METODE PENELITIAN
1
perlakuan yang diberikan, perlakuan berupa pretest kepada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran. Setelah diberikan
pretest, selanjutnya kelas diberikan perlakuan, perlakuan tersebut adalah
penggunaan strategi Edutainment dengan metode bermin peran pada kelas
eksperimen, pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional atau ceramah
dengan dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan pembanding
untuk kelompok eksperimen. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan strategi Edutainment pada kelompok eksperimen.
Desain penelitian eksperimen semu ini menggunakan bentuk desain
nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-
posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara acak.
Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan
sebagai berikut:
𝐎𝟏 X 𝐎𝟐
𝐎𝟑 𝐎𝟒
Keterangan:
O1 : pretest kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
O3 : pretest kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
X : treatment, penerapan strategi edutainment dengan metode role play pada
pembelajaran Bahasa Indonesia
O2 : posttest kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan
O1 : posttest kelompok kontrol setelah diberi perlakuan
(Sugiyono, 2018: 120)
Berdasarkan desain Nonequivalent Control Group Design sebelum
melakukan treatment kepada kelompok eksperimen, maka terlebih dahulu
memberikan perlakuan berupa angket awal dan soa pretest kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan
awal penguasaan materi dari siswa. Setelah diberikan perlakuan awal berupa pretest
selanjutnya kelompok eksperimen diberikan treatment (X) berupa strategi
edutainment, untuk kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Setelah diberikan
perlakuan, langkah selanjutnya yaitu memberikan postest kepada kedua kelas, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang menunjukkan efektif atau tidaknya strategi edutainment.
Tabel 3. 1 Desain eksperimen
Keterangan:
R : kelompok kelas
E : kelas eksperimen yang diberikan treatment
P : kelas kontrol yang tidak diberikan treatment
Y1 : tes awal sebelum pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Y2 : tes akhir sebelum pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
3.4.2 Sampel
(Sugiyono, 2018: 127) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel yang akan diambil dari suatu
populasi harus betul-betul representatif (mewakili), karena hasil penelitian akan
digeneralisasikan pada populasi tersebut. Oleh karena itu, agar sampel yang diambil
dapat mewakili maka perlu memberlakukan teknik sampling. Teknik sampling
merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018: 128). Untuk menentukan
sampel dalam penelitian maka perlu menggunakan teknik sampling.
Teknik sampling pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1)
Probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified
random sampling, disproportionate stratified random sampling, serta area
sampling; (2) non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi: sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, serta
snowball sampling.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling Non Probability
Sampling yaitu pengambilan sampling jenuh. Menurut (Sugiyono, 2015: 124)
sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana seluruh
anggota populasi dijadikan sampel semua. Penelitian yang dilakukan pada populasi
di bawah 100 (Sugiyono, 2018:134).
Berdasarkan uraian tersebut maka sampel pada penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri Sutopati 2 Kabupaten Magelang. Dengan rincian siswa kelas
IV A berjumlah 28 dan siswa IV B berjumlah 28.
Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
Keefektifan (Hamid, 2011: 20) Dalam penelitian ini Ordinal
Strategi menyebutkan bahwa strategi edutainment
Edutainment edutainment cara adalah strategi
untuk mrmbuat proses pembelajaran yang
Pendidikan dan menekankan pada suatu
pengajaran bisa proses pembelajaran yang
menjadi didesain untuk memuat
menyenangkan, agar Pendidikan dan hiburan
siswa dapat dengan yang bertujuan untuk
mudah menangkap menciptakan
esensi dari pembelajaran yang
pembelajaran serta menyenangkan seperti
tanpa merasa bahwa bermain peran (role play)
siswa tersebut sedang dengan langkah-langkah
belajar. sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan
skenario yang akan
lakukan.
2) Menunjuk siswa untuk
mempelajari skenario
sebelum Kegiatan
Belajar Mengajar.
3) Guru membentuk
kelompok yang
anggotanya
menyesuaikan jumlah
siswa.
4) Memberikan
penjelasan tentang
Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
kompetensi yang ingin
dicapai.
5) Memanggil para siswa
yang sudah ditunjuk
untuk melakonkan
skenario yang sudah
dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa
berada di
kelompoknya sambil
mengamati skenario
yang sedang
diperagakan.
7) Setelah selesai
ditampilkan, masing-
masing siswa diberi
lembar kerja untuk
membahas
penampilan yang
selesai diperagakan.
