Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode eksperimen.

Menurut Sudaryono, dkk (2013:11), metode eksperimen merupakan metode yang

benar-benar dapat menguji hipotesis mengenai hubungan sebab akibat. Peneliti

sengaja membangkitkan suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana

akibatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media

pembelajaran Interaktif Pivot off line terhadap minat belajar fisika siswa pada

materi Hubungan Usaha (Kerja) dan Energi Kinetik.

Sesuai dengan jenis penelitian ini maka peneliti menggunakan dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan dilaksanakan

proses belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran Interaktif

Pivot off line dan kelas kontrol dilaksanakan dengan model pembelajaran

langsung tanpa menggunakan media pembelajaran.

3.2 Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pendekatan yang mendasarinya, secara garis besar dapat

dibedakan menjadi dua macam penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan

penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah

(Scientific Inquiry) yang didasari oleh filsafat positivime logika (Logical

Positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika,

kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi. Fokus penelitian kuantitatif di

identifikasi sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas, dan

28
memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan

dalam angka-angka. Sedangkan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang

penekanannya ditinjau pada proses penelitian dan bukan pada hasil penelitian

yang dilakukan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dimana peneliti akan bekerja dengan angka-angka sebagai perwujudan

gejala yang diamati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media software Pivot Animator terhadap minat belajar fisika siswa

pada materi Hubungan Usaha (Kerja) dan Energi Kinetik.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pinangsori yang

berlokasi di Jl Sisingamangaraja Kec. Pinangsori Kab. Tapanuli Tengah.

Pelaksanaannya dilaksanakan selama dua bulan pada semester genap di kelas X

MIA tahun ajaran 2017/2018.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Bulan
No
Kegiatan Februari Maret April
.
4 5 1 2 3 4 5 1
1. Persiapan
2. Perencanaan Kelas Eksperiman
3. Perencanaan Kelas Kontrol
4. Pertemuan Kelas Eksperimen
5. Pertemuan Kelas Kontrol
6. Pengumpulan Data

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test dengan satu

perlakuan. Arikunto (dalam Rusdah, 2015:49) menjelaskan bahwa secara umum

model ini dapat diskemakan seperti berikut:

29
01 × 02

Desain penelitian ini sebelum mulai perlakuan kedua kelompok sampel

diberi test awal atau pre-test (01) untuk mengukur kondisi awal dan test akhir atau

post-test (02) setelah perlakua untuk mengukur kondisi akhir kedua sampel. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Desain Penelitian


Kelas Sampel Pre Test (01) Perlakuan (X) Post Test (02)
Eksperimen 02 X 02
Kontrol 01 - 02

Keterangan:

01 = Test awal

02 = Test akhir

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol pada setiap kali pertemuan di kelas eksperimen diberi perlakuan

penggunaan media software Pivot Animator, sedangkan di kelas kontrol diberikan

perlakuan media pembelajaran klasikal seperti papan tulis dan buku paket.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:61). Populasi

pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Pinangsori.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

30
Tabel 3.3 Tabel Populasi Penelitian

No. Nama Kelas Jumlah Siswa


1. X MIA 1 30 Orang
2. X MIA 2 30 Orang
3. X MIA 3 35 Orang
4. X MIA 4 35 Orang
Jumlah 130 Orang

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2007:61). Karena jumlah populasi cukup besar dan homogen

maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple

Random Sampling, pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian

dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Sesuai dengan masalah yang diteliti dan media penelitian yang digunakan,

maka diambil dua kelas sebagai kelas sampel. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen dengan penggunaan media pembelajaran software Pivot Animator

dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol dengan penggunaan media pembelajaran

klasikal seperti papan tulis dan buku paket.

3.6 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dengan baik dan sistematis, tidak

terlepas dari adanya sintak-sintak penelitian yang telah disusun/direncanakan oleh

peneliti sendiri. Secara garis besar, sintak-sintak pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

31
a. Menyusun jadwal penelitian;

b. Mempersiapkan dan mempelajari perangkat pembelajaran;

c. Menetapkan populasi dan sampel;

d. Menetapkan kelas eksperimen (X MIA2) dan kelas kontrol (X MIA1).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning yang memiliki tujuh sintak, dengan bantuan media

pembelajaran berbasis komputer. Software yang digunakan dalam

pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu jenis animasi yaitu

Pivot Animator.

b. Karena penelitian ini berpusat pada media pembelajarannya, maka

pengoperasian Pivot Animator adalah sebagai berikut:

1. Double klik shortcut Pivot yang ada pada tampilan desktop;

2. Klik toolbar File;

3. Klik open animation;

4. Klik toolbar play (Note: animasi telah didesain sebelumnya sesuai

dengan materi yang telah peneliti tetapkan); ataupun

5. Klik start;

6. Cari nama animasi yang telah tersimpan pada kotak pencaharian;

7. Double klik pada gambar animasi tersebut.

3. Tahap Akhir

Peneliti akan mengevaluasi kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas

kontrol). Evaluasi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian dari

32
penelitian. Tes hasil belajar berupa tes subjektif yang diberikan di akhir

pembelajaran.

3.7 Teknik dan Alat Pengumpul Data

3.7.1 Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpul data merupakan suatu teknik yang dilakukan peneliti

dalam mengambil data dilapangan. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data

diantaranya melalui wawancara, angket, dan lembar tes. Pemilihan teknik

pengumpulan data yang benar menjadi acuan valid tidaknya data yang diambil.

Menurut Sudaryono, dkk (2013:38), tes adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar

angket dan lembar tes.

a. Angket: digunakan untuk pengumpulan data dengan memberikan suatu

daftar pertanyaan/pernyataan untuk dijawab oleh para responden.

b. Tes: digunakan untuk uji pemahaman fisika siswa disusun dalam bentuk

essay dengan bobot soal 10 item.

3.7.2 Alat Pengumpul Data

1. Lembar Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi

hasil suatu proses. Sebelum tes dilaksanakan, perlu dilakukan uji validitas tes,

reliabilitas tes, tingkat kesukaran tes, dan daya pembeda.

33
Lebih jelasnya spesifikasi materi dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4 Spesifikasi Materi


Kompetensi Kategori/Ranah Kognitif
Indikator Jumlah
Dasar C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.9 Menganalisis 1. Menjelaskan usaha 1, 7
konsep energi, (kerja) menurut 3,
usaha (kerja), ilmu Fisika. 4,
hubungan
2. Menghitung 6,
usaha (kerja),
dan perubahan besaran-besaran 7,
energi, hukum usaha (kerja) dan 8,
kekekalan energi kinetik. 9.
energi, serta 3. Menerapkan teori 10 1
penerapannya usaha (kerja) dan
dalam energi kinetik
kehidupan dalam kehidupan
sehari-hari. sehari-hari.
4. Menganalisis 2 1
hubungan antara
usaha (kerja)
dengan energi
kinetik.
5. Mengevaluasi 5 1
tentang usaha
(kerja)
Jumlah 7 1 1 1 10

Sebelum tes digunakan terlebih dahulu digunakan uji coba yang bertujuan

untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan, sesuai dengan yang

dikemukakan Suharsimi Arikunto (2010:160) bahwa instrument dapat dikatakan

memenuhi persyaratan sebagai alat pengumpul data adalah apabila sekurang-

kurangnya instrument tersebut valid dan variabel.

Sebagaimana pendapat di atas penulis terlebih dahulu memvalidkan dan

mereliabelkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan/pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar

34
pertanyaan/pernyataan ini umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu

(Wiratna Sujarweni, 2012:192). Uji validitas menggunakan teknik korelasi

Product Moment, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N ( Σ XY )−( ΣX )(ΣY )
r hitung =
√ {N (ΣX 2 )−(ΣX )2 }{ N ( ΣY 2 )−( ΣY )2}
Keterangan:

N = Jumlah sampel
X = Skor butir soal
Y = Skor total butir soal
rxy = Koefisien validitas tes

Pengujian menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan 0,05.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung ≥ rtabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrument atau

item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

b. Jika rhitung ¿ rtabel (uji dua pihak dengan sig. 0,05) maka instrument atau

item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan tidak valid).

Kriteria Validitas Tes:

0,80<r xy≤1,00 : Validitas Sangat Tinggi


0,60<r xy ≤0, 80 : Validitas Tinggi
0 ,40<r xy ≤0 ,60 : Validitas Cukup
0 , 20<r xy≤0, 40 : Validitas Rendah
0,00<r xy ≤0 ,20 : Validitas Sangat Rendah

35
r xy ≤0,00 : Validitas Tidak Valid

Maka diperoleh hasil validitas tes sebagai berikut.

Berdasarkan kriteria uji validitas di atas soal dikatakan valid apabila r hitung

≥ rtabel, untuk soal no.1 dengan rhitung = 0,95 dan rtabel = 0,361 maka soal no. 1

dikatakan valid karena rhitung = 0,95 ≥ rtabel = 0,361. Untuk mengetahui valid

tidaknya soal-soal selanjutnya dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Tes


Nomor Keteranga
rhitung rtabel Kriteria
Soal n
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 0,95 0,361 Valid Sangat Tinggi
2. 0,93 0,361 Valid Sangat Tinggi
3. 0,86 0,361 Valid Sangat Tinggi
4. 0,94 0,361 Valid Sangat Tinggi
5. 0,93 0,361 Valid Sangat Tinggi
6. 0,94 0,361 Valid Sangat Tinggi
7. 0,95 0,361 Valid Sangat Tinggi
8. 0,97 0,361 Valid Sangat Tinggi
9. 0,94 0,361 Valid Sangat Tinggi
10. 0,92 0,361 Valid Sangat Tinggi

(Perhitungan ada pada lampiran 6.1.1)

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah untuk menetapkan taraf ketelitian soal tes, bila

digunakan untuk mengukur seseorang. Reliabilitas berhubungan dengan masalah

kepercayaan suatu tes. Suatu tes dikatakan dipercaya jika memberikan hasil yang

tetap meskipun diteskan berkali-kali. Ketelitian ini berlaku untuk setiap orang

yang diukur dengan alat ukur yang sama.

Menurut Wiratna Sujarweni (2012:186) untuk menentukan reliabilitas tes

digunakan rumus sebagai berikut:

36
ΣS 2
r 11 =
(n )
(
( n−1 )
1− i
S2
t
)
Dengan varians total:

( ΣX )2
ΣX 2−
N
S 2=
N

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas tes


n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
ΣS 2
i = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item
S2
t = Varians total
S2 = Varians
N = Banyaknya subjek pengikut tes

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Naspan 2016:50) untuk menafsirkan

reliabilitas soal diklasifikasikan sebagai berikut:

Kriteria reliabilitas
0 ,80<r<1 , 00 : Sangat Tinggi
0, 60<r<0 , 80 : Tinggi
0 , 40<r<0 ,60 : Cukup
0 ,20<r<0 ,40 : Rendah
0 , 00<r<0 , 20 : Sangat Rendah

Selanjutnya koefisien reliabilitas ini dikonsultasikan dengan rtabel pada

Product Moment dengan α = 0,05. Jika rhitung ¿ rtabel maka soal tersebut dikatakan

reliabel.

37
Untuk menguji soal koefisien reliabilitas soal menggunakan program

anates, dengan membandingkan r11 ke rtabel dengan n = 30, pada interval 95%

terdapat rtabel = 0,361. Karena rhitung = 0,98 > rtabel = 0,361 maka tes reliabel.

c. Daya Beda Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Naspan 2009:51) daya beda soal

adalah kemampuan sesuatu soal yang dapat membedakan antara peserta didik

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Perhitungan indeks daya beda butir soal dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

BA BB
D= − =P A−P B
JA JB

Keterangan:

D : Daya pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Proporsi jumlah kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi Daya Pembeda Tes


0,00 – 0,20 : Jelek
0,21 – 0,40 : Cukup
0,41 – 0,70 : Baik
0,71 – 1,00 : Baik Sekali

Berdasarkan kriteria uji daya beda tes di atas soal dikatakan baik apabila ≤

0,41, untuk soal no.1 dengan Pa = 4,2 dan Pb = 1,6 maka soal no. 1 dikatakan baik

38
karena daya beda ≥ 0,41 atau 2,6 ≥ 0,41. Untuk mengetahui baik tidaknya soal-

soal selanjutnya dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes

Nomor Daya Beda


Pa Pb Keterangan
Soal (Pa – Pb)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 4,2 1,6 2,6 Baik
2. 3,13 0,4 2,73 Baik
3. 4,2 3,13 1,07 Baik
4. 3,73 0,33 3,4 Baik
5. 8,3 2,87 5,47 Baik
6. 9,2 4,73 4,47 Baik
7. 8,2 7 1,2 Baik
8. 6,07 0,33 5,73 Baik
9. 8,47 7 1,47 Baik
10. 4,53 3,07 1,47 Baik

(Perhitungan ada pada lampiran 6.1.3)

d. Taraf Kesukaran

Arikunto (dalam Naspan, 2016:53) asumsi yang digunakan untuk

memperoleh kualitas soal yang baik disamping memenuhi validitas dan

reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.

Keseimbangan yang dimaksud adalah soal yang termasuk mudah, sedang, dan

sukar.

Untuk menentukan taraf kesukaran masing-masing soal maka rumus yang

digunakan adalah:

B
P=
Js

Keterangan:

P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : Jumlah seluruh peserta tes

39
Klasifikasi Taraf Kesukaran
0,00 – 0,30 : Tergolong Sukar
0,31 – 0,70 : Tergolong Sedang
0,71 – 1,00 : Tergolong Mudah

Berdasarkan kriteria taraf kesukaran tes di atas soal dikatakan sukar

apabila ≥ 50%, untuk soal no.1 dengan tingakat kesukaran 61,2% maka soal no. 1

dikatakan sedang karena tingkat kesukarannya ≤ 61,2%. Untuk mengetahui status

soal-soal selanjutnya dapat dilihat berdasarkan Tabel 3.7 dibawah ini.

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Tes


Tingkat
No. Skor Total Status
Kesukaran
Tiap Soal Butir Soal
(%)
(1) (2) (3) (4)
1. 87 61,2 Sedang
2. 53 17,50 Sukar
3. 110 82,50 Mudah
4. 61 19,17 Sukar
5. 168 57,50 Sedang
6. 209 72,50 Mudah
7. 228 80,00 Mudah
8. 96 29,58 Sukar
9. 232 79,38 Mudah
10. 114 78,75 Mudah

(Perhitungan ada pada lampiran 6.1.4)

2. Lembar Angket

Menggunakan angket minat belajar untuk mengetahui sejauh mana minat

belajar siswa terhadap pelajaran fisika. Pengamatan dilakukan oleh seorang

peneliti dengan guru fisika di kelas tersebut. Adapun perannya adalah mengamati

sejauh mana indikator minat belajar siswa terhadap pelajaran fisika dapat

terlaksana dengan berpedoman pada angket minat belajar yang telah disediakan

serta memberikan penilaian berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

40
Lebih jelasnya spesifikasi lembar angket minat belajar fisika siswa dapat
dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8 Spesifikasi Lembar Angket Minat Belajar Siswa
Indikator Minat Belajar
No. Kategori/Ranah Jumlah
Siswa
1. Perasaan Senang 1, 2, 3, 4, 5, 6. 6
2. Keterlibatan Siswa 7, 8, 9, 10. 4
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
3. Ketertarikan 11
18, 19, 20, 21.
4. Perhatian Siswa 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28. 7
Jumlah 28

(Lembar angket dapat dilihat pada lampiran 6.2)


3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Butir Soal
Analisis butir soal merupakan salah satu prosedur yang sistematis yang

akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang

kita susun. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Naspan, 2016:55), analisis butir

soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik,

dan soal yang jelek.

Analisis butir soal juga dapat digunakan untuk membantu meningkatkan

tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui

informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah atau belum memahami

materi yang telah diajarkan.

3.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel

yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan

dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Wiratna Sujarweni,

2015:52). Pengujian normal tidaknya suatu data tersebut digunakan uji Lilieford

dengan langkah sebagai berikut:

41
Data X1, X2, X3,…Xn dijadikan bilangan-bilangan baku Z1, Z2, Z3,…Zn.

Sudjana (dalam Naspan, 2016:56) mengemukakan rumusnya sebagai berikut:

X i− X̄
Zi=
S
Dimana:
Xi = Batas Kelas
X̄ = Rata-rata
S = Standar Deviasi

Untuk tiap angka baku dihitung peluangnya dengan F(Zi) – P(Z ≤ Zi)

dengan menggunakan distribusi normal.

1. Menghitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi) dengan menggunakan daftar


distribusi normal.
2. Selanjutnya menghitung proporsi S (Zi) dengan menggunakan rumus:
Z 1 , Z2 , Z 3 , .. . Z n yangdiambil≤Z i
S (Z i )=
n
3. Menghitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian menetapkan harga mutlaknya.
4. Mengambil L0 yaitu harga paling besar diantara harga mutlak. Kriteria:

terima hipotesis jika harga L0 ¿ nilai kritik ¿ untuk Lilliefors dengan taraf

nyata α = 0,05 dalam hal lain ditolak.

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya varian

pada kedua kelompok. Semakin kecil varian maka semakin homogen data dalam

kelompok. Sebaliknya, semakin besar varian semakin heterogen data dalam

kelompok tersebut.

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel

mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.

42
Jika dalam pengujian normalitas dan yang berdistribusi normal, selanjutnya

dilakukan uji homogenitas yaitu menguji kesamaan varians, dengan hipotesis:

H 0 : σ 2 =σ
1 22
H a : σ 2 ≠σ 2
1 2

Sudjana mengemukakan rumus untuk pengujian kesamaan varians sebagai

berikut:

Variansterbesar
F=
Varians terkecil

S
12
F=
S
22

Keterangan:

F = Varians kelompok data


S12 = Varians kemampuan pemecahan masalah yang tinggi
S22 = Varians kemampuan pemecahan masalah yang rendah

Jika harga sudah didapatkan maka dibandingkan F tersebut (F b) dengan

harga dk pembilang = n1 – 1 dan dk penyebut = n2 – 1. Bila harga Fhitung ¿ Ftabel

maka kedua kelas data mempunyai varians yang homogen dan sebaliknya.

3.8.4 Uji Hipotesis

Menurut Sudjana (dalam Naspan, 2016:58) pengujian hipotesis dijabarkan

ke dalam hipotesis statistik dilakukan dengan uji –t, dengan menggunakan rumus:

x̄ 1 − x̄ 2
t=
1 1
s
√ +
n1 n2

Dengan

( n1 −1)S 2 +(n2 −1)S 2


1 2
S 2=
n1 +n2 −2

43
Keterangan:

x̄ 1 = Rata-rata nilai kelas eksperimen

x̄ 2 = Rata-rata nilai kelas kontrol

n1 = Jumlah sampel kelas eksperimen


n2 = Jumlah sampel kelas kontrol
S1 = Standar deviasi kelas eksperimen
S2 = Standar deviasi kelas kontrol
S2 = Standar deviasi gabungan

Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 : μ1 = μ

Ha : μ1 ≠ μ

1. H0 : “Tidak ada pengaruh media pembelajaran interaktif Pivot off line

terhadap minat belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Pinangsori”.

Ha : “Ada pengaruh media pembelajaran interaktif Pivot off line

terhadap minat belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Pinangsori”.

2. H0 : “Tidak ada pengaruh media pembelajaran interaktif Pivot off line

terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Pinangsori”.

Ha : “Ada pengaruh media pembelajaran interaktif Pivot off line

terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Pinangsori”.

Kriteria pengujian hipotesis dua arah:

44
H0 diterima jika -t1-1/2α ¿ t ¿ t1-1/2α, dengan derajat kebebasan untuk daftar

1
distribusi dk = (n1 + n – 2) dan peluang (1 - α ), dan untuk harga t lainnya
2

H0 ditolak.

45

Anda mungkin juga menyukai