BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang urutan langkah-langkah kegiatan dalam
melakukan penelitian yang dimulai dari penentuan jenis, bentuk dan rancangan
penelitian, penetuan tempat dan waktu penelitian, penentuan populasi dan sampel.
Penentuan variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data. Selain itu,
untuk menjawab setiap rumusan masalah yang ada di bab 1, dalam bab ini juga
materi aljabar kelas VIII SMP Negeri 12 Singkawang. Adapun tahapan yang
prosedur penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
40
Design dengan bentuk Non equivalent Control Group Design. Dalam desain ini
terdapat dua kelompok yaitu, kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen) dan
equivalent Control Group Design disajikan pada Gambar M.1 berikut ini.
01 X 02
03 Y 04
Keterangan:
Singkawang kelas VIII yang beralamat di Jalan Ratu Sepudak Kelurahan Sungai
Rasau Kecamatan Singkawang Utara. Sekolah tersebut dipilih karena belum ada
Adapun jadwal penelitian bisa dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut.
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
pengamataan yang ingin diteliti, berhingga atau tak berhingga, membentuk apa
yang disebut populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 12 Singkawang yang terdiri dari kelas, yaitu VIII A, VIII B,
yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
akan diteliti dipilih kelas yang siswanya kurang antusias dalam belajar, siswa
masih banyak mengalami kesulitan dalam belajar dan rata-rata ketuntasan siswa
belum mencapai KKM. Kelas yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel lainnya atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
kooperatif tipe TGT yang diajarkan pada kelas eksperimen dan model
matematis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dan motivasi belajar siswa
di kelas eksperimen.
sebagai berikut.
1. Teknik Pengukuran
tertentu pula sebagai ukur yang relevan (Riyanto, 2010:103). Pengukuran yang
berpikir kritis matematis siswa pada materi bentuk aljabar. Adapun tes yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal uraian yang terdiri dari 3 butir soal.
alat, baik berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk
bentuk alajabar. Adapun teknik yang digunakan adalah angket motivasi belajar
siswa.
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawab. Teknik angket dalam penelitian ini digunakan untuk
angket motivasi dalam penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan yang berbentuk
pilihan sangat setuju (SS), setuju(S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam
Tes merupakan alat ukur yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan.
Tes yang dilakukan berupa soal uraian sub pokok bahasan bentuk aljabar sebagai
alat untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa terhadap materi
45
yang telah dipelajari. Menurut Hamzah, (2014:141) tes uraian adalah tes yang
melalui pretest dan posttest kepada siswa pada materi bentuk aljabar. Soal yang
berpikir kritis yaitu: (1) menentukan konsep yang digunakan untuk menyelesaikan
membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-
pertama adalah melakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas instrument,
Kisi-kisi soal digunakan sebagai pedoman untuk penulisan soal agar sesuai
dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan tujuan tes yang diharapkan. Kisi-
kisi soal yang disusun harus memiliki beberapa aspek diantaranya standar
kompetensi, kompetensi dasar, uraian materi, indikator soal, skor soal, dan nomor
soal langkah yang ditempuh adalah penyusunan kisi-kisi sebagai acuan penulisan
Setelah soal dibuat, selanjutnya dibuat pula kunci jawaban yang sesuai dengan
soal yang ada dan penskorannya disesuaikan dengan kisi-kisi soal tersebut.
4) Validitas
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun
validitas yang peneliti gunakan dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan
validitas konstruk
a. Validitas Isi
kecermatan suatu alat ukur tes atau nontes dalam melakukan fungsi ukurnya
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Jihad, 2012:89). Pada penelitian
ini validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk. Menurut Siregar
pembelajaran 1 dan 2, validasi soal pretest dan posttest, lembar angket motivasi
belajar siswa. Pada penelitian yang dilakukan ini diperlukan satu orang guru
bidang studi matematika dan dua orang dosen Pendidikan Matematika STKIP
47
Singkawang sebagai validator. Adapun kriteria validitas isi disajikan pada Tabel
Interval Kriteria
4,3 ≤ x ≤ 5,0 Sangat valid
Hasil perhitungan validitas soal pretest, validitas soal posttest, validitas RPP,
dan validitas angket motivasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut.
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa perhitungan untuk ketiga validator
untuk rata-rata validitas RPP pada pertemuan I adalah 4,11 berada pada kriteria
valid, untuk RPP pada pertemuan II adalah 4,17 berada pada kriteria valid, untuk
rata-rata validitas soal pretest adalah 4,00 berada pada kriteria valid, kemudian
untuk rata-rata validitas soal pretest adalah 4,00 berada pada kriteria valid dan
untuk rata-rata validitas angket motivasi belajar siswa adalah 4,19 berada pada
b. Validitas Konstruk
Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid
apabila telah cocok dengan konstruk teoritik dimana tes itu dibuat (Sumarna,
2004:53). Setelah diuji coba ke sekolah dan kemudian akan dihitung dengan
r N . ∑ xy−∑ x . ∑ y
xy= ¿
√ ¿¿ ¿
(Arikunto, 2014:213)
Keterangan :
Menurut Nurgana (dalam Jakni, 2016:165) pada kriteria 0,20 ¿ r xy≤ 0,40
soal bisa diperbaiki atau diganti, maka pada penelitian ini validitas dari butir soal
yang akan digunakan berada pada kriteria sedang, tinggi dan sangat tinggi (0,60
¿ r xy≤ 1,00).
Berdasarkan hasil uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis yang dilakukan
di SMP Negeri 13 Singkawang pada hari Rabu tanggal 09 Agustus 2017 diperoleh
hasil validitas (Lampiran B-2) dan pada Tabel 3.6 sebagai berikut.
kritis matematis siswa tersebut mempunyai validitas sedang, sedang dan tinggi.
maka secara keseluruhan tes kemampuan berpikir kritis siswa memiliki validitas
tinggi. Artinya semua butir soal memiliki ketepatan untuk digunakan sebagai
instrumen penelitian.
5) Reliabilitas Instrumen
50
kekonsistenan suatu soal tes (Jihad, 2012:93). Untuk mengukur tingkat keajegan
[ ][ ]
n S 2
r 11= 1 i
n−1 St 2
Keterangan:
n = Banyaknya butir soal
Si 2 = Jumlah varians skor tiap item
St 2 = Varians skor total
Dengan varians :
s i =∑ x −¿ ¿ ¿ ¿
2 2
Soal dikatakan baik jika kriteria reliabilitas tinggi dan sangat tinggi, karena
Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 13
Singkawang untuk butir soal secara keseluruhan pada tes kemampuan berpikir
kritis siswa dapat dilihat pada Lampiran B-3, diperoleh nilai tingkat reliabilitas
sebesar 0,70 dengan jumlah 20 siswa. Maka dapat diinterpretasikan bahwa soal tes
digunakan.
6) Daya Pembeda
memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai
(Hamzah, 2014:64). Dalam penelitian ini daya pembeda digunakan untuk menguji
soal posttest yang akan diberikan dengan menggunakan kelompok atas dan
bawah dilakukan dengan menetapkan 27% dari banyaknya siswa yang ada pada
bagian atas yakni yang tinggi nilainya dan 27% dari banyaknya siswa yang ada
pada bagian bawah yakni yang rendah nilainya. Adapun rumus untuk mencari
X A −X B
DP=
SMI
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda butir soal
XA = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
XB = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah
SMI = Skor maksimun ideal
(Lestari dan Yudhanegara, 2015: 218)
52
Nilai Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
(Jihad, 2012:82)
Pada kriteria 0,00 < DP ≤ 0,20 soal bisa diperbaiki atau diganti (Yanto,
2014:60), maka pada penelitian ini daya pembeda dari butir soal yang digunakan
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa soal tes kemampuan berpikir
kritis siswa yang terdiri dari 3 soal, memiliki daya pembeda cukup dan layak
7) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah mengkaji soal-soal tes yang diuji cobakan dari
kategori mudah, sedang dan sukar (Hamzah, 2014:66). Adapun tingkat kesukaran
instrumen diperoleh dari menghitung persentase siswa yang menjawab benar soal
SA + SB
TK =
n maks
Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran
Sa = Jumlah skor kelompok tinggi
Sb = Jumlah skor kelompok rendah
n = Jumlah skor kelompok tinggi dan kelompok rendah
maks = skor maksimal yang bersangkutan.
dikatakan baik apabila dalam soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Maka dalam penelitian ini indeks kesukaran dari butir soal yang akan
54
digunakan berada pada kriteria sedang dan sukar. Hasil perhitungan tingkat
Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa untuk soal tes kemampuan
berpikir kritis siswa yang terdiri dari 3 soal, memiliki tingkat kesukaran sedang..
Maka secara keseluruhan soal tes kemampuan berpikir kritis siswa mempunyai
Adapun rekapitulasi hasil uji coba soal kemampuan berpikir kritis siswa dapat
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan pada Tabel 3.12 terhadap hasil uji
coba tes kemampuan berpikir kritis siswa, maka dapat disimpulkan bahwa soal
tersebut layak dipakai sebagai acuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
siswa.
55
8) Lembar Angket
Pada penelitian ini penulis menggunakan angket untuk mengetahui motivasi siswa
terhadap penggunaan model kooperatif tipe TGT pada materi bentuk aljabar.
Responden hanya perlu membubuhkan checklist (√) pada jawaban yang telah
disediakan. Pada angket ini terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu: sangat setuju
(SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Adapun kriteria dalam angket motivasi siswa ditunjukkan pada Tabel 3.11
sebagai berikut.
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dengan statistika. Dalam penelitian ini akan diperoleh data kuantitatif
sehingga untuk menganalisis data didapatkan dari pemberian tes hasil belajar dan
sebagai berikut.
ketuntasan hasil belajar siswa (mencapai KKM = 70) baik secara individual
sebagai berikut.
Pengujian hipotesis:
(fo−fh)2
χ =∑
2
(Subana, 2000:124)
fh
Keterangan:
2
χ = chi-kuadrat
fo = Frekuensi kenyataan
57
fh = Frekuensi harapan
berikut.
berdistribusi normal.
2) Jika x 2hitung > x 2tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima, artinya data
rumus one sampel t-test. Sebelum digunakan uji hipotesis dengan uji t.
dengan rumus.
x−μ0
t=
s
√n
Keterangan :
n = jumlah siswa
s = simpangan baku
Dari rumus uji one sample t-test maka akan di cari rata-rata dan
simpangan bakunya.
xi
x=
n
Keterangan :
x = rata – rata
x i=skor siswa
n = jumlah siswa
s= √ ∑ fi ¿ ¿ ¿ ¿
s = simpangan baku
x i=titik tengah
n = jumlah sampel
x = rata – rata
fi = frekuensi
Kriteria:
59
uji proporsi. Sebelum digunakan uji hipotesis dengan uji proporsi, data
klasikal yaitu:
Ho= π ≤75 % ¿ proporsi siswa mendapat nilai KKM ≥70 belum mencapai
75%)
x
−π 0
n
z=
√
μ0 (1−π 0)
n
Keterangan :
μ0 =¿rata-rata
π 0= proporsi
60
Kriteria:
2. Untuk menjawab sub masalah kedua yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
diberikan model pembelajaran koperatif tipe TGT dengan siswa yang diberikan
pembelajaran langsung pada materi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri
penskoran.
S post −S pre
g=
S maks−S pre
Keterangan:
score antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji ini diperlukan dalam
kelas kontrol.
dengan rumus:
n
x=∑ i
x
i−1
n
Keterangan:
x = Rata-rata
xi = Skor siswa
SD = √ ∑ fi ¿ ¿ ¿ ¿
Keterangan:
SD = Standard deviasi
xi = Titik tengah
fi = Frekuensi
62
n = Jumlah sampel
R
2) Rumus panjang kelas P=
K
Keterangan:
P = Panjang kelas
R = Rentangan
K = Banyak kelas
sebagai berikut.
(fo−fh)2
χ 2= ∑ (Subana, 2000:124)
fh
Keterangan:
2
χ = chi-kuadrat
fo = Frekuensi kenyataan
fh = Frekuensi harapan
sebagai berikut.
2 2
1) Jika x hitung ≤x tabel maka H 0 diterima dan H a ditolak, artinya data
berdistribusi normal.
63
2) Jika x 2hitung > x 2tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima, artinya data
v x =∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan:
n = jumlah data
x = rata-rata varians x
v y =∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan:
n = jumlah data
y = rata-rata varians y
Variansterbesar
F=
Varians terkecil
berikut.
64
a) Jika Fhitung < Ftabel, H o diterima H a ditolak berarti data berasal dari
1) Hipotesis
kontrol.
Mx−My
t=
√( ∑ x 2+ ∑ y 2
Nx+ Ny−2 )( 1
+
1
Nx Ny )
(Arikunto, 2013:354)
Keterangan:
t = uji t
ttabel.
h. Namun jika salah satu data tidak berdistribusi normal maka langkah
1) Hipotesis:
kontrol.
kontrol.
Mencari nilai U 1:
66
n1 (n1 +1)
U 1 =n1 n2 + - R1 (Siregar, 2014:221)
2
Mencari nilai U 2:
n2 (n2 +1)
U 2 =n1 n2 + - R2 (Siregar, 2014:221)
2
Keterangan:
U 1= Jumlah peringkat 1
U 2 = Jumlah peringkat 2
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
U (n 1. n 2)
Z= 2 (Siregar, 2014:222)
√ n1. n 2(n 1+n 2+1)
3) Bandingkan nilai z hitung dan z tabel
3. Untuk menjawab sub masalah ketiga yaitu untuk mengetahui motivasi belajar
materi bentuk aljabar di kelas VIII SMP Negeri 12 Singkawang yang terdiri
negatif, dimana terdapat 5 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Motivasi pada penelitian ini akan
b.
X=
∑M
M
68
(Zumaroh, 2013:68)
Keterangan:
berikut.
(Zumaroh, 2013:68)
Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa tinggi jika motivasi siswa