Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam


penelitian kuantitatif berdasarkan rumusan masalah yang akan diteliti serta
membuktikan hipotesis. Menurut peneliti penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang memiliki data hasil penelitian berupa angka-angka. Menurut Sukmadinata
(2010: 53) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari pada filsafat
positivisme yang menekankan pada fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif
menggunakan angka, pengolahan statistik, struktur, dan juga percobaan terkontrol.
Menurut Creswell (2014 : 5) penelitian kuantitatif merupakan salah satu metode
untuk menguji suatu teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel.
Variabel tersebut diukur dengan menggunakan instrumen penelitian senhingga data
yang berbentuk anka-angka tersebut dapat dianalisis sesuai dengan prosedur statistik.
Laporan akhir dari penelitian kuantitatif pada umumnya memiliki struktur yang
cukup ketat dan juga memiliki sifat yang konsisten mulai dari pendahuluan hingga
hasil dan pembahasannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksmerimen atau
eksperimen semu. Sugiyono (2017: 107) mengemukakan bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh dari suatu
perlakuan terhadap sesuatu yang lain dalam kondisi yang terkontrol atau terkendali,
ciri khas yang terda[at da;am metode eksperimen adalah adanya kelompok kontrol,
sebgai bagian dari metode kuantitatif. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Arikunto
(2000: 272) Arikunto mendefinisikan penelitian eksperimen adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya dari suatu perlakuan atau treatment
tertentu pada subjek yang diteliti.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest – Postest


Nonequivalent Control Group Design dengan menggunakan dua kelompok pada
penelitian, yaitu kelompok eksperimen yang didiberi perlakuan khusus dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia dan kelompok kontrol
dengan menggunakan pembelajaran dengan model konvensional melalui pendekatan
saintifik. Dalam proses mengetahui pengetahuan awal dari kedua kelompok, dapat
dilihat pada pre-test yang dilaksanakan sebelum materi struktur dan fungsi sel
disampaikan lalu mengetahui perubahannya, dapat dilihat setelah penelitian
dilakukan kemudian dilaksanakan post.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test


Eksperimen 𝑂1 𝑋1 𝑂2
Kontrol 𝑂3 𝑋2 𝑂4
Keterangan :

O1 = Pre- test ( pada kelas eksperinmen)

O2 = Post-test ( pada kelas eksperimen)

O3 = Pre- test (pada kelas kontrol)

O4 = Post-test (pada kelas kontrol)

X1 = Pembelajaran model kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia

X2 =Pembelajaran tanpa model kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia

(Sugiyono, 2019:120)

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan
kualitatif sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono (2017) data kuantitatif merupakan data yang berupa
simbol-simbol angka. Berdasarkan simbol angka tersebut maka perhitungan secara
kuantitatif dapat dilakukan untuk menghasilkan kesimpulan yang berlaku umum
didalam suatu parameter. Nilai dari data yang ada bisa berubah-ubah atau bersifat
variatif. Proses pengumpulan data kuantitatif ini cenderung lebih mudah dan tidak
membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang
berbentuk kalimat verbal, data ini di peroleh melalui suatu proses yang menggunakan
analisis mendalam, data ini tidak bisa diperoleh secara langsung. Data kualitatif
cenderung membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaan nya karena harus
melakukan wawancara, observasi dan diskusi atau pengamatan untuk memperoleh
data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer
dan sekunder. Menurut Sugiyono (2017) Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari sumbernya asli atau dikumpulkan dari lapangan yang ditemukan oleh
peneliti yang bersangkutan. Data yang diperoleh langsung dari narasumber yang
terpercaya melalui wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data penunjang
dalam penelitian, seperti angket, dokumentasi, literatur, buku, dan jurnal, yang
kemudian dijadikan untuk mendukung hasil penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung semester


ganjil pada tahun Ajaran 2021/2022. Subjek penelitian terdiri dari populasi dan
sampel. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang
lingkup, populasi berhubungan dengan data bukan manusianya. Populasi terdiri atas
subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI MIPA yang
terdiri atas 6 kelas yaitu Kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2, XI, MIPA 3, XI MIPA 4, XI
MIPA 5, dan XI MIPA 6 Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung yang berjumlah 216
peserta didik. Sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas XI MIPA I 36 yang
berjumlah peserta didik dan kelas XI MIPA 3 36 yang berjumlah peserta didik.

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1
sebagai berikut :

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

N Sumber Data Jenis Data Teknik Instrumen


o
Guru dan Siswa Aktivitas guru Observasi Lembar
1 dan siswa Observa
selama si
pembelajaran
Siswa Kemampuan Pre-test dan Lembar Soal
2 Kognitif
Post-test
Siswa (hasil belajar)
3 Siswa Respon siswa Angket Kuisioner

1. Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan digunakan untuk menjawab rumusan
masalah pertama. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis multimedia dan pembelajaran
tanpa TSTS.
Observasi dilakukan melalui lembar observasi yang diisi oleh observer saat
proses pembelajaran berlangsung untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan
dengan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian khususnya mengenai keterlaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia pada materi sistem
pertahanan tubuh manusia.

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Lembarr Observasi

Indikator Pengamatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Kegiatan Pendahuluan 1,2,3,4,5,6,7 1,2,3,4,5,6  1,2,3,4,5

Kegiatan Inti (TSTS) 8,9,10,11,12  7,8,9,10,11, 6,7,8,9,10,

,13,14,15,16, 12,13,14,15, 11,12,13,14,15,

17,18,19 16,17,18 16,17

Kegiatan Penutup 20,21,22,23, 19,20,21 18,19,20

24

2. Soal Tes Kemampuan kognitif

Soal tes kemampuan kognitif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah
nomor dua untuk mengetahui peningkatan dan ada tidaknya pengaruh penggunaan
model pembelajaran TSTS terhadap kemampuan kognitif siswa berdasarkan hasil
belajarnya. Tes ini diberikan sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis multimedia sebanyak 20 soal
pilihan ganda.

Tabel 3.4 Soal kemampuan Kognitif

No Indikator Kemampuan Kognitif Total Soal

1 C2 (Memahami) 4

2 C3 (Menerapkan) 4

3 C4 (Menganalisis) 5

4 C5 (Mengevaluasi) 5

5 C6 (Menyimpulkan) 2

Total Soal 20

3. Angket

Angket respon digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor tiga untuk
mendapatkan informasi mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran
menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis multimedia. Angket ditujukan
kepada siswa yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan untuk
dijawab oleh siswa mengenai keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS
berbasis multimedia pada materi sistem pertahanan tubuh manusia. Angket ini berisi
15 pernyataan.

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Respon Siswa

No Aspek yang Diamati Jumlah Nomor Sifat


Pernyataan Pernyataan Pernyataan

1 Sikap siswa terhadap 4  1,2,3,4  (+),(+),(-),(-)


pembelajaran TSTS
2 Minat siswa terhadap 4  5,6,7,8   (+),(+),(-),(-)
pembelajaran dengan
model TSTS
3 Sikap siswa terhadap 3  9,10,11   (+),(+),(-)
penggunaan padlet dalam
pembelajaran
4 Minat siswa terhadap 3  12,13,14    (+),(+),(-)
penggunaan padlet dalam
pembelajaran s
5 Kemampuan Kognitif 3  15,16,17    (+),(+),(-)
6 Kendala yang dihadapi 3  18,19,20    (-),(-),(-)
siswa

E. Teknik Analisis Data

Berikut ini beberapa teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini :

1. Analisis Butir Soal (Item Analysis)

Soal yang telah disusun oleh peneliti, dilakukan uji coba terlebih dahulu. Hasil
dari uji coba selanjutnya akan dianalisis menggunakan uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, semua proses analisis butir
soal tersebut dilakukan sebelum melakukan penelitian, kemudian hasil analisis
tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan soal yang akan
digunakan.

a. Uji Validitas Butir Soal

Uji validitas digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap
skor total. Arikunto (2012: 90) menyebutkan bahwa sebuah tes dapat
dikategorikan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur.
Sebuah item soal dikatakan valid apabila memiliki dukungan yang besar terhadap
skor secara keseluruhan atau total skor. Skor pada setiap item soal akan
menyebabkan skor total menjadi tinggi atau bahkan menjadi rendah. Sebuah item
soal memiliki validitas yang tinggi apabila memiliki skor sejajar dengan skor
total. Kesejajaran tersebut dapat diartikan sebagai korelasi, sehingga untuk
mengetahui validitas item soal menggunakan rumus korelasi. Berikut ini rumus
korelasi Product Moment yang digunakan untuk menentukan validitas item :

r xy=N ∑ xy−¿¿ ¿¿

(Arikunto, 2012: 87)

Keterangan :
𝑟xy = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable
yang dikorelasikan
𝑁 = banyaknya sampel
𝑥 = skor item
𝑦 = skor total
Sx = jumlah rerata nilai x
Sy = jumlah rerata nilai y
Interpretasi besarnya koefisien disesuaikan dengan tabel berikut :
Tabel 3.6 Koefisien

Koefisien (r) Interpretasi


0,80 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tingg
i
0,40 < r ≤ 0,60 Seda
ng
0,20 < r ≤ 0,40 Rend
ah
r≤ Sangat rendah
0,20
(Arikunto, 2012: 89)

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diperlukan untuk melengkapi syarat valid sebuah
instrumen evaluasi. Menurut Arikunto (2012: 100-101) suatu tes dapat
dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap, apabila hasilnya berubah-ubah, maka perubahan
yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Scarvia B. Anderson berpendapat bahwa salah satu persyaratan bagi tes
yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu
karena berfungsi sebagai penyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes bisa
jadi reliabel tetapi tidak valid, dan sebaliknya apabila sebuah tes valid
biasanya reliabel. Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas yaitu
rumus K-R. 20 , berikut ini rumus K-R. 20 :

r 11 = ( )(
n
n−1
S2−∑ pq
S )
Keterangan :

𝑟11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

𝑝 = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

𝑞 = proporsi subjek yang menjawab item (q=1-p)

1 = bilangan konstanta

∑ 𝑝𝑞= Jumlah hasil perkalian antara p dan q

𝑆= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Interpretasi koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dengan tabel berikut :

Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas

Interval Reliabilitas
r ≤ 0,20 Sangat
rendah
0,20 < r ≤ Rendah
0,40
0,40 < r ≤ Sedang
0,60
0,60 < r ≤ Tinggi
0,80
0,80 < r ≤ Sangat
1,00 tinggi
(Arikunto, 2012: 115)

c. Daya Pembeda
Uji daya pembeda dilakukan untuk membedakan antara siswa yang
mempunyai kemampuan yang tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan
yang rendah. Arikunto (2012: 226) menyatakan bahwa daya pembeda soal
merupakan sesuatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi
dan rendah. Soal yang dapat dijawab benar oleh siswa berkemampuan tinggi
maupun rendah maka soal tersebut dikatakan tidak baik karena soal tersebut
tidak memiliki daya pembeda. Soal yang dapat dikategorikan sebagai soal
yang baik adalah soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa siswa yang
pandai saja. Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D. Berikut ini rumus untuk menentukan indeks
diskriminasi :

B A BB
D p= − =P A −PB
JA JB

Keterangan :

𝐷P = Indeks daya pembeda suatu butir soal

𝐵A = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar

𝐽A = Jumlah siswa kelompok atas

𝐵B = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar

𝐽B = Jumlah siswa kelompok bawah

𝑃A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(P sebagai indeks kesukaran)

𝑃B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi nilai daya pembeda dapat dilihat berdasarkan tabel berikut :

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Klasifikasi
Pembeda Soal
𝐷𝑝 ≤ 0.00 Sangat
Rendah
0.00 < 𝐷𝑝 ≤ 0.20 Rendah
0.20 < 𝐷𝑝 ≤ 0.40 Cukup/sedang
0.40 < 𝐷𝑝 ≤ 0.70 Baik
0.70 < 𝐷𝑝 ≤ 1.00 Sangat Baik
(Arikunto, 2012: 228-
229)

d. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran untuk setiap item soal akan menunjukan apakah
soal tersebut tergolong sukar, sedang atau mudah. Perhitungan tingkat
kesukaran soal jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang atau
proposional maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut dapat dikatakan soal
yang baik. Menurut pendapat Sudjana (2009) menyatakan bahwa adanya
keseimbangan dari tingkat kesulitan soal menjadi asumsi yang dugunakan
untuk memperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi validitas dan
reliabilitas. Keseimbangan yang dimaksud ialah soal-soal yang termasuk
mudah, sedang, dan sukar secara proporsional.
Menurut Arikunto (2012: 222) soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah untuk dikerjakan. Soal yang tingkat
kesukarannya rendah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
untuk memecahkannya. Dan sebaliknya soal yang terlalu sulit akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan enggan untuk menjawabnya karena
diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu
soal disebut dengan indeks kesukaran (P) , rumus untuk menentukan indeks
kesukaran adalah sebagai berikut :

B
P=
JS

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar


JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori Soal


0.00 ≤ 𝑇𝐾 ≤ 0.30 Sukar
0.30 < 𝑇𝐾 ≤ 0.70 Sedang
0.70 < 𝑇𝐾 ≤ 1.00 Mudah
(Arikunto, 2012: 223)
Tabel 3. 10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal
Keterangan Indeks T. Ket Signifikasi
No Soal Reliabilitas DP % Keterangan Korelasi Keterangan
Reliabilitas Kesukaran (%) T.Kesukaran Korelasi
1 0,75 Tinggi 50.00 Baik 68.18 Sedang 0,426 Signifikan Dipakai
Sangat
2 0,75 Tinggi 66,67 Baik 31.82 Sedang 0,518 Dipakai
Signifikan
3 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 54.55 Sedang 0,431 Signifikan Dipakai
4 0,75 Tinggi 16.67 Buruk 45.45 Sedang 0,171 - Dibuang
5 0,75 Tinggi 66.67 Baik 50.00 Sedang 0,431 Signifikan Dipakai
6 0,75 Tinggi 50.00 Baik 68.18 Sedang 0,426 Signifikan Dipakai
Sangat
7 0,75 Tinggi 50.00 Baik 59.09 Sedang 0,576 Dipakai
Signifikan
8 0,75 Tinggi 0.00 Buruk 4.55 Sangat Sukar 0,055 - Dibuang
Sangat
9 0,75 Tinggi 66.67 Baik 68.18 Sedang 0,522 Dipakai
Signifikan
10 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 72.73 Mudah 0,41 Signifikan Dibuang
11 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 77.27 Mudah 0,356 Signifikan Dipakai
12 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 77.27 Mudah 0,356 Signifikan Dipakai
13 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 59.09 Sedang 0,247 - Dibuang
Sangat
14 0,75 Tinggi 50.00 Baik 77.27 Mudah 0,592 Dipakai
Signifikan
Sangat
15 0,75 Tinggi 83.33 Sangat Baik 72.73 Mudah 0,692 Dipakai
Signifikan
Sangat
16 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 77.27 Mudah 0,463 Dipakai
Signifikan
17 0,75 Tinggi 50.00 Baik 54.55 Sedang 0,365 Signifikan Dibuang
Sangat Sangat
18 0,75 Tinggi 66.67 Baik 86.36 0,475 Dipakai
Mudah Signifikan
19 0,75 Tinggi 16.67 Buruk 27.27 Sukar 0,275 - Dibuang
20 0,75 Tinggi 50.00 Baik 63.64 Sedang 0,388 Signifikan Dipakai
21 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 77.27 Mudah 0,442 Signifikan Dipakai
22 0,75 Tinggi 50.00 Baik 81.82 Mudah 0,556 Sangat Dipakai
Signifikan
Sangat
23 0,75 Tinggi 50.00 Baik 86.36 0,371 Signifikan Dipakai
Mudah
24 0,75 Tinggi 16.67 Buruk 31.82 Sedang 0,152 - Dibuang
25 0,75 Tinggi 16.67 Buruk 68.18 Sedang 0,214 - Dibuang
26 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 18.18 Sukar 0,235 - Dibuang
Sangat
27 0,75 Tinggi 50.00 Baik 77.27 Mudah 0,506 Dipakai
Signifikan
28 0,75 Tinggi 33.33 Cukup 63.64 Sedang 0,388 Signifikan Dipakai
Sangat
29 0,75 Tinggi 66.67 Baik 77.27 Mudah 0,592 Dipakai
Signifikan
30 0,75 Tinggi 16.67 Buruk 9.09 Sangat Sukar 0,236 - Dibuang
F. Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang telah diperoleh dapat dianalisis melalui cara sebagai
berikur :
1. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1
Jawaban untuk rumusan masalah yang ada pada nomor 1, yaitu mengenai
keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia adalah dengan menggunakan lembar
observasi, lembar observasi dibuat sesuai dengan RPP.
Data tentang keterlaksanaan pembelajaran model kooperatif learning tipe
TSTS berbasis multimedia pada materi struktur dan fungsi sel diperoleh melalui
lembar observasi yang didapatkan saat pembelajaran berlangsung. Lembar
observasi ini digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran guru dan siswa
dikelas. Analisis pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru diobservasi oleh
observer dengan cara memberikan tanda ceklis (Ö) kedalam kolom yang tersedia.
Perhitungan lembar observasi menggunakan rumus :

R
NP= × 100 %
SM

Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Nilai mentah yang diperoleh (skor aktual)
SM = Skor maksimum ideal dari nilai/skor (skor ideal)
Kriteria tingkat keterlaksanaan proses pembelajaran dijabarkan pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.10 Tolak Ukur Kategori Persentasi

Tingkat
Nilai Huruf Bobot Kategori
Keterlaksanaan
86%-100% A 4 Sangat baik
76%-85% B 3 Baik
60%-75% C 2 Cukup
55%-59% D 1 Kurang
<55% TL 0 Kurang sekali
(Purwanto, 2008:103)
2. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 2
Jawaban untuk rumusan masalah yang ada pada nomor 2 yaitu mengenai
kemampuan kognitif siswa dengan dan tanpa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia. Perbedaan peningkatan kemampuan
kognitif siswa dapat diketahui melalui skor yang diperoleh dari data tes awal
sebelum perlakuan menggunakan model TSTS berbasis multimedia (pre-test) dan
sesudah perlakuan menggunakan model TSTS berbasis multimedia (post-test).
Uji N-Gain digunakan untuk menghitung selisih antara nilai pretest dan nilai
posttes, uji N-Gain menunjukkan perbedaan peningkatan kemampuan kognitif
setelah penggunaan model TSTS berbasis multimedia. Uji N-Gain dilakukan
untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk mengukur signifikansi
peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah pembelajaran. Berikut rumus dari
uji N-gain :

Nilai posttest−Nilai prestest


Nilai N−Gain=
Nil ai Maksimum−Nilai Pretest

Adapun kriteria nilai N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.11 Kriteria Nilai N-Gain
Nilai N-Gain Kriteria
N−Gain ≥ 0,7 Tinggi
0,3< N −Gain<0,7 Sedang
N−Gain ≤ 0,30 Rendah
(Yudhanegara,2015)
3. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 3
Untuk mengetahui jawaban rumusan masalah pada nomor 3 yaitu mengenai
pengaruh model pembelajaran koperatif tipe TSTS berbasis multimedia
dilakukan pengujian statistik. Langkah-langkah untuk pengujian statistic pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang terambil
merupakan data terdistribusi normal atau bukan. Uji normalitas yang dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov smirnov. Prosedur pengujian normalitas
menggunakan uji Kolmogorov smirnov memiliki rumus sebagai berikut :

𝐷 = |𝐹𝑠(𝑋) − 𝐹𝑡 (𝑋)| max(3.11)

Keterangan :

D : Selisih distribusi frekuensi

Fs (X) : Probabilitas kumulatif sampel

Ft (X) : Probabilitas kumulatif teoirit

Formula hipotesis dalam uji ini yaitu:

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak norma

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika nilai signifikansinya (p-value) ≥ 0,05

H0 ditolak jika nilai signifikansinya (p-value) ≤ 0,05

(Rahayu, 2017)

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data ini digunakan untuk mengetahui kesamaan antara dua
keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan.
Kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher. Dengan
rumus :

varians terbesar
F hitung =
varians terkecil

Tentukan Kriteria Pengujian :

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima, berrati varians kedua populasi homogen.

Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua populasi tidak

homogen.
(Sugiyono, 2020: 11)

c. Uji Hipotesis (Uji t)


Setelah uji prasyarat dilakukan dan data dinyatakan berdistribusi normal dan
homogen, maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil
kemampuan berpikir kreatif siswa, diukur dengan pengujian hipotesis. Dalam
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-T karena data kedua
kelompok menunjukkan hasil berdistribusi normal dan variansinya homogen. Adapun
rumus uji-T adalah sebagai berikut:

r √ n−2
t=
√1−r 2
Keterangan :

r : Korelasi

n : Banyak sampel

t : tingkat signifikan t-hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan t-tabel

(Sugiyono, 2017: 184)

Kriteria :

Bila t-hitung < t-tabel, maka hipotesis nol (H0) diterima,

Bila t-hitung > t-tabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak, dalam hal ini H1 diterima.

Jika data yang diperoleh dinyatakan tidak berdistribusi normal, maka


dilakukan uji nonparametrik Mann Whitney dengan rumus sebagai berikut :

n1 (n 1+1)
U 1=n1 n 2+ −R1
2

n1 (n 1+1)
U 2=n1 n 2+ −R2
2

(Rahayu, 2018: 168)

Keterangan :

n_1:jumlah sampel 1
n_2:jumlah sampel 2

R_1:jumlah rank pada sampel 1

R_2:jumlah rank pada sampel 2

Keterangan uji Mann Whitney ditentukan dengan kriteria berikut :

jika U< U_tabel,nilai sig <0,05,maka H_0 ditolak H_1 diterima

jika U> U_tabel,nilai sig >0,05,maka H_0 diterima H_1 ditolak

4. Untuk menjawab rumusan masalah nomor 4


Untuk mengetahui jawaban rumusan masalah pada nomor 4 yaitu mengenai
respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TSTS berbasis multimedia yaitu menggunakan angket.
Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran TSTS berbasis multimedia
dapat diketahui dari lembar angket yang diisi oleh siswa. Angket yang diberikan
kepada siswa diolah dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2015). Skor jawaban dijumlahkan dari pernyataan positif
dan negatif dengan standar penskoran yaitu :

Tabel 3.12 Tabel Skala Likert

Alternatif Jawaban Pernyataan Pernyataan


Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu (RG) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
(ST)

Skor pada setiap pernyataan skala likert dihitung dengan menggunakan rumus :

Skor data yang diperole h


Persentase= ×100 %
skor maksimum

(Purwanto, 2008: 107)


G. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang dijadikan subjek penelitian ini adalah Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Cipadung, No. 57, kecamatan
Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat. Alasan Peneliti memilih MAN 2 Bandung untuk
dijadikan tempat penelitian karena lokasi ini tersedia data dan sumber yang
dibutuhkan serta lokasi yang mudah dijangkau dari rumah, sehingga memudahkan
peneliti untuk memperoleh informasi dan pengumpulan data. Pelaksanaan penelitian
akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru semester ganjil 2022/2023 secara luring,
yaitu berlangsung dari bulan juli hingga agustus 2022.
H. Alur Penelitian
Pada penelitian dilaksanakan dengan tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan,
kemudian tahap pelaksanaan, dan yang terakhir tahap akhir. Dapat di uraikan sebagai
berikut:
1. Tahap Perencanaan
a) Penentuan tempat penelitian
b) Melakukan obervai atau studi penelitian lokasi target tempat penelitian
dilaksanakan.
c) Studi literatur, tahap ini dilaksanakan untuk mendapatkan materi-materi
yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.
d) Mengidentifikasi masalah.
e) Menentukan suatu sampel penelitian.
f) Pembuatan RPP sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
berbasis multimedia terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi
struktur dan fungsi sel.
g) Membuat beberapa instrument penelitian (berupa soal tes, dan lembaran
observasi, serta angket).
h) Menelaah instrument.
i) Observer diberikan pelatihan untuk pengisian lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS berbasis
multimedia.
j) Analisis dan juga uji coba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan pretest.
b) Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS berbasis multimedia
c) Mengobservasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS
berbasis multimedia selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang
dilaksanakan oleh observer.
d) Melakukan post-test.
3. Tahap Akhir
a) Pengolahan data hasil dari penelitian.
b) Analisis data hasil temuan
Analisis Kurikulum 2013 materi struktur
dan fungsi sel

Pembuatan kesimpulan
Studi pendahuluan melalui observasi dan
wawancara

Identifikasi Masalah

Penyusunan Perangkat pembelajaran dan


instrumen penelitian

Konsultasi Pembimbing

Revisi perangkat pembelajaran dan


instrumen penelitian

Uji Coba Soal dan Analisis data hasil uji


coba soal

Pelaksanaan penelitian diawali dengan


melakukan Pre-test

Kelas Eksperimen Kelas kontrol tanpa


menggunakan model TSTS menggunakan model TSTS
berbasis multimedia berbasis multimedia

Post-test

Lembar Lembar
Observasi dan Analisis
Observasi
Angket respon pengolahan data

Temuan dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai