Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
sampel pada umumnya diambil secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/stastitik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018: 16-17). Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mencari
pengaruh variabel independen (perlakuan) tertentu terhadap variabel dependen
(hasil) dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2018: 111). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keefektifan suatu perlakuan terhadap sampel. Menurut
Tuckma dalam (Sugiyono, 2018: 112), terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen, yaitu: Pre-Experimental Design, True Eksperimental Design,
Factorial Design, dan Quasi Eksperimental Design. Penelitian eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian eksperimen semu (quasi
experimental design) yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh dari adanya
percobaan atau perlakuan terhadap karakteristik subjek yang diinginkan oleh
peneliti (Mulyatiingsih, 2014: 85). Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa eksperimen semu merupakan rancangan penelitian eksperimen
di mana dalam segi pengontrolan hanya pada variabel yang paling dominan saja.
Pengontrolan hanya dilakukan terhadap satu variabel yang paling dominan, yaitu
minat dan hasil belajar Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Peneliti membagi kelompok menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diasumsikan bersifat homogen
ditinjau dari segi kemampuan belajar yang hampir setara dan berbeda dari segi

1
perlakuan yang diberikan, perlakuan berupa pretest kepada kedua kelas untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran. Setelah diberikan
pretest, selanjutnya kelas diberikan perlakuan, perlakuan tersebut adalah
penggunaan strategi Edutainment dengan metode bermin peran pada kelas
eksperimen, pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional atau ceramah
dengan dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan pembanding
untuk kelompok eksperimen. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan strategi Edutainment pada kelompok eksperimen.
Desain penelitian eksperimen semu ini menggunakan bentuk desain
nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-
posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara acak.
Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dapat digambarkan
sebagai berikut:
𝐎𝟏 X 𝐎𝟐

𝐎𝟑 𝐎𝟒

Gambar 3. 1 Desain Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:
O1 : pretest kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
O3 : pretest kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
X : treatment, penerapan strategi edutainment dengan metode role play pada
pembelajaran Bahasa Indonesia
O2 : posttest kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan
O1 : posttest kelompok kontrol setelah diberi perlakuan
(Sugiyono, 2018: 120)
Berdasarkan desain Nonequivalent Control Group Design sebelum
melakukan treatment kepada kelompok eksperimen, maka terlebih dahulu
memberikan perlakuan berupa angket awal dan soa pretest kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang bertujuan untuk mengetahui kesamaan
awal penguasaan materi dari siswa. Setelah diberikan perlakuan awal berupa pretest
selanjutnya kelompok eksperimen diberikan treatment (X) berupa strategi
edutainment, untuk kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Setelah diberikan
perlakuan, langkah selanjutnya yaitu memberikan postest kepada kedua kelas, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang menunjukkan efektif atau tidaknya strategi edutainment.
Tabel 3. 1 Desain eksperimen

Kelompok Pra-tes Variabel Bebas Pasca-tes


(R) E Y1 X Y2
(R) P Y1 - Y2

Keterangan:

R : kelompok kelas
E : kelas eksperimen yang diberikan treatment
P : kelas kontrol yang tidak diberikan treatment
Y1 : tes awal sebelum pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Y2 : tes akhir sebelum pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

X : pemberian treatment berupa strategi edutainment

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sutopati 2 Kecamatan Kajoran
Kabupaten Magelang. Waktu Penelitian 7 Maret s/d 17 Juni 2022.

3.3 Prosedur Penelitian


Alur dari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pra-penelitian di SDN
Sutopati 2 Kabupaten Magelang, selanjutnya mengidentifikasi masalah
sehingga peneliti dapat menemukan masalah yang ada di SDN Sutopati 2
Kabupaten Magelang.
2. Berdasarkan masalah yang ditemukan di lapangan kemudian peneliti
melakukan studi pendahuluan masalah yang diperkuat dengan jurnal-jurnal
penelitian yang sesuai dengan masalah yang didapatkan sebagai landasan
empiris penelitian.
3. Setelah peneliti menemukan informasi dari studi pendahuluan, dari
permasalahan yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah.
4. Melalui rumusan masalah yang ada diperkuat dengan landasan teori yang
diperjelas pembahasannya melalui berbagai sumber buku maupun jurnal yang
sesuai.
5. Setelah melakukan identifikasi masalah, merumuskan masalah dan membuat
landasan teori kemudian merumuskan hipotesis atau dugaan sementara
mengenai penelitian yang akan diuji.
6. Peneliti kemudian memilih sampel yang akan di jadikan kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
7. Langkah berikutnya yaitu menyusun instrumen penelitian berupa perangkat
pembelajaran, angket minat, serta soal pretese dan posttest. Kemudian
melakukan uji coba instrumen penelitian di kelas uji coba. Setelah melakukan
uji coba instrumen peneliti melakukan perhitungan validitas, realibilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.
8. Selanjutnya melakukan pretest pada kelas kontrol dan kelas ekperimen untuk
mengetahui kemampuan awal siswa di SDN Sutopati 2.
9. Memberikan perlakukan kepada kedua kelompok dengan strategi yang
berbeda. Memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dengan
menerapkan strategi Edutainment dengan metode role play dan memberikan
perlakukan pada kelompok kontrol dengan menerapkan metode
konvensional.
10. Memberikan posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
11. Menganalisis data hasil penelitian mengenai hasil belajar dan minat belajar
siswa untuk menjawab rumusan masalah.
12. Menyajikan data kemudian menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut (Sugiyono, 2018: 126) populasi merupakan suatu wilayah umum
yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kuantitas serta karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang kemudian dipelajari dan ditarik
kesimpulannya, populasi tidak hanya dari orang tetapi juga bisa dari objek dan
benda-benda yang lain. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto,
2014). Berdasarkan uraian mengenai populasi tersebut, maka populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sutopati 2 Kabupaten Magelang
yang berjumlah 56 siswa.

3.4.2 Sampel
(Sugiyono, 2018: 127) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel yang akan diambil dari suatu
populasi harus betul-betul representatif (mewakili), karena hasil penelitian akan
digeneralisasikan pada populasi tersebut. Oleh karena itu, agar sampel yang diambil
dapat mewakili maka perlu memberlakukan teknik sampling. Teknik sampling
merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2018: 128). Untuk menentukan
sampel dalam penelitian maka perlu menggunakan teknik sampling.
Teknik sampling pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1)
Probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratified
random sampling, disproportionate stratified random sampling, serta area
sampling; (2) non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi: sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, serta
snowball sampling.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling Non Probability
Sampling yaitu pengambilan sampling jenuh. Menurut (Sugiyono, 2015: 124)
sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana seluruh
anggota populasi dijadikan sampel semua. Penelitian yang dilakukan pada populasi
di bawah 100 (Sugiyono, 2018:134).
Berdasarkan uraian tersebut maka sampel pada penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri Sutopati 2 Kabupaten Magelang. Dengan rincian siswa kelas
IV A berjumlah 28 dan siswa IV B berjumlah 28.

3.5 Variabel Penelitian


Menurut (Sugiyono, 2018: 67) variabel dalam penelitian merupakan segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari serta
untuk memperoleh informasi, yang selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan
dari informasi yang didapat. Hatch dasn Farhady dalam (Sugiyono, 2018: 67)
variabel secara teoritis di definisikan sebagai atribut seseorang yang mempunyai
variasi antara seseorang dengan yang lain.
Terdapat 5 macam variabel menurut (Sugiyono, 2018: 68-71) yaitu sebagai
berikut: (1) variabel independen, (2) variabel dependen, (3) variabel moderator, (4)
variabel intervening, dan (5) variabel kontrol. Pada penelitian ini variabel yang
digunakan ada 2 variabel.
3.5.1 Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen dapat diartikan sebagai variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahan munculnya atau timbulnya variabel dependen
(Sugiyono, 2018: 69). Variabel independen (X) pada penelitian ini adalah strategi
Edutainment

3.5.2 Variabel Dependen (variabel terikat)


Variabel dependen dapat diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018: 69). Pada penelitian
ini yang menjadi variabel dependen yaitu minat (𝑌1 ) dan hasil belajar (𝑌2 ) muatan
pelajaran Bahasa Indonesia SDN Sutopati 2 Kabupaten Magelang.
Minat belajar dan hasil
strategi Edutainment
belajar
(Variabel Independen)
(Variabel Dependen)

Gambar 3. 2 Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen

3.6 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 2 Definisi Operasional Variabel

Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
Keefektifan (Hamid, 2011: 20) Dalam penelitian ini Ordinal
Strategi menyebutkan bahwa strategi edutainment
Edutainment edutainment cara adalah strategi
untuk mrmbuat proses pembelajaran yang
Pendidikan dan menekankan pada suatu
pengajaran bisa proses pembelajaran yang
menjadi didesain untuk memuat
menyenangkan, agar Pendidikan dan hiburan
siswa dapat dengan yang bertujuan untuk
mudah menangkap menciptakan
esensi dari pembelajaran yang
pembelajaran serta menyenangkan seperti
tanpa merasa bahwa bermain peran (role play)
siswa tersebut sedang dengan langkah-langkah
belajar. sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan
skenario yang akan
lakukan.
2) Menunjuk siswa untuk
mempelajari skenario
sebelum Kegiatan
Belajar Mengajar.
3) Guru membentuk
kelompok yang
anggotanya
menyesuaikan jumlah
siswa.
4) Memberikan
penjelasan tentang
Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
kompetensi yang ingin
dicapai.
5) Memanggil para siswa
yang sudah ditunjuk
untuk melakonkan
skenario yang sudah
dipersiapkan.
6) Masing-masing siswa
berada di
kelompoknya sambil
mengamati skenario
yang sedang
diperagakan.
7) Setelah selesai
ditampilkan, masing-
masing siswa diberi
lembar kerja untuk
membahas
penampilan yang
selesai diperagakan.
8) Masing-masing
kelompok
menyampaikan hasil
kesimpulannya.
9) Guru memberi
kesimpulan secara
umum.
10) Evaluasi
11) Penutup
Minat Belajar Minat merupakan Pengumpulan data untuk Ordinal
suatu rasa suka dan minat belajar pada
ketertarikan terhadap penelitian ini didapat dari
suatu hal atau kegiatan angket yang diisi oleh
tertentu, tanpa ada siswa. Indikator minat
paksaan (Slameto, belajar pada penelitian ini
2015: 180). yaitu Rasa Senang,
Motivasi untuk belajar,
keinginan/kebutuhan,
perhatian, aktif dalam
berpartisipasi, dan
sungguh-sungguh.
Hasil Belajar Hasil belajar Dalam penelitian ini Interval
merupakan hasil dari dibatasi pada ranah
perubahan pada diri kognitif berupa hasil
Jenis
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Data
siswa yang pretest dan posttest siswa
menyangkut aspek pada pembelajaran
afektif, kognitif dan Bahasa Indonesia dengan
psikomotor sebagai kompetensi dasar:
hasil dari kegiatan
belajar (Susanto, 2016: 3.9 Mencermati tokoh-
5). tokoh yang terdapat
pada teks fiksi

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data


3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan di dalam suatu penelitian yang
pekerjaannya sangat penting dan paling utama (Arikunto, 2010: 266). Peneliti
melakukan pengumpulan data penelitian dengan menggunakan teknik tes dan non
tes berupa lembar angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.7.1.1 Tes
Menurut (Arikunto, 2010: 266) menjelaskan bahwa penggunaan tes yaitu
untuk mengukur ada atau tidaknya serta mengukur besarnya kemampuan suatu
objek yang diteliti. Tes hasil belajar biasanya untuk mengukur hasil belajar siswa
selama kurun waktu tertentu. Tes hasil belajar bisa dilakukan dalam satu pertemuan,
satu pokok bahasan, tengah semester atau satu semester maupun satu jenjang
Pendidikan. Instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan kognitif siswa pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Instrumen
tes digunakan saat pretest dan posttest. Pretest diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman subyek
penelitian terhadap materi yang difokuskan sebelum diberi treatment atau
perlakuan. Posttest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah mendapatkan perlakuan. Jenis tes yang
digunakan pada penelitian ini yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda .
3.7.2 Non Tes
3.7.2.1 Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2018: 199). Jadi, Angket merupakan
seperangkat pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh suatu informasi
dari responden tentang hal-hal yang diketahui.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan angket dalam
pengumpulan data. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk
mengungkap minat belajar siswa, baik j sebelum dikenai treatment maupun sudah
dikenai traetment.

3.7.2.2 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam (Sugiyono, 2018: 203) observasi adalah suatu
proses yang kompleks, suatu rencana yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Proses-proses seperti pengamatan dan ingatan merupakan suatu
proses yang terpenting. Observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar (Sugiyono, 2018: 203). Penelitian ini menggunakan Jenis
observasi terstruktur. observasi terstruktur merupakan observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana
tempatnya. Observasi terstruktur merupakan teknik observasi yang dilakukan
apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang suatu variabel apa yang akan
diamati (Sugiyono, 2018: 204).

3.7.2.3 Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan
jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak (Arikunto, 2014: 44).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti akan
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan suatu permasalahan yang harus
diteliti serta untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden
(Sugiyono, 2018: 195). Teknik wawancara dapat dilakukan bisa dengan cara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dapat dilakukan secara tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan perangkat telepon.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan wawancara
terstruktur, di mana peneliti atau pewawancara sudah mempersiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis (Sugiyono, 2018: 195).
Wawancara pada penelitian ini dilakukan terhadap guru kelas IV SDN Sutopati 2
Kabupaten Magelang, yang bertujuan untuk mendapatkan data khususnya pada
muatan pelajaran Bahasa Indonesia.

3.7.2.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono,
2018: 314). dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data
terkait variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notula rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2014: 274). Dokumen
tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil nilai siswa sebelum pra-
penelitian, perangkat pembelajaran, hasil nilai pretest dan posttest di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dan buku tematik kelas IV. Dokumen berupa gambar
dan video yang diperlukan selama proses penelitian pada siswa kelas IV SDN
Sutopati 2 Kabupaten Magelang.

3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data


Dalam melakukan penelitian pada dasarnya kita akan mengukur suatu
variabel yang diamati, maka dari itu perlu adanya alat ukur. Dalam penelitian alat
ukur biasanya dinamakan instrumen penelitian. Dapat diketahui bahwa Instrumen
penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian (Sugiyono, 2018: 156). Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini
yaitu minat dan hasil belajar siswa. Dalam penggunaannya instrumen harus
memenuhi beberapa persyaratan, yang bertujuan agar memperoleh data yang dapat
dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Pengujian instrumen pada penelitian
mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli, ahli dalam penelitian ini dosen bidang studi ilmu
Bahasa Indonesia PGSD UNNES. Selain menggunakan pendapat ahli, analisis
instrumen juga diuji secara statistik yang terdiri atas uji validitas, uji realibilitas, uji
tingkat kesukaran dan uji daya pembeda.
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini meliputi instrumen tes berupa
pretest dan posttest menggunakan soal pilihan ganda. Instrumen non tes berupa
angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Angket atau kuisioner digunakan
untuk mengamati minat belajar siswa di kelas selama pembelajaran. Soal pilihan
ganda digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah
pemberian treatment.

3.8 Uji Instrumen Penelitian


3.8.1 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan suatu
instrumen yang baik sebelum digunakan dalam penelitian. Instrumen yang baik
dalam penelitian adalah instrumen yang berkualitas, oleh karena itu dilakukan uji
instrumen sebagai langkah dalam pengembangan instrumen. Kemudian akan
diketahui informasi mengenai kualitas instrumen. Uji coba instrumen dilakukan di
luar kelas yang dijadikan objek penelitian. Hasil uji coba berbentuk angket dan
pilihan ganda kemudian dianalisis setiap butirnya, indikator yang dianalisis
validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

3.8.2 Uji Validitas


Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam arti lai data yang
valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Sugiyono, 2018:
361). Sedangkan menurut (Arikunto, 2014: 211) menerangkan bahwa validitas
merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen.
Untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif maka perlu adanya
soal tes. Untuk mendapatkan butir soal yang layak untuk digunakan, maka terlebih
dahulu soal-soal tes tersebut diujicobakan di kelas uji coba instrumen. Uji coba
instrumen dilakukan untuk mengukur dan mendapatkan instrumen yang baik
sebelum digunakan dalam penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Maka dari itu diperlukan adanya uji
coba instrumen untuk melihat baik tidaknya suatu instrumen. Uji coba instrumen
dilakukan di luar kelas yang dijadikan objek penelitian. Hasil uji coba instrumen
yang berbentuk pilihan ganda kemudian dianalisis butir demi butir pertanyaan
untuk diteliti kualitasnya. Analisis butir soal yang dilakukan meliputi uji validitas,
tingkat kesukaran, daya beda dan relibilitas.

3.8.2.1 Validitas Instrument Tes


Suatu hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Valid
artinya instrumen tersebut layak digunakan untuk mengukur objek yang diteliti
(Sugiyono, 2018: 175-176). Uji validitas instrumen ini menggunakan uji validitas
butir soal. Validitas butir (item) soal digunakan untuk mengetahui apabila validitas
soal rendah atau terlalu rendah maka selanjutnya ingin mengetahui butir-butir tes
manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena
memiliki validitas rendah. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai
dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total
menjadi tinggi atau rendah, dengan arti lain bahwa sebuah item memiliki validitas
yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Menurut
(Arikunto, 2014: 93) kesejajaran tersebut bisa diartikan dengan korelasi sehingga
untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi.
Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus
korelasi poit biserial. Rumus korelasi point biserial sebagai berikut:
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √
St 𝑞

Keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 : koefisien korelasi biserial
𝑀𝑝 : rerata skor dari yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya.
𝑀𝑡 : rerata skor total
St : standar deviasi dari skor total proposi
𝑝 : proporsi deviasi dari skor yang menjawab benar
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑝=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
Jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 lebih besar dari r table, maka soal dapat dikatakan valid. Sedangkan
jika lebih kecil maka dikatakan tidak valid. Adapun r table yang digunakan ialah r
table dengan taraf kepercayaan 5%.

Tabel 3. 3 Kriteria Validitas

Hasil Keterangan
𝑟𝑝𝑏𝑖 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
𝑟𝑝𝑏𝑖 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak Valid

Berdasarkan penghitungan validitas dari 45 butir soal yang diuji cobakan


didapatkan 30 butir soal yang valid dan 15 butir soal yang tidak valid. Berikut tabel
hasil uji coba soal SD Negeri Sutopati 2, Kabupaten Magelang.
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Uji Coba

Kriteria Nomor Soal Jumlah


Valid 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 20, 21,
22, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 30
42, 44
Tidak Valid 2, 3, 12, 15, 16, 19, 23, 29, 30, 32, 33, 34, 38, 15
43, 45

Berdasarkan penghitungan validitas dari 50 butir pernyataan angket minat


yang diuji cobakan didapatkan 30 butir pernyataan angket minat yang valid dan 20
butir pernyataan angket minat yang tidak valid. Berikut tabel hasil uji coba soal SD
Negeri Sutopati 2, Kabupaten Magelang.

Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Minat Uji Coba


Kriteria Nomor Soal Jumlah
Valid 1, 2, 3, 8, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 38, 44, 45, 46, 47, 30
48, 49, 50
Tidak Valid 4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 26, 32, 33, 35,
37, 39, 40, 41, 42, 43, 20

3.8.2.2 Validitas Instrument Non Tes


Instrumen non tes diuji menggunakan uji validitas konstruk. Untuk menguji
validitas konstruk digunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi
apek-aspek yang akan diukur dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun (Sugiyono, 2018: 179). Dalam hal ini, validitasi
konstruk digunakan untuk menguji angket minat dengan validasi konstruk dapat
dilakukan dengan pendapat ahli.

3.8.3 Uji Reliabilitas


Reliabilitas merupakan suatu keajegan atau ketetapan hasil suatu
pengukuran. Reliabilitas merupakan pernyataan yang menunjukkan suatu
instrumen dapat dipercaya sebagai pengumpul data karena sudah dianggap baik
(Arikunto, 2010: 221). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2018: 175) suatu instrumen
dapat dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama juga. Agar dapat
mengetahui reliabilitas suatu tes pilihan ganda maka dapat menggunakan rumus
KR-20 (Kuder Richardson), yaitu sebagai berikut:
𝑘 𝑣1 𝛴𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑘−1 𝑣1
(Arikunto, 2013: 115)
Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas instrumen
𝑝 : proprosi subjek yang menjawab butir dengan betul
𝑞 : proprosi subjek yang ,menjawab butir dengan salah (q = 1-p)
𝑘 : banyaknnya butir pertanyaan
𝑣1 : variasi total

Instrumen penelitian pada variabel hasil belajar berpedoman dengan soal


dengan jawaban benar diberi skor 1 sedangkan untuk jawaban salah diberi skor 0.
Instrumen soal yang memenuhi kriteria reliable digunakan untuk tes awal dan tes
akhir. Reliabilitas soal memiliki kriteria sebagai berikut :

Tabel 3. 6 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interprestasi Reliabilitas


0,90 ≤ r ≤1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik
0,70 ≤ r ≤ 0.90 Tinggi Tetap/baik
0,40 ≤ r ≤ 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 ≤ r ≤ 0,40 Rendah Tidak tetap/tidak baik
r< 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk
(Lestari dan Yudhanegara, 2017: 206)

Instrumen yang memuat soal pilihan ganda sejumlah 45 butir diujicobakan


di kelas IV SD Negeri Sutopati 2 Kabupaten Magelangh. Hasil perhitungan dengan
bantuan Excel 2020 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3. 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumnen Uji Coba

Jumlah Soal 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Kategori Simpulan


45 0,90 Sangat Tinggi Reliabel

3.8.4 Uji Tingkat Kesukaran


Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan juga
tidak terlalu sukar. Menurut (Arikunto, 2013: 223) bilangan yang menunjukkan
sukar atau mudahnya suatu soal indeks kesukaran, besarnya suatu indeks kesukaran
yaitu 0,00 sampai 1,0. Agar dapat mengetahui indeks kesukaran suatu soal bisa
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
(Arikunto, 2013: 223)
Keterangan:
P : tingkat kesukaran atau taraf kemudahan
B : banyaknya siswa yag menjawab soal dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa

Tabel 3. 8 Kriteria Taraf Kesukaran

Besarnya P Kriteria
0.00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah

Perhitungan taraf kesukaran soal uji coba pada penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS 25, dari 45 butir soal diperoleh kategori mudah sebanyak
24 butir soal, kategori sedang sebanyak 18 butir soal, dan kategori sukar 3 butir
soal. Hasil analisis perhitungan taraf kesukaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Soal Uji Coba

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah


Mudah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 19, 20, 21, 24
22, 24, 26, 27, 28, 35, 40, 41
Sedang 12, 15, 16, 17, 18, 23, 25, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 18
39, 42, 43, 44, 45
Sukar 33, 34, 38 3

3.8.5 Uji Daya Pembeda


Daya pembeda dari satu item menyatakan seberapa jauh kemampuan item
tersebut membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan benar dan
siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Penunjuk besarnya
tingkat daya pembeda dinyatakan dengan indeks diskriminasi (D) (Arikunto, 2013:
226). Rumus yang digunakan untuk mengukur indeks diskriminasi sebagai berikut:
𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝐷= − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
(Arikunto, 2013: 228)
Keterangan:
J : jumlah siswa
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok buah yang menjawab dengan benar.
Kasifikasi daya pembeda soal yaitu

a) 0,00 – 0,20 (jelek)


b) 0,20 – 0,40 (cukup)
c) 0,40 – 0,70 (baik)
d) 0,70 – 1,00 (baik sekali)
(Arikunto, 2014: 232)
Perolehan perhitungan untuk soal uji coba pilihan ganda yang berjumlah 45
butir soal, diperoleh 5 butir soal kategori baik sekali, 24 butir soal berkategori baik,
8 butir soal berkategori cukup, dan 8 soal berkategori jelek. Perolehan uji daya beda
instrument uji coba disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Uji Coba

Kategori Nomor butir soal Jumlah


Baik Sekali 20, 21, 35, 36, 41 5
Baik 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 22, 24, 25, 24
26, 27, 28, 31, 39, 40, 42, 44
Cukup 2, 3, 12, 15, 29, 37, 38, 45 8
Jelek 16, 19, 23, 30, 32, 33, 34, 43 8

3.9 Analisis Data


Sebelum melaksanakan penelitian peneliti melakukan analisis data awal
terlebih dahulu, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, apakah terdapat perbedaan rata-rata signifikan atau
tidak terhadap kedua kelompok tersebut. Data awal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil nilai pretest dan angket awal yang diberikan di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah mendapatkan hasil nilai pretest dan angket
kemudian di uji menggunakan uji prasyarat normalitas dan homogenitas kemudian
di uji kesamaan rata-rata yaitu uji t untuk mengetahui kemampuan awal siswa di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
3.9.1 Analisis Data Awal/Uji Prasyarat Analisis
Penelitian ini menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Analisis data awal dan data akhir menggunakan uji normalitas dengan
uji kologorov-sminormov dan uji Shapiro wilk sedangkan untuk uji homoginitas
menggunakan Teknik Descriptive dengan SPSS.
3.9.1.1 Uji Normalitas Data Pra Penelitian
Uji normalitas dilakukak agar mengetahui normal atau tidaknya suatu data
yang akan dianalisis. Uji normalitas di gunakan untuk menentukan statistik yang
akan digunakan untuk mengolah data untuk menentukan apakah akan mengunakan
statistik non parametrik atau statistik parametrik. Data yang dimaksud adalah nilai
UTS muatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan uji
Liliefors dengan kologorov Smirnov pada SPSS 25.
Hipotesis yang akan diuji yaitu sebagai berikut:
1. 𝐻0 : data berdistribusi normal
𝐻𝑎 : data tidak berdistribusi normal
2. Taraf signifikasi yaitu α = 0,05
3. 𝐻0 diterima apabila nilai sig. > α = 0,05 dan 𝐻0 ditolak apabila nilai sig. <
α = 0,05
Rumus uji Lielifors sebagai berikut:
𝐿0 = |𝐹(𝑧𝑖) − 𝑆(𝑧𝑖) |

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan L0 dengan nilai


kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Liliefors untuk taraf nyata α
yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bawah populasi berdistribusi
normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam
hal lainnya, hipotesis nol diterima (Sudjana, 2005: 466).

3.9.1.2 Uji Homogenitas


Homogenitas data yaitu data yang memiliki variasi atau keragaman nilai yang
sama secara statistik (Lestari dan Yudhanegara, 2017: 248). Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data dari sampel yang dianalisis
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS.
3.9.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata
Sebelum eksperimen dilakukan, terlebih dahulu peneliti harus memastikan
bahwa kemampuan antara kelas eksperimen dan kontrol sama. Untuk memastikan
adanya kesamaan kemampuan antara kelas ekperimen dan kontrol dilakukan uji
kesetaraan antar kelas dengan uji kesamaan rata-rata. Hasil uji ini digunakan
sebagai dasar untuk menentukan setara atau tidaknya kelas eksperimen dan kontrol
sebelum diberikan perlakuan. Apabila rata-rata nilai kedua kelompok tersebut
berbeda berarti kemampuan dari kedua kelompok tersebut berbeda. Dengan
demikian, penelitian tidak dapat dilakukan.
Peneliti menggunakan uji independent sample t-test pada program SPSS versi
25 untuk menguji kesamaan rata-rata. Pengambilan keputusan pengujian yaitu jika
thitung< ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, dan jika thitung ≥ ttabel
atau nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Hipotesis yang diajukan oleh
peneliti yaitu Ho: tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai pretest antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan Ha: terdapat perbedaan rata-rata nilai
pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.9.2 Analisis Data Akhir


Analisis data akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang sudah
dirumuskan dan mengetahui apakah ada peningkatan hasil pretest dan posttest.
Nilai hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan
sebagai analisis data.

3.9.2.1 Uji Normalitas Data Akhir


Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
di analisis. Data akhir yang akan diuji dalam penelitian ini adalah data nilai postest
siswa dan angket minat akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji
normalitas data dilakukan dengan Uji Liliefors dengan Kolmogrov Sminorv SPSS
versi 22. Pengambilan keputusan uji dan penarikan simpulan diambil pada taraf
signifikan 5% (𝛼=0,05). Normalitas terpenuhi jika Lhitung< Ltabel atau jika nilai
Sig.>𝛼=0,05 maka data berdistribusi normal (Sundayana, 2018: 88).
3.9.2.2 Uji Homogenitas Data Akhir
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua
kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan
homogen. Uji homogenitas dilakukan jika data berdistribusi normal, jika data
berdistribusi tidak normal, maka tidak perlu dilakukan uji homogenitas. Dalam
penelitian ini uji homogenitas data akhir digunakan untuk mengetahui apakah nilai
postest dan angket akhir berasal dari kelompok yang homogen atau tidak.
Uji Homogenitas dihitung menggunakan descriptive statistic dengan SPSS
versi 25. Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Kriteria
pengujian homogenitas yaitu jika signifikansi < 0,05 , maka varian kelompok data
tidak sama atau tidak homogen. Sebaliknya, jika signifikansi > 0,05, maka varian
kelompok data adalah sama atau homogen.

3.9.3 Uji Hipotesis


3.9.3.1 Uji Independent Sample Bebas (T-Test)
Uji hipotesis membandingkan variabel terikat di semua kelompok yang
dibandingkan dilakukan untuk menguji perbandingan hasil belajar siswa dari kelas
eksperimen dan kontrol yang telah diberi perlakuan yang berbeda. Untuk data yang
berdistribusi normal, pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
statistik parametris yaitu dengan uji Independent Sample Bebas (T-Test).
Independent sample t-test jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka berarti
ujit sampel tidak berhubungan tau tidak berpasangan (sampel bebas). Maknanya
adalah tidak ada hubungan atau keterkaitan antara dua sampel yang akan di analisis
menggunakan uji independent sample -test ini. Dengan demikian maka kita dapat
merumuskan sebuah definisi umum bahwa uji independent sample t-test merupakan
analisis statistik yang bertujuan untuk membandingkan dua sampel yang tidak
saling berpasangan. Perhitungan uji perbedaan rata-rata data akhir kedua kelas
menggunakan independent sample t-test dengan bantuan program SPSS 25.
Hipotesis yang akan diujikan yaitu 𝐻0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai
antara postest kelas eksperimen dan postest kelas kontrol, sedangkan 𝐻0 : terdapat
perbedaan rata-rata nilai antara postest kelas eksperimen dan postest kelas kontrol.
Pengambilan keputusan uji independent sample t-test yaitu jika t hitung < t tabel
atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima, dan jika t hitung ≥ t tabel atau nilai
signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno, 2012:84-93).

3.9.3.2 Uji N-Gain


Keefektifan strategi edutainment dapat diketahui melalui uji N-gain. Uji N-
gain digunakan untuk mencari ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa
sebelum dan sesudah di berikan treatment. Rumus N-Gain yaitu sebagai berikut:

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡

Berdasarkan rumus tersebut, maka nilai N-gain akan berkisar antara 0 dan 1,
siswa yang mendapatkan skor yang sama pada saat pretest dan posttest akan
mendapatkan nilai N-gain 0, sedangkan siswa yang mendapatkan skor 0 pada saat
pretest dan mencapai Skor Maksimum Ideal (SMI) pada saat posttest akan
mendapatkan nilai N-gain sebesar 1. Tinggi atau rendahnya nilai N-gain ditentukan
berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 3. 11 Kriteria Nilai N-Gain Score

Nilai N-Gain Kriteria


N-gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N-gain < 0,70 Sedang
N-gain ≤ 0,30 Rendah
(Lestari dan Yudhanegara, 2017: 235)

Anda mungkin juga menyukai