METODE PENELITIAN
pembelajaran Interaktif Pivot off line terhadap minat belajar fisika siswa pada
Sesuai dengan jenis penelitian ini maka peneliti menggunakan dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan dilaksanakan
Pivot off line dan kelas kontrol dilaksanakan dengan model pembelajaran
penelitian kualitatif.
identifikasi sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas, dan
28
memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan
penekanannya ditinjau pada proses penelitian dan bukan pada hasil penelitian
yang dilakukan.
penggunaan media software Pivot Animator terhadap minat belajar fisika siswa
29
01 × 02
diberi test awal atau pre-test (01) untuk mengukur kondisi awal dan test akhir atau
post-test (02) setelah perlakua untuk mengukur kondisi akhir kedua sampel. Untuk
Keterangan:
01 = Test awal
02 = Test akhir
Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
perlakuan media pembelajaran klasikal seperti papan tulis dan buku paket.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Pinangsori.
30
Tabel 3.3 Tabel Populasi Penelitian
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2007:61). Karena jumlah populasi cukup besar dan homogen
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
Sesuai dengan masalah yang diteliti dan media penelitian yang digunakan,
maka diambil dua kelas sebagai kelas sampel. Satu kelas sebagai kelas
dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol dengan penggunaan media pembelajaran
peneliti sendiri. Secara garis besar, sintak-sintak pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
31
a. Menyusun jadwal penelitian;
2. Tahap Pelaksanaan
Pivot Animator.
5. Klik start;
3. Tahap Akhir
32
penelitian. Tes hasil belajar berupa tes subjektif yang diberikan di akhir
pembelajaran.
pengumpulan data yang benar menjadi acuan valid tidaknya data yang diambil.
b. Tes: digunakan untuk uji pemahaman fisika siswa disusun dalam bentuk
1. Lembar Tes
hasil suatu proses. Sebelum tes dilaksanakan, perlu dilakukan uji validitas tes,
33
Lebih jelasnya spesifikasi materi dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.
Sebelum tes digunakan terlebih dahulu digunakan uji coba yang bertujuan
a. Validitas Tes
34
pertanyaan/pernyataan ini umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu
N ( Σ XY )−( ΣX )(ΣY )
r hitung =
√ {N (ΣX 2 )−(ΣX )2 }{ N ( ΣY 2 )−( ΣY )2}
Keterangan:
N = Jumlah sampel
X = Skor butir soal
Y = Skor total butir soal
rxy = Koefisien validitas tes
a. Jika rhitung ≥ rtabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrument atau
(dinyatakan valid).
b. Jika rhitung ¿ rtabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrument atau
35
r xy ≤0,00 : Validitas Tidak Valid
Berdasarkan kriteria uji validitas di atas soal dikatakan valid apabila r hitung
≥ rtabel, untuk soal no.1 dengan rhitung = 0,95 dan rtabel = 0,361 maka soal no. 1
dikatakan valid karena rhitung = 0,95 ≥ rtabel = 0,361. Untuk mengetahui valid
tidaknya soal-soal selanjutnya dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.5 dibawah ini.
b. Reliabilitas Tes
kepercayaan suatu tes. Suatu tes dikatakan dipercaya jika memberikan hasil yang
tetap meskipun diteskan berkali-kali. Ketelitian ini berlaku untuk setiap orang
36
ΣS 2
r 11 =
(n )
(
( n−1 )
1− i
S2
t
)
Dengan varians total:
( ΣX )2
ΣX 2−
N
S 2=
N
Keterangan:
Kriteria reliabilitas
0 ,80<r<1 , 00 : Sangat Tinggi
0, 60<r<0 , 80 : Tinggi
0 , 40<r<0 ,60 : Cukup
0 ,20<r<0 ,40 : Rendah
0 , 00<r<0 , 20 : Sangat Rendah
Product Moment dengan α = 0,05. Jika rhitung ¿ rtabel maka soal tersebut dikatakan
reliabel.