8) Masing-masing
kelompok
menyampaikan hasil
kesimpulannya.
9) Guru memberi
kesimpulan secara
umum.
10) Evaluasi
11) Penutup
Minat Belajar Minat merupakan Pengumpulan data untuk Ordinal
suatu rasa suka dan minat belajar pada
ketertarikan terhadap penelitian ini didapat dari
suatu hal atau kegiatan angket yang diisi oleh
tertentu, tanpa ada siswa. Indikator minat
paksaan (Slameto, belajar pada penelitian ini
2015: 180). yaitu Rasa Senang,
Motivasi untuk belajar,
keinginan/kebutuhan,
perhatian, aktif dalam
berpartisipasi, dan
sungguh-sungguh.
Hasil Belajar Hasil belajar Dalam penelitian ini Interval
merupakan hasil dari dibatasi pada ranah
perubahan pada diri kognitif berupa hasil
Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
siswa yang pretest dan posttest siswa
menyangkut aspek pada pembelajaran
afektif, kognitif dan Bahasa Indonesia dengan
psikomotor sebagai kompetensi dasar:
hasil dari kegiatan
belajar (Susanto, 2016: 3.9 Mencermati tokoh-
5). tokoh yang terdapat
pada teks fiksi
3.7.2.2 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2018: 203) observasi adalah suatu
proses yang kompleks, suatu rencana yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Proses-proses seperti pengamatan dan ingatan merupakan suatu
proses yang terpenting. Observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar (Sugiyono, 2018: 203). Penelitian ini menggunakan Jenis
observasi terstruktur. observasi terstruktur merupakan observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana
tempatnya. Observasi terstruktur merupakan teknik observasi yang dilakukan
apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang suatu variabel apa yang akan
diamati (Sugiyono, 2018: 204).
3.7.2.3 Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak (Arikunto, 2014: 44).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti akan
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan suatu permasalahan yang harus
diteliti serta untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden
(Sugiyono, 2018: 195). Teknik wawancara dapat dilakukan bisa dengan cara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dapat dilakukan secara tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan perangkat telepon.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan wawancara
terstruktur, di mana peneliti atau pewawancara sudah mempersiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis (Sugiyono, 2018: 195).
Wawancara pada penelitian ini dilakukan terhadap guru kelas IV SDN Sutopati 2
Kabupaten Magelang, yang bertujuan untuk mendapatkan data khususnya pada
muatan pelajaran Bahasa Indonesia.
3.7.2.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono,
2018: 314). dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data
terkait variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notula rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2014: 274). Dokumen
tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil nilai siswa sebelum pra-
penelitian, perangkat pembelajaran, hasil nilai pretest dan posttest di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dan buku tematik kelas IV. Dokumen berupa gambar
dan video yang diperlukan selama proses penelitian pada siswa kelas IV SDN
Sutopati 2 Kabupaten Magelang.
Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 : koefisien korelasi biserial
𝑀𝑝 : rerata skor dari yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya.
𝑀𝑡 : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total proposi
𝑝 : proporsi deviasi dari skor yang menjawab benar
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑝=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 lebih besar dari r table, maka soal dapat dikatakan valid. Sedangkan
jika lebih kecil maka dikatakan tidak valid. Adapun r table yang digunakan ialah r
table dengan taraf kepercayaan 5%.
Hasil Keterangan
𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
𝑟𝑝𝑏𝑖 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak Valid
Besarnya P Kriteria
0.00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Perhitungan taraf kesukaran soal uji coba pada penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS 25, dari 45 butir soal diperoleh kategori mudah sebanyak
24 butir soal, kategori sedang sebanyak 18 butir soal, dan kategori sukar 3 butir
soal. Hasil analisis perhitungan taraf kesukaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Uji Coba
Berdasarkan rumus tersebut, maka nilai N-gain akan berkisar antara 0 dan 1,
siswa yang mendapatkan skor yang sama pada saat pretest dan posttest akan
mendapatkan nilai N-gain 0, sedangkan siswa yang mendapatkan skor 0 pada saat
pretest dan mencapai Skor Maksimum Ideal (SMI) pada saat posttest akan
mendapatkan nilai N-gain sebesar 1. Tinggi atau rendahnya nilai N-gain ditentukan
berdasarkan kriteria berikut: