Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tebo, tepatnya di SMP Negeri 16

Tebo. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 17 Maret - 17 April 2022.

Penelitian ini dimulai dari pengajuan dan bimbingan judul pada bulan Oktober

hingga November 2021, kemudian melakukan observasi data awal dan

penyusunan proposal pada bulan November 2021, selanjutnya seminar proposal

pada bulan Desember 2021. Setelah seminar proposal lanjut melakukan revisi dan

bimbingan validasi instrumen penelitian pada bulan Januari sampai Februari 2022.

Kemudian pengolahan data di bulan April sampai bulan Mei 2022 dan ujian

skripsi pada bulan Juni 2022.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dapat dipahami

sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivistik yang digunakan

untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu. Jenis penelitian ini adalah

penelitian eksperimen yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

sesuatu yang dikenakan pada subjek, dengan membandingkan satu atau lebih

kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok

pembanding yang tidak mendapat perlakuan. Hamid Darmadi (2011:175)

mengemukakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode sistematik guna

membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect-

relationship). Sedangkan menurut Sugiyono (2018:110), penelitian eksperimen


dapat dipahami sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.

Desain eksperimental penelitian ini menggunakan True Eksperiment.

Menurut Sugiyono (2018:116), True Eksperiment adalah eksperimen yang betul-

betul, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalanya eksperimen. Ciri utama dalam penelitian True Eksperiment

ini bahwa sampel yang digunakan untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol

diambil secara random dari populasi tertentu. Menurut Sugiyono (2018: 116118),

dalam True Experimental ada dua jenis True Experimental Design, yaitu: Pretest-

Posttest Control Group Design dan Posttest Only Control Design. Kelompok

control Pretest-Posttest dalam desain ini memiliki dua kelompok, kemudian

diberikan pre-test untuk mengetahui keadaan awal, apakah ada perbedaan antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan Posttest-Only Control

Design pada desain ini memiliki dua kelompok, yang pertama yaitu kelompok

eksperimen yang mendapat perlakuan dan yang kedua yaitu kelompok kontrol

yang tidak mendapat perlakuan kemudian diberikan post-test untuk mengetahui

keadaan akhir. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan Posttest Control

Group Design.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh

adanya perlakuan (treatment) adalah (O 1 :O2). Jika terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, maka perlakuan yang

diberikan berpengaruh secara signifikan. Perlakuan yang peneliti maksudkan

adalah model pembelajaran project citizen. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui pengaruh model pembelajaran project citizen terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa.

Rancangan penelitian ini yang digunakan adalah Posttest Control Group

Design dengan rancangan berikut :

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Postest Only Control Design

No Kelompok Perlakuan Post-test

1. Eksperimen
X O1

2. Kontrol _ O2

Keterangan:

O1 = Posttest yang dilakasanakan kelompok eksperimen

X = Perlakuan dengan penerapan model project citizen

O2 = Posttest yang dilaksanakan kelompok kontrol

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu objek yang terdiri atas nilai atau

sifat dari orang, organisasi atau kegiatan yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari, diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:57).

Setiap variabel dalam penelitian tentunya memiliki variasi yang berbeda-beda,

sehingga akan ditemukan satu atau lebih variabel dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua

yaitu: variabel independen (bebas), dan variabel dependen (terikat).


3.3.1 Variabel independen.

Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen (Sugiyono,

2018:57). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Model Project

Citizen (X).

3.3.2 Variabel dependen.

Variabel dependen sering disebut juga variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018:57). Variabel dependent

dalam penelitian ini adalah Kemampuan Berpikir Kritis (Y).

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80), pengertian populasi adalah suatu bidang

generalisasi yang terdiri dari objek/subyek dengan kualitas dan karakteristik

tertentu yang diidentifikasi oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Berdasarkan teori diatas yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Tebo yang terdiri dari 3 (tiga) kelas

dan terdapat 3 (tiga) yaitu VIII A, VIII B, dan VIII C, yang dapat dilihat pada

tabel berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa

1. VIII A 30 Siswa

2. VIII B 30 Siswa

3. VIII C 30 Siswa

Jumlah Keseluruhan 90 Siswa


Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 16 Tebo

3.4.2 Sampel

Menurut Margono (2010:121) sampel adalah bagian dari suatu populasi,

yang diperoleh dengan cara-cara tertentu. Menurut Sugiyono (2017: 81), sampel

adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik suatu populasi. Karena

populasi untuk penelitian ini kurang dari 100, sampel mencakup semua anggota

populasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arikunto (2012:10) jika jumlah

populasi kurang dari 100, maka seluruh jumlah sampelnya diambil secara

keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, satu kelas

sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas yang lain sebagai kelompok kontrol.

Untuk menentukan dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) tersebut

peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah tata cara yang digunakan untuk

menggambil sampel dalam satu populasi. Teknik pengambilan sampel juga

diartikan sebagai suatu cara penentuan jumlah sampel berdasarkan ukuran sampel

yang digunakan sebagai sumber informasi faktual, dengan memperhatikan

karakteristik dan sebaran populasi untuk memperoleh sampel yang representatif.


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiono (2017:85), sampel dipilih atas dasar pertimbangan

tertentu, sedangkan pertimbangan itu dibuat sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh

sebab itu dipilihlah sampel dalam penelitian ini 2 kelas dan kelas tersebut dipilih

menjadi perwakilan populasi dikarenakan nilai rata-rata ujian tengah semester

tidak jauh berbeda, hasil persentase kemampuan berpikir kritisnya tidak jauh

beda, jumlah siswa yang sama dan guru yang mengajar sama. Adapun tabel rata-

rata dan hasil persentase kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP Negeri

16 Tebo sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis

No Kelas Hasil Kemampuan Berpikir Kritis


rata-rata Persentase (%)
1 VIII A 40,4 34
2 VIII B 38,8 32
3 VIII C 39,8 33

Sebelum dipilih kelas tersebut diuji terlebih dahulu homogenitasnya

dengan bantuan software SPSS versi 21 for windows, maka didapat nilai uji

homogenitas antara kelas VIIIA-VIIIB nilai signifikansi 0,020 > 0,05 maka

distribusi data homogen, nilai uji homogenitas antara kelas VIIIB-VIIIC nilai

signifikansi 0,141 > 0,05 maka distribusi data homogen, dan nilai uji homogenitas

antara kelas VIIIA-VIIIC nilai signifikansi 0,439 > 0,05 maka distribusi data

homogen jadi dapat disimpulkan semua sampel mempunyai varians yang

homogen, dalam penentuan kelas yang menjadi kelompok eksperimen dan kontrol

dilakukanlah pengundian, agar tidak terjadi keberpihakan peneliti kepada satu

kelas dan terpilih kelas VIIIA menjadi kelompok eksperimen dan VIIIC

kelompok kontrol.
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling dasar dalam sebuah

penelitian, karena salah satu indikator terpenting dalam penelitian adalah data

penelitian. Untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan metode tes. Tes

berupa pertanyaan berupa uraian dan alat lain untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelektual, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok (Suharsimi, Arikunto, 2012: 127). Peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data berupa tes untuk melihat nilai yang dihasilkan pada posttest

yang nantinya akan menjadi perbandingan pengaruh apa yang ditimbulkan dari

menerapkan model project citizen terhadap kemampuan berpikir kritis siswa,

maka tes yang digunakan adalah bentuk tes prestasi, yaitu tes yang digunakan

untuk mengevaluasi prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi

diberikan setelah yang bersangkutan mempelajari hal-hal yang sesuai dengan apa

yang akan diujikan (Suharsimi Arikunto, 2012: 128).

3.7 Teknik Validasi Instrumen

Menurut Sugiono (2016:133) instru men penelitia n digun akan unt uk


i i i i

meng ukur ni lai varia bel yang dit eliti. Deng an demi kian jumlah instrument
i i i i i i

penelitian ak an tergan tung pa da juml ah varia bel yan g dite liti. Jadi, instrument
i i i i i i i

penel itian adal ah sutau alat yang digu nakan meng ukur fenome na al am m aupun
i i i i i i i

sosi al ya ng dia mati. Ins trumen atau al at evaluasi belajar y ang diguna kan dala m
i i i i i i i i

penelit ian ini ad alah kemampuan be rpikir k ritis sis wa berupa t es akhir (posttest).
i i i i i i

Soal (posttest) pada umumnya berbentuk (uraian). Instrumen tes yang akan

digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan ranah kognitif taksonomi


Anderson & Krathwohl (Taksonomi Bloom Revisi) yaitu C1-C6 (Mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). Penilaian

soal berpikir kritis sesuai dengan 5 (Lima) Indikator berpikir kritis. Adapun

penilaian soal berpi kir kriti s yaitu seba gai be rikut:


i i i i

Tabel 3.4 Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Skor Predikat

81 – 100 Sangat Kritis

61 – 80 Kritis

41 – 60 Cukup Kritis

21 – 40 Kurang Kritis

< 20 Tidak Kritis

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan

materi ajar dengan tujuan untuk melihat apakah soal valid dengan kisis-kisi yang

kita buat (Sugiono,2016:173). Validitas ini memungkinkan kita untuk mengetahui

pertanyaan mana yang layak untuk diuji bagi siswa sesuai dengan materi ajar

(Jakni, 2016:169-167). Dalam hal mengukur validitas item soal, rumus korelasi

produc moment pearson.

Untuk mengetahui apakah tes yang digunakan valid atau tidak valid. Maka

rxy yang telah diperoleh r hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan bantuan

Software SPSS versi 21.0 for window, taraf signifikan 5% atau α = 0,05 atau taraf

kepercayaan 95%. Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai

berikut:

 Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > rtabel.
 Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika r hitung < rtabel.

Kriteria interprestasi koefisien korelasi validasi soal:

0,80 < rxy ≤ 1,00: Validitas sangat tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80: Validitas tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60: Validitas cukup tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,20: Validitas rendah (soal bisa diperbaiki)

rxy ≤ 0,20: Validitas sangat rendah (soal bisa diganti)

Hasil uji validitas tes yang digunakan peneliti menunjukan bahwa

koofesien korelasi soal tes berada pada kriteria 0,40 < r xy ≤ 0,60 yang artinya

validitas cukup tinggi.

Tabel 3.5 Uji Validitas Soal


Correlations

Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Jumlah_


Skor
**
Pearson Correlation 1 .180 .304 .028 -.087 .476

Soal_1 Sig. (2-tailed) .343 .103 .882 .647 .008

N 30 30 30 30 30 30
**
Pearson Correlation .180 1 .046 .160 .192 .572
Soal_2 Sig. (2-tailed) .343 .808 .398 .310 .001
N 30 30 30 30 30 30
**
Pearson Correlation .304 .046 1 .161 -.090 .552
Soal_3 Sig. (2-tailed) .103 .808 .395 .635 .002
N 30 30 30 30 30 30
* **
Pearson Correlation .028 .160 .161 1 .386 .636
Soal_4 Sig. (2-tailed) .882 .398 .395 .035 .000
N 30 30 30 30 30 30
* **
Pearson Correlation -.087 .192 -.090 .386 1 .508
Soal_5 Sig. (2-tailed) .647 .310 .635 .035 .004
N 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
Pearson Correlation .476 .572 .552 .636 .508 1
Jumlah_S
Sig. (2-tailed) .008 .001 .002 .000 .004
kor
N 30 30 30 30 30 30
Sumber : Olah data melalui software SPSS versi 21 for windows
3.7.2 Reliabilitas Tes

Realibilitas tes mengacu pada pengertian suatu isntrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data karena instrument tersebut

reliable, sehingga akan menghasilkan data yang dapat di percaya. Jika data itu

benar, berapa kali pun diambil, itu tidak akan berubah. Untuk mengukur reabilitas

soal uraian menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2013:122). Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha dengan bantuan

Software SPSS versi 21.0 for windows.

Kriteria pengukuran reliabilitas tes:

0,80 < rxy ≤ 1,00: Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80: Reliabilitas tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60: Reliabilitas sedang

0,40 < rxy ≤ 0,20: Reliabilitas rendah

rxy ≤ 0,20: Reliabilitas sangat rendah

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Soal


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.419 5
Sumber : Olah data melalui software SPSS versi 21 for windows

Hasil uji reliabilutas soal tes yang digunakan peneliti menunjukan kriteria

0,40 < rxy ≤ 0,60 yang artinya reliabel (Reliabilitas sedang).

3.7.3 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Arifin (2014:134) Kesukaran soal adalah peluang untuk

menjawab pertanyaan dengan benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu.

Indeks ini biasanya dinyatakan dalam skala 0,00 hingga 1,00. Semakin besar
indeks kesukaranya, maka semakin mudah soalnya. Untuk menghitung tingkat

kesulitan soal bentuk uraian atau esai, dapat mengikuti langkah-langkah di bawah

ini:

1. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:

2. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus:

3. Membandingkan tingkat kesukaran (Jakni, 2016:168) dengan kriteria berikut:

0,00 – 0,30 = sukar

0,31 – 0,70 = sedang

0,71 – 1,00 = mudah

Tabel 3.7 Uji Kesukaran Soal


Statistics
Soal_1 Soal_ Soal_3 Soal_4 Soal_5
2
Valid 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean .55 .42 .55 .39 .39

Sumber : Olah data melalui software SPSS versi 21 for windows

Berdasarkan perhitungan hasil analisis tingkat kesukaran soal dalam

rangka validitas (5 pokok uji) untuk keseluruhan soal. Maka dapat disimpulkan

kriteria kesukaran seluruh soal no “sedang” berada pada tingkat 0,31-0,70.

3.7.4 Daya Beda Soal

Menurut Arifin (2014:133) Daya pembeda soal merupakan kemampuan

suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai.

Cara menghitung daya pembeda dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.

b) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil.

c) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik

banyak (diatas 30) dapat ditetapkan 27%.

d) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus:

Keterangan:

DP = daya pembeda

X KA = rata-rata kelompok atas

X KB = rata-rata kelompok bawah

e) Membandingkan daya pembeda dengan kriteria seperti berikut:

0,40 ke atas = sangat baik

0,30-0,39 = baik

0,20-0,29 = cukup

00,19 ke bawah = kurang baik (perlu diperbaiki)

Tabel 3.8 Uji Daya Beda Soal


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
Soal_1 20.33 28.782 .345 .691
Soal_2 20.97 26.930 .426 .670
Soal_3 20.30 26.631 .381 .677
Soal_4 21.10 26.300 .508 .653
Soal_5 21.10 27.817 .355 .685
Jumlah_Skor 11.53 8.189 1.000 .419
Sumber : Olah data melalui software SPSS versi 21 for windows
Berdasarkan perhitungan hasil analisis tingkat kesukaran soal dalam

rangka validitas (5 pokok uji) untuk keseluruhan soal, soal nomor 1 yaitu 0,34.

Dengan membandingkan taraf interprestasi 0,30-0,39 = baik, maka daya pembeda

soal nomor 1 dapat digolongkan baik. Setelah dilakukan perhitungan dengan cara

yang sama untuk masing-masing soal tes yang diperoleh dari 5 soal uraian yang di

uji cobakan ternyata 3 butir soal (soal no.1, no.3, dan no.5) kriteria “Baik” dan 2

butir soal (soal no.2 dan no.4) kriteria “Sangat Baik”.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah nilai tes akhir siswa kelompok eksperimen dan

kontrol. Setelah data diperoleh, analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis

dengan membandingkan nilai rata-rata siswa pada kelompok eksperimen. Metode

statistik yang digunakan adalah uji kesamaan rata-rata uji-t, Ghozali (2018: 88)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial. Menurut Sugiyono

(2018:223) Uji t merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yaitu

yang menanyakan pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sebelum melakukan

analisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data adalah pengujian yang dilakukan sebagai prasyarat

analisis data. Pengecekan normalitas data dilakukan sebelum pengolahan data

berdasarkan metode penelitian yang diusulkan. Tujuan dari pengujian normalitas

data adalah untuk mendistribusikan data yang layak dan baik untuk digunakan

dalam penelitian dan data yang tidak dapat digunakan dalam penelitian. Uji
normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan uji Lilifors

Ini dikarenakan sampel pada penelitian ini adalah sampel keci( n<30).

Pengujian normalitas dilakukan dengan dengan bantuan Software SPSS

versi 21.0 for window menggunakan rumus Lilifors dengan taraf signifikansi 5%.

kriteria pertimbangan pengambilan keputusan untuk mengetahui suatu data

berdistribusi normal atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas sebagai berikut:

 Nilai signifikan (2-tailed) atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi data

adalah tidak normal.

 Nilai signifikan (2-tailed) atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi data

adalah normal.

Berdasarkan perhitungannya, maka diperoleh nilai memiliki sign 0,200 >

0,05 data berdistribusi normal. Berdasarkan dasar pengambilan keputusan data di

atas, maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kelompok sampel

mempunyai varian yang homogen (sama) atau tidak (Ridwan 2013:184).

Pengujian homogenitas ini dilakukan dengan dengan bantuan Software SPSS versi

21.0 for windows. Dengan dasar pengambilan keputusan jika nilai Sig. (2-tailed)

Based on Mean > 0,05 maka varians data adalah homogen dan sebaliknya jika

nilai Sig. (2-tailed) Based on Mean < 0,05 maka varians data adalah tidak

homogen.
Berdasarkan perhitungannya, maka diperoleh nilai homogen pada tabel

sign, jika nilai siginifikansi > 0,05 maka data bisa dikatakan homogen.

menunjukkan signifikan pada 0,019 > 0,05 sehingga data homogen.

3.8.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh penerapan model pembelajaran project citizen terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa yang menggunakan uji-t yang dikemukakan oleh Sudjana

(2005:239) yaitu sebagai berikut:

Dengan penjabaran S2 sebagai berikut:

( ) ( )

Keterangan:

t = Signifikasi perbedaan dua mean sampel

X1 = Rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen

X2 = Rata-rata hasil kemampuan berpikir kritis kelas kontrol

S = Standar deviasi

S2 = Varian

n1 = Jumlah sampel kelas kontrol

n2 = Jumlah sampel kelas eksperimen

Uji hipotesis Uji-t dilakukan dengan dengan bantuan Software SPSS versi

21.0 for window. Dasar pengambilan keputusan yaitu:

 Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

 Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H o diterima Ha ditolak


Jadi dapat disimpulkan jika:

1) Nilai signifikansi ≤ 0,05 = Terdapat pengaruh penerapan model Project

Citizen terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran PPKn

kelas VIII SMP Negeri 16 Tebo.

2) Nilai signifikansi ≥ 0,05 = Tidak terdapat pengaruh penerapan model Project

Citizen terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran VIII

SMP Negeri 16 Tebo.

Berdasarkan perhitungannya, maka diperoleh nilai thitung > ttabel (6.256 >

2.001) dan diperoleh nilai sign (2-tailed) pada kemampuan berpikir kritis siswa

adalah 0,00 artinya lebih besar dari signifikansi 0,05 yaitu (0,00 < 0,05), maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh

penerapan model project citizen terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada

mata pelajaran PPKn kelas VIII SMP Negeri 16 Tahun Pelajaran 2021/2022”.

Anda mungkin juga menyukai