37
Untuk menguji soal koefisien reliabilitas soal menggunakan program
anates, dengan membandingkan r11 ke rtabel dengan n = 30, pada interval 95%
terdapat rtabel = 0,361. Karena rhitung = 0,98 > rtabel = 0,361 maka tes reliabel.
adalah kemampuan sesuatu soal yang dapat membedakan antara peserta didik
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang pandai
BA BB
D= − =P A−P B
JA JB
Keterangan:
D : Daya pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Proporsi jumlah kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
Berdasarkan kriteria uji daya beda tes di atas soal dikatakan baik apabila ≤
0,41, untuk soal no.1 dengan Pa = 4,2 dan Pb = 1,6 maka soal no. 1 dikatakan baik
38
karena daya beda ≥ 0,41 atau 2,6 ≥ 0,41. Untuk mengetahui baik tidaknya soal-
d. Taraf Kesukaran
Keseimbangan yang dimaksud adalah soal yang termasuk mudah, sedang, dan
sukar.
digunakan adalah:
B
P=
Js
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes
39
Klasifikasi Taraf Kesukaran
0,00 – 0,30 : Tergolong Sukar
0,31 – 0,70 : Tergolong Sedang
0,71 – 1,00 : Tergolong Mudah
apabila ≥ 50%, untuk soal no.1 dengan tingakat kesukaran 61,2% maka soal no. 1
2. Lembar Angket
peneliti dengan guru fisika di kelas tersebut. Adapun perannya adalah mengamati
sejauh mana indikator minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika dapat
terlaksana dengan berpedoman pada angket minat belajar yang telah disediakan
40
Lebih jelasnya spesifikasi lembar angket minat belajar fisika siswa dapat
dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8 Spesifikasi Lembar Angket Minat Belajar Siswa
Indikator Minat Belajar
No. Kategori/Ranah Jumlah
Siswa
1. Perasaan Senang 1, 2, 3, 4, 5, 6. 6
2. Keterlibatan Siswa 7, 8, 9, 10. 4
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
3. Ketertarikan 11
18, 19, 20, 21.
4. Perhatian Siswa 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28. 7
Jumlah 28
akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang
kita susun. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Naspan, 2016:55), analisis butir
soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik,
tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui
informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau belum memahami
yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan
dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Wiratna Sujarweni,
2015:52). Pengujian normal tidaknya suatu data tersebut digunakan uji Lilieford
41
Data X1, X2, X3,…Xn dijadikan bilangan-bilangan baku Z1, Z2, Z3,…Zn.
X i− X̄
Zi=
S
Dimana:
Xi = Batas Kelas
X̄ = Rata-rata
S = Standar Deviasi
Untuk tiap angka baku dihitung peluangnya dengan F(Zi) – P(Z ≤ Zi)
terima hipotesis jika harga L0 ¿ nilai kritik ¿ untuk Lilliefors dengan taraf
pada kedua kelompok. Semakin kecil varian maka semakin homogen data dalam
kelompok tersebut.
mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.
42
Jika dalam pengujian normalitas dan yang berdistribusi normal, selanjutnya
H 0 : σ 2 =σ
1 22
H a : σ 2 ≠σ 2
1 2
berikut:
Variansterbesar
F=
Varians terkecil
S
12
F=
S
22
Keterangan:
maka kedua kelas data mempunyai varians yang homogen dan sebaliknya.
ke dalam hipotesis statistik dilakukan dengan uji –t, dengan menggunakan rumus:
x̄ 1 − x̄ 2
t=
1 1
s
√ +
n1 n2
Dengan
43
Keterangan:
H0 : μ1 = μ
Ha : μ1 ≠ μ
44
H0 diterima jika -t1-1/2α ¿ t ¿ t1-1/2α, dengan derajat kebebasan untuk daftar
1
distribusi dk = (n1 + n – 2) dan peluang (1 - α ), dan untuk harga t lainnya
2
H0 ditolak.
45