Anda di halaman 1dari 12

34

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Kota Cirebon bertempat
di jalan Wahidin Sudirohusodo no 79 kota Cirebon Telp (0231) 208089, Fax
(0231) 2111015 Home Page www.sman6crb.tk E-mail :
S_man6cirebon@plasa.com. Penelitian dilakukan di kelas X semester II tahun
ajaran 2013-2014.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai bulan April sampai dengan Juni tahun
ajaran 2013-2014, tepatnya pada tanggal 29 April sampai dengan 4 Juni 2014.
Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin dan rabu dimana pada hari tersebut
terdapat jadwal mata pelajaran biologi di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun waktu dan tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1. Waktu Penelitian dan Tahap Penelitian
No Kegiatan Bulan

April Mei Juni


4 1 2 3 4 1
1 Persiapan dan observasi √
2 Uji coba instrumen dan validasi √
3 Pengujian soal pretest √ √
4 Penelitian kelas eksperimen √ √
5 Penelitian kelas kontrol √ √
6 Pengujian soal posttest √ √
7 Pengumpulan data angket √

B. Kondisi Umum Wilayah Penelitian


Kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 6 Kota Cirebon sudah cukup
bagus, setiap kelas sudah terdapat infokus dan di fasilitasi komputer serta AC.
Selain itu terdapat tiga labolatorium yaitu laboratorium biologi, kimia dan fisika
serta ruang multimedia. Guru biologi terdapat 4 guru diantaranya yaitu mengajar
kelas X berjumlah satu orang, kelas XI berjumlah dua orang dan kelas XII
berjumlah satu orang. Pedoman pembelajaran masih terpacu pada KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), namun SMA Negeri 6 Kota Cirebon ini

34
35

merupkan sekolah yang pertama melakukan program pemebelajaran akselerasi


sekota Cirebon dan sudah berjalan 2 tahun sekarang.
Jumlah kelas di SMA Negeri 6 Kota Cirebon terdapat 25 kelas yang terdiri
dari kelas X berjumlah 9 kelas yaitu 1 kelas akselerasi, 1 kelas englishment dan 7
kelas reguler. Jumlah kelas XI juga sama seperti jumlah kelas X dan jumlah kelas
XII berjumlah 7 kelas reguler. Kebanyakan siswanya berasal dari wilayah 3 Kota
Cirebon dan lulusan dari sekolah-sekolah umum dibandingkan lulusan dari MTS
(Madrasah Tsanawiyah). Sehingga materi pembelajaran agama yang diberikan oleh
guru hanya sedikit pada saat pembelajaran pendidikan agama Islam saja.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut
dilaksanakan. Dalam penelitian ini mengunakan desain penelitian berupa Pretest-
Posttest Control Group Design (Sugiyono, 2012:76) sebagai berikut :

R O1 X O2

R O3 O4

Bagan 3.1 Desain Penelitian


Keterangan :
R = Kelompok eksperimen dan kontrol diamabil secara random.
O1& O3 = Kedua kelompok tersebut diobservasi dengan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal.
O2 = Hasil belajar siswa kelas eksperimen.
O4 = Hasil belajar siswa kelas kontrol.
X = Treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan penerapan metode guided discovery berbasis IMTAQ.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen yaitu True Experimental
Design, dengan diperlukan kelas pembanding atau kelas kontrol. Dalam penelitian
ini, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penerapkan metode guided discovery
berbasis IMTAQ. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa pada materi pokok ekosistem, sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan.
Sebelum dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan perlakuan,
kedua kelompok diberikan test awal berupa pretest untuk mengukur kemampuan
awal yang dimiliki siswa. Selanjutnya melakuakan posttest untuk mengukur
kemampuan akhir siswa atau peningkatan daya ingat siswa. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
36

D. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi dua yaitu :
a. Teoritik
Sumber data teortik penulis yaitu data di peroleh dengan melakukan
studi kepustakaan untuk mencari referensi yang ada kaitannya dengan
penelitian yang berasal dari buku-buku, situs internet yang relevan, jurnal,
karya ilmiah dan skripsi penelitian yang telah dilakukan serta sumber
tertulis lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini
yaitu tentang pendidikan nilai dalam IPA.
b. Empirik
Sumber data empirik yaitu sumber data yang diperoleh secara
langsung dari objek penelitian sehingga di peroleh data yang akurat, dalam
hal ini yaitu guru biologi, Informan seperti siswa kelas X, dan kepala
sekolah di SMA Negeri 6 Kota Cirebon.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu
(Sugiyono, 2012:80).
Berdasarkan asumsi tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 6 Kota Cirebon
tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 9 kelas dengan jumlah siswa 350
siswa 4 guru biologi.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010:174). Sampel ini diambil dengan cara Clusster Random Sampling
karena populasi dinilai homogen bila dilihat secara kemampuan kognitif
siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas X reguler, dimana satu
kelas yaitu kelas X.5 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan
satu kelas yaitu kelas X.7 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30siswa.
37

3. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Zuriah (2009:168) instrument penelitian adalah alat bantu bagi
peneliti dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data ini antara lain :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan (Sudjana, 2010:84).
Proses observasi dilakukan oleh 3 orang pengamat selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung, observatory (pengamat) tinggal
memberi atau tally pada kolom yang sudah disediakan. Itu sebabnya maka
cara bekerja seperti ini disebut sistem tanda (sign system). Adapun untuk
mempermuda observer, siswa diberi tanda dengan menggunakan nomor
punggung sesuai dengan nomor absen siswa. Penelitian ini menggunakan
lembar observasi dengan beberapa indikator aktivitas siswa antara lain: (1)
bekerja sama dengan teman satu kelompok; (2) bertanya dan menyampaikan
pendapat; (3) mencari informasi data, fakta dengan melakukan observasi;
(4) menganalisis dan merespon pendapat siswa; dan (5) memberikan
kesimpulan berdasarkan materi ekosistem. Pengamatan dilakukan dengan
selama proses pembelajaran metode guided discovery berbasis IMTAQ pada
materi pokok ekosistem di kelas X.5 SMA Negeri 6 Kota Cirebon.
b. Tes
Menurut Riduwan (2011:76) tes adalah serangkaian pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur kemampuan
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Pilihan Ganda
(PG) dengan lima alternatif jawaban berdasarkan taksonomi bloom yaitu
jenjang kognitif C1, C2, C3, C4, C5 dan C6 dengan jumlah 30 soal.
Sebelumnya instrumen soal ini dibuat sebanyak 50 soal diuji coba,
kemudian soal diuji coba pada siswa kelas XI IPA-1 yang telah mempelajari
pokok bahasan ekosistem. Setelah data diuji coba, kemudian
dianalisis/dilakukan pengolahan uji instrument yaitu dengan menghitung
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Setelah
38

diketahui hasil analisis uji instrumen didapat 30 soal valid, maka soal
tersebut yang digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa antara yang menerapakan dan tidak
menerapkan metode guided discovery berbasis IMTAQ.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa yaitu dengan melakukan tes sebelum pembelajaran (pretest) dan
setelah pembelajaran (posttest).Tes ini dilakukan untuk mengukur
kemampuan siswa secara individu dalam memahami materi ekosistem
dengan penerapan metode guided discovery berbasis IMTAQ.
c. Angket
Menurut Arikunto (2010:194) angket adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Angket respon yang peneliti buat berupa pertanyaan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi pada penerapan
metode guided discovery berbasis IMTAQ pada materi pokok ekosistem.
Angket dalam penelitian ini dengan menggunakan angket skala Likert,
jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi suatu pernyataan dengan jawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Setiap jawaban tersebut memiliki skor tersendiri sesuai dengan positif atau
negatifnya item tersebut.
Angket nilai relligius siswa sebanyak 30 soal pernyataan dibuat untuk
mengetahui nilai relligius yang relevan dengan materi ekosistem. Angket
nilai relligius ini menggunakan model angket skala Guttman. Menurut
Sugiyono (2012:96) skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapatkan
jawaban yang tegas yaitu jawaban YA dan TIDAK.
4. Teknik Analisis Data
a. Analisis Soal Tes Pilihan Ganda Uji Coba Instrumen
1) Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010:211).
39

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini dengan


menggunakan rumus yang digunakan validitas item tes menggunakan
rumus Pearson Product Moment (Sugiyono, 2012:183) yaitu:
N  xy   y  x 
rxy 
N  x   x N  y2 2
  y 
2

Keterangan:
rxy : Tingkat validitas
N : Jumlah sampel
xy : Jumlah hasil perkalian anatar skor X dan skor Y
x : Jumlah seluruh skor item
y : Jumlah skor total
x2 : Jumlah kuadrat skor item
y2 : Jumlah kuadrat skor total
Setelah memperoleh nilai rxy maka diinterprestasikan dengan
menggunakan tabel “r” product moment: df = N – nr, maka pada taraf
signifikansi 5% dengan kriteria sebagai berikut:

Jika thitung> ttabel maka item soal tersebut valid


jika thitung< ttabel maka soal tersebut tidak valid
Pedoman untuk memberikan kriteria validitas, maka dilihat
kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman untuk Memberikan Kriteria Validitas
Angka Korelasi Makna Korelasi
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup tinggi
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah (Tidak valid)
(Sugiyono, 2012:184)
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Salah satu syarat
bagi instrumen adanya sifat reliable yang berhubungan dengan masalah
kepercayaan (Arikunto, 2010:221).
Perhitungan reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus
Spearman-Bown atau metode belah dua (Arikunto, 2010:223).
2 Xr1 / 21/ 2
r11 
1  r1 / 21/ 2 
40

Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrument
r1/21/2 : rxy antara skor dua belah instrument
Jika r hitung > r tabel, maka instrumen tersebut reliable, pada
keadaan lain instrumen tersebut tidak reliable. Klasifikasi reliabilitas
soal menurut Arikunto (2009:178) adalah:

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas


No Nilai r 11 Interpretasi
1 0,80 < r 11≤ 1,00 Sangat tinggi
2 0,60 < r 11 ≤ 0,80 Tinggi
3 0,40 < r 11 ≤ 0,60 Sedang
4 0,20 < r 11 ≤ 0,40 Rendah
5 0,00 < r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah
3) Indeks kesukaran
Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty index) adalah
bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto,
2012:207). Soal dikatakan memiliki indeks kesukaran baik jika soal
tersebut tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Besarnya indeks
kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00.
Rumus untuk mengetahui soal yang diujikan sukar atau mudah,
perlu dilihat tingkat kesukaran dengan rumus:
B
P 
JS
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya peserta yang menjawab benar
JS : Jumlah peserta test
Berdasarkan penentuan kriteria dari indeks kesukaran soal maka
dilihat dari nilai klasifikasi dari soal tersebut. Klasifikasi indeks
kesukaran butir soal menurut Arikunto (2012:225) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (IK) Interprestasi


IK = 1,00 Soal terlalu mudah
0,71 < IK ≤ 1,00 Soal mudah
0,31 < IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,00 < IK ≤ 0,30 Soal sukar
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
41

4) Daya pembeda
Daya pembeda berfungsi untuk membedakan antara soal yang
mempunyai kriteria baik, buruk dan sangat buruk. Rumus untuk
mengetahui daya pembeda tiap butir soal ditentukan dengan rumus
𝐵𝐴−𝐵𝐵
DP = X 100%
𝑁𝐴
Keterangan :
DP : Indeks daya pembeda suatu butir soal tertulis
BA : Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
NA : Jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B

Adapun klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda yang


digunakan menurut Arikunto (2012:232) adalah:
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Interprestasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,71 – 1,00 Sangat baik
Analisis uji coba instrumen untuk mengetahui uji validitas, uji
reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda bisa dilakukan dengan
menggunakan softwere master tamplet.
b. Analisis Data Hasil Penelitian
1) Uji beda / Uji N-Gain
Uji N-Gain dipergunakan untuk memperoleh nilai Gain yang
netral, hal ini untuk menghilangkan anggapan bahwa nilai Gain yang
terbesar menunjukkan hasil belajar yang paling baik.
Adapun rumus indeks N-Gain yang dipergunakan adalah sebagain
berikut:
𝑷𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕−𝑷𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
Indeks N-gain =
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒙−𝑷𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
(Meltzer, 2005)
Tabel 3.6 Kriteria nilai N-Gain
Interval Koefisien Kriteria N- Gain
N – Gain ≥ 0,7 Tinggi
0,7 N- Gain ≥ 0,3 Sedang
N- Gain < 0,3 Rendah
(Hake, 1999 : 1)
42

2) Uji Statistik
Setelah diperoleh kriteria soal yang baik, maka soal tes dapat
kita gunakan untuk pengambilan data selanjutnya, data dianalisis
menggunakan:
a) Uji prasarat
(1) Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
sebaran data tersebut normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.
Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
 Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. < 0,05 artinya data
tidak normal.
 Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. > 0,05 artinya data
normal.
(2) Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas,
sebagai syarat dalam menganalisis data selanjutnya. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama tidaknya
sampel-sampel yang di ambil dari populasi yang sama.
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan
komputer melalui program SPSS versi 16.0.
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut:
 Jika nilai probabilitasnya atau Sig. < 0,05 artinya data tidak
homogen.
 Jika nilai probabilitasnya atau Sig. > 0,05 artinya data
homogen.
b) Uji Beda (Uji Hipotesis)
Penulis menggunakan program SPSS v.16 dalam menguji
hipotesis, yaitu memakai Uji t. Uji Independent Sample T Test
dipergunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean dari
sebuah variabel dalam suatu kumpulan sampel yang tidak saling
bergantung (independent). Uji ini bersifat parametrik, uji ini
dilakukan karena data berdistribusi normal dan homogen dari
sampel yang diambil secara acak. Uji Independent Sample t-Test
43

untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang


diterapkan metode guided discovery berbasis IMTAQ dan kelas
yang tidak diterapkan metode guided discovery berbasis IMTAQ.
3) Analisis Angket
a) Menentukan skor setiap siswa pada seluruh pertanyaan menurut
Sugiyono (2012) dengan ketentuan adalah sebagai berikut:
(1) Angket respon siswa
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap penerapan metode guided discovery berbasis
IMTAQ pada konsep ekosistem. Menurut Sugiyono (2012:94)
cara menghitung skor angket yaitu :
 Untuk pernyataan angket positif maka, nilainya (SS) = 5,
(S) = 3, (KS) = 3, (TS) = 2, (STS) = 1
 Untuk pernyataan angket negatif maka , nilainya (SS) = 1,
(S) = 2, (KS) = 3, (TS) = 4, (STS) = 5.
(2) Angket nilai religius
Angket digunakan untuk mengetahui tingkat nilai
religius siswa terhadap konsep ekosistem. Menurut Sugiyono
(2012:96) cara menghitung skor angket yaitu:
 Untuk pernyataan angket positif siswa diberi skor 1 (YA),
dan 0 (TIDAK)
 Untuk pernyataan angket negatif siswa diberi skor 0
(YA), dan 1 (TIDAK).
b) Menghitung presentase setiap pernyataan, dengan menggunakan
rumus:
Pengolahan data angket, penulis menggunakkan pengolahan
data dengan rumus presentase angket sebagai berikut :
F
P= x 100%
N
Keterangan :
P = Persentasi untuk kemungkinan jawaban
F = Frekuensi untuk kemungkinan jawaban
N = Jumlah responden

c) Melakukan interpretasi setiap pernyataan, adapun kriteria


interpretasi skornya adalah sebagai berikut:
44

Tabel 3.7 Kriteria Interprestasi Skor Angket

Presentasi Interpretasi
0% - 20% Sangat lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat kuat
(Riduwan, 2005:89)
4) Analisis aktivitas siswa
Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini antara
lain: : (1) bekerja sama dengan teman satu kelompok; (2) bertanya dan
menyampaikan pendapat; (3) mencari informasi data, fakta dengan
melakukan observasi; (4) menganalisis dan merespon pendapat siswa;
dan (5) memberikan kesimpulan berdasarkan materi ekosistem.
Kriteria interpretasi skor Menurut Arikunto (2010) sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Interprestasi Skor Aktivitas Siswa
Presentasi Kriteria
0% - 40% Sangat Kurang
41% - 54% Kurang
55% - 69% Cukup
70% - 84% Baik
85% - 100% Sangat Baik

E. Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan
penelitian yang ada disekolah kemudian identifikasi masalah terhadap kelas yang
akan diteliti dengan ditinjau dari data empirik dan data teoritik. Selanjutnya
dilakukan penyusunan instrumen yang sebelum dilakukan uji coba instrumen
terlebih dahulu di analisis validasasi intrumen terlebih dahulu sehingga terdapat
instrumen jadi dan di uji coba untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan data, instrumen yang
digunakana yaitu lembar observasi, tes tertulis, dan kuisoner angket. Adapun
bentuk tesnya yaitu berupa pretest dan posttest, tes tessebut digunakan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
penerapan metode guided discovery berbasis IMTAQ pada materi pokok
ekosistem. Sedangkan kelas kontrol pembelajaran tanpa penerapan metode guided
discovery berbasis IMTAQ. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya
45

mengelolah hasil instrumen dengan menganalisis data tersebut dan pengambilan


data untuk dibuat kesimpulan serta penyusunan laporan.
Secara jelas alur penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Survei Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Teoritik Kajian Pustaka Studi Empirik

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Validasi
Instrumen

Validitas Reliabilitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda

Pretest Pengumpulan Data Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Penerapan metode Pembelajaran tanpa


guided discovery berbasis penerapan metode guided
IMTAQ pada materi discovery berbasis IMTAQ
pokok ekosistem pada materi pokok ekosistem.

Observasi

Posttest Posttest

Angket

Analisis Data

Kesimpulan

Penyusunan Laporan

Bagan 3.2. Alur Prosedur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai