 > Ltabel pada

taraf nyata yang dipilih.

3.6.2 Uji Homogenitas Varians

Pengujian homogenitas varians yang memiliki tujuan guna menguji kesamaan


rata-rata dari beberapa varians. Dikarenakan dalam penelitian ini hanya menggunakan
dua kelas sehingga rumus yang digunakan ialah uji kesamaan dua varians.

Menurut Sudjana (2005: 250), langkah-langkah pengujian kesamaan dua


varians adalah sebagai berikut:

Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol atau H 0 dan
tandingannya yaitu H1, dengan hipotesis yang akan diuji:
Keterangan:

: kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama atau homogen.

: kedua kelas mempunyai kemampuan yang tidak sama atau tidak

homogen.

Dengan menggunakan rumus statistiknya :

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dimaksudkan guna melihat apakah sampel kelas


eksperimen juga kelas kontrol memperlihatkan hasil belajar yang berbeda. Pengujian
hipotesis yang telah diajukan pada penelitian ini dilaksanakan secara statistik dengan
menggunakan uji t. Dimana dalam hal ini pasangan yang akan diuji yaitu:

(Sugiyono, 2005: 135)


Untuk S diperoleh dari:
Dimana:

t = nilai hitung uji t.

= nilai rata-rata kelas eksperimen.

= nilai rata-rata kelas kontrol.

= jumlah respon kelas eksperimen.

= jumlah respon kelas kontrol.

= standar deviasi kelas eksperimen.

= standar deviasi kelas kontrol

S = variansi gabungan sampel 1 dan sampel 2

Kriteria pengujian:

Terima H0 jika: ) dengan taraf kebebasan

dan peluang , untuk harga-harga lainnya

H0 ditolak.

3.6.4 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik berbentuk uji satu pihak yakni pihak kanan, sebagai berikut:
Keterangan:

: Hipotesisi nol.

: Hipotesis alternatif.

: Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

: Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (menggunakan model pembelajaran


konvensional).

: Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih


rendah atau sama dengan hasil belajar matematika siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.

: Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih


tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional.

Anda mungkin juga menyukai